Anda di halaman 1dari 32

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran umum lokasi penelitian

4.1.1. letak geografis

Letak Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara tepat di

Jalan Pierre Tendean Kecamatan Baruga Kendari. Lokasi ini sangat strategis

karena mudah dijangkau oleh kendaraan umum dengan batas-batas sebagai

berikut:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kantor Pengadilan Agama

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kantor Pertanian

3. Sebelah selatan berbatasan dengan jalan Pierre Tendenan

4. Sebelah barat berbatasan dengan Polsek Baruga

4.1.1 Visi dan Misi

Visi adalah pembangunan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara adalah

“Membangun Kesehjateraan Sulawesi Tenggara Tahun 2008-2013“ atau yang

lebih dikenal dengan “ Bank Sejahtera “. Rumah Sakit Umum Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat

mengacu pada visi dan misi pemerintah daerah dan visi pembangunan kesehatan

Provinsi Sulawesi Tenggara. Visi Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi

Sulawesi Tenggara adalah “Terwujudnya Rumah Sakit Unggulan di Sulawesi

Tenggara“.

Untuk mencapai visi yang telah di tetapkan tersebut Rumah Sakit Umum

Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara mempunyai Misi yaitu:

32
33

a. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Prima Berlandaskan Etika Profesi

b. Menyelenggarakan Pendidikan, Pelatihan dan Penelitian Tenaga Kesehatan

c. Meningkatkan Kesehjateraan Karyawan

4.1.3 Lingkungan Fisik

Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara berdiri diatas

tanah seluas 170.000 m2. Luas seluruh bangunan adalah 54.127 m2. Halaman

parker seluas 1.500 m2. Sebagian lahan masih belum dimanfaatkan karena masih

merupakan daerah rawa dan bila musim hujan tiba daerah tersebut akan tergenang

sehingga sangat potensial untuk perkembangan faktor penyakit.

4.1.4 Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di Rumah Sakit Umum Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggara adalah:

1. Pelayanan kesehatan rawat jalan yakni politeknik penyakit dalam, poloklinik

kesehatan anak, poliklinik bedah, poliklinik jantung, poli paru, poliklinik

THT, poliklinik mata, poliklinik kulit dan kelamin, poliklinik kebidanan dan

penyakitkandungan, poliklinik gizi, instalasi rehabilitasi medic, instalasi

gawat darurat.

2. Pelayanan kesehatan rawat inap yakni penyakit dalam, kesehatan anak,

bedah, jantung, THT, mata, kulit dan kelamin, gigi dan mulut, neurologi,

kebidanan dankandungan, perawatan intensif, perawatan bayi/perinatologi.

3. Pelayanan penunjang medik yakni patologi klinik, patologi anatomi, radiologi

dan farmasi/apotik
34

Jumlah dan jenis ketenagaan di Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi


SulawesiTenggara yaitu :
1. Dokter Spesialis Bedah: 4

2. Dokter Spesialis Penyakit Dalam: 2

3. Dokter Spesialis Anak: 4

4. Dokter Spesialis Obgyn: 4

5. Dokter Spesialis Radiologi: 1

6. Dokter Spesialis Anastesi: 1

7. Dokter Spesialis Patologi Klinik: 1

8. Dokter Spesialis Mata: 2

9. Dokter Spesialis Kulit dan kelamin: 2

10. Dokter Spesialis Syaraf: 1

11. Dokter Spesialis Patologi Anatomi: 1

12. Dokter Umum: 27

13. Dokter Gigi: 4

14. Sarjana Keperawatan : 1

15. Ners: 2

16. D3 Keperawatan: 97

17. D3 Kebidanan: 40

18. Bidan D1: 32

19. SPK: 86

20. Apoteker : 1

21. Gizi : 16

22. Fisioterapi : 1

23 Tenaga Kesehatan Lainnya : 148


35

24 Tenaga Non Medis : 69

Jumlah : 452

4.2 Hasil penelitian

Setelah data tersebut di kumpulkan kemudian di lakukan pengelompokan

sesuai tujuan penulis, maka selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel dan di

sertai penjelasan.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur Ibu Hamil Dengan Gemeli Di Rumah


Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2013
– 2015
Umur Frekuensi (f) Presentase (%)
< 20 tahun 6 16,2
20- 35 tahun 23 62,2
> 35 tahun 8 21,6
Jumlah 37 100
Sumber : Data Rekam Medik Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara

Tabel 1 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami gemeli di Rumah

Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara di tinjau dari umur< 20

tahun berjumlah 6 orang (16,2%), umur 20-35 tahun berjumlah 23 0rang

(62,2%), dan umur> 35 tahun berjumlah 8 orang (21,6%).


