Chapter II PDF
Chapter II PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Infeksi
karena terlindung oleh berbagai organ tubuh seperti plasenta, selaput amnion,
khorion, dan beberapa faktor anti infeksi dari cairan amnion. Infeksi pada neonatus
dapat terjadi antenatal, intranatal dan pascanatal. Lintas infeksi perinatal dapat
digolongkan antara lain infeksi antenatal, infeksi intranatal dan infeksi pascanatal.
menyebabkan sakit (Perry & Potter, 2005). Infeksi adalah peristiwa masuk dan
menyebabkan sakit, patogen mengganggu fungsi normal tubuh dan dapat berakibat
a. Asepsis atau teknik aseptik adalah istilah umum yang digunakan dalam pelayanan
mengakibatkan infeksi. Tujuan utama dari asepsis adalah untuk mengurangi atau
benda hidup (kulit, jaringan) maupun benda mati (alat kesehatan) hingga
mati (peralatan kesehatan) dapat ditangani dan disentuh oleh petugas secara aman,
terutama petugas pembersih alat medis. Sasaran yang dimaksud yaitu meja
oleh darah atau cairan tubuh sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis.
d. Pencucian adalah proses secara fisik yang menghilangkan darah, cairan tubuh dan
benda asing lainnya seperti debu atau kotoran dari kulit atau permukaan.
mikroorganisme dengan pengecualian spora bakteri dari objek yang mati (Rutala,
termasuk spora. Penguapan dengan tekanan, gas eliten oksida (ETO), dan bahan
kimia merupakan agens sterilisasi yang paling umum (Perry & Potter, 2005).
Infeksi antenatal pada umumnya infeksi transplasenta, kuman berasal dari ibu,
kemudian melewati plasenta dan umbilikus dan masuk ke dalam tubuh bayi melalui
sirkulasi bayi. Infeksi bakteri antenatal antara lain oleh Streptococcus Group B.
Penyakit lain yang dapat melalui lintas ini adalah toksoplasmosis, malaria dan sifilis.
Pada dugaan infeksi transplasenta biasanya selain skrining untuk sifilis, juga
Herpes).
yang berasal dari vagina dan serviks. Karena ketuban pecah dini maka kuman dari
serviks dan vagina menjalar ke atas menyebabkan korionitis dan amnionitis. Akibat
korionitis, maka infeksi menjalar terus melalui umbilikus dan akhimya ke bayi.
Selain itu korionitis menyebabkan amnionitis dan liquor amnion yang terinfeksi ini
infeksi di janin.
Infeksi lintas jalan lahir ialah infeksi yang terjadi pada janin pada saat
melewati jalan lahir melalui kulit bayi atau tempat masuk lain. Pada umumnya infeksi
ini adalah akibat kuman Gram negatif yaitu bakteri yang menghasilkan warna merah
pada pewarnaan Gram dan kandida. Menurut Centers for Diseases Control and
Prevention (CDC) Amerika, paling tidak terdapat bakteria pada vagina atau rektum
pada satu dari setiap lima wanita hamil, yang dapat mengkontaminasi bayi selama
melahirkan.
bayi dari lingkungannya di luar rahim ibu, seperti kontaminasi oleh alat-alat, sarana
perawatan dan oleh yang merawatnya. Kuman penyebabnya terutama bakteri, yang
sebagian besar adalah bakteri Gram negatif. Infeksi oleh karena kuman Gram negatif
umumnya terjadi pada saat perinatal yaitu intranatal dan pascanatal. Lintas infeksi
Bila paparan kuman ini berlanjut dan memasuki aliran darah, akan terjadi
respons tubuh yang berupaya untuk mengeluarkan kuman dari tubuh. Berbagai reaksi
tubuh yang terjadi akan memperlihatkan pula bermacam gambaran gejala klinis pada
pasien. Tergantung dari perjalanan penyakit, gambaran klinis yang terlihat akan
memperhatikan pula gangguan fungsi organ yang timbul akibat beratnya penyakit.
invasi agen pathogen atau infeksius yang tumbuh, berkembang biak dan
menyebabkan sakit. Yang dimaksud agen bisa berupa bakteri, virus, ricketsia, jamur
dan parasit. Penyakit menular atau infeksius adalah penyakit tertentu yang dapat
berpindah dari satu orang ke orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung.
dirawat di rumah sakit (Utama, 1999). Infeksi nosokomial adalah infeksi yang
didapat seseorang dalam waktu 3 x 24 jam sejak mereka masuk rumah sakit (Depkes
RI, 2012).
