Tendon achilles adalah fibrous band kuat yang menempel pada calf muscle ke
tulang kalkaneus. Achilles Tendon Rupture (ATR) adalah patologi umum dan
merupakan tendon yang paling sering mengalami rupture dalam tubuh manusia.
Penyebab utama dari rupture bisa penggunaan berlebihan dari tumit selama
olahraga, plantar fleksi yang kuat dari tumit atau jatuh dari ketinggian (Maffulli et
al. 2008).
B. Anatomi Ankle
a. Malleolus medial
b. Malleolus lateral
c. Calcaneus
e. Navicular
Terletak pada sisi medial di depan talus dan di sisi proximal dari tiga tulang
cuneiform.
f. Cuboid
g. Cuneiforms
Berjumlah 3; dinamai yang pertama sampai ketiga, dari medial menuju sisi
lateral sejalan dengan metatarsal. Yang pertama adalah yang terbesar dari ketiga
2. Tendon Achilles
Tendon achilles adalah tendon terpanjang dan terkuat di seluruh tubuh manusia
dan terdiri dari jaringan ikat fibrosa inelastik yang kuat. merupakan insersio otot
3. Artrokinematik
a. Talocrural Joint
Talocrural atau Talotibial joint merupakan sendi engsel yang kuat (uniaxial)
yang meliputi tulang tibia, tulang fibula dan tulang talus. Talocrural joint terletak
pada distal tibia. Talocrural joint berada di atas tulang talus dengan medial
malleolus tibia yang menempel di aspek medial talus dan lateral malleolus fibula
menempel pada aspek lateral. Persendian ini terikat oleh kapsul fibrosa yang lebar
tetapi tipis pada bagian anterior dan posterior. Sedangkan pada bagian medial lebih
tebal yang diperkuat oleh ligamen deltoid dan bagian lateral diperkuat oleh anterior
dan posterior talofibular ligament dan calcaneofibular ligament. Susunan seperti ini
b. Subtalar Joint
Subtalar atau talocalcaneal joint yaitu sendi diarthrodial. Gerakan yang terjadi
yaitu inversi dan eversi. Persendian ini terletak antara permukaan inferior tulang
talus dengan permukaan superior tulang calcaneus. Permukaan anterior tulang talus
dan calcaneus ini berartikulasi dengan permukaan dari tulang navicular dan cuboid
c. Midtalar Joint
Persendian ini berada diantara tulang navicular dan cuboid yang gerakannya
sangat sedikit. Pronasi dan supinasi dimana gerakan antara punggung kaki dan
telapak kaki terjadi pada transverse tarsal joint. Gerakan antara midtalar dan
subtalar sebenarnya tidak dapat dipisahkan karena supinasi dan pronasi merupakan
gerakan kombinasi. Supinasi yaitu kombinasi gerakan inversi, adduksi dan plantar
fleksi. Sedangkan Pronasi yaitu kombinasi gerakan eversi, abduksi dan dorsi fleksi.
Saat terjadi gerakan supinasi atau pronasi yang terjadi pada subtalar dan midtalar
joint, juga terjadi gerakan plantar fleksi atau dorsi fleksi pada ankle (Lippert 2011).
4. Ligament
tali.
calcaneus.
fibula.
f. Posterior talofibular ligament yang menghubungkan antara anterior talus dan
fibula.
a. Plantar fleksi
b. Dorsi fleksi
c. Inversi
Inversi adalah rotasi pada sendi tarsal yang memutar kaki depan ke dalam.
d. Eversi
Eversi, gerakan yang berlawanan, adalah rotasi sendi tarsal yang memutar kaki
C. Etiologi
Karakteristik, fungsi, dan suplai darah yang melekat pada tendon Achilles
cenderung menyebabkan ruptur akut dan kronis. Dalam situasi ruptur akut, pasien
biasanya terlibat dalam kegiatan atletik, terhitung 68% dari cedera. cidera dapat
terjadi dalam olahraga seperti bulu tangkis, sepak bola, bola voli, bola basket, tenis,
raket, squash karena gerakan eksentrik memberi tekanan besar pada tendon (Raikin
et al. 2015).
menunjukkan bahwa cedera terjadi karena terdapat beberapa hal yang mungkin
2. Kegemukan
3. Penggunaan beberapa obat yang biasa diresepkan seperti fluoroquinolone dan
steroid
5. Perubahan biomekanik seperti kaki datar (pes planus), lengkungan kaki tinggi
D. Manifestasi Klinis
1. Pada saat rupture, rasa sakit yang tajam akan terasa, seolah-olah pasien ditusuk
2. Seringkali rupture akan bertepatan dengan retakan keras atau bunyi letupan.
9. Hasil positif dari tes pemerasan otot betis atau Uji Thompson.
10. Beberapa pasien akan memiliki riwayat tendinopati pada tumit atau injeksi
E. Klasifikasi
3. Tipe III: Ruptur komplit dengan celah tendon 3 - 6 cm, sering membutuhkan
4. Tipe IV: Ruptur komplit dengan defek > 6 cm (ruptur terabaikan) - seringkali
Contributors 2018).
1. Fase koagulasi
Setelah luka terjadi, terjadi perdarahan pada daerah luka yang diikuti dengan
aktifasi kaskade pembekuan darah sehingga terbentuk klot hematoma. Proses ini
2. Fase inflamasi
patogen terutama bakteria. Pada fase ini platelet yang membentuk klot hematom
colony stimulating factor (G-CSF), C5a, TNFα, IL-1 dan IL-8. Leukosit bermigrasi
menuju daerah luka. Terjadi deposit matriks fibrin yang mengawali proses
3. Fase proliperatif
Fase proliperatif terjadi dari hari ke 4-21 setelah trauma. Keratinosit disekitar
4. Fase remodeling
kekuatan kontraksi pada penyembuhan luka. Pada fase ini terjadi juga remodeling
kolagen. Kolagen tipe III digantikan kolagen tipe I yang dimediasi matriks
metalloproteinase yang disekresi makrofag, fibroblas, dan sel endotel. Pada masa 3
G. Penatalaksanaan Fisioterapi
1. Identitas Pasien
1. NRM :
2. Nama : Tn. AM
6. Agama : Islam
2. Asesmen/Pemeriksaan
1. Anamnesis
a. Keluhan Utama
b. Keluhan Penyerta
Tidak ada
Pada Oktober 2018 pasien mengalami cedera pada ankle kiri karena salah
melompat saat melakukan smash ketika bermain badminton. Pada 22 Oktober 2018
pasien mengunjungi Ara Physio dengan keluhan bengkak dan nyeri pada ankle kiri
dengan diagnosa Achilles tear grade 2 . Lalu pasien memeriksakan kondisinya dan
menjalani operasi pada 2 November 2018. Hingga saat ini pasien menjalani
2. Pemeriksaan Umum
d. Pernafasan : 20 kali/menit
e. Kooperatif : Kooperatif
3. Pemeriksaan Fisioterapi
a. Inspeksi
1) Statis
a) Postur : normal
2) Dinamis
b. Tes Cepat
1) Palpasi :
a) Suhu : afebris
d. Tes Khusus
Nyeri
Nyeri Diam : 0
Nyeri Tekan : 3
Nyeri Gerak
Tabel 3.2 Skala VAS
VAS
Gerakan
Dextra Sinistra
Hip
Flexi 0 0
Extensi 0 0
Abduksi 0 0
Adduksi 0 0
Internal rotasi 0 0
External rotasi 0 0
Knee
Flexi 0 0
Extensi 0 0
Ankle
Plantar Flexi 0 3
Dorso Flexi 0 0
Eversi 0 0
Inversi 0 0
MMT
Tabel 3.3 Nilai MMT
MMT
Gerakan
Dextra Sinistra
Hip
Flexi 5 5
Extensi 5 5
Abduksi 5 5
Adduksi 5 5
Internal rotasi 5 5
External rotasi 5 5
Knee
Flexi 5 5
Extensi 5 5
Ankle
Plantar Flexi 5 3
Dorso Flexi 5 4
Eversi 5 4
Inversi 5 4
LGS
Tabel 3.4 Lingkup Gerak Sendi
VAS
Gerakan
Dextra Sinistra
Hip
Flexi S : 15 -0 o - 120 o
o
S : 15 o -0 o -120 o
Extensi
Abduksi F : 45 o -0 o -30 o F : 45 o -0 o -30 o
Adduksi
Internal rotasi T : 40o -0 o -45 o T : 40 o -0 o -45 o
External rotasi
Knee
Flexi S :0 o- 0 o- 135 o S :0 o- 0 o- 135 o
Extensi
Ankle
Plantar Flexi
S :50 o- 0o-20 o S :20 o- 0o-10 o
Dorso Flexi
Eversi
F :10 o- 0o- 20o F :10 o- 0o- 20o
Inversi
Antropometri
Tabel 3.5 Antropometri
Ankle
Kanan Kiri
57 cm 59 cm
Knee
Kanan Kiri
Mid patella 40,5 cm 41 cm
10 cm atas MP 49 cm 50 cm
20 cm atas MP 59 cm 60,5 cm
10 cm bawah MP 42 cm 40,5 cm
e. Pemeriksaan Penunjang
4. Diagnosa Fisioterapi
1. Problematik Fisioterapi
b. Activity Limitation
1) kesulitan melompat
c. Partisiption Restriction
Adanya gangguan gerak dan fungsi melompat terkait nyeri pada sekitar
operasi, Keterbatasan Range of Motion (ROM) pada ankle sinistra, dan penurunan
kekuatan m. soleus dan m. gastrocnemius e.c pos op ruptur tendon achilles sinistra
5. Perencanaan Fisioterapi
Mudatsir, S., 2002. Manual Terapi pada Regio Bahu, Pelatihan Fisioterapi
Terapi Manipulasi, Surakarta.
Raikin, S.M., Garras, D.N. & Krapchev, P. V, 2015. Achilles Tendon Injuries in a
United States Population.
Sumarsardjono, S., 2011. Sehat, Bugar dan Petunjuk Praktis Berolahraga Yang
Benar, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.