Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah


meningkatkan kesadaran, kemauan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui tercapainya masyarakat, bangsa dan
negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan
prilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan
yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang optimal di
seluruh wilayah Republik Indonesia. (Depkes RI, 1999).
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut, upaya
kesehatan harus semakin ditingkatkan melalui upaya pelayanan kesehatan yang
mencakup upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan ( kuratif), dan pemeliharaan kesehatan (rehabilitasi) diselenggarakan
secara terpadu dan berkesinambungan untuk segala usia. (Depkes RI,1999).
Dalam mengaplikasikan praktek asuhan keperawatan dalam komunitas diperlukan
pengetahuan penunjang yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat. Dalam melihat
perspektif proses terjadinya masalah kesehatan masyarakat yang erat kaitannya dengan ilmu
epidemiologi, ilmu statistik kesehatan sehingga masalah tersebut diketahui faktor penyebab
dan alternatif pemecahannya. Termasuk juga diperlukan pemahaman tentang konsep
puskesmas, PHC atau posyandu dan untuk merubah perilaku masyarakat diperlukan
pengetahuan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan masyarakat ( Soekidjo
Notoadmojo, 2003).
Menurut Hendrik L. Blum, status Kesehatan dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu
keturunan, pelayanan kesehatan, perilaku dan lingkungan (fisik dan sosial-ekonomi-budaya).
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga
berpengaruh positif pada terwujudnya status kesehatan yang optimum.
Salah satu penyebab masalah kesehatan masyarakat adalah masalah kesehatan
lingkungan. Oleh karena itu untuk melihat masalah kesehatan lingkungan, khususnya di
Kelurahan Molas Cempaka Lingkungan V Kecamatan Bunaken Dasa wisma 1-15 , kami
menggunakan aplikasi praktek asuhan keperawatan komunitas.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan fisik masyarakat


Kelurahan Molas Cempaka Lingkungan V Kecamatan Bunaken Dasa wisma 1-15.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan fisik di Kelurahan
Molas Cempaka Lingkungan V Kecamatan Bunaken Dasa wisma 1-15.
b. Memberikan pemecahan masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan fisik
melalui Asuhan Keperawatan Komunitas.
c. Meningkatkan status kesehatan masyarakat di Kelurahan Molas Cempaka
Lingkungan V Kecamatan Bunaken Dasa wisma 1-15.

C. Manfaat
1. Untuk masyarakat
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan masyarakat mengenai pentingnya
mengatasi masalah kesehatan lingkungan dan kesehatan fisik.
2. Untuk pendidikan
Sebagai bahan masukan untuk mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Komunitas
yang lebih baik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keperawatan Komunitas


1. Definisi

Komunitas sebagai suatu kelompok sosial yang ditentukan oleh batas-batas wilayah,
nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan berinteraksi
antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya (WHO, 1974). Komunitas adalah
sebagai tempat atau kumpulan orang-orang atau system sosial (Sounders, 1991). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada
wilayah tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relatif sama serta adanya interaksi
satu sama lain untuk mencapai tujuan.
Keperawatan komunitas adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan
kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan kemmpuan
kesehatan baik diri sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup spectrum pelayanan
kesehatan untuk masyarakat (Ruth B. Freeman, 1981).

2. Tujuan

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan


masyarakat melalui upaya :

a. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu, keluarga, dan
kelompok dalam konteks komunitas
b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health general
community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue kesehatan
masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu dan kelompok.

Dan selanjutnya secara spesifik diharapkan : individu, keluarga, kelompok dan mayarakat
mempunyai kemampuan untuk :

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami.


b. Menetapkan masalah dan memprioritaskan masalah tersebut.
c. Merumuskan serta memecahkan masalah.
d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi.
e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi yang akhirnya
dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri (self
care).

3. Sasaran

Seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok baik yang sehat
maupun yang sakit khususnya mereka yang beresiko tinggi dalam masyarakat.

a. Individu

Individu adalah anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi,
social dan spiritual. Apabila individu tersebut mempunyai masalah kesehatan karena
ketidakmampuan merawat dirinya sendiri oleh karena sesuatu hal dan sebab, maka akan
dapat mempengaruhi anggota keluarga lainnya dan keluarga yang ada dilingkungan sekitar
tempat tinggal mereka. Maka disini peran perawat komunitas adalah membantu individu agar
dapat memenuhi kebutuhan dasarnya karena adanya kelemahan fisik dan mental yang
dialami, keterbatasan pengetahuannya dan kurangnya kemauan menuju kemandirian.

b. Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam satu rumah tangga karena
pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi. Antara keluarga satu dengan yang lainnya
saling tergantung dan berinteraksi, bila salah satu atau beberapa anggota keluarga mempunyai
masalah kesehatan maka akan berpengaruh terhadap anggota yang lainnya dan keluarga yang
ada disekitarnya. Dari permasalahan tersebut diatas maka keluarga merupakan focus
pelayanan kesehatan yang strategis.

1. Keluarga sebagai lembaga yang perlu diperhitungkan


2. Keluarga mempunyai peran utama dalam pemeliharaan kesehatan seluruh anggota
keluarga
3. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan
4. Keluarga sebagai tempat pengambilan keputusan (dicision making) dalam perawatan
kesehatan
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dalam berbagai usaha-usaha kesehatan
masyarakat.

c. Kelompok khusus

Yang dimaksud adalah sekumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis


kelamin, umur, permasalahan (problem), kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan antara lain :

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus sebagai akibat perkembangan


dan pertumbuhan (growth and development), seperti : ibu hamil, bayi baru lahir, anak
balita, anak usia sekolah dan usia lanjut.
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan keperawatan, antara lain : kasus penyakit kelamin, tuberculosis, AIDS,
kusta, dan lain-lain.

4. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas :

a. Proses kelompok (Group Process)


b. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
c. Kerja sama (Partnership)

5. Prinsip Keperawatan Komunitas

Yang harus menjadi prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas haruslah


mempertimbangkan :

a. Kemanfaatan
Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi komunitas artinya: ada keseimbangan antara manfaat dan kerugian.

b. Autonomi

Dalam keperawatan komunitas diberikan kebebasan untuk melakukan atau memilih


alternative yang terbaik yang disebabkan untuk komunitas.

c. Keadilan

Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan kemampuan atau
kapasitas komunitas.

6. Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah atau


paradigma keperawatan secara umum yaitu : manusia yang merupakan titik sentral dari setiap
upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bertolak
dari pandangan ini disusunlah paradigma keperawatan komunitas yang terdiri dari empat
komponen dasar yaitu :

a. Manusia
b. Kesehatan
c. Lingkungan
d. Keperawatan

7. Asumsi Dasar dan Keyakinan Dalam Keperawatan Komunitas


a. Asumsi dasar

Menurut American Nurses Association (ANA, 1989), asumsi dasar keperawatan


komunitas didasarkan pada asumsi :

1) Sistem pelayanan bersifat komplek


2) Pelayanan kesehatan primer, sekunder, dan tertier, merupakan komponen system
pelayanan kesehatan
3) Keperawatan merupakan subsistem pelayanan kesehatan, dimana hasil pendidikan
dan penelitian mendasari praktek
4) Fokus utama adalah keperawatan primer, sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan ditatanan kesehatan utama.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan dasar


yang melibatkan komunitas secara aktif sesuai keyakinan keperawatan komunitas.

b. Keyakinan

Keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas :

1) Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima semua
orang
2) Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam hal ini
komunitas.
3) Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
terjalin kerja sama yang baik.
4) Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas, baik bersifat mendukung
maupun menghambat, untuk itu perlu diantisipasi.
5) Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan.
6) Kesehatan merupakan tanggungjawab setiap orang.

Dari asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar maka dikembangkan falsafah
keperawatan komunitas yang akan menjadi landasan praktek keperawatan komunitas.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Komunitas

Perawatan kesehatan masyarakat merupakan bidang khusus dalam ilmu keperawatan


yang merupakan gabungan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan social (WHO,
1959).Suatu bidang dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan
kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta masyarakat (Rapat Kerja Keperawatan
Kesehatan Masyarakat, 1989). Dengan demikian ada 3 teori yang menjadi dasar ilmu
perawatan kesehatan masyarakat yaitu : (1) Ilmu Keperawatan, (2) Ilmu kesehatan
masyarakat dan (3) Ilmu social (peran serta masyarakat).
Dalam melakasanakan asuhan keperawatan komunitas pada dasarnya menggunakan
pendekatan proses keperawatan dengan langkah-langkah : pengkajian data, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil tindakan keperawatan yang
dilaksanakan secara sistematis dan berkelanjutan.

1. Pengkajian

Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi
oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam tahap
pengkajian ini terdapat lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan data, analisis
data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masyarakat.
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan objektif.Data subyektif
adalah data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga,
kelompok dan komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan sedangkan data
objektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.
Sumber data terdiri dari data primer dan data sekunder.Data primer adalah data yang
dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat kesehatan masyarakat dari
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan hasil pemeriksaan dan komunitas.
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit, 2005).
Cara pengumpulan data terdiri dari tiga cara yaitu dengan wawancara atau anamnase,
pengamatan dan pemeriksaan fisik.

a. Pengumpulan data

Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai masalah


kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus diambil untuk
mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik, psikologis, social ekonomi dan
spiritual serta factor lingkungan yang mempengaruhinya.Oleh karena itu data tersebut harus
akurat dan dapat dilakukan analisa untuk pemecahan masalah. Kegiatan pengkajian yang
dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :

1) Data inti
a) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di komunitas dan
studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut.Uraikan termasuk data umum mengenai lokasi
daerah binaan (yang dijadikan praktek keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, type
komunitas (masyarakat rusal atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi
kekuatan komunitas dan pola perubahan komunitas.

b) Data demografi

Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status perkawinan, ras
atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan, agam dan komposisi keluarga.

c) Vital statistic

Jabarkan atau uraikan data tentang : angka kematian kasar atau CDR, penyebab
kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.

d) Status kesehatan komunitas

Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic antara lain
: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR. MMR, cakupan imunisasi. Selanjutnya status
kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah,
remaja dan lansia. Pada kelompok khusus di masyarakat : ibu hamil, pekerja industri,
kelompok penyakit kronis, penyakit menular. Adapun pengkajian selanjutnya dijabarkan
sebagaimana dibawah ini :

- Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas


- Tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi, suhu tubuh
- Kejadian penyakit (dalam 1 tahun terakhir) :
ISPA
Penyakit asthma
TBC paru
Penyakit kulit
Penyakit mata
Penyakit rheumatic
Penyakit jantung
Penyakit gangguan jiwa
Kelumpuhan
Penyakit menahun lainnya
- Riwayat penyakit keluarga
- Pola pemenuhan sehari-hari :
Pola pemenuhan nutrisi
Pola pemenuhan cairan dan elektrolit
Pola istirahat dan tidur
Pola eliminasi
Pola aktivitas gerak
Pola pemenuhan kebersihan diri
- Status psikososial :
Komunikasi dengan sumber-sumber kesehatan
Hubungan dengan orang lain
Peran di masyarakat
Kesedihan yang dirasakan
Stabilitas emosi
Penelantaran anak atau lansia
Perlakuan yang salah dalam kelompok dalam hal ini perilaku tindakan kekerasan
- Status pertumbuhan dan perkembangan
- Pola pemanfaatan fasilitas kesehatan
- Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan
- Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang berlebihan,
mengkonsumsi alcohol, penggunaan obat tanpa resep, penyalahgunaan obat terlarang,
pola konsumsi tinggi garam, lemak dan purin.