36

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Graviditas Ibu Hamil Dengan Gemeli Di


Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun
2013-2015
Graviditas Frekuensi (f) Presentase (%)
Graviditas I 11 29,7
Graviditas II 10 27
Graviditas III 13 35,1
Graviditas IV 3 8,1
Jumlah 37 100
Sumber : Data Rekam Medik Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara

Tabel 2 menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami gemeli di

Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggaradi tinjau dari

graviditas yaitu graviditas I berjumlah 11 orang (29,7%), graviditas II berjumlah

10 orang (27%), graviditas III berjumlah 13 orang (35,1%), dan graviditas IV

berjumlah 3 orang (8,1%).

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Hamil dengan Gemeli di


Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013-2015
Pendidikan Frekuensi (f) Presentase (%)
SD 11 29,7
SMP 15 40,5
SMA 6 16,2
Perguruan tinggi 5 13,5
Jumlah 37 100
Sumber : Data Rekam Medik Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara
37

Tabel 3 menunjukkan bahwa gemeli di Rumah Sakit Umum Bahteramas

Provinsi Sulawesi Tenggaradi tinjau dari pendidikan yaitu SD berjumlah 11

orang (29,7%), SMP berjumlah 15 orang (40,5%), SMA berjumlah 6 orang

(16,2%) dan Perguruan Tinggi berjumlah 5 orang (21,6%).

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Hamil Dengan Gemeli Di


Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2013-2015
Pekerjaan Frekuensi (f) Presentase (%)
PNS 6 16,2
Wiraswasta 9 24,3
IRT 22 59,4
Jumlah 37 100
Sumber : Data Rekam Medik Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi
Tenggara

Tabel 4menunjukan bahwa ibu hamil yang mengalami gemeli di Rumah

Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggaradi tinjau daripekerjaan yaitu

PNS berjumlah 6 orang (16,2%), Wiraswasta berjumlah 9 orang (24,3%), IRT

berjumlah 22 orang (59,4%).

4.3 Pembahasan hasil penelitian

4.3.1. Umur

Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa dari 37 ibu hamil dengan

gemeli banyak terjadi pada kelompok umur 20-35 tahun sebanyak 23 orang

(62,2%). Dan sedikit terjadi pada umur <20 tahun berjumlah 6 orang (16,2%).
38

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa ibu yang banyak mengalami

gemeli adalah ibu dengan umur 20-35 tahun. Di mana usia ini merupakan usia

produktif untuk terjadi kehamilan dan persalinan. (Nugroho T, 2012 : 220)

Penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa seorang

wanita terhadap frekuensi kehamilan gemelli yang relatif tinggi pada usia yang

paling menonjol terlihat pada pada wanita yang umurnya > 35 tahun, frekuensi

relatif tersebut 2 kali lebih besar dibandingkan pada usia >20 tahun dan pada

usia<35 tahun karena perempuan berusia diatas 35 tahun menghasilkan follikel

stimulating hormone (FSH) yang lebih banyak di bandingkan dengan usia muda,

dan perempuan dengan FSH tinggi bisa melepaskan lebih dari satu sel telur dalam

sebuah siklus. Sehingga untuk usia di atas 35 tahun memiliki peluang besar untuk

terjadinya kehamilan gemelli. (Saifuddin, 2010:23)

Kehamilan yang tidak normal umumnya dapat di pengaruhi oleh faktor

kematangan alat reproduksi yang belum siap di buahi sehingga tidak dapat

berkembang dengan baik. Umur 20-35 tahun adalah priode yang paling aman

untuk kehamilan dan persalinan. Kehamilan gemeli paling banyak pada umur 25-

35, karna peningkatan yang nyata pada angka kehamilan gemeli yang berkaitan

dengan meningkatnya umur seseorang (Saifuddin,2010 : 115)

Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian gemelli lebih banyak

terjadi pada ibu dengan umur 20-35 tahun, dimana usia ini merupakan usia

produktif untuk terjadi kehamilan dan persalinan, dan juga dapat ditunjang karena

adanya graviditas yang tinggi, sehingga dengan adanya usia yang produktif dan
39

graviditas yang tinggi dapat memiliki peluang yang besar untuk terjadinya

kehamilan gemelli.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Wana

Febriana tahun 2013 di RSIA Permata Bunda Kota Kendari yang ditinjau

berdasarkan umur ibu, kejadian gemelli banyak adalah umur 20-35 tahun

berjumlah 15 orang (50%) dan sedikit pada umur < 20 tahun berjumlah 3 orang

(10%).

4.3.2 Graviditas

Dari hasil penelitian di atas terlihat bahwa presentase ibu hamil yang

mengalami gemelli yang banyak terjadi pada graviditas III sebanyak 13 orang

(35,5%) dan sedikit terjadi pada graviditas 1V sebanyak 3 orang (8,1 %).

