Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

Analisis karbohidrat

Disusun Oleh

CLARITHA I. J. TAOPAN
NIM. 1809010044

Dosen

Dede Rival Novian, SPd., M.Si

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

2019
BAB. I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karbohidrat adalah zat organik utama yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dan biasanya
mewakili 50 sampai dengan 70 persen dari jumlah bahan kering dalam pakan ternak. Karbohidrat
sebagian besar terdapat dalam biji, buah, dan akar tumbuhan. Zat tersebut terbentuk oleh proses
fotosintesis, yang melibatkan kegiatan sinar matahari terhadap hijauan daun. Hijauan daun
merupakan zat fotosintetik aktif pada tumbuh-tumbuhan. Zat tersebut merupakan molekul yang
rumit dengan suatu struktur yang serupa dengan struktur hemoglobin yang terdapat dalam darah
hewan. Hijauan daun mengandung magnesium sedangkan hemoglobin mengandung besi. Lebih
terperinci lagi, karbohidrat dibentuk dari air (H2O), berasal dari tanah, karbon dioksida (CO 2)
berasal dari udara dan energi berasal dari matahari. Suatu reaksi kimia sederhana yang
memperlihatkan suatu karbohidrat (glukosa) disintesis oleh fotosintesis dalam tumbuh-tumbuhan
adalah 6CO2 + 6H2O + 673 cal→ C6H12O6 + 6O2. Karbohidrat bersenyawa lemak dan protein
memegang peranan dasar bagi kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan yang
penting dalam sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu karbohidrat
juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti
selulosa, pektim, serta lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.
(Sumardjo, Damin. 2009 : 205).

Lugol atau yodium digunakan untuk menguji apakah suatu makanan mengandung karbohidrat
atau tidak. Bila makanan yang kita tetesi lugol menghitam, maka makanan tersebut mengandung
karbohidrat. Semakin hitam berarti makanan tersebut banyak kandungan karbohidratnya.

Uji benedict adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan karbohidrat
pada suatu larutan. Metode ini memanfaatkan reaksi kimia antara gula pereduksi dengan ion
tembaga yang menghasilkan endapan berwarna merah bata. Warna tersebut berasal dari senyawa
tembaga (I) oksida yang terbentuk dari hasil reaksi. Uji benedict ini hanya bisa digunakan untuk
mengetahui karbohidrat yang mengandung gula pereduksi seperti semua jenis monosakarida dan
disakarida pereduksi (maltosa dan laktosa) yang mengandung grup aldehid yang dapat dioksidasi
asam karboksil. Gula akan mereduksi ion kupri pada larutan benedict. (Eaton,1980)
1.2 Tujuan

 Mengetahui perubahan warna pada makanan yang mengandung amilum apabila ditetesi
lugol.

 Mengetahui adanya kandungan monosakarida dan gula pereduksi dengan uji benedict.

BAB. II
METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat

Waktu : 15.30-17.30

Tempat : Lab C FKH UNDANA

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1 Alat :
 Pipet tetes
 6 buahTabung reaksi
 Rak tabung reaksi
 Penangas air

2.2.2 Bahan :
 Larutan sukrosa
 Larutan tepung beras (sebagai amilum)
 Larutan glukosa

2.3 Metode

2.3.1 Uji Lugol

 Meletakkan lima tetes larutan pati pada tiga tabung reaksi.


 Menambahkan setetes larutan yodium encer dan kemudian memperhatikan warna yang
terbentuk lalu mencatat perubahannya.

2.3.2 Uji Benedict


 Meletakkan lima tetes larutan pati pada tiga tabung reaksi.
 Menambahkan setetes larutan benedict encer dan kemudian memperhatikan warna yang
terbentuk lalu mencatat perubahannya.
 Memasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 5 menit dan kemudian
memperhatikan warna yang terbentuk lalu mencatat perubahannya.
 Memperhatikan adanya endapan dan perubahan warna pada setiap tabung.

BAB. III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil

Dari kedua praktikum diatas didapatkan hasil pada uji yodium dan uji benedict sebagai berikut:

3.1.1 Uji Yodium/Lugol

Reaksi

No Nama Sampel
Sebelum Diberi Setelah Ditetesi
Perlakuan

1. Jernih Kuning keemasan Tidak ada


Sukrosa endapan

2. Tepung beras Putih keruh Hitam Ada endapan


(Amilum)
3. Jernih Kuning keemasan Tidak ada
Glukosa sedikit lebih gelap endapan
dari sukrosa

3.1.2 Uji Benedict


Reaksi
No Nama
Sampel
Sebelum Diberi Setelah Ditetesi Setelah Pemanasan
Perlakuan

1. Jernih Biru muda Tidak ada Biru muda Tidak ada


Sukrosa endapan endapan

2. Tepung beras Putih keruh Biru muda Ada endapan Biru muda Ada endapan
(Amilum)
3. Jernih Biru muda Tidak ada Oranye Tidak ada
Glukosa endapan endapan

3.2 Pembahasan

3.2.1 Uji Yodium/Lugol

Dari hasil pengamatan praktikum dapat diketahui polisakarida yang terkandung dalam ketiga
larutan uji yaitu larutan sukrosa, larutan tepung beras (amilum), dan larutan glukosa.