fasilitas perawatan kesehatan. Rumah sakit merupakan satu tempat yang paling
dengan jenis virulen yang mungkin resisten terhadap antibiotik (Perry & Potter,
2005).
a. Waktu mulai dirawat tidak didapat tanda-tanda klinik infeksi dan tidak sedang
c. Infeksi terjadi pada pasien dengan masa perawatan yang lebih lama dari waktu
d. Infeksi terjadi pada masa neonatus yang diperoleh dari ibunya pada saat
e. Bila dirawat di rumah sakit sudah ada tanda-tanda infeksi dan terbukti infeksi
tersebut didapat penderita ketika dirawat di rumah sakit yang sama pada waktu
a. Infeksi sendiri (self infection) yaitu infeksi nosokomial berasal dari penderita
sendiri (flora endogen) yang berpindah ke tempat atau bagian tubuh lain seperti
berpindah melalui benda yang dipakai seperti linen atau gesekan tangan sendiri
b. Infeksi silang (cross infection) yaitu infeksi nosokomial terjadi akibat penularan
kuman yang didapat dari bahan atau benda di lingkungan rumah sakit.
kuman keluar dari sumber infeksi melalui tempat keluar (port of exit) dengan media
tertentu. Setelah itu berpindah atau menular secara langsung atau tidak langsung
kepada inang pengantara melalui tempat masuk (port of entry) mencapai hospes baru
yang rentan. Jadi ada tiga faktor determinan yang menyebabkan suatu infeksi
termasuk infeksi yang diperoleh di rumah sakit yaitu sumber infeksi, rute penyebaran
makanan dan hewan. Sumber mikroorganisme patogen yang paling banyak adalah
infeksi secara klinis pada bagian tubuh tertentu apabila terdapat faktor-faktor
Gejala klinik infeksi sistemik pada neonatus tidak spesifik dan seringkali
sama dengan gejala klinik gangguan metabolisme, hematologik dan susunan saraf
pusat. Peningkatan suhu tubuh jarang terjadi dan bila ada umumnya terdapat pada
bayi cukup bulan. Hipotermia lebih sering ditemukan daripada hipertermia. Leukosit
pada neonatus mempunyai rentang yang luas yaitu antara 4.000 s/d 30.000 per mm3.
Gejala klinik sepsis neonatorum pada stadium dini sangat sulit ditemukan
karena tidak spesifik, tidak jelas dan seringkali tidak terobservasi. Karena itu,
dibutuhkan suatu dugaan keras terhadap kemungkinan ini agar diagnosa dapat
2.3.1. Gejala umum seperti: bayi tidak kelihatan sehat (not doing well), tidak mau
kembung.
2.3.5. Gejala susunan saraf pusat seperti: letargi, irritable, dan kejang.
lain.
2.4. Epidemiologi
berumur 0 -7 hari adalah 77,2% sedangkan yang berumur > 7 hari adalah 22,8%.
Berdasarkan jenis kelamin, proporsi bayi laki-laki dengan sepsis adalah 61,4%
sedangkan bayi perempuan adalah 38,6%. Menurut Jumah, dkk tahun 2007 di
Iraq terdapat 22 bayi yang berumur < 7 hari (62,9%) meninggal akibat sepsis, dan
terdapat 31 bayi yang berumur 7-28 hari (3 6,5%) meninggal akibat sepsis.
putih, namun hal ini dapat dijelaskan berdasarkan tingginya insiden prematur,
pecah ketuban, ibu demam, dan berat lahir rendah. Perbedaan kejadian sepsis
neonatorum pada suku bangsa lebih dikaitkan dengan kebiasaan dan pola makan
yang telah dianut oleh ibu dari bayi tersebut. Hal ini sangat berpengaruh pada
kehamilan menyebutkan bahwa dari semua penderita sepsis awitan dini, sebanyak
54% terjadi pada bayi berkulit hitam dan dari semua penderita sepsis awitan
waktu dan lokasi. Insiden yang bervariasi di berbagai rumah sakit tersebut
menyebutkan bahwa insiden infeksi perinatal yang tinggi yaitu 50 - 60% selama
dua puluh tahun yang lalu mengalami penurunan menjadi 20 - 30% di negara-
dan environment.
Faktor host yang menjadi determinan terjadinya sepsis neonatorum dapat dilihat
a) Faktor Bayi
1) Umur
angka kematian akibat sepsis lebih tinggi secara signifikan pada bayi
berumur < 7 hari dibandingkan pada bayi berumur 7-28 hari (p<0,001).
