DAN RSUP Dr KARIADI SEMARANG Sekretariat : Kantor Dekanat FK Undip Lt.3 Telp. 024-8311523 / Fax. 024-8446905 1. Nama Peneliti Utama : Jennifer Faustin Pembimbing : dr. Sulistiyati Bayu Utami, Sp.JP, FIHA, Ph.D Multisenter : Tidak Pelaksanaan penelitian dilakukan bersama dengan penelitian dr. Sulistiyati Bayu Utami, SpJP, FIHA, Ph.D dengan judul “Perbedaan Kadar Neopterin Sebelum dan Sesudah Pemberian Simvastatin pada Pasien Penyakit Katup Mitral Rematik”, dengan anggota penelitian dr. Susi Herminingsih, SpJP dan dr. M. Arif Nugroho, Sp.JP 2. Judul Penelitian : Perbedaan Neutrophil to Lymphocyte Ratio (NLR) Sebelum dan Sesudah Pemberian Simvastatin pada Pasien Penyakit Katup Mitral Rematik. Desain penelitian ini adalah pre and post test design 3. Subyek : Penderita Penyakit Katup Mitral Rematik usia 20-60 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi 4. Perkiraan waktu yang akan digunakan menyelesaikan satu subyek : 3 bulan 5. Ringkasan usulan penelitian termasuk tujuan dan manfaat dan latar belakang penelitian A. Latar Belakang Penyakit Jantung Reumatik (PJR) merupakan hasil dari kerusakan katup jantung yang disebabkan oleh respon imunitas seluler abnormal terhadap infeksi group A Streptococcus (GAS), biasanya pada anak-anak usia 5-15 tahun. Penyakit Jantung Rematik menyebabkan 200.000-250.000 kematian setiap tahunnya dan merupakan penyebab utama kematian kardiovasuler pada anak-anak dan dewasa muda di negara berkembang. Insidensi demam rematik akut pada beberapa negara berkembang mencapai 50 tiap 100,000 anak-anak. Penyakit Jantung Reumatik merupakan komplikasi dari Demam Rematik. Demam Rematik muncul 3 minggu setelah faringitis yang disebabkan group A Streptococcus (GAS) dan dapat mempengaruhi sendi, kulit, otak, dan jantung. Sekitar setengah dari pasien demam rematik menunjukkan gambaran klinis berupa inflamasi pada katup mitral, yang sering disebut dengan penyakit katup mitral rematik (PKMR). Kelainan katup jantung yang paling sering ditemui adalah stenosis mitral, komplikasi akhir akibat inflamasi katup jantung yang kronik Leukosit dan subtipenya telah ditunjukkan sebagai prediktor prognosis yang buruk pada penyakit yang berhubungan dengan reaksi inflamasi. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pasien PJR mengalami inflamasi yang berkelanjutan. Karena PJR banyak terjadi di negara berkembang dengan keterbatasan fasilitas dan sumber daya, diperlukan petanda biokimia yang sederhana dan murah. Neutrophil to Lymphocyte Ratio (NLR) dilaporkan merupakan petanda penting dalam inflamasi beberapa penyakit, khususnya penyakit kardiovaskuler. Neutrophil to lymphocyte ratio merupakan perhitungan jumlah neutrofil absolut dengan jumlah limfosit absolute. Telah dihipotesiskan bahwa NLR dapat mencerminkan inflamasi yang sedang berlangsung Beberapa obat telah diuji untuk mencoba menghambat progresivitas katup, salah satunya adalah penyekat HMG-CoA reductase yaitu simvastatin. Kisaran dosis pada manusia secara klinis pada umumnya 10-40 mg/hari. Peranan pemberian simvastatin pada penyakit jantung rematik belum banyak diteliti. Penelitian Antonini-Canterin dkk pada tahun 2009 dan 2010 menyebutkan bahwa pemberian statin memiliki efek untuk menghambat progresivitas kelainan katup, meskipun mekanisme yang mendasarinya belum dapat dijelaskan. Proses inflamasi yang kronis telah ditunjukkan pada pasien dengan stenosis mitral rematik yang kronis. Apabila mekanisme ini dianggap sama dengan proses atherosklerosis pembuluh darah, statin memiliki peluang untuk memperlambat proses inflamasi pada katup jantung. B. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan NLR sebelum dan sesudah pemberian simvastatin pada pasien PKMR. C. Manfaat a. Bagi pelayanan kesehatan : Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi para klinisi untuk mengetahui kemampuan simvastatin dalam menurunkan progresivias PKMR sebagai pertimbangan terapi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien PKMR. b. Bagi ilmu pengetahuan : Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk penelitian selanjutnya, terutama penelitian tentang statin dalam menurunkan progresivitas pada PKMR. c. Bagi masyarakat : Dapat digunakan sebagai metode alternatif pengobatan PKMR 6. Masalah Etika Dalam melaksanakan penelitian, peneliti akan memperhatikan etika-etika kedokteran, antara lain: a. Beneficence Peneliti akan berusaha untuk meminimalkan akibat buruk, mengusahakan agar manfaat yang didapat pasien lebih banyak dibandingkan dengan kerugian peneliti, serta memaksimalkan hak-hak pasien. Manfaat yang dapat diterima pasien sesuai dengan teori dan jurnal sebelumnya adalah bahwa Simvastatin dapat menurunkan peradangan (inflamasi) pada katup mitral rematik dan dikatakan dapat menghentikan degenerasi dan fibrosis katup sesuai penelitian oleh Dedi Setiadi, dkk. b. Non-malficence Peneliti tidak akan melakukan perbuatan yang memperburuk pasien dan tidak membahayakan pasien karena kelalaian c. Justice Peneliti akan mememperlakukan pasien sama rata dan adil tanpa memandang status ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, serta kedudukan sosial. d. Autonomy Peneliti akan menghormati martabat pasien dan menghargai segala keputusan pasien baik pasien bersedia ataupun tidak bersedia untuk menjadi subyek penelitian, meminum obat Simvastatin, dan patuh minum obat sesuai jadwal yaitu pada malam hari. Peneliti akan menjaga privasi pasien serta melaksanakan informed consent. 7. Bila penelitian ini dikerjakan pada manusia, apakah percobaan binatang juga dilakukan? Tidak 8. Prosedur perlakuan Subyek penelitian adalah Pasien Penyakit Katup Mitral Rematik konsulen Jantung RSUP Dr Kariadi, yaitu dr. Sodiqur Rifqi, Sp JP(K), FIHA, FasCC; dr. Yan Herry, SpJP(K), FIHA, FasCC; dr. Sefri Novanti Sofia, SpJP, FIHA; dr. Aruman Yudanto Ariwibowo Binarso Mochtar, SpJP; dr. Safir Sungkar, SpJP; dan dr. Ilham Uddin, SpJP, FIHA. Pasien PKMR akan diambil sampel darah sebanyak 3 cc (pre test) di vena mediana cubiti. Sebelum diambil sampel darahnya, pasien akan dijelaskan prosedurnya terlebih dahulu dan mendatangani informed consent. Pengambilan sampel darah akan dilakukan oleh laboran Laboratorium Klinik Unit Penyakit Jantung RSUP Dr. Kariadi. Kemudian sampel darah akan dilakukan differential blood count dengan automatic hematology analyzer sehingga dapat dilakukan penghitungan NLR. Kemudian pasien mengonsumsi Simvastatin 40 mg sebanyak 1 x sehari pada malam hari selama 3 bulan. Setelah 3 bulan, pasien akan diminta untuk kembali diambil sampel darahnya sebanyak 3 cc (post test) dan diukur NLR lagi. 9. Bahaya langsung dan tidak langsung yang mungkin terjadi, segera atau perlahan-lahan dan bagaimana cara pencegahannya a. Pada saat pengambilan sampel darah, dapat terjadi beberapa efek samping berikut ini : - Hematoma, yang dapat disebabkan karena jarum yang dipakai terlalu kecil, jarum dilepaskan pada saat tourniquet masih dipasang, atau lokasi penusukan yang tidak tepat. Hal ini dapat diatasi dengan menekan dengan kuat pada lokasi penusukan untuk mencegah pembengkakan - Nyeri pada bekas tusukan, dimana rasa nyeri tidak berlangsung lama. Nyeri bisa timbul akibat alkohol yang belum kering atau akibat penarikan jarum yang terlalu kuat . Hal ini dapat dicegah dengan menunggu alkohol hingga mengering sebelum dilakukan pengambilan darah, serta penarikan jarum yang tidak terlalu kuat. - Pendarahan berlebihan, dapat disebabkan karena pasien menderita gangguan pembekuan darah. Hal ini dapat dicegah dengan menanyakan riwayat penyakit pasien sebelum pengambilan specimen darah. - Timbul reaksi alergi, misalnya terhadap antiseptic (alcohol 70%). Hal ini dapat dicegah dengan menanyakan riwayat alergi pasien sebelum pengambilan specimen darah. Apabila pasien alergi terhadap alkohol 70% maka dapat diganti dengan larutan iodium atau dengan betadine. b. Pada saat konsumsi obat dapat timbul efek samping berupa myalgia secara perlahan- lahan (kurang lebih setelah 1 bulan mengonsumsi Simvastatin) serta perlu pengawasan mengenai obat-obatan selain Simvastatin yang dikonsumsi pasien karena beberapa obat merupakan kontraindikasi, antara lain itraconazole, ketoconazole, diltiazem, verapamil, erythromycin, clarithromycin, atazanavir, cyclosporin, dan gemfibrozil, serta melakukan pengawasan mengenai ada tidaknya keluhan nyeri otot yang hebat, kelelahan otot, dan kenaikan SGOT dan SGPT. 10. Pengalaman formal mengenai perlakuan yang akan dilakukan Pemberian Simvastatin pada pasien penyakit katup mitral rematik sudah pernah dilakukan dalam penelitian dosen pembimbing bersama dengan residen Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah sebanyak 2 kali. Pada kedua penelitian tersebut tidak timbul efek samping yang bermakna. 11. Bila penelitian ini dilakukan pada penderita, tunjukkan keuntungan-keuntungannya Penderita mendapat keuntungan dari segi efisiensi biaya karena obat diberikan oleh peneliti. 12. Bagaimana cara pemilihan penderita Pemilihan penderita dilakukan dengan metode consecutive sampling, dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut: A. Kriteria inklusi 1) Pasien berusia 20-60 tahun 2) Pasien dengan PJR (ekokardiografi) 3) Pasien dengan MS & MR rematik (ekokardiografi) 4) Bersedia mengikuti penelitian yang dibuktikan dengan menandatangani lembar informed consent B. Kriteria eksklusi 1) Pasien dengan katup mitral rematik yang mengalami infeksi lain atau sepsis 2) Pasien dengan katup mitral rematik yang menderita kanker atau keganasan hematologi 3) Pasien yang telah mendapatkan terapi statin sebelumnya 4) Pasien yang telah mendapat terapi steroid immunospuresif dan aspirin dosis tinggi 5) Menderita penyakit autoimun 6) Pasien dengan kadar SGOT/SGPT lebih dari 3 kali batas atas nilai normal 7) Pasien dengan katup mitral rematik yang memiliki riwayat asma 8) Pasien dengan obesitas 9) Pasien katup mitral rematik dengan riwayat diabetes mellitus 10) Pasien dengan katup mitral rematik yang menderita Penyakit Jantung Koroner atau memiliki riwayat kateterisasi jantung 11) Pasien dengan katup mitral rematik yang telah menjalani operasi penggantian katup 12) Pasien katup mitral rematik dengan gagal jantung yang termasuk dalam klasifikasi New York Heart Association (NYHA) IV 13. Bila penelitian ini dikerjakan pada manusia, jelaskan hubungan antara responden dengan peneliti Responden merupakan pasien dari dosen pembimbing. Tidak ada hubungan langsung antara responden dengan peneliti. 14. Bila penelitian ini dikerjakan pada penderita jelaskan cara diagnosis dan nama dokter yang bertanggung jawab mengobati Diagnosis pasti Penyakit Katup Mitral Rematik dilakukan dengan ekokardiografi, dimana terdapat gambaran penebalan daun katup, penebalan aparatus subvalvular, pemendekan korda tendinae, fusi komisura, kalsifikasi, gerakan daun katup yang restriksi. Nama dokter yang bertanggung jawab mengobati yaitu dr. Sulistiyati Bayu Utami, Sp.JP, FIHA, Ph.D 15. Jelaskan registrasi yang dilakukan selama studi, termasuk penilaian efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi : Sebelum intervensi akan dilakukan screening riwayat alergi pasien terutama alergi obat- obatan tertentu, penilaian kadar SGOT/SGPT, serta riwayat konsumsi obat-obatan yang dilihat melalui rekam medis.. Selama studi, peneliti akan melakukan monitoring terhadap kepatuhan minum obat pasien serta ada tidaknya efek samping 16. Bila penelitian dilakukan pada manusia jelaskan bagaimana cara menjelaskan dan mengajak untuk berpartisipasi Peneliti akan menjelaskan naskah seperti yang terlampir pada lembar informed consent. Selain itu menjelaskan tentang kapan dan berapa kali harus mengonsumsi Simvastatin setiap hari, serta menjelaskan efek samping yang mungkin timbul. 17. Bila penelitian dilakukan pada manusia, berapa banyak efek samping yang mungkin dan cara mengatasinya Efek samping yang mungkin terjadi antara lain myalgia. Cara mengatasinya yaitu dengan penurunan dosis atau penghentian konsumsi Simvastatin 18. Bila penelitian dilakukan pada manusia, apakah subyek diasuransikan? Tidak 19. Bentuk insentif bagi responden : cinderamata seharga Rp.10.000,00 20. Penelitian akan dilaksanakan : setelah diterbitkan Ehical Clearance 21. Penelitian dilaksanakan di : Unit Pelayanan Jantung RSUP Dr. Kariadi Semarang 22. Perkiraan Biaya Penelitian : Rp.2.510.000,00
Semarang, 10 April 2018
Peneliti Utama,
Jennifer Faustin Telah diperiksa dan setuju untuk dilakukan penelitian
Reviewer Komisi Etik Penelitian Kesehatan
FK Undip/RSUP Dr, Kariadi Ketua, (.............................................) (.............................................)