2) Data lingkungan fisik


a) Pemukiman
Luas bangunan
Bentuk bangunan
Jenis bangunan
Atap rumah
Dinding
Lantai
Ventilasi
Pencahayaan
Penerangan
Kebersihan
Pengaturan ruangan dan perabot
Kelengkapan alat rumah tangga
b) Sanitasi
Penyediaan air bersih (MCK)
Penyediaan air minum
Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan bagaimana jarak
dengan sumber air
Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah, bagaimana cara
pengolahannya : dibakar, ditimbun, atau cara lainnya, sebutkan.
Polusi udara, air, tanah atau suara/kebisingan
Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industri lainnya, sebutkan.
c) Fasilitas
- Peternakan, pertanian, perikanan dan lain-lain
- Pekarangan
- Sarana olahraga
- Taman, lapangan
- Ruang pertemuan
- Sarana hiburan
- Sarana ibadah
d) Batas-batas wilayah
Sebelah utara, barat, timur, dan selatan
e) Sarana ibadah
3) Pelayanan kesehatan dan social
a) Pelayanan kesehatan
- Lokasi sarana kesehatan
- Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dan kader)
- Jumlah kunjungan
- Sistem rujukan
b) Fasilitas social (pasar, took ,swayalan)
- Lokasi
- Kepemilikan
- Kecukupan
4) Ekonomi
a) Jenis Pekerjaan
b) Jumlah penghasilan rata-rata tiap bulan
c) Jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan
d) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lansia
5) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
- Sistem keamanan lingkungan
- Penanggulangan kebakaran
- Penanggulangan bencana
- Penanggulangan polusi, udara, air dan tanah
b) Transportasi
- Kondisi jalan
- Jenis transportasi yang dimiliki
- Sarana transportasi yang ada
6) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
7) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
8) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal atau non formal)
- Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
- Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
c) Jenis bahasa yang digunakan
9) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi
b. Pengolahan data

Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai
berikut :

1) Klasifikasi data atau kategori data

Cara mengkategori data :

- Karakteristik demografi
- Karakteristik geografi
- Karakteristik social ekonomi
- Sumber dan pelayanan kesehatan

(Anderson & Mc Farlane, 1981. Community as Client)

2) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly


3) Tabulasi data
4) Interpretasi data

c. Analisa data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan data
dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau
masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan atau masalah
keperawatan. Tujuan analisa data adalah :

- Menetapkan kebutuhan komunity


- Menetapkan kekuatan
- Mengidentifikasi pola respon komunity
- Mengidentifikasi pola kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

d. Perumusan atau penentuan masalah kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang
dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya dilakukan
intervensi.Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak mungkin dapat diatasi
sekaligus.Oleh karena itu perlu diprioritaskan masalah.

e. Prioritas masalah

Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan perlu


mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria, diantaranya adalah :

- Sesuai dengan peran perawat


- Sesuai dengan program pemerintah
- Sesuai dengan intevensi pendidikan kesehatan
- Resiko terjadi
- Resiko parah
- Minat masyarakat
- Kemudahan untuk diatasi
- Tempat
- Dana
- Waktu
- Fasilitas
- Petugas

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial.Masalah actual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian
sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (American
Nurses of Association (ANA).
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu :

1) Problem (Masalah)
2) Etiologi (Penyebab)
3) Sign or Symptom (Tanda atau Gejala)

Perumusan daignosa keperawatan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :


1) Dengan rumus PES

DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab) + S (Symptom/gejala)

2) Dengan rumus PE

DK : P (Problem/masalah) + E (Etiologi/penyebab)
Jadi menegakkan diagnosa keperawatan minimal harus mengandung 2 komponen tersebut
diatas, disamping mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1) Kemampuan masyarakat untuk menanggulangi masalah


2) Sumber daya yang tersedia dari masyarakat
3) Partisipasi dan peran serta masyarakat

Sedangkan diagnosa keperawatan menurut Mueke, 1984 terdiri dari :

1) Masalah ……. Sehat ……. Sakit


2) Karakteristik populasi
3) Karakteristik lingkungan (Epidemiologi triagle)

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan yang akan


dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien. Rencana keperawatan harus
mencakup : Perumusan tujuan, Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan,
kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan.

a. Perumusan tujuan

Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :

1) Berfokus pada masyarakat


2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistik
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat
Formulasi kriteria tujuan : T = S + P + K.1 + K.2
S: Subjek K.1 : Kondisi
P: Predikat K.2 : Kriteria

Selain itu dalam perumusan tujuan :

1) Dibuat berdasarkan goal : sasaran dibagi hasil akhir yang diharapkan


2) Perilaku yang diharapkan berubah
3) Specific
4) Measurable atau dapat diukur
5) Attainable atau dapat dicapai
6) Relevant/realistic atau sesuai
7) Time-Bound atau waktu tertentu
8) Sustainable atau berkelanjutan

b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

Langkah-langkah dalam perencanaan perawatan kesehatan melalui kegiatan :

1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan


2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3) Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perncanaan melalui kegiatan :
musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
6) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
7) Tindakan harus bersifat realistic
8) Disusun secara berurutan

c. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Penentuan kriteria dalam perencanaan keperawatan komunitas adalah sebagai berikut


1) Menggunakan kata kerja yang tepat
2) Dapat dimodifikasi
3) Bersifat spesifik :
- Siapa yang melakukan ?
- Apa yang dilakukan ?
- Dimana dilakukan ?
- Kapan dilakukan ?
- Bagaimana melakukan ?
- Frekuensi melakukan ?

4. Pelaksanaan

Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada


keperawatan komunitas adalah : I2 RMU.

a. Inovatif

Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu


menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berdasar pada
iman dan takwa

b. Integrated

Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesame profesi, tim
kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat berdasarkan asas kemitraan

c. Rasional

Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus


menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program yang telah
disusun.

d. Mampu dan mandiri

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan kemandirian


dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta komponen.
e. Ugem

Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan tercapai.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan :

- Keterpaduan antara : Biaya, tenaga, waktu, lokasi, sarana, dan prasarana dengan
pelayanan kesehatan maupun sector lainnya
- Keterlibatan petugas kesehatan lain, kader dan tokoh masyarakat dalam rangka alih
peran.
- Tindakan keperawatan yang dilakukan dicatat dan didokumentasikan.
- Adanya penyelenggaraan system rujukan baik medis maupu rujukan kesehatan.

