Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DASAR K3  UU Keselamatan Kerja 1970:

Atur K3 berkaitan mesin, alat, landasan, lingkungan termasuk


 ZAMAN MESIR KUNO
cegah kecelakaan & sakit serta perlindungan sumber produksi.
Pertambangan -> untuk budak-kriminal  UU Keselamtan Kerja 1/1970:
Agricola (1949-1555), Paracelsus (1493-1541) : uraikan potensi syarat: kecelakaan<, kebakaran< & memadamkan, bahaya
bahaya pertambangan. peledakan<, jalan menyelamatkan diri, pertolongan pada
Cara atasi: Perbaikan Ventilasi, rancang alat gali tambang, pakai kecelakaan, APD, cegah pencemaran (asap, gas, angin, getaran),
tutup muka longgar, tutup muka dg daun bagi pekerja cat. cegah PAK baik fisik/psikis/keracunan/infeksi, penerangan sesuai,
 SEJARAH PERATURAN K3
suhu kelembaban baik, kebersihan, kesehatan, ketertiban,
sebelum revolusi industry 1760, wanita: phossy jaw
keserasian tenaga kerja, amankan pengangkutan orang dkk/
 Italian physician (Bernandino ramazzini, 1633-1714)
bongkar muat, amankan bangunan, cegah aliran listrik,
“De Morbis Artificum (Disease of workers)” : namun tidak dibaca
 TEORI DOMINO Heinrich
umum hingga revolusi industry (jadi perhatian pas ini).
Hereditas: pengetahuan<, sifat (keras kapala)
 Revolusi Industri Inggris
Human Error: kelalaian (motivasi<, stress, konflik).
banyak kecelakaan, pengusaha berpendapat resiko kerja.
Sikap X aman: ceroboh, X patuhi aturan.
pekerja mendesak solusi-> keluar aturan, abaikan hak u. ttp sehat
Kondisi X aman: pencahayaan<<, X ada APD/rambu-rambu.
melanggar HAM.
Kecelakaan Kerja:
 Peraturan K3 sudah ada sejak 1840:
Dampar Kerugian: pekerja (cacat dll), pengusaha (biaya),
RUSIA (1845: pengawasan K3 di pabrik, 1869: ketentuan umum
konsumen (ketersediaan produk).
perlindungan pekerja), DENMARK (1873), SWISS (1877), AS
SALAH SATU kena, berefek kesemua.
(berlakukan work compensation Law).
INDUSTRIAL HIGIENE
Sir Robert Peel: health and morals apprentices (1802).
 Dr Alice Hamilton (1910): penelitian ditempat kerja (PAK,  KEPMENAKERTRANS 209/2008: ilmu & seni pelajari antisipasi,
evaluasi, control)-> dianggap prakter higin industry pertama. rekognisi, evaluasi & pengendalian risiko kerja industry,akibat
 Indonesia: bahaya dari sumber produksi.
Lembaga kesehatan buruh (1957): UU kerja & kecelakaan, Rizki M Mulia: disiplin ilmu ttg pengenalan, evaluasi &
HIPERKES. pengendalian fx lingkungan, cegah timbul penyakit.
Lembaga Keselamatan & kesehatan Buruh (1965): pusat NB: bersifat teknis, sasaran tempat kerja.
Pendidikan dokter perusahan & pengawasan buruh.  Institusi
Nasional: Pusat K3, Unit Pelaksana Teknis pusat
 ILO, 2013: 250 jt kecelakaan, >160 jt sakit, 1,2 jt meninggal. Daerah: Balai Hiperkes & K3
 Kesehatan: fisik, mental, spiritual, social bisa hidup produktif. Asosiasi: Masyarakat peduli K3, Asosiasi Hiperkes & K3
Keselamatan: bebas celaka/hampir celaka.  Science & Art: ilmu berisi teori, metode, implementasi terkait
Kesehatan Kerja: Upaya tahan/tingkatkan kesehatan, Cegah keilmuan HI ditempat kerja.
gangguan kesehatan, lindungi dari fx risk kerja. Anticipation: prediksi potensi bahaya
 Tujuan Umum: agar pekerja sehat, bugar, terhindar gangguan Recognition: pengenal bahaya, lakukan pengukuran bahaya.
kesehatan terkait/X pekerjaan. Evaluation: evaluasi & analisis risiko.