Graviditas yang di golongkan dalam kategori primigravida adalah wanita

yang hamil untuk pertama kalinya, multigravida adalah wanita yang pernah hamil

beberapa kali, dimana kehamilan tersebut tidak lebih dari 5 kali, sedangkan

grandenmultigravida adalah jumlah kehamilan > 5 kali. Komplikasi kehamilan

biasanya terjadi pada graviditas I dan graviditas ≥ IV dimana dalam kehamilan

pada akhirnya akan berpengaruh pada kondisi janinnya.

Dalam penelitian ini kejadian gemelli banyak terjadi pada graviditas III.

Penelitian ini sesuai dengan teori bahwa semakin banyaknya jumlah kehamilan

sebelumnya, semakin tinggi angka kejadian multiple fetus atau kehamilan ganda

(Saifuddin, 2010:322) .

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa presentase ibu hamil yang

mengalami gemelli paling banyak terjadi pada graviditas III di mana graviditas
40

memiliki pengaruh dari kehamilan sebelumnya karena perempuan yang pernah

hamil sebelumnya, setidaknya sudah memiliki satu anak cenderung lebih mudah

untuk memiliki anak kembar dibandingkan perempuan yang baru pertama kali

hamil. Karena biasanya rahim sudah agak meregang dan tubuh perempuan

cenderung lebih mudah menyesuaikan diri dengan kebutuhan tambahan dari anak

kembar.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Dewi Sartika

tahun 2014 di RSU Dewi Sartika Kota Kendari yang di tinjau berdasarkan

graviditas ibu, kejadian gemelli paling banyak adalah graviditas III berjumlah 13

orang (37,14%) dan paling sedikit graviditas IV berjumlah 4 orang (11,42%).

4.3.3. Pendidikan

Dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa persentase ibu hamil yang

mengalami gemelli paling banyak pada kelompok pendidikan SMP sebanyak 15

orang (40,5%), dan yang sedikit pada kelompok perguruan tinggi (PT) sebanyak

5 orang (21,6% )

Seorang ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah sangat rentan dengan

timbulnya dengan komplikasi dalam kehamilan, hal ini disebabkan karena ketidak

tahuan ibu akan pentingnya melakukan pemeriksaan selama hamil terutama

pemeriksaan ANC. Penelitian ini sesuai dengan teori bahwa Pendidikan yang

rendah menyebabkan seseorang tidak peduli terhadap suatu informasi atau

pengetahuan yang sedang berkembang. Dengan pendidikan yang baik di

harapkan lebih mudah memahami suatu yang berhubungan dengan kesehatan,

dalam hal ini mengenai kehamilan gemelli. (Sulistyawati Ari, 2009:104)


41

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil dengan gemelli dengan

pendidikan yang rendah rentan dengan timbulnya komplikasi dalam kehamilan

karena ketida tahuan ibu akan pentingnya melakukan pemeriksaan selama hamil

terutama pemeriksaan ANC. Sehingga dengan pendidikan yang baik di harapkan

lebih mudah memahami suatu yang berhubungan dengan kesehatan, dalam hal ini

mengenai kehamilan gemelli.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Dewi Sartika

tahun 2014 di RSU Dewi Sartika Kota Kendari yang ditinjau berdasarkan

pendidikan ibu kejadian gemelli paling banyak pada pendidikan SMP berjumlah

10 orang (28,5%) dan paling sedikit pada pendidikan perguruan tinggi berjumlah

3 orang (6,25%).

4.3.4. Pekerjaan

Dari hasil penelitian diatas terlihat bahwa presentase yang mengalami

gemelli pada ibu hamil paling banyak terjadi pada kelompok pekerjaan IRT

sebanyak 22 orang (59,4%), dan paling sedikit pada kelompok pekerjaan PNS

/swasta sebanyak 6 orang (16,2%).

Dalam penelitian ini menunjukan bahwa presentase yang mengalami

gemelli paling banyak terjadi pada kelompok pekerjaan IRT. Penelitian ini sesuai

dengan teori bahwa pekerjaan mempunyai peran penting dalam menentukan

pengetahuan seseorang. Seseorang yang bekerja akan mempunyai lebih banyak

kesempatan untuk memperoleh informasi atau pengetahuan dibandingkan

seseorang yang lebih banyak di rumah, salah satu pengetahuan tentang kehamilan

gemelli, pekerjaan dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang wanita yang


42

hamil khususnya pada kehamilan gemelli. Pekerjaan rumah tangga yang

kegiatannya menyita waktu dan membutuhkan aktifitas fisik yang berat dapat

mengancam kesehatan ibu dan janin yang di kandungnya. Pekerjaan seseorang

akan menggambarkan aktifitas dan tingkat kesejahtraan ekonomi yang didapatkan

hasil penelitian juga menunjukan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat

pengetahuan yang lebih baik dari ibu yang tidak bekerja, karena pada ibu yang

bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang

lain, sehingga lebih banyak juga peluang untuk mendapatkan informasi

(Sulistyawati Ari, 2009:62)

Hasil penelitian menunjukan bahwa ibu hamil dengan gemelli di tinjau

dari pekerjaan paling banyak adalah IRT, pekerjaan dapat mempengaruhi status

kesehatan seseorang wanita yang hamil khususnya pada kehamilan gemelli.