5. Evaluasi
a. Fokus evaluasi
1) Relevansi
Apakah program yang diperlukan ?
Yang ada atau yang terbaru
2) Perkembangan kemajuan
Apakah dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
Bagaimana staf, fasilitas dan jumlah peserta ?
3) Cost efficiency (efisiensi biaya)
Bagaimana biaya ?
Apa keuntungan program ?
4) Efektifitas
Apakah tujuan tercapai ?
Apakah klien puas ?
Apakah focus pada formulatif dan hasil jangka pendek ?
5) Impact
Apakah dampak jangka panjang ?
Apa perubahan perilaku dalam 6 bulan atau 1 tahun ?
Apakah status kesehatan meningkat ?
b. Keguanaan evaluasi
1) Menentukan perkembangan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan.
2) Menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan keperawatan yang diberikan.
3) Menilai asuhan keperawatan dan sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau
menyusun rencana dalam proses keperawatan.

c. Hasil evaluasi

Terdapat tiga kemungkinan dalam hasil evaluasi, yaitu :

1) Tujuan tercapai

Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat telah menunjukkan kemajuan


sesuai denga kriteria yang telah ditetapkan.

2) Tujuan tercapai sebagian

Apabila tujuan itu tidak tercapai secara maksimal, sehingga perlu dicari penyebab dan
cara memperbaiki atau mengatasinya.

3) Tujuan tidak tercapai

Apabila individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tidak menunjukkan perubahan


kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perlu dikaji secara
mendalam apakah terdapat problem dalam data, analisis, diagnosis, tindakan dan faktor-
faktor yang lain tidak sesuai sehingga menjadi penyebab tidak tercapainya tujuan.
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. PENGKAJIAN

 Data Geografi

Kelurahan Molas Lingkungan V. Kecamatan Bunaken. Provinsi Sulawesi Utara.

Kelurahan molas lingkungan V memiliki luas 97.780 M2

 Data demografi

Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken terbagi menjadi 15

dasawisma. Terdiri dari 776 KK dan yang dijadikan target untuk asuhan keperawatan

komunitas adalah 776 KK. Jumlah KK yang disurvey (540 KK) tidak sesuai dengan

jumlah KK yang berada di Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken (776

KK) , karena berbagai kendala seperti pada saat disurvey ada keluarga yang tidak

berada dirumah, berpindah tempat dan tidak bersedia dikaji.

Setelah dilakukan pengkajian data pada tanggal 22, 23,24 Januari 2016 dan di

dapatkan data sebagai berikut :

A. DATA DEMOGRAFI

No Status penduduk Frekuensi %


1. Asli/menetap 523 96,85
2. Musiman 17 3,15
JUMLAH 540 100

No. Kepemilikan rumah Frekuensi %


1. Pribadi 477 88,33
2. Menumpang 63 11,67
JUMLAH 540 100

1. Distribusi penduduk berdasarkan data demografi

No. Umur Frekuensi %


1. 0-1 thn 38 2
2. 1-3 thn 63 3
3. 3-5 thn 71 3
4. 5-10 thn 225 10
5. 10-15 thn 263 11
6. 15-20 thn 223 10
7. 20-25 thn 153 7
8. 25-30 thn 179 8
9. 30-35 thn 180 8
10. 35-40 thn 182 9
11. 40-45 thn 174 8
12. 45-50 thn 155 7
13. 50-55 thn 134 6
14. 55-60 thn 66 3
15. 60-65 thn 55 3
16. ≥65 thn 49 2
JUMLAH 2133 100

2. Distibusi penduduk berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin Frekuensi %


1. Laki-laki 1119 52
2. Perempuan 1014 48
JUMLAH 2133 100

3. Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan

No. Pendidikan / (Tamat terakhir) Frekuensi %


1. Belum sekolah 182 9
2. Tidak sekolah 63 3
3. TK 50 2
4. SD 839 39
5. SMP 468 22
6. SMA 463 22
7. Perguruan tinggi 68 3
JUMLAH 2133 100

4. Distribusi penduduk berdasarkan pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi %


1. Tidak bekerja 832 39
2. PNS 21 0
3. TNI/POLRI 5 0
4. Pensiunan 9 0
5. Swasta 207 10
6. IRT 517 24
7. Nelayan 201 9
8. Wiraswasta 132 7
9. Sopir 51 3
10. Tani 12 1
11. Tukang 146 7
JUMLAH 2133 100

5. Distribusi penduduk berdasarkan agama

No. Agama yang di anut Frekuensi %


1. Islam 813 38
2. Kristen Protestan 1158 54
3. Kristen Katolik 162 8
4. Hindu 0 0
5. Budha 0 0
6. Konghuchu 0 0
7. Lain-lain 0 0
JUMLAH 2133 100

B. KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PERILAKU KESEHATAN


MASYARAKAT
1. Status kesehatan

No. Penyakit 1 tahun terakhir Frekuensi %


1. Demam, pilek 423 31
2. ISPA 372 27
3. Thypoid 8 1
4. Gout Atritis 56 3
5. DM 28 2
6. Hipertensi 123 9
7. Gastritis 75 5
8. Malaria 5 0
9. DHF 6 0
10. Stroke 9 1
11. Cikumunya 0 0
12. Kolestrol 35 3
13. Asma 23 2
14. Lain-lain ( TB, Diare ) 220 16
JUMLAH 1383 100

No. Kecacatan Frekuensi %


1. Ya 11 1
2. Tidak 2122 99
JUMLAH 2133 100

No. Adakah anggota keluarga yang Frekuensi %


meninggal dalam 1 tahun terakhir
1. Ada 26 1
2. Tidak 2107 99
JUMLAH 2133 100

2. Lingkungan fisik

No. Luas lantai bangunan rumah Frekuensi %


1. > 50 m2 230 43
2. < 50 m2 310 57
JUMLAH 540 100

No. Jumlah kamar tidur Frekuensi %


1. Tidak ada 0 0
2. 1 kamar tidur 61 11
3. 2-3 tidur 427 79
4. Lebih dari 3 kamar tidur 52 10
JUMLAH 540 100

No. Kebiasaan membuka jendela Frekuensi %


1. Ya 439 81
2. Tidak 101 19
JUMLAH 540 100

No. Jenis lantai rumah Frekuensi %


1. Tanah (sebagian besar) 53 10
2. Plesten, ubin, keramik 465 86
3. Papan, kayu 22 4
JUMLAH 540 100

No. Tipe bangunan Frekuensi %


1. Permanen 262 49
2. Semi permanen 248 46
3. Non permanen 64 5
JUMLAH 540 100

No. Luas jendela dan lubang angin Frekuensi %


1. Bersih 279 52
2. Kurang bersih 233 43
3. Tidak bersih 28 5
JUMLAH 540 100
No. Kebersihan dalam rumah dan Frekuensi %
pekarangan
1. Bersih 295 55
2. Kotor 245 45
JUMLAH 540 100