Tujuan Khusus: derajat kesehatan & kapasitas kerja>>, perbaikan Control: kendalikan bahaya.
kondisi lingkungan kerja, pengembangan organisasi kerja & Environmental factor/stress: fx lingkungan (tunggal: stressor
budaya kearah dukung K3. multi: stresses)
Manfaat: cegah kerugian, daya saing>> dengan cara: In or of from workplace: terdapat ditempat kerja/ diluar namun
<<: kasus file aktif, absen sakit, kesakitan, kematian, cacat, berasal dari tempat kerja.
kompensasi, turn over akibat sakit.  INDUSTRIAL HYGINE: ANTISIPASi <-> Recognition <-> Evaluation
biaya obat & perawatan terkendali. <-> Control.
ERAM Model:
 KEPMENAKER RI 463/1993, Defenisi K3: Anticipation + recognition -> evaluation -> control + confirm.
Upaya perlindungan tenaga kerja, org lain ditempat kerja selalu  DASAR KEBIJAKAN K3
dikeadaan selamat & sehat, sumber produksi digunakan aman & UUD 45 Pasal 27 (2) -> UU K3 1/1970 -> UU Ketenagakerjaan
efisien. 13/2003 pasal 86 87 -> Peraturan Pemerintah -> Permen ->
 Tujuan K3: cegah kecelakaan/PAK/kematian/, produktifitas>>, peraturan teknis/khusus.
amankan material, jamin tempat kerja sehat, bersih, nyaman,  Pengukuran Linkungan Kerja:
aman. u. ketahui factor risk sesuai metode uji yg ditetapkan SNI (validasi
Ruang Lingkup: derajat kesehatan>>, cegah gangguan kesehatan, oleh Lembaga berwenang jika X ada SNI).
beri pekerjaan & perlindungan, menempatkan sesuai kemampuan Fx Fisika & kimia dibawah NAB.
fisik & psikis. Fx Bio, ergonomic, psikologi memnuhi standar.
 Peraturan K3 Indonesia:  HIRARKI PENGENDALIAN
1847: cegah kebakaran mesin uap industry hindia belanda ELIMINASI – SUBTITUSI – REKAYA TEKNIS – ADMINISTRASI – APD
1910: K3 / Veleigheid Reglement  Fisik: Kebisingan, Iklim Kerja, Getaran, gelombang mikro, Radiasi
1948: UU Kerja 12/1948-> aturan dasar pekerjaan anak, wanita, UV, Medan Magnet.
waktu kerja, istirahat, tempat kerja. Kimia: Padat (debu, serat, rokok, kapas, kain), Cair (pembasmi
serangga, solvent), Gas & Uap (O2, N2, Co2 yg berbentuk gas).
1
Biologi: MO  Metode (SNI 16-7062-2004)
Ergonomi: desain manual handling & stasiun kerja, diukur <10m2 : setiap jarak 1 m.
antropometri untuk data dasar (standart). 10-100 m2 : 3 m.
Psikologi: UU 1/1970 pasal 8 K3: pemeriksaan kondisi mental >100 m2 : 6 m.
pekerja, Survei Diagnosis Stress (SDS): tingkat risiko stress kerja (X  NAB (PERMEN 7/1964):
stress personal). darurat (5 lux/0,5 fc), bedakan barang kasar (50 lux), barang kecil
 NAB Kebisingan: 8 jam (85 dB), tiap kenaikan 3 dB bagi 2 (100 lux), cukup bedakan barang kecil teliti (200 lux), bedakan
waktunya. barang kecil teliti (300 lux).
 Ventilasi Industri: bukan bag langsung proses industry, secara Halaman & jalan (20 lux), bedakan barang halus kontras sedang-
teknis diawasi petugas Higine Industri. lama (500-1000 lux), halus kontras kurang-lama (2000 lux).
Tujuan: kebutuhan O2, hilangkan bau, keseimbangan suhu &  Pengaruh:
lembab, kendalikan debu & kontaminan, kenyamanan. ganggu penglihatan (eyestrain), psikologis (Lelah, Nyaman<),
Pengendalian: produktivitas<, kecelakaan kerja>.
Pengendalian Teknis: Langsung kepada sumber (pasang local [Mc Cormick & sander (1987)]: perbaikan cahaya-> produksi>>.
exhaust ventilati), thd lingkungan kerja (general & dilution Kualitas<, Kesalahan>, kecelakaan>, keluhan visual.
ventilation). Dalam bentuk eliminasi, subtitusi, isolasi, ventilasi.  Kontrol:
Pengendalian Administratif/Manajemen. pilih lampu, tempatkan, gunakan alat pelapis X mengkilat, saring
Pengendalian perorangan dg APD. sinar matahari langsung.