Pekerjaan rumah tangga yang kegiatannya menyita waktu dan membutuhkan

aktifitas fisik yang berat dapat memberikan dampak buruk pada kehamilan

seseorang wanita yang dapat mengancam kesehatan ibu dan janin yang di

kandungnnya

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh Dewi Sartika

tahun 2014 di RSU Dewi Sartika kota kendari yang di tinjau berdasarkan

pekerjaan ibu kejadian gemelli paling banyak pada IRT berjumlah 22 orang

(62,8%) dan paling sedikit pada PNS berjumlah 5 orang (14,2%)


43

4.4. Manajemen Asuhan Kebidanan

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA

NY “Y” GIP0A0 DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS

PROVINSI SULAWESI TENGGARA

No. Reg. : 051786

Tanggal kunjungan : 15-07-2016 jam 10.30 wita

Tanggal pengkajian : 15-07-2016 jam 10.30 wita

Nama pengkaji : Andi Anjeliati

LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI

Nama : Ny “Y” / Tn “H”

Umur : 36 Tahun / 32 Tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : Smu / S1

Pekerjaan : IRT /Swasa

Alamat : Jl. Budi Utomo 9 B Wua-Wua

Lama Menikah :± 1 Tahun

B. DATA SUNJEKTIF (S)

Tanggal : 15-07-2016 jam : 10.30 wita

1. Alasan datang di Rumah sakit : Untuk memeriksakan kehamilannya

2. Keluhan utama: Seorang permpuan berusia 36 tahun datang ke rumah sakit

untuk memeriksakan kehamilannya hamil pertama, dengan keluhan ibu


44

sering merasakan sesak nafas sejak jam 03.00 wita usia kehamilannya + 8

bulan, HPHT : 30-11-2015.

3. Riwayat Keluhan Utama

- Timbul Sejak : 15-07-2016 pukul 03.00 wita

- Sifat Keluhan : Menetap

- Pengaruh Terhadap Aktivitas : Mengganggu

- Usaha Mengatasi Keluhan : Berbaring di tempat tidur

4. Riwayat Reproduksi

- Menarche : 15 tahun

- Siklus : 28-30 hari

- Lamanya : 7 hari

- Banyaknya : 3−4 ×/hari ganti pembalut

- Dismenorhae : tidak ada

5. Riwayat obstetric

a. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu

Tidak ada riwayat kehamilan,persalinan,dan nifas yang lalu

b. Riwayat kehamilan sekarang : Ibu mengatakan hamil yang pertama

- HPHT : 30-11-2015

- TP : 07-09-2016

- Gerakan janin : Di rasakan sejak usia kehamilan 4 bulan,

normal (±10 ×/hari)

- Keluhan saat hamil muda : Mual muntah

- Pemeriksaan kehamilan yang lalu : Di rumah sakit


45

- Imunisasi TT : TT 1 pada usia kehamilan 16 minggu dan TT2 pada usia

kehamilan 24 minggu

- Selama kehamilan ibu tidak pernah mengkonsumsi sembarang obat dan

jamu-jamuan dan ibu sudah diberikan tablet penambah darah pada kunjungan

sebelumnya

6. Riwayat ginekologi

Tidak ada riwayat infertilitas, massa, penyakit, dan tidak pernah oprasi

7. Riwayat KB

Ibu belum pernah menjadi akseptor KB

8. Riwayat penyakit sekarang

Tidak ada riwayat penyakit apapun seperti penyakit asma, TBC, hepatitis B,

jantung, hipertensi, dan penyakit lainnya.

9. Riwayat kesehatan keluarga

Tidak ada riwayat penyakit dari keluarga ibu dan suami tidak mempunyai

riwayat yang menderita penyakit menular seksual, paru-paru, dan penyakit

kuning, dan tidak ada yang menderita penyakit kronis, seperti jantung, ginjal,

serta tidak ada yang menderita penyakit menular seperti asma, TBC, kencing

manis, dan tekanan darah tinggi namun terdapat riwayat kehamilan gemeli

pada keluarga suami.