3. Kesehatan air

No. Air untuk masak dan minum Frekuensi %


1. Sumur gali 72 13
2. Sumur pompa 95 18
3. Mata air 5 1
4. Air sungai 1 0
5. Air galon 188 35
6. PAM 178 33
7. Lain-lain 1 0
JUMLAH 540 100

No. Air untuk mencuci Frekuensi %


1. Sumur gali 177 33
2. Sumur pompa 220 41
3. PAM 143 26
JUMLAH 540 100

No. Pembersihan / pengurasan Frekuensi %


penampungan air
1. 1x seminggu 113 21
2. 2x seminggu 104 19
3. > 2x seminggu 241 45
4. Lain-lain ( setiap hari ) 82 15
JUMLAH 540 100

No. Penampungan air untuk masak dan Frekuensi %


minum
1. Ya 483 89
2. Tidak 57 11
JUMLAH 540 100

No. Jarak sumber air dengan penampung Frekuensi %


kotoran
1. <5m 71 13
2. > 10 m 242 45
3. 5 s/d 10 m 227 42
4. Lain-lain ( tidak ada WC ) 0 0
JUMLAH 540 100

No. Keadaan fisik air Frekuensi %


1. Berwarna 211 39
2. Jernih 315 58
3. Berbau 14 3
JUMLAH 540 100

No. Penanmpungan air untuk masak dan Frekuensi %


minum
1. Terbuka 75 14
2. Tertutup 465 86
JUMLAH 540 100

4. Pembuangan sampah

No. Tempat penampungan sampah Frekuensi %


1. Ada 482 89
2. Tidak 58 11
JUMLAH 540 100

No. Pengelolahan sampah selanjutnya Frekuensi %


1. Dibakar 211 39
2. Dibuang ke kali 55 10
3. Ditimbun 44 8
4. Dibuang ke TPU 214 40
5. Lain-lain 16 3
JUMLAH 540 100

No. Kondisi tempat penampungan sampah Frekuensi %


dirumah
1. Tertutup 134 25
2. Terbuka 406 75
JUMLAH 540 100

No. Vektor Frekuensi %


1. Ada 489 91
2. Tidak ada 51 9
JUMLAH 540 100
No. Jenis vektor Frekuensi %
1. Tikus 336 22
2. Lalat 404 26
3. Anjing 120 8
4. Nyamuk 326 21
5. Kecoa 207 14
6. Kucing 133 9
7. Lain-lain 2 0
JUMLAH 1528 100

5. Kondisi jamban

No. Tempat pembuangan tinja Frekuensi %


1. Ada 498 92
2. Tidak 42 8
JUMLAH 540 100

No. Kondisi jamban keluarga Frekuensi %


1. Bersih 374 69
2. Tidak bersih 166 31
JUMLAH 540 100

No. Pembuangan limbah Frekuensi %


1. Ada 409 76
2. Tidak 131 24
JUMLAH 540 100

No. Saluran air limbah Frekuensi %


1. Terbendung/mampet 201 37
2. Lancar 339 63
JUMLAH 540 100

6. KOMUNIKASI

No. Sarana komunikasi Frekuensi %


1. Ada 528 98
2. Tidak 12 2
JUMLAH 540 100

No. Jenis bahasa yang dipakai sehari-hari Frekuensi %


1. Indonesia 234 43
2. Daerah 306 57
3. Asing 0 0
JUMLAH 540 100
No. Metode penyampaian informasi Frekuensi %
kesehatan yang diharpkan
1. Media elektronik ( Radio/TV) 203 37
2. Media cetak (koran/majalah) 47 9
3. Posyandu / kader 108 20
4. Pertemuan antar masyarakat 182 34
JUMLAH 540 100

No. Sarana yang digunakan Frekuensi %


1. Pesawat telepon / Handphone 476 88
2. Majalah 6 1
3. Koran 40 7
4. Lain-lain 18 4
JUMLAH 540 100

7. EKONOMI

No. Penghasilan keluarga riap bulan Frekuensi %


1. < Rp. 750.000 92 17
2. Rp. 750.000 – Rp. 1.000.000 117 22
3. Rp. 1.000.000- Rp. 1.500.000 105 19
4. Rp. 1.500.00 - ............................... 226 42
JUMLAH 540 100

No. Dana untuk kesehatan dialokasikan Frekuensi %


1. Ya 247 56
2. Tidak 293 44
JUMLAH 540 100

8. Transport dan keamanan

No. Sarana transportasi keluarga Frekuensi %


1. Ya / pribadi 301 66
2. Tidak / umum 239 34
JUMLAH 540 100

No. Sarana pengaman dirumah Frekuensi %


1. Ya 205 38
2. Tidak 335 62
JUMLAH 540 100
9. Rekreasi

No. Waktu rekreasi khusus keluarga Frekuensi %


1. Ada 258 48
2. Tidak 282 52
JUMLAH 540 100

10. Pendidikan

No. Jenis pendidikan kesehatan yang Frekuensi %


dibutuhan
1. Kesehatan ibu dan anak 98 18
2. Cara penanggulangan kesehatan 342 63
3. Pembinaan kesehatan lansia 45 8
4. Pembinaan kesehatan remaja 45 8
5. Lain-lain ........ 10 3
JUMLAH 540 100

11. Pelayanan kesehatan dan sosial

No. Sarana kesehatan yang paling Frekuensi %


dimanfaatkan
1. Puskesmas 258 48
2. Dokter praktek 250 46
3. Bidan praktek 14 3
4. Rumah sakit 6 1,9
5. Perawat klinik 11 2
6. Dokter klinik keluarga 1 0,1
7. Lain-lain 0 0
JUMLAH 540 100

No. Waktu yang baik untuk mendapatkan Frekuensi %


penyuluhan kessehatan
1. Pagi 164 31
2. Sore 227 42
3. Siang 121 22
4. Malam 28 5
JUMLAH 540 100