2) Jenis Kelamin
meninggal.
3) Prematuritas
prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari 37
minggu. Bayi yang lahir prematur mempunyai berat badan lahir rendah,
namun bayi yang mempunyai berat badan lahir rendah belum tentu
1-8 per 1.000 kelahiran hidup, dengan kejadian terbanyak pada bayi
Bayi berat lahir rendah adalah bayi yang kurang atau sama dengan 2500
gram saat lahir. Tujuh persen dari semua kelahiran termasuk kelompok
Dalam penelitian Stoll, dari 7.861 bayi dengan berat badan lahir sangat
rendah (berat lahir <1500g) dari National Institute of Child Health and
hampir 50% bayi di kelompok ini dianggap memiliki sepsis klinis dan
diobati dengan antibiotik selama lebih dari lima hari. Dua puluh enam
5) Status Kembar
bayi lahir dengan status kembar kemungkinan akan lahir dengan BBLR,
terkena infeksi. Menurut Mochtar (1998), berat badan satu janin kembar
rata-rata 1.000 gram lebih ringan dari janin tunggal. Berat badan masing-
1.000 gram, dan karena pembagian sirkulasi darah tidak sama, maka yang
awal bayi sakit. Bayi yang stabil tetap terjaga dan aktif bila sedang
bangun, minum bayi dan dapat diam pada saat sedang menangis, ini akan
perubahan perilaku petunjuk bayi sakit adalah bayi tampak lesu, tidak
sangat berbeda dengan bayi yang sehat memiliki berbagai macam refleks
berlebihan.
menjelaskan tentang kekuatan bayi, respon adaptasi dan hal yang rentan
Balita, yang dimaksud dengan bayi stabil atau normal jika memiliki tanda
antara lain, warna kulit yang kemerahan, frekuensi jantung lebih 100
gerakan aktif dan mempunyai usaha nafas dimana bayi menangis kuat.
lahir 2500- 4000 gram dengan nilai Afgar lebih dari 7 tanpa cacat bawaan
b. Faktor Ibu
1) Umur Ibu
umur < 20 tahun, kelompok usia reproduksi sehat dengan umur 20 - 35 tahun
dan kelompok usia risiko tua dengan umur > 35 tahun, ibu hamil dengan umur
tidak baik. Pada kelompok umur risiko tua kejadian berat badan lahir rendah
tahun 1999 ditemukan 84% ibu yang melahirkan bayi prematur berusia
kurang dari 20 tahun dan usia lebih dari 35 tahun (umur risiko tinggi).
neonatorum di kelompok umur ibu kurang dari 20 tahun adalah 14,2%, lebih
tinggi dari insidens sepsis di kelompok umur 20 tahun atau lebih. Usia ibu
2) Pendidikan Ibu
Selain itu, ibu dengan tingkat pendidikan relatif tinggi lebih mudah menyerap
3) Pekerjaan Ibu
burah, kemudian diikuti pedagang kecil, pegawai negeri golongan I dan II.
kedudukan tingkat dan macam pekerjaan ini adalah akibat dari tingkat
merawat anak.
Salah satu studi menunjukkan bahwa 25% dari rumah tangga sangat
bergantung pada pendapatan kaum perempuan. Jika ibu hamil bekerja terlalu
keras dan intake kalori kurang selama hamil akan lebih mudah melahirkan
infeksi.
4) Umur Kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu, dihitung dari hari
28 -36 minggu, janin dapat hidup tetapi prematur. Berat janin antara 1.000
- 2.500 gram,
ii. Partus matures atau aterm (cukup bulan), adalah partus pada kehamilan
Paling sering ketuban pecah pada atau mendekati saat persalinan; persalinan
terjadi secara spontan dalam beberapa jam. Bila ketuban pecah dini
jam, kejadian sepsis pada bayi meningkat sekitar 1% dan bila disertai
Sepsis Awitan Dini (SAD), pada ketuban pecah kurang 12 jam adalah 1,5
kali, sesudah 12 -18 jam adalah 7 kali dan pada 18-24 jam adalah 9 kali.
