Anda di halaman 1dari 18

Dr.

Mohammad Muntaha

MODUL 2
KOMPOSISI TANAH

2.1. UMUM

Pemahaman komposisi tanah sangat penting untuk memahami sifat-sifat tanah. Secara
umum sifat tanah dapat dikelompokkan kedalam 3 jenis, yaitu sifat fisik, sifat mekanik, dan
sifat dinamik.
Pemahaman sifat fisik (meliputi berat volume tanah, spesifik gravity, angka pori,
derajat kejenuhan) dan sifat mekanik (kohesi dan sudut geser dalam) tanah penting saat
melakukan perhitungan daya dukung tanah, analisa kelongsoran lereng, perencanaan pondasi,
galian dan timbunan, bendungan serta pada konstruksi-konstruksi terkait lainnya.
Parameter dinamik tanah yang meliputi modulus geser dan rasio redaman diperlukan
untuk analisis dinamik, diantaranya untuk analisis getaran akibat mesin, ledakan kuat dan
gempa bumi, interaksi tanah dan pondasi pada waktu gempa, analisis atenuasi perambatan
gelombang gempa, serta analisa efek pemancangan (Gambar 2.1).

Gambar 2.1. Sifat Fisik dan Dinamik Tanah

Parameter tanah berupa sudut geser dalam tanah dalan kohesi adalah merupakan suatu
parameter di dalam mekanika tanah yang penting untuk dijadikan sebagai acuan dalam suatu
perencanaan, pengujian, dan analisa struktur yang ada. Kohesi di definisikan sebagai gaya
tarik menarik antara partikel dalam tanah, kohesi di wujudkan dalam satuan berat per satuan
luas. Parameter berupa kohesi (c) diperoleh dari pengujian laboratorium dengan
menggunakan pengujian kuat geser langsung (direct shear strength test) dan pengujian
triaxial (triaxial test).
Sudut geser dalam tanah untuk menggambarkannya secara sederhana, dapat kita
gambarkan saat kita ambil sejumlah pasir lalu kita tuang diatas permukaan, pasir tersebut

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 1
Dr. Mohammad Muntaha

akan membentuk sudut tertentu dengan permukaan, hal inilah makna fisik dari sudut geser
tanah pada kondisi tanpa tegangan pengekang (natural angle of response).

Gambar 2.2. Gambaran sudut geser


dalam tanah pada kondisi bebas
(Sumber: www.wikipedia.com)

Beberapa istilah parameter tanah yang sering dipakai dalam mekanika tanah adalah:
Tabel 2.1. Istilah Parameter Tanah
Istilah/Sebutan
Notasi Definisi
Bahasa Indonsia Bahasa Inggris
Unit weight or Perbandingan antara berat dan
Berat volume tanah 
Density volume tanah
Unit weight of Perbandingan antara berat butir dan
Berat volume butir s
Particles isi butir
Unit weight of Perbandingan antara berat air dan
Berat volume air w
Water volume air
Berat volume tanah Perbandingan antara berat tanah
Saturated Density sat
jenuh air jenuh air dan volume tanah
Berat volume tanah Perbandingan antara berat butir
Dry Densit dry
kering tanah kering dan volume tanah
Berat jenis/ Berat Perbandingan antara berat volume
Specific gravity Gs
spesifik butir tanah dan berat volume air
Perbandingan antara berat air dan
Kadarair Water content w
berat butir tanah
Perbandingan antara volume pori
Angka pori Void ratio e
dan volume tanah total
Perbandingan antara volume pori
Porositas Porosity n
dan volume tanah total
Perbandingan volume air dalam pori
Derajat kejenuhan Degree of saturation Sr
dan volume pori total
Sumber: Soedarmo, 1993

1.2. HUBUNGAN ANTAR PARAMETER TANAH

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 2
Dr. Mohammad Muntaha

Apabila diambil satu berat atau masa tanah, maka dalam keadaan tidak jenuh, maka
tanah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian butiran tanah (solid), udara, dan air (Gambar 2.3).
Apabila dalam kondisi jenuh terdapat dua bagian yaitu bagian butiran tanah (solid) dan air.

Gambar 2.3. Diagram fase tanah.


Dengan memperhatikan gambar diagram fase diatas dapat dibentuk persamaan:

1. W = Ws + Ww
2. V = Vs + Vw + Va
3. V = Vs + Vv
4. Vv = Vw + Va

Dengan:
Ws = Berat butiran padat
Ww = Berat air
W = Berat total
Vs = Volume butiran padat
Vw = Volume air
Va = Volume udara
Vv = Volume rongga
V = Volume total

Beberapa hubungan volume yang sering digunakan dalam mekanika tanah adalah kadar
air (w), angka pori (e), porositas (n), dan derajat kejenuhan (Sr).

Kadar air (w) adalah perbandingan anatara berat air (Ww) dengan berat butiran padat
(Ws) dalam tanah tersebut, nyatakan dalam persen.
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil
FV ITS SURABAYA
2019 3
Dr. Mohammad Muntaha

Ww
w (%) =  100
Ws
Porositas (n), adalah perbandingan antara volume rongga (Vv) dengan volume total (V).
Nilai n dapat dinyatakan dalam persen atau desimal.
Vv
n=
V
Angka pori (e) didefinisikan sebagai perbandingan antara volume rongga (Vv) dengan
volume butiran (Vs). Biasanya dinyatakan dengan desimal.
Vv
e=
Vs
Berat volume alami adalah perbandingan antara berat butiran tanah termasuk air dan
udara (W), dengan volume total tanah (V).
W
 
V
Dengan W = Ww + Ws, bila ruang udara terisi oleh air seluruhnya (Va = 0 ), maka
tanah menjadi jenuh.
Ws
d 
V
Berat volume butiran padat adalah perbandingan anatara berat butiran padat (Ws)
dengan volume butiran padat (Vs).
Ws
s 
Vs
Berat spesifik atau berat jenis (specific grafity) tanah (Gs) adalah perbandingan anatara
berat volume butiran padat dengan berat volume air, pada temperature 4 0C.
 s
Gs = w

Berat Spesifik, Gs tidak berdimensi. Berat spesifik dari berbagai jenis tanah berkisar
antara 2,65 sampai 2,75. Nilai berat spesifik Gs = 2,67 biasanya digunakan untuk tanah-tanah
tidak kohesif, sedang untuk tanah kohesif tak organik berkisar antara 2,68 sampai 2,72.
Hubungan antara angka pori dengan porositas adalah sebagai berikut:
n e
e= atau n=
1 n 1 e
Beberapa perkiraan nilai parameter fisik tanah pada berbagai kondisi seperti terlihat
pada Tabel 2.2.

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 4
Dr. Mohammad Muntaha

Tabel 2.2. Perkiraan nilai berat volume, angka pori, dan kadar air pada beberapa jenis tanah
Kadar air Berat volume tanah, 
Jenistanah Angka pori, e
alami, w (%) kN/m3
Pasir lepas 0,8 30 14,50
Pasir padat 0,45 16 18
Pasir kelanauan 0,65 25 16
Lempung kaku 0,6 21 17
Lempung lunak 0,9-1,4 30-50 11,50-14,50
Lempung organik lunak 2,5-3,2 90-120 6-8
Sumber: Soedarmo, 1993

Contoh:
1. Hasil suatu pengujian didapatkan, tanah mempunyai volume = 10 cm 3 dan berat
basah tanah = 18 gr. Berat tanah kering oven = 16 gr, jika berat jenis tanah (Gs) =
2,71. Hitung kadar air, berat volume basah, berat volume kering, angka pori,
porositas dan derajat kejenuhannya. (Anggap berat volume air = 1 gr/cm3).
Penyelisaian:
a. kadar air (w) =
Ww W  Ws 18  16
  x100%  12,5%
Ws Ws 16

b. berat volume basah () =


W 18
  1,8 gr / cm 3
V 10

c. berat volume kering (d) =


Ws 16
  1,6 gr / cm 3
V 10

d. angka pori (e) = vv/vs


Ws 16
Vs    5,90cm 3
Gs. w 2,71  1

Vv  V  Vs  10  5,90  4,10cm 3

Vv 4,10
e   0,69
Vs 5,90

e. porositas (n) =

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 5
Dr. Mohammad Muntaha

e 0,69
  0,41
1  e 1  0,69

f. derajat kejenuhan (Sr) = vw/vv


Ww 18  16
Vw    2cm 3
w 1
2
Sr   100%  49%
4,10

2. Data dari hasil pengujian di laboratorium pada kondisi tanah jenuh menghasilkan
angka pori e = 0,45 dan berat jenis Gs = 2,65. Dengan menggunakan data

tersebut, tentukan berat volume basah (b) dan kadar air (w) tanah.
Penyelesaian:
Tanah dalam kondisi jenuh, jadi seluruh ruang pori terisi dengan air.

Ww
air Vv = e.Vs

Ws butiran Vs = 1

Gambar 2.4 Hubungan


antar parameter
Vv
e  0,45
Vs

Harga Vv dan Vs belum diketahui, pada Gambar 2.4, dengan menganggap Vs = 1,


maka untuk kondisi jenuh didapatkan:
Vv = Vw = e.Vs = e
V = Vs + e.Vs = 1 + (0,45 x 1) = 1,45 m3
Ws = Vs.Gs.w = 1 x 2,65 x 1 = 2,65 ton
Ww = Vw.w = 0,45 x 1 = 0,45 ton
W = Ws + Ww = 2,65 + 0,45 = 3,1 ton
W 3,1
b    2,14t / m 3
V 1,45

Ww 0,45
w   17%
Ws 2,65
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil
FV ITS SURABAYA
2019 6
Dr. Mohammad Muntaha

Jadi tanah ini mempunyai berat volume basah (b) = 2,14 t/m3 dan kadar air (w) =
17 %.

3. Sebuah contoh tanah lempung yang jenuh mempunyai isi 180 cm 3 dan beratnya
320 gram. Jika berat jenisnya 2,6; hitunglah kadar pori, kadar air dan berat isi
contoh tanah tersebut.
Penyelesaian:
a. Kadar pori.
Berat air + berat butir = 320 gr.
Isi air + isi butir tanah = 180 cm3
Dalam satuan metrik : berat air = isi air
2,6 (isi tanah) – isi tanah = 320 – 180 = 140
Isi tanah = 140 / (2,6 – 1) = 140 / 1,6 = 87,5 cm3
Isi air = 180 – 87,5 = 92,5 cm3
Kadar pori = isi rongga / isi tanah = 92,5 / 87,5 = 1,055
b. Kadar air
e = (w . G) / S
tanah jenuh S=1
w=e/G
= 1,055 / 2,60 = 40,6%

c. Berat isi
Ɣ = ((G (1 + w)) / (1 + e)) . Ɣw
= (2,6 (1 + 0,406)) / (1 + 1,055)
= (2,60 . 1,406) / 2,055 = 1,78 gr/cm 3

Soal Latihan
NO. Nama: NRP: Nilai :

1. Pada kondisi asli dilapangan, tanah mempunyai volume 10 cm 3, dan


berat basah 18 gram. Berat tanah kering oven adalah 16 gram, berat
jenis tanah 2,71. Hitung:
1. Kadar air (w)?
2. Berat volume ()?
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil
FV ITS SURABAYA
2019 7
Dr. Mohammad Muntaha

3. Berat volume kering (d)?


4. Angka pori (e)?
5. Porositas (n)?
6. Derajat kejenuhan (Sr)?
Jawaban:

1.3. HUBUNGAN FUNGSIONAL ANTAR PARAMETER


Tanah merupakan komposisi dari dua atau tiga fase yang berbeda. Tanah yang benar-
benar kering terdiri dari dua fase, yang disebut partikel padat dan udara pengisi pori
(selanjutnya disebut udara pori). Tanah yang jenuh sempuma {fully saturated) juga terdiri
dari dua fase, yaitu partikel padat dan air pori. Sedangkan tanah yang jenuh sebagian terdiri
dari tiga-fase yaitu partikel padat, udara pori, dan air pori.
Berdasarkan hubungan antar volume dapat ditentukan kadar air (w), berat volume tanah
(), berat spesifik (Gs), derajat kejenuhan (Sr), angka pori (e), dan porositas (n). Dengan
menggunakan parameter tersebut dapat ditentukan parameter tanah yang lain menggunakan
e
hubungan antar parameter tersebut. e w
1. Hubungan antara e, w, Gs, Sr.

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 Vs = 1 8
Dr. Mohammad Muntaha

Gambar 2.4. Diagram tiga fase tanah


v e
Sr  w  . w
vv e
ew = e. Sr
ew = angka pori air

Dalam keadaan jenuh: ew = e


Ww ew w
w.  
Ws 1. s
S
Gs .  atau s = Gs.w
w
ew w e e
w.   w w  w
1. s Gs. w Gs
e.Sr w.Gs
w.   e. 
Gs Sr

Dalam kondisi jenuh (saturated):


Sr = 100% = 1 dan w = wsat
e.
wsat   e = wsat.Gs
Gs
2. Hubungan antara , e, n, Gs.
Ws
d 
V
s.Vs
d   ws = 1 dan v = (1 + e)
V
s.1
d   s = Gs.w
1 e

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 9
Dr. Mohammad Muntaha

Gs.w Gsw
d   e= -1
1 e d
Gs.
d   w = 1
1 e

Gambar 2.5. Diagram dua fase tanah (kondisi jenuh)

3. Hubungan antara sat, Gs, e atau n.


Ws  Ww s.Vs  w.Vw
 sat  
V V

Lihat Gambar 2.5.


Vs = 1  Vw = e dan V = 1 + e
s.1  w.e Gs.w  e.w (Gs  e).w
sat   
1 e 1 e 1 e
Gs  e
sat   w = 1
1 e

4. Hubungan antara sat, Gs, e dan Sr.


W s.Vs  w.Vw
  
V V
Vs = 1  Vw = e dan V = 1 + e
s.1  w.ew
   s = Gs.w dan ew = e.Sr
1 e
Gs.w  w.e.Sr Gs  e.Sr
    w = 1
1 e 1 e
Apabila dalam kondisi jenuh, Sr = 100% = 1, maka:
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil
FV ITS SURABAYA
2019 10
Dr. Mohammad Muntaha

Gs  e.
  sat 
1 e
Apabila dalam kondisi kering, Sr = 0, maka:
Gs.
  dry 
1 e

5. Hubungan antara dry, Gs, w dan Sr.


Gs.w. w.Gs.
dry  dan e =
1 e Sr
Gs.w. Gs.w.Sr Gs.Sr
dry   
w.Gs Sr  w.Gs Sr  w.Gs
1
Sr
Apabila dalam kondisi jenuh, Sr = 100% = 1, maka:
Gs.
  sat 
1  wsat.Gs

Contoh:
1. Suatu contoh tanah mempunyai nilai porositas = 25% sedangkan nilai berat
spesifik Gs = 2,60.
Tentukan:
a. Berat volume tanah kering
b. Berat volume tanah, jika : Sr = 0,60
c. Derajat kejenuhan contoh tanah tersebut, jika kadar air = 1 0%
d. Berat volume tanah basah efektif (submerged density).
Penyelisaian:
a. Berat volume tanah kering =
Gs. w 2,6.1
d    w = 1 gr/cm3
1 e 1 e
n = 25% = 0,25
n. 0,25
e = 1  n  1  0,25  0,33

2,6.
d   1,95 gr/cm3
1  0,33
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil
FV ITS SURABAYA
2019 11
Dr. Mohammad Muntaha

b. Berat volume tanah tanah, jika Sr = 0,6:


Gs.  e.Sr 2,6  0,33.0,6
    2,10 gr/cm3
1 e 1  0,33

c. Derajat kejenuhan, jika w = 10%:


wc.Gs. 0,1.2,6
Sr    0,78  78%
e 0,33

d. Berat volume tanah efektif:


(Gs  1)w. ( 2,6  1).1
sub    1,20 gr/cm3
1 e 1  0,33

2. Suatu tanah mempunyai nilai e = 0,75, w = 22 % dan Gs = 2,66. Hitung porositas,


berat volume basah, berat volume kering dan derajat kejenuhan.
Penyelesaian:
e 0,75
a. Porositas (n) = 1  e  1  0,75  0,43

b. Berat volume basah:

1  w.Gs. w 
1  0,22.2,66.1  15,7 gr / cm3
() =
1 e 1  0,75

c. Berat volume kering:

Gs. w 2,66 *1
(d) =   1,29 gr/cm3
1 e 1  0,75

d. Derajat kejenuhan:

w.Gs 0,22 * 2,66


(Sr) =   100  78%
e 0,75

3. Hitunglah angka pori, porositas dan derajat kejenuhan dari sebuah contoh tanah
yang memiliki berat volume basah 2,0 gr/cm 3. Berat jenis tanah 2,7. Ɣ d = 1,8
gr/cm3.
Penyelesaian:
Tanah dalam kondisi jenuh, jadi seluruh ruang pori terisi dengan air
Berat volume basah= berat isi asli: Ɣ = 2,0 gr/cm 3
Berat volume kering= berat isi kering: Ɣd = 1,8 gr/cm 3
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil
FV ITS SURABAYA
2019 12
Dr. Mohammad Muntaha

Ɣd = G.Ɣw / 1 + e
1,8 = 2,7.1 / 1 + e ; Ɣw = 1 gr/cm3
1,8 + 1,8e = 2,7
1,8e = 0,9
e = 0,5

Porositas :
n = e / (1 + e)
= 0,5 / (1 + 0,5)
n = 0,33

Derajat Kejenuhan: Sr
Ɣ = Gs. w (1 + w) / (1 + e)
2,0 = 2,7. 1 (1 + w) / (1 + 0,5)
2,7 + 2,7 w = 1,5 . 2,0 = 3,00
w = 0,3 / 2,7 = 0,11
e = Gs. w / Sr
S = Gs. w / e
= 2,7. 0,11 / 0,5
= 0,297 / 0,5 = 59,4 %

Tugas Mandiri
NO. Nama: NRP: Nilai :
1. Suatu tanah hasil pengujian laboratorium mempunyai nilai e = 0,86; w =
29 % dan Gs = 2,52. Hitung porositas, berat volume basah, berat
volume kering dan derajat kejenuhan.
Jawaban:

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 13
Dr. Mohammad Muntaha

Tugas untuk di kerjakan Rumah (Home work)


NO. Nama: NRP: Nilai :
1. Suatu contoh tanah mempunyai, angka pori = 0,60; kadar air = 15%,
berat spesifik = 2,60.
Hitung:
a. Porositas
b. Berat isi tanah basah
c. Berat isi tanah kering
d. Derajat kejenuhan.
Jawaban:

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 14
Dr. Mohammad Muntaha

NO. Nama: NRP: Nilai :


2. Hitunglah berat volume kering, berat volume jenuh, dan berat volume
efektif terendam air pada tanah yang mempunyai angka pori 0,70 dan
nilai Gs = 2,72. Hitunglah pula berat volume dan kadar air pada tingkat
kejenuhan 75%.
Jawaban:

NO. Nama: NRP: Nilai :


3. Suatu contoh tanah dengan diameter 38 mm dan panjang 76 mm, pada
kondisi awal memiliki berat 168 gram. Setelah dikeringkan dengan oven,
Departemen Teknik Infrastruktur Sipil
FV ITS SURABAYA
2019 15
Dr. Mohammad Muntaha

beratnya menjadi 130,5 gram. Nilai Gs adalah 2,73. Berapakah tingkat


kejenuhan contoh tanah tersebut?
Jawaban:

NO. Nama: NRP: Nilai :


4. Suatu tanah jenuh mempunyai berat isi kering = 16,2 kN/m3 jika kadar
air = 20%, maka tentukan:
a. Berat isi tanah jenuh
b. Berat spesifik tanah
c. Angka pori.
Jawaban:

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 16
Dr. Mohammad Muntaha

NO. Nama: NRP: Nilai :


5. Suatu tanah jenuh mempunyai berat isi kering = 16,2 kN/m3 jika kadar
air = 20%, maka tentukan:
a. Berat isi tanah jenuh
b. Berat spesifik tanah
c. Angka pori.
Jawaban:

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 17
Dr. Mohammad Muntaha

Departemen Teknik Infrastruktur Sipil


FV ITS SURABAYA
2019 18

Anda mungkin juga menyukai