No. Tempat untuk mendapatkan Frekuensi %


penyuluhan kessehatan
1. Dirumah 170 31
2. Puskesmas 84 15
3. Pertemuan kelompok 170 31
4. Balai 116 22
5. Lain-lain 0 0
JUMLAH 540 100

12. Kebijakan dalam keluarga

No. Peraturan dalam keluarga Frekuensi %


1. Ya 237 44
2. Tidak 303 56
JUMLAH 540 100

No. Yang berpengaruh dalam pemeliharaan Frekuensi %


kesehatan
1. Ayah 191 35
2. Ibu 339 67
3. Anak 10 3
4. Lain-lain 0 0
JUMLAH 540 100

13. Perilaku hidup sehat

No. Frekuensi makan keluarga dalam sehari Frekuensi %


1. 1 x / hari 0 0
2. 2 x/ hari 50 9
3. 3 x / hari 435 81
4. > 3 kali 55 10
JUMLAH 540 100

No. Anggota keluarga yang merokok Frekuensi %


1. Ya 313 60
2. Tidak 217 40
JUMLAH 540 100

No. Apakah olahraga itu penting Frekuensi %


1. Ya 525 97
2. Tidak 15 3
JUMLAH 540 100

Kesehatan anak balita

No. Status imunisasi dasar Frekuensi %


1. Lengkap 91 69
2. Belum lengkap 25 119
3. Tidak lengkap 16 12
JUMLAH 132 100

No. Status perkembangan Frekuensi %


1. Normal 129 98
2. Tidak normal 3 2
JUMLAH 132 100

No. Penyakit yang diderita 3 bulan terakhir Frekuensi %


1. ISPA 82 37
2. Diare 22 10
3. Muntah-muntah 35 16
4. Demam 71 32
5. Penyakit kulit 7 3
6. Lain-lain ( alergi ) 7 3
JUMLAH 223 100

No. Kebiasaaan saat makan Frekuensi %


1. Disuapi 67 48
2. Makan sendiri 68 52
JUMLAH 132 100

No. Jumlah porsi makan Frekuensi %


1. Habis 1 porsi 71 54
2. Kadang-kadang habis 1 porsi 58 44
3. Tidak ada perilaku khusus 2 2
JUMLAH 132 100

No. Jam tidur anak dalam sehari Frekuensi %


1. Kurang dari 8 jam 17 13
2. 8-15 jam 109 83
3. Lebih dari 15 jam 6 40
JUMLAH 132 100

No. Kebiasaan saat bermain Frekuensi %


1. Sendiri 19 14
2. Bersama teman sebaya 78 59
3. Harus ditemani oleh orang tua / 36 27
saudaranya
JUMLAH 132 100

No. Apakah ibu rutin membawa anak ke Frekuensi %


posyandu
1. Ya 99 75
2. Tidak 33 25
JUMLAH 132 100

No. Apakah posyandu bermanfaat menurut Frekuensi %


keluarga
1. Ya 124 94
2. Tidak 8 6
JUMLAH 132 100

No. Penyuluhan berkaitan dengan kesehatan Frekuensi %


balita
1. Ada 69 52
2. Tidak 63 48
JUMLAH 132 100

No. Subsidi/bantuan perawatan balita Frekuensi %


1. Pemberian makanan tambahan (susu, 56 37
bubur bayi, dll)
2. Garam beryodium 4 3
3. Tambahan vitamin A 55 36
4. Belum ada 31 21
5. Lain-lain 5 3
JUMLAH 151 100

No. Informasi kesehatan yang dibutuhkan Frekuensi %


1. Gizi balita 84 51
2. Imunisasi balita 19 11
3. Stimulasi perkembangan balita 36 22
4. Perawatan balita sakit di rumah 24 15
5. Lain-lain 2 1
JUMLAH 165 100

No. Faktor injury Frekuensi %


1. Ya 59 45
2. Tidak 73 55
JUMLAH 132 100

No. Alat-alat bermain sesuai umur balita Frekuensi %


1. Ya 122 92
2. Tidak 10 8
JUMLAH 132 100
No. Kebebasan pada anak waktu bermain Frekuensi %
1. Ya 130 98
2. Tidak 2 2
JUMLAH 132 100

No. Kebiasaan memberikan stimulasi Frekuensi %


perkembangan anak balita
1. Ya 112 85
2. Tidak 20 15
JUMLAH 132 100

No. Kemampuan ortu mengungkapkan Frekuensi %


porsi makan balita
1. Ya 126 95
2. Tidak 6 5
JUMLAH 132 100

No. Makanan pengganti jika porsi makan Frekuensi %


tidak habis
1. Ya 91 69
2. Tidak 41 31
JUMLAH 132 100

No. Apakah makanan balita dalam sehari Frekuensi %


mengandung unsur
1. Protein hewani 84 20
2. Protein nabati 67 15
3. Sayuran 99 23
4. Buahan 80 18
5. Susu 103 24
JUMLAH 433 100

No. Pengasuh balita sehari-hari dirumah Frekuensi %


1. Orang tua / saudaranya 131 91
2. Kakek / neneknya 13 89
3. Pramubalita 0 0
4. Pembantu 0 0
5. Lain-lain 0 0
JUMLAH 144 100
Kesehatan Lansia

No. Keluhan kesehatan / gejala yang Frekuensi %


dirasakan dalam waktu 3 bulan terakhir
1. Fungsi penglihatan
- Kabur 12
- Mata berair 4
- Nyeri pada mata 5
- Lain-lain
2. Fungsi pendengaran
- Pandangan berkurang 7
- Telinga berdengung 4,5
3. Fungsi pernafasan
- Batuk malam disertai keringat 34
malam
- Sesak nafas 2
4. Fungsi jantung
- Jantung berdebar-debar 4,1
- Cepat lelah 6,4
- Pusing 4
- Nyeri daerah tengkuk 3
5. Fungsi pencernaan
- Mual / muntah 3
- Nyeri ulu hati 8
- Makan dan minum banyak 1
(berlebihan)
- Perubahan kebiasaan buang air 3
besar (mencret atau sembelit)
6. Fungsi pergerakkan
- Nyeri kaki saat berjalan 8,2
- Nyeri pinggang / tulang 7
belakang
- Nyeri persendian / bengkak 5,3
7. Fungsi persarafan
- Lumpuh / kelemahan pada kaki 1,4
/ tangan
- Kehilangan rasa
- Gemetar / tremor 2

8. Fungsi perkemihan
- Buang air kecil banyak 1
- Sering buang air kecil malam 2,4
hari
- Tidak mampu mengontrol 1,2
pengeluaran air kemih / BAK
merembes
JUMLAH 100
LINGKUNGAN

Kesimpulan berdasarkan hasil pengkajian apakah salah satu jawaban YA pada hasil survey.