Selain itu, KPD merupakan faktor risiko utama prematuritas yang merupakan
permeal oleh E. coli, dan komplikasi obstetrik lainnya. Ibu yang menderita
infeksi ketika hamil dapat menyebabkan dampak yang besar terhadap ibu
risiko sepsis neonatorum adalah BBLR dengan keadaan air ketuban bau
busuk.
sedikit lebih banyak pada bayi dengan riwayat persalinan dengan tindakan
dapat dideteksi secara dini penyakit infeksi yang diderita oleh ibu yang
tersebut terlihat relatif tinggi drop out antara Kl dan K4 yaitu sebesar
secara berkala, bagi ibu hamil yang bekerja kurang memiliki waktu untuk
c. Agen
Streptococcus termasuk kelompok bakteri yang heterogen, dan tidak ada satu
dan jenis enterococcus (group D), dapat dicirikan dengan berbagai tampilannya
antigen pada substansi dinding sel dan reaksi biokimia. Jenis Streptococcus
Listeria manocytogenes dan bakteri anaerob, Sepsis awitan dini akan terlihat
sebagai proses nyata, yang mengenai banyak organ pada minggu pertama
yang berasal dari cairan ketuban yang terinfeksi atau ketika janin melewati jalan lahir,
dan setelah itu bayi mungkin terinfeksi dari lingkungannya atau dari sejumlah sumber
Enterobacter sp, P. aemginosa dan Serratila sp, lebih lazim menyebabkan sepsis
awitan lambat.
terutama berasal dari keadaan Neonatal Intensive Care Unit (NICU) yaitu jumlah
pasien yang terlalu banyak, kurangnya tempat dan sabun untuk mencuci tangan,
kurangnya handuk atau tissue, tempat penyimpanan sarana kesehatan yang tidak
Perubahan pada bayi mungkin dapat merupakan tanda awal bayi sakit,
meskipun tingkat aktivitas, nafsu makan dan tangis bayi secara normal
bervariasi dari hari kehari bahkan dari jam ke jam, perubahan mencolok dapat
menjadi petujuk bayi sakit.Biasanya bayi tetap terjaga dan aktif bila sedang
botol, bayi tidak lapar, bayi dengan kehilangan berat badan atau berat bayi
tidak naik, kesulitan bayi minum karena masalah bayi kesulitan menghisap,
c) Bayi sakit
Bayi yang dirawat biasanya menunjukan perilaku yang berbeda dengan bayi
masih menjadi masalah sampai saat ini. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab
tidak adanya perubahan pada angka kejadian sepsis neonatal dalam dekade terakhir
ini. Faktor-faktor risiko ini walaupun tidak selalu berakhir dengan infeksi, harus tetap
kejadian suatu penyakit atau gangguan sebelum hal itu terjadi. Pencegahan primer
juga diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada
seseorang dengan faktor resiko. Upaya yang dapat dilakukan sebagai pencegahan
komplikasi.
kehamilan
a. Mencuci tangan
keadaan gizi bayi yang baik. Pemeliharaan gizi bayi dan balita yang baik
pemberian ASI secara benar dan tepat. Air susu ibu memegang peranan
Awal menyusui yang baik adalah 30 menit setelah bayi lahir karena dapat
interaksi atau hubungan timbal balik dengan cepat antara ibu dengan bayi.
terjadinya infeksi pada bayi. Bayi yang mendapat ASI mempunyai risiko
lebih kecil untuk memperoleh infeksi daripada bayi yang mendapat susu
banyak ASI yang diberikan semakin sedikit risiko untuk terkena infeksi.
c. Pencegahan Infeksi
Pada tempat perawatan bayi dimana bayi banyak disatukan, infeksi silang
seluruh permukaan kulit dan saluran pencernaan bayi dan diserap oleh
Bentuk, konstruksi dan suasana ruang perawatan yang baik dan memadai
1 ruangan isolasi untuk 2 pasien yang terinfeksi dan ruangan untuk cuci
tangan, ruangan tempat memakai baju steril untuk tindakan invasif dan
profilaksis.
dianggap menderita. Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini
a. Diagnosis
secara statistic mengenai hal ini sangat sulit, karena faktor predisposisi infeksi
maupun gejala klinis sangat sulit digolongkan karena saling tumpang tindih.
b. Penatalaksanaan
Pada kasus tersangka sepsis, terapi antibiotik empirik harus segera dimulai
tanpa menunggu hasil kultur darah. Setelah diberikan terapi empirik, pilihan
antibiotik harus dievaluasi ulang dan disesuaikan dengan hasil kultur dan uji
3 hari dan bayi secara klinis baik, pemberian antibiotik harus dihentikan.
Pada bayi dengan sepsis awitan dini, terapi empirik harus meliputi
digunakan untuk terapi awal sepsis awitan lambat. Pada kasus infeksi
Pada sepsis neonatorum berat mungkin terlihat disfungsi dua sistem organ
atau lebih yang disebut Disfungsi Multi organ, seperti gangguan fungsi
ini dalam kepustakaan disebut terapi adjuvant dan beberapa terapi yang
Tujuan utama dari pencegahan tertier adalah mencegah cacat, kematian, serta
kematian jika tidak dilakukan diagnosis dini dan terapi yang tepat. Untuk itu bayi-
bayi yang menderita sepsis perlu mendapat penanganan khusus dari petugas
kesehatan dalam rangka mencegah kematian dan membatasi gangguan lain yang
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36ºC) pada
pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah
36,5ºC-37,5ºC (suhu aksila). Hipotermi merupakan suatu tanda bahaya karena dapat
kegagalan fungsi jantung paru dan kematian (Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
2007).
Hipotermi adalah temperatur tubuh yang rendah, seperti yang disebabkan oleh
pemajanan terhadap cuaca dingin, atau keadaan tubuh yang diinduksi dengan cara
(Maimunah, 2005)
Suhu tubuh rendah (hipotermi) dapat disebabakan oleh karena terpapar dengan
lingkungan yang dingin (suhu lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah)
atau bayi dalam keadaan basah atau tidak berpakaian (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 2007)
Hipotermi dapat terjadi sangat cepat pada bayi sangat kecil atau bayi yang
diresusitasi atau dipisahkan dari ibu. Dalam kasus-kasus ini, suhu dapat cepat turun <
35ºC (Saifuddin, 2002). Jika bayi sangat kecil (<1500 gram atau <32 minggu) sering
terjadi masalah yang berat misalnya sukar bernafas, kesukaran pemberian minum, ikterus
(Saifuddin, 2002).
dingin, basah atau bayi yang telanjang, cold linen, selama perjalanan dan beberapa
b. Ketidaksanggupan menahan panas, seperti pada permukaan tubuh yang relatif luas,
memfleksikan tubuh dan tonus otot yang lemah yang mengakibatkan hilangnya panas
misalnya bayi preterm, kecil masa kelahiran, kerusakan sistem saraf pusat
mengalami hipotermi dapat ditinjau dari riwayat asfiksia pada waktu lahir, riwayat bayi
yang segera dimandikan sesaat sesudah lahir, riwayat bayi yang tidak dikeringkan
sesudah lahir, dan tidak dijaga kehangatannya, riwayat terpapar dengan lingkungan yang
dingin dan riwayat melakukan tindakan tanpa tambahan kehangatan pada bayi.
Gejala awal hipotermi adalah apabila suhu bayi baru lahir <36ºC atau kedua kaki
dan tangan teraba dingin. Bila seluruh tubuh bayi teraba dingin, maka bayi sudah
mengalami hipotermi sedang (suhu 32ºC-36ºC). Disebut hipotermi berat apabila suhu
Menurut Saifuddin 2006, penilaian tanda-tanda hipotermi pada bayi baru lahir
meliputi bayi tidak mau minum/menetek, bayi tampak lesu atau mengantuk, tubuh bayi
teraba dingin, dalam keadaan berat denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi
mengeras (sklerema).
(letargis), tangisan bayi lemah, kulit berwarna tidak rata (Cutis mamorata), kemampuan
menghisap lemah dan kaki teraba dingin (Saifuddin 2006). Tanda-tanda hipotermi berat
sama dengan hipotermi sedang antara lain bibir dan kuku kebiruan, pernafasan lambat,
Untuk mencegah akibat buruk dari hipotermi karena suhu lingkungan yang
rendah atau dingin harus dilakukan upaya untuk merawat bayi dalam suhu lingkungan
yang netral, yaitu suhu yang diperlukan agar konsumsi oksigen dan pengeluaran kalori
minimal. Keadaan ini dapat dicapai bila suhu inti bayi (suhu tubuh tanpa berpakaian)
dipertahankan untuk membantu stabilitas suhu tubuh bayi, yaitu dengan cara mengurangi
kehilangan panas pada suhu lingkungan yang rendah, mencegah kekeringan dan iritasi
pada selaput lendir jalan nafas, terutama saat mendapat terapi oksigen dan selama
pemasangan intubasi endotrakea atau nasotrakea dan mengencerkan sekresi yang kental
kemudian rawatlah bayi kecil di ruang yang hangat tidak kurang 25ºC dan bebas dari
aliran angin. Jangan meletakkan bayi dekat dengan benda yang dingin misalnya dinding
dingin atau jendela walaupun bayi dalam inkubator atau di bawah pemancar panas dan
jangan meletakkan bayi langsung dipermukaan yang dingin misalnya alas tempat tidur
atau meja periksa dengan kain atau selimut hangat sebelum bayi diletakkan.
Pada waktu dipindahkan ketempat lain, jaga bayi tetap hangat dan gunakan
pemancar panas atau kontak kulit dengan perawat, bayi harus tetap berpakaian atau
diselimuti setiap saat, agar tetap hangat walau dalam keadaan dilakukan tindakan
misalnya bila dipasang jarum infus intravena atau selama resusitasi dengan cara memakai
pakaian dan mengenakan topi, bungkus bayi dengan pakaian yang kering dengan lembut
dan selimuti, buka bagian tubuh yang diperlukan untuk pemantauan atau tindakan,
pemancar panas, ganti popok setiap kali basah (Departemen Kesehatan RI 2007).
usahakan agar bayi tetap hangat, jangan menyentuh bayi dengan tangan yang dingin dan
ukur suhu tubuh: bila bayi sakit frekuensi pengukurannya setiap jam, bila bayi kecil
frekuensi pengukurannya setiap 12 jam dan bila keadaan bayi membaik frekuensi
dapat dilakukan dengan cara menghangatkan dahulu setiap selimut, topi atau pakaian
sebelum kelahiran kemudian segera keringkan bayi baru lahir. Kemudian mengganti
selimut yang basah setelah mengeringkan bayi baru lahir dan hangatkan dahulu area
resusitasi bayi baru lahir. Kemudian mengatur suhu ruangan kelahiran pada 24ºC, jangan
melakukan pengisapan pada bayi baru lahir diatas tempat tidur yang basah, tunda
memandikan bayi baru lahir sampai suhu bayi stabil selama 2 jam kemudian atur agar
tempat perawatan bayi baru lahir jauh dari jendela, dinding-dinding luar atau pintu keluar
serta pertahankan kepala bayi baru lahir tetap tertutup dan badannya dibedung dengan
Seorang bayi yang cukup bulan yang sehat dan berpakaian akan mempertahankan
suhu tubuh sebesar 36-37 ºC asalkan suhu lingkungan dipertahankan antara 18 dan 21 ºC,
gizi cukup dan gerakannnya tidak terhambat oleh bedong yang ketat. Laju metabolisme
bayi berbeda-beda, tetapi masing-masing bayi harus diawasi tidak boleh terlalu panas.
untuk bayi tersebut. Suhu lingkungan yang netral adalah suhu lingkungan dimana bayi
tertentu akan mempertahankan suhu normal tanpa menggunakan energi berlebihan untuk
2005).
hangatkan bayi dibawah alat pemancar panas yang telah dinyalakan sebelumnya, bila
mungkin gunakan inkubator atau ruangan hangat bila perlu. Kemudian ganti baju yang
dingin dan basah bila perlu beri pakaian yang hangat, pakai topi dan selimuti dengan
selimut hangat. Bayi harus dihindari dari paparan panas yang berlebihan dan usahakan
agar posisi bayi sering diubah bila bayi dengan gangguan nafas (frekuensi nafas lebih 60
tindakanyaitu dengan mengganti pakaian yang dingin dan basah dengan pakaian yang
hangat, memakai topi dan selimut dengan selimut hangat. Apabila ada ibu atau pengganti
ibu, anjurkan menghangatkan bayi dengan melakukan kontak kulit dengan kulit
(perawatan bayi lekat) akan tetapi apabila ibu tidak ada: hangatkan kembali bayi dengan
Kemudian periksa suhu alat penghangat dan suhu ruangan, beri ASI perah dengan
menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum dan sesuaikan pengatur suhu.
Hindari paparan panas yang berlebihan dan posisi bayi lebih sering diubah (Departemen
1. Bila ada neonatus resti masuk ruang sakit harus melalui UGD dan dikonsulkan
spesialis anak
sebagai berikut:
inkubator
d. Bayi resiko sedang untuk primer SC, observasi 6 – 8 jam/sampai k.u stabil,
c. Melengkapi CM keperawatan
konsep-konsep teori dan fenomena secara benar dan berhubungan dengan tujuan
penelitian.
Selatan.
Kejadian Infeksi
Diruang perinatologi
Pemisahan Ruang - Diare
Perinatologi - Hipotermi
- Hipertermi
- Infeksi Tali Pusat
- Kemauan Menghisap
- Lama rawatan