Larutan tepung beras (amilum) merupakan satu-satunya yang menunjukan bahwa didalam
larutan tersebut terkandung polisakarida dengan menunjukan perubahan warna dari putih keruh
menjadi warna hitam dengan endapan berwarna putih. Sedangkan pada sukrosa dan glukosa
tidak menunjukan perubahan warna menjadi kehitaman dan tidak terdapat endapan pada larutan
sukrosa dan larutan glukosa..
Hal ini disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang membentuk suatu molekul dengna
molekul larutan iodium. Oleh karena itu monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna
larutan yang spesifik karena tidak mengandung amilosa dan amilopektin.
3.2.2 Uji Benedict

Dari hasil pengamatan praktikum dapat diketahui jenis karbohidrat mana saja yang dapat
memicu positif (+) dan negatif (-) terhadap benedict:

 Hasil positif (+) yaitu: Glukosa (+++)


 Hasil negatif (-) yaitu : Sukrosa dan amilum

Uji benedict adalah sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui kandungan karbohidrat
pada suatu larutan. Metode ini memanfaatkan reaksi kimia antara gula pereduksi dengan ion
tembaga yang menghasilkan endapan berwarna merah bata. Warna tersebut berasal dari senyawa
tembaga (I) oksida yang terbentuk dari hasil reaksi. Uji benedict ini hanya bisa digunakan untuk
mengetahui karbohidrat yang mengandung gula pereduksi seperti semua jenis monosakarida dan
disakarida pereduksi (maltosa dan laktosa). Disakarida non-pereduksi seperti sukrosa dan
amilum tidak bereaksi positif dengan uji ini. Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi
dengan reagen benedict karena keduanya mengandung aldehida sedangkan sukrosa dan amilum
tidak memiliki gugus aldehid. Sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas, karena
atom karbon kedua anomernya yaitu yang terdapat pada glukosa yang berkaitan satu sama lain.
Sedangkan amilum tersusun dari D-glukosa yang banyak.

BAB. IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Larutan yang mengandung amilum setelah ditetesi lugol akan berubah warna menjadi
hitam dengan endapan putih.

2. Semakin tinggi konsentrasi amilum dalam larutan semakin gelap pula warna endapan yang
dihasilkannya.

3. Monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna larutan yang spesifik karena tidak
mengandung amilosa dan amilopektin.

4. Dalam pengujian dengan uji benedict sampel yang merupakan gula pereduksi adalah
glukosa.

5. Semakin tinggi konsentrasi gula pereduksi dalam larutan semakin merah warna dari larutan
tersebut.

6. Monosakarida dan gula pereduksi dapat bereaksi dengan reagen benedict karena keduanya
mengandung aldehida sedangkan sukrosa dan amilum tidak memiliki gugus aldehid.

4.2 Saran
Saran untuk peraktikum ini adalah tahapan dan pengujian harus dilakukan secara tepat, cermat
dan penuh dengan konsentrasi agar tidak terjadi kesalahan saat melakukan langkah kerja
sehingga hasil yang didapatkan dapat sesuai dengan literatur.

DAFTAR PUSTAKA

Sumardjo, Damin. 2009. Pengantar Kimia : Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran Dan
Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Eaton, David C. 1980. The World of Organic Chemistry.Mc-Graw-Hill Book Company. New
York.

Togatorop, Ervan. 2014. Laporan Praktikum Uji Karbohidrat Metode Iodin

https://www.academia.edu/9729169/Uji_karbohidrat_Dengan_Metode_Iodin (Diakses 7
September 2019)

Fatha, Nurafni Khaer. 2015. Laporan Praktikum Biokimia Karbohidrat

https://www.academia.edu/29435498/Laporan_Praktikum_Biokimia_KARBOHIDRAT
(Diakses 7 September 2019)

https://www.slideshare.net/mobile/RiaRohmawati/laporan-uji-karbohidrat-biokimia (Diakses 7
September 2019)

Anda mungkin juga menyukai