No. Apakah terdapat resiko injury Frekuensi %


1. Ya 50 46
2. Tidak 58 54
JUMLAH 108 100

SOSIAL EKONOMI

No. Penghasilan sendiri Frekuensi %


1. Ya 54 50
2. Tidak 54 50
JUMLAH 108 100

No. Penghasilan cukup dengan kebutuhan Frekuensi %


sendiri
1. Ya 61 56
2. Tidak 47 54
JUMLAH 108 100

No. Dukungan dana dari sumber lain Frekuensi %


1. Ya 54 50
2. Tidak 54 50
JUMLAH 108 100

PELAYANAN KESEHATAN

No. Fasilitas kesehatan yang digunakan Frekuensi %


1. Rumah Sakit 10 9
2. Puskesmas 55 50
3. Dokter praktek 43 41
4. Klinik 0 0
5. Lain-lain ( Dokter keluarga ) 0 0
JUMLAH 108 100

No. Pemeriksaan kesehatan secara teratur Frekuensi %


1. Ya 25 23
2. Tidak 83 77
JUMLAH 108 100

No. Fasilitas terjangkau Frekuensi %


1. Ya 85 78
2. Tidak 23 22
JUMLAH 108 100

No. Jaminan kesehatan Frekuensi %


1. Ya 51 47
2. Tidak 57 53
JUMLAH 108 100

No. Upaya mengatasi masalah kesehatan Frekuensi %


1. Ya 97 90
2. Tidak 11 10
JUMLAH 108 100

No. Hubungan sosial Frekuensi %


1. Baik 90 83
2. Kurang baik 18 17
JUMLAH 108 100

PERKUMPULAN USIA LANJUT

No. Perkumpulan usia lanjut Frekuensi %


1. Ya
- Pengajian 6 6
- Arisan 3 3
- Olahraga / senam 10 10,41
- Kesenian 16 17
- Perkumpulan antar usia lanjut 3 3,1
- Lain-lain
2. Tidak 58 60,4
JUMLAH 100

No. Usia lanjut memanfaatkan kelompok Frekuensi %


usia lanjut
1. Ya 32 30
2. Tidak 76 70
JUMLAH 108 100

No. Informasi kesehatan yang dibutuhkan Frekuensi %


usia lanjut
108 100
Penanganan kesehatan lansia

PERILAKU HIDUP SEHAT

No. Pantangan makanan terkait kondisi Frekuensi %


kesehatan
1. Ada 64 59
2. Tidak 44 41
JUMLAH 108 100

No. Apakah lansia merokok Frekuensi %


1. Ya 36 33
2. Tidak 72 67
JUMLAH 108 100

No. Ketergantungan terhadap obat-obatan Frekuensi %


1. Ya 39 36
2. Tidak 69 64
JUMLAH 108 100

No. Lansia melakukan olahrga Frekuensi %


1. Ya
- Jalan-jalan 29 27
- Senam 7 6
- Lari pagi
- Bersepeda
- Lain-lain
2. Tidak 72 67
JUMLAH 108 100

No. Istirahat / tidur tercukupi Frekuensi %


1. Ya 64 59
2. Tidak 44 41
JUMLAH 108 100

No. Pola koping yang digunakan lansia Frekuensi %


untuk menyelesaikan masalahnya
1. Konstruktif 72 67
2. Tidak konstruktif 36 33
JUMLAH 108 100
No. Apakah lansia merasa cemas Frekuensi %
1. Ya 41 38
2. Tidak 67 62
JUMLAH 108 100

ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. Kesehatan lingkungan atau tempat Ketidakmampuan Sanitasi lingkungan
tinggal. masyarakat kurang sehat
- Jumlah KK dengan kondisi memelihara kesehatan
pembuangan sampah lingkungan
terbuka , yaitu 406 KK (76
%)
- Jumlah KK yang
kebersihan dalam rumah
dan pekarangan kotor, 245
KK (45%)
- Jumlah KK yang tidak
memiliki pembuangan
limbah, yaitu 131 KK
(24%)
- Jumlah KK dengan saluran
air limbah tersumbat, yaitu
201 KK (37%)
- Jumlah KK yang terdapat
vektor, yaitu 489 KK (91
%)
- Jumlah KK dengan kondisi
jamban tidak bersih, yaitu
166 KK (31 %)
- Tingkat pendidikan SD
39%