 Udara Aman: O2 (20,09%), CO2 dibawah NAB, X CO, Bersih (gas,
debu, bau, asap rokok X tercium), 22-28oC, kelembaban 60-90%,  ERGONOMI:
distribusi merata. aplikasi antropometri dan teori anatomi pd komponen sistem krja
Alat: Antropometer, Kamera (dokumentasi posisi kerja X
FATOR RISIKO FISIK DI TEMPAT KERJA ergonomis, Formulir (catat data alat/sarana kerja [Nordic body
 Noise, pencahayaan, mekanik-ergonomic, vibrasi, iklim kerja, map, kuisioner fatigue index]).
radiasi, debu, kebauan, tekanan udara.  Pengaruh:
X serasi-> Beban kerja>> energi>>, beresiko:
 KEBISINGAN (PERMENKERTRANS 13/2011) muskulo disorder, eyestrain, headache, kecelakaan, Lelah,
Semua suara X dikehendaki dari alat produksi/kerja-> gggn dengar kinerja<, produktivitas<.
 Kontinyu-frek luas: mesin, kipas angin.
kontinyu-frek sempit: gergaji sirkuler, katup gas.  VIBRASI (PERMENKERTRANS 13/2011)
terputus2 (intermittent): lalin, pesawat dibandara. gerakan teratur, arah bolak balik dari kedudukan keseimbangan.
impulsive: pukulan palu, Meriam, ledakan. e.c: gerak partiker disekitar titik keseimbangan-> padat, cair, gas
impulsive berulang: mesin tempa perusahaan. (airborne vibration).
 Maksud/Tujuan Pengukuran kebisingan: vibrasi pada manusia: efek vibrasi mekanis pd tubuh manusia.
Assesment paparan bagi pekerja: dampak krusakan pendengaran.  Whole Body Vibration (WBV): dijalarkan keseluruh tubuh via kaki,
Assesment sumber: langkah-langkah pengendalian. bokong, punggung. (pengemudi alat berat, berdiri dekat mesin
Kaji bising dilingkungan/sekitar perusahaan. besar).
 Instrument pengukuran kebisingan: Akut: DJ>, hiperventilasi, sesak napas, sakit kepala, kontraksi otot
Sound Level Meter (SLM): tangkap perubahan tekanan udara -> Lelah, keseimbangan<, fx kognitif<, pengrh pd pembicaraan.
karna benda bergetar. Kronis: rusak fisik permanen, rusak otot & tulang, degenerasi
NAB: standar yg dapat diterima pekerja tanpa sebabkan sakit. kartilago/vertebrae, GIT bleeding, ingin BAB/K >>, performa<.
[8 jam/hari atau 40 jam/minggu] [X boleh >140 dBA] Hand Arm Vibration (HAV): dijalarkan via lengan & tangan.
 Pengaruh: Raynaud Syndrome: kaku tangan, control otot hilang, X mampu
intens> lama: Pendengaran< (temporer/permanen). pegang, sensoris<, kesemutan, jari pucat.
intens> tiba2: trauma akustik (ketulian). Neuritis: (t.u ulna & axila), sense & thermal<<, lemah->paralisis.
respon saraf: HT, D. Jantung> -> serangan jntg, stroke, knymanan. Dekalsifikasi carpal & metacarpal, fragmentasi, deform, necrosis.
bising <NAB, terus menerus: stress (marah, sakit kepala, ggn tdr).  Pengukuran: Human Vibration Meter.
 Pengendalian:  NAB (PERMENKERTRANS 13/2011)
eliminasi, subtitusi, kendali Teknik (modifikasi, tutup mesin, kontak langsung/X -> 0,5 m/det2.
pasang silencer), administrative (perawatn, beri jarak dg pekerja),
APD.

 PENCAHAYAAN
penerangan baik-> jelas & cepat tanpa upaya X perlu-> nyaman.
baik: tingkat, arah, distribusi, terang, jenis & warna, kesilauan,
dekorasi (warna dinding/langit-langit/peralatan).
 Setempat: diobjek (meja/alat).
Umum: seluruh area tempat kerja.  Pengendalian:
 Pengukuran: WBV: perbaiki suspense tempat duduk, bantalan anti getar, job
Lux Meter: satuan m2 dijatuhi arus cahaya 1 lumen. rotation, APD (sarung tangan redam getaran, alas kaki elastis).
cahaya jadi listrik (arus)-> jarum skala gerak. (digital: angka).

2
HAV: beri damping sumber getar, pakai remote control, job rotasi  KEBAUAN
rangsangan dari zat yang diterima indra cium.
 CUACA/IKLIM KERJA (KEPMENAKERTRANS 13/2011) Bau-> X diingin dalam kadar & waktu tertentu ganggu kesehatan
perpaduan suhu, lembab, gerakan udara, panas dg pengeluaran & kenyamanan.
panas dari tubuh pekerja akibat pekerjaannya. Zat Odoran: zat tunggal maupun campuran senyawa.
 Suhu: kering, basah alami (wet natural), bola (alat: thermo globe).
Kelembaban: satun % RH. (alat: hygrometer)  TEKANAN UDARA RENDAH & TINGGI
lembab>> -> uap air diudara>> (menerima uap air lg<<) -> beresiko: kerja ditempat tinggi (pilot, pendaki gunung), penyelam,
Penguapan cairan tubuh<<. pekerja tambang.
Lembab<< -> mata, hidung, sal nap -> kering. Tek << -> Hipoxia.
Gerakan Udara: m/detik (alat: anometer) Tekan >> ke << -> Caison Disease.
ditentukan: letak & luas penampang lubang keluar udara (outlet),
lubang masuk udara (inlet), ada tambahan AC/kipas angina.  RUANG OPERASI (KEPMENKES 1204/2004)
GerUd>> -> penguapan>> -> X nyaman index angka kuman: 10 CFU/m3. Tek Udara : +
GerUd<< -> suhu udara >> Cahaya: 300-500 Lux. Kebisingan: 45 dBA/8 jam.
 Faktor Suhu & kelembaban: Suhu: 19-24o C.
jenis kerja, alat elektronik, jumlah orang didalam, panas alami dari Kualitas Udara: uji kualitas udara.
luar.
 NAB ISBB (oC): PENGENDALIAN HAZAR DITEMPAT KERJA
Ringan (0-200 KKal/jam), Sedang (200-350 KKal/jam), Berat (350-  Analisa Keselamatan Kerja:
500 KKal/jam). Hazard Material Communication: pengenalan bahan bahaya pada
pekerja.
Hazard Identification & Risk Assesment (HIRA): identifikasi bahaya
dan kajian resiko.
Job Safety Analysis (JSA): varian HIRA, saat pemasangan suatu
peralatan.
Hazard Identification (HAZID): identifikasi yang mungkin.
HAZOP: identifikasi, tentukan dampak, evaluasi, rekomendasi
safeguard.
 Pengaruh: Hazzad identification, Risk assessment, Determining control
Heat Exhaustion -> keringan>, masuk cairan< -> dehdirasi (HIRADC): OHSAS 180001;2007 (bahaya & aspek K3L
(muka,pucat, kepala pusing, dingin, kulit lembab, lemas)  Bahaya: situasi potensi sebabkan kecelakaan manusia, kerusakan
Heat Cramp -> kejang tangan, kaki & perut / otot yg kerja. aset, rusak lingkungan, kombinasi.
Heat Stroke -> termoregulator gagal -> timbunan panas dalam Resiko: Efek Bahaya X tingkat kemungkinan bahaya.
tubuh-> gejala neuro.  Tingkat Kemungkinan Bahaya:
 Kontrol High: tiap kali kerja bahaya, tanpa pengalaman, evakuasi <1 menit
Eliminasi, Subtitusi, Teknik (ventilasi, exhaust fan, AC), Adm (MCU Medium: 1x/ 10-100, kurang pengalaman, evakuasi 1-30 menit.
rutin, atur jam kerja, atur gizi, SOP, edukasi), APD (baju tahan low: 1x selama pekerjaan dilakukan, berpengalaman, >30 menit.
panas, helm, masker, sepatu kerja).  Komponen Utama Standar OHSAS 180001
[SMK3 : Sistem Manajemen K3]
 RADIASI komitmen perusahan pd SMK3, ada program SMK3, implementasi
Non-ion: energi cukup untuk keuarkan electron, X buat ion baru SMK3, koreksi pelaksanaan SMK3, kajian manajemen SMK3.
[gel elektromagnetik (mikro, UV, sinar infrared, sinar laser)].  Manfaat: Absen<, solusi performa<, produktifity>.
Ion: hasilkan ion baru (Sinar X, Y, a, B, proton, eletron, positron).
 UV Radiometer: mW/Cm2  Healt Promotion:
PendosiMeter Ottawa WHO 86: increase control over, improve health.
radiasi alam (kosmis & bhn tambang), buatan. WHO: upaya untuk >> derajat kesehatan.
NAB IRCP: X < 18 tahun, X ibu menyusui. VicHealth 2005: facilitas>, impact + for health.
Efek: Efek sitostatik, deterministic  WORK HEALTH PROMOTION (WHP): aktivitas yg dirancang u
Kontrol: isolasi, subtitusi, cegah transmisi, APD. pekerja & perusahaan u perbaiki kesehatan (WHO).
Upaya promosi kesehatan -> sehat (KEMKES RI).
 DEBU Efektif: jika Comprehensive (plan with organization participate)
partikel padat karena penghalusan, peledakan, ayak/drill.
respirable <10 u : masuk paru selama-lamanya.
inhalable >10 u: tertahan di nafas bagian atas.
total dust: semua airborne tanpa pertimbangan ukuran.
 Dust Sampler: mg/m3.
NAB:
Efek: asbestosis, bisinosis, antrakosis, beriliosis, pneunitis, asma.
Kontrol: health promotion, proteksi, early diagnose & treat.

3
 Efek X dilaksanakan WHP: X berdaya aspek K3 (Rentan PAK), awareness, pekerja paham dan terima strategi pengendalian.
biaya>>, konsekuensi Hukum, HAM.
 Tujuan: pengaruhi sikap ttg kshtn, gaya hidup sehat, kebiasan
makan & gizi optimal, henti rokok, salahguna obat & alcohol,
hadapi stress, mampu P3K & CPR, ajarkan peny umum PAK,
penialian secara medis.
 Manfaat: dukungan thd manajemen, percaya diri pekerja>>,
stress<,
 WHP – Citra Organisasi
Promosis K3-> derajat kesehatan>> -> Produktifitas>> -> citra>>
 3 pendekatan: health education, preventive medicine, kebugaran
fisik.
 Pendidikan kesehatan: kebiasaan sehat, dirancangan sesuai
karakteristik pekerja.
Kedokteran Pencegahan: screening.
Kebugaran fisik: OR menyenangkan.
 Strategi: diarah u perubahan perilaku, iklim kerja kondusif>>.

MANAJEMEN RESIKO K3

 Parameter Risiko: kemungkinan & akibat AUDIT SMK3 (PP 50/2012)


Analisa->penilaian->prioritas penanganan.  Prinsip SMK3: Komitmen & kebijakan -> perencanaan ->
 Manajemen Resiko: penerapan sistematis kebijakan manajemen,
penerapan -> pengukuran & evaluasi -> tinjau ulang &
prosedur, aktivitas identifikasi bahaya, Analisa, penilaiain,
peningkatan -> peningkatan berkelanjutan.
penangan & pemantauan serta review resiko.  Audit SMK3: proses periksa secara sistematis, independent &
 Persiapan: ruang lingkup, personil, standar penentuan,
terdokumentasi u. bukti objektif & evaluasi objetif sejauh mana
mekanisme pelaporan, dokumentasi.
kriteria audit dipenuhi.
 Bahaya Biologi (KEPMENKES 1405/2002): oleh Makhluk hidup/MO
Tujuan: ukur keefektifat penerapan SMK3, penuhi syarat K3,
Bahaya Ergonomi: gabungan anatomi, psikologi, Rekayasa & fisika
tentukan perbaikan, penuhi syarat internal (klien), u pengakuan
Fx: manusia, lingkungan, kontak dg alat.
(sertifikasi).
 Identifikasi: ada sumber bahaya? Apa saja yg kena? Mekanisme?
Jenis:
Sumber: bahan, alat, metode, lingkungan.
1st party: audit internal.
target: manusia, produka, alat, reputasi, dll.
2nd: oleh yg memiliki kepentingan/klien (Audit Eksternal)
mekanisme: tertimpla dll.
3rd: eksternal organisasi/u sertifikasi (Audit Eksternal)
Teknik: observ, inspeksi, monitor, audit, kuisioner, HAZOP.
Yang terlibat:
 Analisa & Penilaitain Risiko:
auditee (yg diaudit), klien (yg minta), auditor (yg lakukan).
likelihood: kemunngkinan kecelakaan/kerugian terpapar.
AUDITOR (PP 50/2012): kompeten, bersetifikasi, independent (X
Consequense: tingkat keparahan yg mungkin (mati, cacat).
audit unitnya sendiri)
Acuan: agar objektif, kumpulkan informasi dahulu (aktivitas,
Prinsip:
tindakan pengendalian, alat yg digunakan, bahan yg dignkn)
Auditor: fair, professional, ethical (kepercayaan, kerahasiaan)
 Faktor tingkat risiko:
Proses: independce, evidence base approach (pendktn bukti).
Cara, terpajan, kerentanan, jumlah pekerja yg terpajan, frekuensi
Aktifitas:
pemajanan, risiko individu, perilaku.
 Analisa: persiapan awal, persiapan audit lapangan, pelaksanaan, buat
kualitatif (metode matrix): bandingkan deskripsi dari parameter. laporan, tindak lanjut (ISO/FDIS 190011:2002 [E])
 Persiapan: jadwal audit internal, tunjuk auditor, rencana audit,
semikuantitatif (scoring): mirip kualtitatif, tp discoring.
informasikan ke auditee.
kuantitatif (statistic): nilai masing-masing.
 Evaluasi Risiko: Persiapan Lapangan: pelajari audit plan, tentukan pembagian
tentukan prioritas-> ambil keputusan-> risiko diterima (accptble)? tugas, konfirmasi kedatangan, persiapan alat & dokumen (check
Risiko harus dikendalikan(control/reduce)? list, form laporan, alat tulis, daftar hadir, APD).
Evaluasi: metode yg sudah ada, standar & peraturan, besar resiko, Pelaksanaan: pertemuan pembuka, komunikasi dg auditee,
anggaran. kumpulkan informasi (wawancara,observasi,review dokumen),
 Pengendalian catat bukti audit, siapkan kesimpulan, pertemuan penutup.
Rekayasa Teknik: alat pelindung mesin, general & local ventilation, Wawancara (5W 1H, pertanyaan terbuka), Review dokumen
alat sensor otomatis (Manual SMK3, instruksi kerja, catatan K3, struksi organisasi).
Adm: pisah lokasi, jam kerja, sistem izin, pelatihan Catat bukti ketidak sesuaian audit: Location + Objective evidence
 Pemantauan dan Tinjauan Ulang (yg tidak sesuai) + Reference.
 Komunikasi & Konsultasi Pertemuan penutup: sampaikan temuan, ttpkan bentuk tindakan
Bahaya resiko dikomunikasikan agar: ada informasi, ada perbaikan (corrective), ttpkn batas waktu perbaikan.
Laporan Audit: tujuan, ruang lingkup, informasi auditee, informasi
auditor, waktu, temuan, kesimpulan.
distribusikan ke manajemen & personil yg berkepentingan.

4
Tindak Lanjut Hasil Audit: verifikasi, bahan masukan ke  Tujuan Diagnosis:
manajemen, sebagai pertimbangan u frekuensi audit internal. dasar terapi, batasi cacat, cegah mati, lindungi pekerja lain,
 RUANG LINGKUP & INTERPRETASI AUDIT SMK3 (PP 50/2012) penuhi hak pekerja.
Pembangunan komitmen, strategi dokumentasi, tinjauan kontrak,  Identifikasi PAK:
kendali dokumen, pembelian, Kemanan bekerja, standar Epidemiologis (komunitas): kekuatan asosiasis, konsistensi,
pemantauan, perbaikan kekurangan, pengelolaan material, spesifisitas, hub waktu, hub dosis.
pengumpulan & penggunaan data, audit internal, kembangkan Klinis (individu): diagnosis klinis, pajanan yg dialami, hub pajanan-
keterampilan & kemampuan. penyakit, pajanan cukup besar, peran factor individu, factor lain
 PENILAIAN KRITERIA AUDIT SMK3 diluar kerja, diagnosis PAK/X.
Kritikal: akibatkan kematian. T/ medikamentosa & Okupasi (Pindah kebag X terpajan).
Mayor: X penuhi PERUU, X laksanakan salah satu prinsip K3, ada Cegah:
temuan minor di 1 kriteria dibeberapa lokasi. Primer: penyuluhan, OR, perilaku K3
Minor: X konsisten thd PERUU, STANDAR, PEDOMAN. Sekund: via UU, adm, Teknis (hirarki control: eliminasi dkk)
TINGKAT PENCAPAIAN tersier/dini: periksa kesehatan berkala
Awal: 64 kriteria tatalaksana kasus
Transisi: 122 Kriteria Upaya rehabilitasi
Lanjutan: 166 Kriteria.
TINGKAT KEBERHASILAN ASMA AKIBAT KERJA
0-59% : penerapan kurang  Hiperreaktifitas-> inflamasi, obstruksi.
60-84%: baik Laten: imunologis, sudah tersentisasi, kena lagi.
85-100%: memuaskan. tanpa laten: irritant induce asma/RADS, asma dalam 24 jam
IMPLEMENTASI SMK3 setelah terpajan.
PP: Eosinofil, IgE, spirometry, provokasi bronkus, Ro torax
 K3 -> Tempat kerja (aman, nyaman, sehat, bebas polusi, X Kec/PAK T/ Antiinflamasi (kromolin, metilsantin, agonis kerja lama),
-> produksi> -> Daya saing>> (di era globalisasi). bronkodilator (agonis B2 kerja singkat, metisantin, antikolinergik)
 SMK3: manajemen pengendalian resiko-kegiatan kerja. non: penyluhan, hindari pencetus, kendali emosi.
Manajemen: Planning, decision making, organizing, leading,
control for human, financial, phusical & information to effective & FAKTOR RISIKO BIOLOGI
effisien.  E.C: makhluk hidup, MO-> gangguan kesehatan.
 PP 50/2012: 22 pasar, Lampiran 1 (pedoman penerapan), Lamp 2  European Dixective 2000/54/CE
(penilaian penerapan), Lamp 3 (Laporan Audit). 1: X cause human disease
 Pendekatan pengefektifan:
2: can, X spread, there proofilaksis treatment
Human resource (MAN), Management organization, system
3: can severe, risk spread, there profilaksis.
standart implementation.
4: severe, high risk, no effective profilaksis.
 Safety Hyrarchy:
 Di RS: ADIS, Hep B, Hep C, CMV, Rubella, Tb,
attitude (individual)-> climate (unit)-> culture
Q Fever (Coxiella burnetti)
(division/organization)-> standar (industry)  Identifikasi Bahaya: komponen risiko -> identifikasi yg berpeluang
 Penerapan di RAPP
tjd kerusakan, cara: bagi area kerja berdasar kelompok.
Uji motor diesel/tahun (38/2016)  Rekaya teknis (ubah objek kerja-> pisahkan sampah, pengaman
pelatihan calon petugas p3k dari mandor (15/2008) mesin).
calon p3k dari store & plantation (187/1999)  Sasaran: tahu/paham/ukur risiko ditempat kerja-> nilai & Analisa
periksa berkala 1x2 tahun 25 tower pantau api -> penilaian finansial & bahaya.
(PERMENAKER 02/1989) Elemen: siapa yg dilindungi? Pengaruhnya? Luas kemungkinan
Eksternal Audit SMK3 (PP 50/2012) bahaya?
Dll  Organisme viable: jamur, spora, mycotoxin
PENEGAKAN DIAGNOSIS PAK Racun biogenic: endotoxin, aflatoxin, bakteri.
 Hep: ganti waktu tidur dg istiraht cukup siang hari, rotasi shift.
 By dokter perusahaan. Influenza: cuci tangan, hindari kotnak, APD, tinggalkan pakaian
Kriteria PAK: hubungan pajanan-penyakit, frekuensi>>, dapat ditempat kerja, imunisasi, bersihkan kotoran ungags.
dicegah.
UU 3/1992: sakit= gangguan kesehatan butuh pengobatan.
KEPRES 22/1993: (1)peny yg timbul karna hub kejra/lingkungan (2) IDENTIFIKASI FAKTOR RISIKO KIMIA
dapat jaminan keclkan kerja, dlm/brkhr hubungan kerja.
 ILO,1992: PAK, PAHK (Occupational disease), penyakit diperberat  Toksikologi: racun organisme hidup.
lingkungan kerja.  Pola pajanan: Panjang, dosis kecil, 8 jam/hari atau 40 jam/mggu.
 KEPMENAKER 333/1989: D/ saat pemeriksaan berkala, Absorbsi: inhalasi, kontak kulit, sal cer
disebabkan: kerja, alat, bahan, proses & lingkungan. Sumber: kecelakaan, kebocoran, kerusakan.
PERMENKERTRANS 01/1981: pneumokiosis, bronkopulmo, asma  TOKSIKOKINETIK & DINAMIK
kerja, alveoli alergi, penyakit e.c (Be, Cd, P, Cr, Mg, Pb, As, Hg, Fase Eksposisi: kimia diambien (gas, uap, debu, kabut, fume)
Carbon disufida, halogen, benzene, nitrogen, bising, vibra, rdiasi). Kinetik: absorbs distibusi penyimpanan metabolism eksresi.
Dinamik: interaksi toksin-reseptor organ.
5
 GAS/UAP IRITAN: iritasi, korosi.  JKK & JKM [PP 44/2015]
[NH3, Formaldehid, Ozon, NOX, SOX] pengobatan max 20jt, biaya transportasi [Darat (1jt), laut (1,5jt),
GAS ASFIXIAN sederhana: Asfixia (O2<16% -> mati) udara (2,5jt)], biaya pemakaman 3jt, kadaluarsa 2 tahun,
[Co2, NH4, Asaetilin, inert] alternative X ditanggung, cacat total/meninggal-> beasiswa 1 anak
ASFIXIAN chemical: CO (gagal transfer O2), sianida (inhibisi krebs) sebesar 12 jt.
 DEBU: menuju alveoli. (fx: jumlah & lamanya) SEMENTARA TIDAK MAMPU BEKERJA (STBM)
KABUT: asal dari spraying 6 bulan pertama: 100% Upah, 6 bulan kedua (65%), ketiga (50%).
FUME: kondensasi uap metal-O2 [Pb oxide, Seng Oxide]. SANTUNAN CACAT : 200rb/bln selama 2 tahun (total/tetap)
 TOKSIKOKIKENTIK SANTNAN KEMATIAN: 200rb/bln 2 tahun (sekaligus), beasswa 12jt
Absorb & distribosi: lewati membrane sel, bisa efek local. Penggantian gigi (3 jt), orthose (140% harga), Rehabilitasi (sesuai
Penyimpanan: t.u bahan lipofilik & X dibiotransformasi. kebutuhan).
jar. Lemak, tulang, Hb, Gusi, hati, ginjal, kuku, rambut.  JKM
hati & ginjal: tempat penyimpanan + biotransformasi. 16.2 jt
Ekskresi: ginjal, sal cer, paru, kulit, air susu, air mata.  JP
Ginjal (bahan hidrofil), Paru (bahan volatile) Ndak Ngerti, Materi anak Ekonomi kayaknya, Kalau masuk uian
Biotransformasi: detoxifikasi (lipofil-> hidrofil-> eksresi) pasrah aja.
 TOKSIKODINAMIK
interaksi zat aktif dg target-> efek toksik ERGONOMI
[Akut vs kronik] [Lokal-Sitemik] [revers-irever] [segera-tertunda]  EASNE: Efektif, Aman, Sehat, Nyaman, Efisiien.
[perubahan morfo-fungsi-biokimia]  AFBIP: antropometri, faat kerja, biomekanika, Inderaan, Psikosos
 Efek  Fx pengaruhi Antropo: Usia, JK, Ras, Etnis, pekerjaan & aktvitas,
Debu: pneumoconiosis, silicosis, asbestosis sioeko.
UAP: metal fume fever, dermatitis, keracunan statis: saat diam, dinamis (saat gerak)
Gas: keracunan, pedih dimata  Pengeluaran energi: konsumsi O2, DJ, penilaian subjetif.
Larutan: dermatitis  PASRAH KALAU MASUK UJIAN!!
Awan/kabut: keracunan, ganggu penglihatan.
 NAB Pembebanan wartu (TWA):
8 jam/hari tanpa gangguan kesehatan.
NAB pemajanan singkat diperkenankan (PSD/STEL):
<15 menit & <5x/hari tanpa iritasi hebat/narkose.
Kadar Tertinggi diperkenankan (KTD/Ceiling Value)
Tidak boleh dipapar sama sekali.
 Pelarut/solvent: pelarut organic terbanyak (benzene [leukemia],
karbon tetraklorida [hati])
Metal: via inhalasi (fume)/kulit (Pb, merkuri (saraf, ginjal)dll)
Asam & Basa: reaktif dg air-> panas
 Pengendalian
subtitusi barang toxic<<, engineering (sistem tertutup, ventilasi),
housekeeping, SOP, kompatibiitas bahan di tempat penyimpanan.

BPJS KETENGAKERJAAN

 PP BPJS PP TAHUN 2013


83: modal awal.
84: perubahan ke-9 atas PP 14/1993.
85: hubungan antar Lembaga BPJS.
86: sanksi adm bagi pemberi kerja.
88: sanksi adm bagi anggota dewas & direksi BPJS.
99: asset jaminan social.
Perpres 108: isi laporan pengelolaan program.
Perpres 109: penahapan kepesertaan program.
 Peserta (UU 40/2004 – PERPRES 109/2013)
Penerima upah: pd penyelenggara negara (calon PNS, PNS dkk),
selain penyelenggara negara (usaha besar, menengah,kecil,mikro)
Bukan penerima upah: pemberi kerja, pekerja mandiri, pekerja yg
bukan terima gaji.
 Jaminan: Kecelakaan kerja (JKK), kematian (JKM), Hari Tua (JHT),
Pensiun (JP).
 JAMINAN HARI TUA/JHT [PP 46/2015]
usia pensiun 56 tahun, yang PNS dan sejenisnya X bisa klaim, JHT
10% untuk hari tua, JHT max 30% untuk perumahan. Kepesertaan
5 tahun & masa tunggu 1 bulan.
6

Anda mungkin juga menyukai