10. Riwayat pemenuhan kebutuhan sehari-hari

a) Pola nutrisi

Sebelum hamil

- Frekuensi makan : 3 x sehari


46

- Frekuensi minum : 6 – 7 gelas / hari

Selama hamil

- Frekuensi makan : 2 x sehari

- Pantangan makan : tidak ada

- Frekuensi minum : 8- 9 gelas / hari

- Pantangan makan : tidak ada

b) Pola eliminasi

1. BAK

a. Frekuensi : ± 6×/hari

b. Warna : kuning

c. Bau : khas amoniak

d. Masalah : tidak ada

e. Selama hamil : ± 8 x / hari

2. BAB

a. Frekuensi : 1×/hari

b. Konstipasi : lunak

c. Masalah :-

d. Selama hamil : tidak ada perubahan

c) Pola istirahat / tidur

Sebelum hamil

- Malam : ± 7 - 8 jam / hari (pukul 22.00 wita – 05.00 wita)

- Siang : ± 1 - 2 jam / hari ( pukul 13.00 wita – 14.00 wita)

- Masalah : tidak ada


47

Selama hamil

- Malam : ± 6-7 jam/ hari (pukul 23.00 wita – 04.30 wita)

- Siang : ± 1 jam / hari (pukul 13.00 wita – 14.00 wita)

- Masalah : istirahat ibu terganggu akibat sering BAK

11. Kebutuhan kebersihan diri / personal hygiene

- Mandi 2 kali sehari pada pagi dan sore hari

- Rambut di bersihkan 3 kali seminggu menggunakan shampo

- Mulut dan gigi di bersihkan tiap kali mandi dan sebelum tidur

- Genitalia dan anus di bersihkan setiap selesai BAK dan BAB

- Kebersihan kuku tangan dan kaki di bersihkan tiap kali kotor dan kuku

di potong tiap kali panjang

12. Data psikososial

- Dukungan suami : suami sangat mendukung kehamilan ibu

- Dukungan keluarga : keluarga sangat mendukung kehamilan ibu

- Masalah : tidak ada masalah

C. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Fisik Umum

a. Keadaan umum : baik

b. Berat badan

- Sebelum hamil : 55 kg

- Saat pengkajian : 64 kg

c. Tinggi badan : 149 cm

d. LILA : 24 cm
48

e. Tanda-tanda vital

- TD : 120/80 mmhg

- Nadi : 82 X/menit

- Suhu : 36,70C

- Pernapasan : 28 X/menit

2. Kepala

Rambut hitam dan pendek tidak ada ketombe, rambut tidak rontok, dan tidak

ada benjolan.

3. Wajah

Ekspresi wajah biasa, wajah tidak pucat, tidak ada cloasma dan tidak ada

oedema

4. Mata

Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus

5. Hidung

Simetris kiri dan kanan tidak ada polip atau secret

6. Mulut

Mukosa mulut lembab, bibir tidak pecah-pecah dan tidak ada sariawan, gigi

bersih dan tidak berlubang dan tidak ada caries pada gigi

7. Telinga

Simetris kiri dan kanan, tidak ada secret

8. Leher

Tidak terdapat pembesaran vena junggularis dan pembesaran kelenjar tiroid

9. Payudara
49

Payudara simetris kiri dan kanan, aerola hiperpigmentasi, puting susu

menonjol, tidak ada benjolan dan belum ada pengeluaran asi

10. Abdomen

a. Inspeksi abdomen

Pembesaran perut tidak sesuai umur kehamilan, tonus otot perut tampak

tegang, tampak adanya striae livide dan linea nigra, tidak ada luka bekas

oprasi

b. Palpasi abdomen

1) TFU : 34 cm

2) Linggkar perut : 108 cm

3) Leopold I : TFU 3 jari di bawah procecus Xypoideus

4) Leopold II : Abdomen bagian kiri dan kanan teraba bagian keras,

datar dan memanjang yang berarti punggung

5) Leopold III : Bagian terendah janin teraba 2 bagian bulat, keras

dan melenting yang berarti kepala

6) Leopold IV : Kepala janin belum masuk PAP (konvergen)

c. Auskultasi

1) DJJ : (+) terdengar cepat, jelas, dan teratur

2) Frekuensi : Punggung kanan 142 kali permenit dan punggung

kiri 138 kali permenit

11. Genitalia

Tidak ada kelainan

12. Anus
50

Tidak ada kelainan

13. Ekstremitas

Tangan kanan dan kiri simetris, kaki kanan dan kiri simetris, warna kuku

tidak pucat, tidak oedema, tidak terdapat varises

14. Pemeriksaan penunjang

- Pemeriksaan darah : 11,8 mg/dl

- Pemeriksaan USG : tampak 2 janin dalam rahim dan terdengar duadenyut

jantung janin

LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL

G1P0A0, umur kehamilan 32 minggu 3 hari, intra uterin, janin gemeli, janin hidup,

punggung kiri dan punggung kanan, presentase kepala, kepala belum masuk

PAP, keadaan umum ibu dan janin baik dengan masalah sesak nafas.

1. G1P0A0,

Dasar

DS : - Ibu hamil yang pertama kalinya

DO : - Tonus otot perut tampak tegang

- Adanya striae livide dan linea nigra

Analisa dan interprestasi :

- Ibu mengatakan kehamilan yang pertama. Pada pemeriksaan otot perut

nampak tegang karna belum mengalami peregangan dari sisi uterus.

- Adanya linea nigra sebagai akibat tingginya MSH (melanophore

stimulating hormone) yang di hasilkan kelenjar hipofisis anterior dan

adanya penegangan pada jaringan perifer di bawah kulit menyebabkan


51

warna kulit menjadi biru atau striae livide pada kehamilan pertama

(Saifuddin 2010:227)

2. Umur kehamilan 32 minggu 3 hari

Dasar

DS : - HPHT : 30-11-2015

DO : - Tanggal Kunjungan : 15-07-2016

- TP : 07-09-2016

- Pembesaran perut tidak sesuai umur kehamilan

- Leopold I TFU 3 jari di bawah processus xypoideus

- TFU 36 cm

Analisa dan interprestasi :

- Dari HPHT 30-11-2015 sampai tanggal kunjungan 15-07-2016, umur

kehamilan 32 minggu 3 hari

- Pada pemeriksaan Leopold I umur kehamilan 32 minggu 3 hari TFU 3 jari

di bawah processus xypoideus

- Untuk mendapatkan TP maka memakai rumus neagle yaitu : hari + 7,

bulan - 3, tahun + 1 maka dapat di ketahui TP 07-09-2016.

(Sulistiyawati A,2011:82)

3. Intra uterin

Dasar

DS : - Ibu mengatakan tidak pernah nyeri hebat pada perut

- Ibu merasakan pergerakan janin pada umur kehamilan 20 minggu

DO : - Tidak ada nyeri tekan pada pemeriksaan abdomen


52

Analisa dan interprestasi :

- Kavum uteri adalah bagian dari uterus yang merupakan tempat

perkembangan janin, di bagian ini janin dapat tumbuh dan berkembang

tanpa menyebabkan nyeri (Saifuddin, 2010:219)

- Fundus uterus semakin meninggi dan menjadi organ abdomen,

menandakan janin berkembang dalam uterus

4. Janin gemeli

Dasar

DS :- Ibu mengatakan sering merasakan pergerakan janin lebih banyak pada

perut sebelah kanan dan kiri

- Ibu mengatakan ada riwayat keturunan hamil kembar

DO : - Pada Leopold I bagian pada fundus teraba 2 bokong

- Leopold II teraba dua punggung janin yaitu punggung kanan dan

punggung kiri

- Leopold III bagian terendah janin teraba keras

- Djj (+) terdengar lebih dari satu pada kedua bagian abdomen ibu,

menandakan janin ganda

Analisa dan interprestasi

- Pada pemeriksaan Leopold teraba empat bagian besar janin yaitu bagian

fundus teraba 2 bokong dan pada bagian terendah janin teraba kepala,

menandakan janin ganda (Mochtar R, 2012:271)

- Riwayat kembar pada keluarga istri lebih signifikan di bandingkan riwayat

kembar dari keluarga ayah. Pria kembar non identik memberikan


53

kemungkinan bayi kembar 1 dari 60 kelahiran, sebaliknya, seorang ibu

yang memiliki kembar non identik memberikan kemungkinan bayi kembar

hanya 1 dari 125 kelahiran (Mochtar R, 2012:268)

5. Janin hidup

Dasar

DS : - ibu mengatakan pergerakan janin di rasakan sejak umur kehamilan 5

bulan atau 20 minggu pada abdomen sebelah kiri dan kanan

DO : - DJJ (+) terdengar jelas, kuat, dan teratur dengan frekuensi 142

x/menit dan 138 x/menit pada kedua sisi abdomen ibu

Analisa dan interprestasi :

- Adanya pergerakan janin di rasakan sejak umur kehamilan 20 minggu

dan terdengar DJJ pada kedua sisi perut ibu dan pemeriksaan auskultasi

dengan frekuensi dalam batas normal (120 – 160 x/menit) serta TFU

tidak sesuai umur kehamilan menunjukan bahwa janin hidup (Marni,

2011:153)

6. Punggung kanan dan punggung kiri

Dasar

DS : - ibu mengatakan merasa pergerakan janin terjadi pada abdomen

sebelah kiri dan kanan

DO : - Leopold II punggung kanan dan kiri


54

Analisa dan interprestasi data

- Pemeriksaan Leopold II bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada

di sebelah kiri atau kanan ibu, apabila teraba datar, keras, terasa ada

tahanan, maka itu adalah punggung.

- punggung janin, namun, jika teraba bagian-bagian kecil dan menonjol,

maka itu adalah bagian kecil janin. Berdasarkan Leopold II teraba dua

punggung dan bagian-bagian kecil janin pada abdomen sebelah kanan

dan sebelah kiri. (Sulistyawati A, 2011:83)

7. Presentase kepala

Dasar

DS : -

DO : - Pada Leopold I pada fundus terba 2 bokong

- Bagian terendah janin teraba 2 bagian bulat, keras dan melenting

yang berarti kepela

Analisa dan interprestasi:

- Pemeriksaan Leopold III bertujuan untuk mengetahui bagian terendah

janin yang ada di bawah uterus. Apabila teraba bulat, melenting, keras

dan dapat di goyangkan maka itu adalah bokong. Hasil palpasi Leopold

III bagian terendah janin teraba kepela menandakan presentasi kepala

(Sulistiawati A,2011:85)

8. Kepala belum masuk PAP

Dasar

DS : -
55

DO : - pada pemeriksaan Leopold IV kepala belum masuk PAP

Analisa dan interprestasi :

Pemeriksaan Leopold IV bertujuan untuk mengetahui apakah bagian

terendah janin sudah masuk panggul atau belum. Jika ujung kedua tangan

saling bertemu berarti kepala belum masuk PAP. (Sulistyawati A, 2011:89)

9. Keadaan umum ibu baik

Dasar

DS : - Ibu mengatakan merasakan pergerakan janin yang kuat pada umur

kehamilan 20 minggu

DO : - TTV : TD : 120/80 mmhg

N : 82 x/menit

S : 36,7℃

P : 28 x/menit

Analisa dan interprestasi

- Pada pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, TTV dalam batas normal,

tidak ada oedema pada wajah dan ekstremitas menunjukan keadaan

umum ibu baik (Shinta siswoyo p, 2010:186)

10. Keadaan umum janin baik

Dasar

DS : - ibu mengtakan sering merasakan pergerakan janin pada kedua sisi

perut kiri dan kanan.

DO : - DJJ (+) terdengar jelas, kuat, dan teratur pada abdomen sebelah kiri

dan kanan dengan frekuensi 142 x/menit dan 138 x/menit.


56

Analisa dan interprestasi :

Pergerakan janin sering dan DJJ (+) terdengar jelas, kuat, dan teratur

dalam batas normal (120 - 160 x/ menit) menunjukan bahwa keadaan

umum janin baik ( Proverawati, 2009:82)

11. Masalah sesak nafas

Dasar

DS : - ibu mengatakan sering merasakan sesak nafas

DO: - pernapasan 28 x/menit

- Leopold I TFU 3 jari di bawah processus xypoideus

- TFU 36 cm

- Pemeriksaan USG tampak 2 janin dalam rahim dan terdengar dua

denyut jantung janin

Analisa dan interprestasi

- Sesak nafas merupakan hal yang fisiologis terjadi pada kehamilan

trimester II dan meningkat pada trimester III, namun pada kehamilan

gemelli sesak nafas akan di rasakan ibu secara terus menerus karena

beban janin di dalam kandungan sehingga menekan kearah diagfragma

yang dapat menyebabkan ibu merasa sesak ( Saifuddin, 2010:216)

LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Potensi terjadi persalinan prematur

LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Perlu di lakukan tindakan konsultasi dengan dokter spesialis kandungan


57

LANGKAH V. RANCANA ASUHAN

a. Tujuan

- Keadaan umum ibu dan janin baik

- Menjalin komunikasi yang baik dan membina saling percaya pada ibu

dan nyaman bagi ibu.

- Umur kehamilan sampai aterm

- Sesak nafas teratasi

b. kriteria keberhasilan

- Respon positif ibu dan keluarga terhadap apa yang di berikan

- Ttv dan Djj dalam batas normal

- Ibu dan kondisi janin dalam kondisi sehat

- Tidak terdapat tanda bahaya kehamilan

- Ibu dapat beradaptasi dengan keluhan yang di rasakan

c. Rencana Tindakan

1. Beritahu hasil pemeriksaan tentang keadaan ibu dan janin

Rasional :

Dengan menyampaikan dan menjelaskan hasil pemeriksaan mengenai

keadaan yang di alami maka ibu akan mengerti dan kecemasannya dapat

teratasi sehingga ibu dapat bersikap dengan koperatif terhadap tindakan

atau anjuran petugas kesehatan

2. Beritahu ibu bahwa keluhan yang di alami adalah hal yang fisiologis

Rasional :
58

Ibu tidak khawatir dan tidak cemas yang biasa menyebabkan beban

fikiran yang menganggu kesehatan ibu

3. Beri (HE) health education pada ibu tentang

a. Istirahat yang cukup

Rasional :

Istirahat yang cukup dapat mengurangi beban kerja jantung,

melancarkan aliran darah keseluruh organ tubuh dan meningkatkan

oksigenasi ke uterus sehingga tidak terjadi hipoksia pada janin.

b. Gizi

Rasional :

Kebutuhan gizi pada ibu hamil lebih dari biasanya karena di gunakan

untuk pertumbuhan dan perkembangan serta persiapan masa laktasi

c. Menjaga personal hygiene

Rasional :

Agar ibu merasa nyaman, dan untuk mencegah masuknya kuman /

bakteri penyebab infeksi ke dalam tubuh.

d. Perawatan payudara

Rasional :

Agar kebersihan payudara tetap terjaga, terlebih pada puting susu dan

aerola ini sangat penting di lakukan untuk persiapan menyusui.

e. Konsumsi obat-obatan seperti SF (1X1), Kalk (3X1), dan Vitamin C

(3X1)

Rasional :
59

Tablet SF sangat membantu ibu untuk menambah darah yang biasa

mengakibatkan anemia, tablet kalk membantu dalam proses

pembentukan tulang dan gigi janin yang sempura dan Vitamin C

membantu penyerapan kalsium dan sebagai daya tahan tubuh

4. Kenalkan pada ibu tentang tanda-tanda persalinan

Rasional :

Bertujuan agar ibu mengetahui, memahami dan mengerti tentang tanda-

tanda persalinan. Apabila terdapat salah satu tanda tersebut ibu di

harapkan segera melapor ke fasilitas kesehatan untuk di tangani

5. Diskusikan kepada ibu tentang persiapan persalinan dan kelahiran

Rasional :

Agar ibu dan keluarga lebih siap untuk menghadapi persalinan dan

kelahiran ibu

6. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan kembali

Rasional :

Agar keadaan ibu dan janin dalam pantauan petugas kesehatan

LANGKAH VII. EVALUASI

Tanggal : 15-07-2016 jam : 11.00 wita

1. Keadaan umum ibu baik, di tandai dengan

TD : 120/80 mmhg

N : 82 x/menit

S : 36,70C

P : 28 x/menit
60

2. Keadaan janin baik, di tandai dengan

- Pergerakan janin yang teratur

- DJJ : 142 X/menit dan 138 x/menit

- Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan oleh bidan.


61

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMILPADA NY

“Y” GIP0A0 DI RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS PROVINSI

SULAWESI TENGGARA

No. Reg.: 051786

Tanggal kunjungan : 15-07-2016 jam 10.30 wita

Tanggal pengkajian : 15-07-2016 jam 10.30 wita

Nama pengkaji : Andi Anjeliati

IDENTITAS ISTRI / SUAMI

Nama : Ny “Y” / Tn “H”

Umur : 36 Tahun / 32 Tahun

Suku : Bugis / Bugis

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : Smu / S1

Pekerjaan : IRT /Wiraswasta

Alamat : Jl. Budi Utomo 9 B Wua-Wua

Lama Menikah :± 1 Tahun

SUBJEKTIF (S)

Seorang perempuan berusia 36 tahun datang ke rumah sakit untuk memeriksakan

kehamilannya yang pertama, dengan keluhan ibu sering merasakan sesak nafas,

usia kehamilannya ± 8 bulan, HPHT : 30-11-2015.

OBJEKTIF (O)

TP : 07-09-2016, keadaan umum ibu baik, BB : 64 kg, TB : 149 cm, LILA : 24

cm, pemeriksaan TTV : TD : 120/80 mmhg, N : 82 ×/menit, P : 28×/menit, S :


62

36, 7℃, pemeriksaan fisik tidak ada kelainan, konjungtiva tidak pucat, puting susu

menonjol, aerola hiperpigmentasi, ASI (+), Abdomen : TFU : 34 cm, LP : 108

cm, 3 jari di bawah PX, teraba dua punggung yaitu punggung kiri dan punggung

kanan, presentase kepala, kepala belum masuk PAP, Auskultasi DJJ 142

×/menit dan 138 ×/menit, reflex patella (+)/(+), pemeriksaan penunjang pada

pemeriksaan USG terlihat dua janin dalam rahim, HB : 11,8 gram %.

ASESMENT (A)

G1P0A0, umur kehamilan 32 minggu 3 hari, intauterin, janin gemeli, janin hidup,

punggung kanan dan punggung kiri, bagian terendah janin belum masuk PAP,

keadaan ibu dan janin baik, dengan keluhan sesak nafas.

PLANNING (P)

Tanggal 15-07- 2016 Jam 11.00 WITA

1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan

2. Memberitahu ibu bahwa keluhan yang di alami adalah hal yang fisiologis

3. Menganjurkan ibu untuk memperbanyak istirahat

4. Memberikan health education yang berhubungan dengan

a. Istirahat yang cukup

b. Gizi yang seimbang (sayur-sayuran hijau, ikan, telur, tempe, tahu)

c. Personal hygene (menjaga kebersihan diri terutama daerah vagina)

d. Perawatan payudara

e. Tanda bahaya kehamilan

f. Menganjurkan ibu untuk mengonsumsi obat-obatan yang di berikan oleh

dokter
63

5. Mendiskusikan kepada ibu tentang persiapan persalinan

6. menganjurkan ibu untuk melakukan persalinan di rumah sakit

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu kedepan

8. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan oleh bidan

Anda mungkin juga menyukai