2. Penyebaran penyakit Kurangnya informasi Resiko penularan


- Jumlah KK yang terpapar masyarakat dalam penyakit ISPA
oleh macam-macam vektor, memelihara
yaitu 489 KK (91%) lingkungan yang
- Jumlah KK dengan riwayat memenuhi syarat
ISPA, yaitu 372 ( 27%) kesehatan
- Jumlah KK dengan Terpaparnya
kebiasaan pengolahan lingkungan oleh
sampah dibakar, yaitu 211 macam-macam vektor
KK (39 %) dan polusi
- Jumlah KK dengan kondisi Kurangnya kader
pembuangan sampah kesehatan
terbuka , yaitu 406 KK (76
%)
- Jumlah KK yang memiliki
luas jendela dan lubang
angin yang kurang bersih,
yaitu 233 KK (43%)
- Jumlah KK dengan anggota
keluarga merokok, yaitu
313 KK (60%)
- Jumlah KK yang
membutuhkan informasi
tentang penanggulangan
kesehatan, yaitu 342 KK
(63%)
3. Peningkatan penderita penyakit Kurangnya informasi Resiko
- Jumlah penderita Hipertensi masyarakat tentang bertambahnya
123 orang (9%) penyakit hipertensi penderita hipertensi
- Jumlah KK dengan anggota Pendidikan rendah
keluarga merokok, yaitu
313 KK (60%)
- Jumlah KK dengan anggota
keluarga merokok, yaitu
313 KK (60%)
- Jumlah KK yang
membutuhkan informasi
tentang penanggulangan
kesehatan, yaitu 342 KK
(63%)
4. Kesehatan lansia Tidak adanya Rendahnya
- Jumlah Lansia 108 orang pembinaan pada usia pelayanan
- Keluhan terbanyak pada lanjut kesehatan pada
lansia adalah batuk malam Kurangnya informasi lansia
disertai keringat malam 34 tentang kesehatan usia
% lanjut
- Lansia yang tidak Kurangnya perhatian
mempunyai kegiatan 58 pemerintah / petugas
orang ( 60,4 %) kesehatan
- Jumlah lansia yang tidak (puskesmas/pustu)
melakukan pemeriksaan
kesehatan secara teratur
yaitu 83 orang (77%)
No. Masalah Ketersediaan Sumber

pendidikan kesehatan
Sesuai peran perawat

Kemudahan diatasi
Minat Masyarakat
Kesehatan

intervensi
Sesui program

Resiko tejadi
Resiko parah
pemerintah

Petiugas
Fasilitas
Ttempat

Jumlah
Waktu
Sesuai

Dana
1 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 4 5 46
Sanitasi

lingkungan

kurang sehat b/d

ketidakmampuan

masyarakat

memelihara

kesehatan

lingkungan

2. 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 43
Resiko

meningkatnya

penyakit ISPA

27%, DEMAM

31%, dan lain-

lain
3. 4 2 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 40
Resiko

bertambahnya

penderita

hipertensi

4. 3 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 38
Resiko terjadi

penurunan

derajat kesehatan

pada usia lanjut

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Sanitasi lingkungan kurang sehat b/d ketidakmampuan masyarakat memelihara


kesehatan lingkungan ditandai dengan :
- kondisi pembuangan sampah terbuka 75%
- kebersihan dalam rumah dan pekarangan 45% kotor
- saluran air limbah 37% tersumbat
- terdapat vektor 91% (26% lalat)
- kondisi jamban 31% tidak bersih
2. Resiko meningkatnya penyakit ISPA 27%, DEMAM 31%, dan lain-lain berhubungan
dengan
- kurangnya informasi masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi
syarat kesehatan
- Terpaparnya lingkungan oleh macam-macam vektor dan polusi
- Kurangnya kader kesehatan
Ditandai dengan:
- Jumlah penduduk yang terkena ispa 27% dan demam 31%
- Kebersihan pekarangan 45% kotor
- Kebiasaan pengelolaan sampah dibakar 39%
- Kondisi pembuangan sampah terbuka 75%
- Vektor : tikus 22% lalat: 26%
3. Resiko bertambahnya penderita hipertensi di lingkungan 5 kelurahan molas
kecamatan bunaken berhubungan dengan :
- Kurangnya informasi masyarakat tentang penyakit hipertensi
- Pendidikan rendah
Ditandai dengan:
- Jumlah penderita hipertensi 9% (penyakit ketiga tertinggi di lingkungan 5)
- Jumlah perokok 60%
- Pendidikan SD 39%
- Tidak meluangkan waktu rekreasi/olahraga 52%
4. Resiko terjadi penurunan derajat kesehatan pada usia lanjut di lingkungan 5 kelurahan
molas kecamatan bunaken sehubungan dengan
- Tidak adanya pembinaan pada usia lanjut
- Kurangnya informasi tentang kesehatan usia lanjut
Ditandai dengan:
- Jumlah usia lanjut 104 orang
- Penyakit yang diderita lansia : pada fungsi pernafasan 23%, fungsi penglihatan
21%, fungsi pergerakkan 20%, fungsi jantung 17%, fungsi persarafan 14%, fungsi
pencernaan 13%, fungsi pendengaran 11%, dan fungsi perkemihan 4%
- Usia lanjut yang memeriksakan kesehatannya tidak teratur 77%
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penerapan Asuhan Keperawatan Komunitas haruslah bermutu sehingga diperoleh

hasil yang efektif dan efisien sehingga dapat menjawab masalah kesehatan dalam

masyarakat. Hal ini memerlukan upaya pengumpulan data secara lengkap dan

sistematis.Data tersebut harus diolah dan dianalisis sehingga dapat menentukan atau

merumuskan masalah dan prioritas masalah. Setelah itu dapat ditentukan rencana

keperawatan untuk diimplementasikan.serta dapat dievaluasi baik evaluasi proses

maupun evaluasi hasil.

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari hasil praktek Belajar Lapangan di

Kelurahan Molas Lingkungan V Kecamatan Bunaken, dapat ditarik kesimpulan bahwa

ada beberapa masalah yang terjadi di lingkungan tersebut antara lain yaitu sanitasi

lingkungan yang tidak sehat, resiko meningkatnya penderita ISPA, resiko meningkatnya

penderita hipertensi, dan penurunan kesehatan lansia di Kelurahan Molas Lingkungan V

Kecamatan Bunaken. Dari masalah tersebut telah dilakukan implementasi antaralain

berupa penyuluhan kesehatan dan kegiatan kerja bakti. Dari hasil evaluasi dapat

disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat di Kelurahan Molas Lingkungan V

Kecamatan Bunaken kurang antusias/untuk mengikuti kegiatan penyuluhan dalam rangka

meningkatkan pengetahuan dan kesadaran, sehingga berdampak pada resiko timbulnya

masalah kesehatan.
B. Saran

Untuk menjaga dan meningkatkan status kesehatan, diharapkan Kelurahan Molas

Lingkungan V Kecamatan Bunaken lebih perduli terhadap kebersihan lingkungan dan

aktif dalam mengikuti kegiatan – kegiatan kebersihan lingkungan seperti kerja bakti dll.

Serta diharapkan juga kepada pemerintah daerah serta petugas pelayanan kesehatan untuk

ikut berperan serta menjaga dan meningkatkan status kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai