ASUHAN
ASUHAN KEPERAWATAN
KEPERAWATAN GANGGUAN
GANGGUAN PEMENUHAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN :
KEBUTUHAN
KELEBIHAN : KELEBIHAN
VOLUME CAIRANVOLUME CAIRAN
PADA NY. PADA
S DENGAN NY. S
CHRONIC
: CHRONIC KIDNEY
KIDNEY DESEASE
DESEASE (CKD) (CKD) DIRUANG
DI RUANG MELATI
MELATI I I
RSUD Dr. MOEWARDI
SURAKARTA
DISUSUN OLEH :
PEBRI IRAWAN
NIM : P.09091
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
NIM : P.09091
SURAKARTA.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
PEBRI IRAWAN
NIM. P.09091
ŝŝ
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : P.09091
Ditetapkan di : Surakarta
Hari/Tanggal : Selasa, 1 Mei 2012
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII Keperawatan
STIKes Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep.,Ns
NIK. 201084050
ŝŝŝ
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan Yang Maha Esa karena
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
4. Kedua orang tuaku, Badri dan Endang Purwaningsih yang selalu menjadi
5. Kedua adikku, Azis Nugroho dan Fidya Tri Anisa yang selalu menjadi
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-
PEBRI IRAWAN
NIM. P.09091
ǀ
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………..... i
KATA PENGANTAR……………………………………………….. iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……………………………………………….. 1
B. Tujuan Penulisan……………………………………………... 3
C. Manfaat Penulisan……………………………………………. 4
A. Identitas Klien………………………………………………... 6
B. Pengkajian……………………………………………………. 6
D. Perencanaan …………………………………………………. 11
E. Implementasi …………….…………………………………... 12
F. Evaluasi …………….………………………………………... 15
A. Pembahasan…………………………………………………… 17
1. Pengkajian............................................................................. 18
ǀŝ
2. Perumusan masalah keperawatan......................................... 22
3. Intervensi.............................................................................. 23
4. Implementasi........................................................................ 24
5. Evaluasi................................................................................ 27
B. Simpulan………………………………………………............ 30
C. Saran………………………………………………………….. 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ǀŝŝ
DAFTAR LAMPIRAN
ǀŝŝŝ
BAB I
PENDAHULUAN
fisika-kimia yang kompleks. Air menempati proporsi yang besar dalam tubuh.
Seseorang dengan berat badan 70 kg bisa memiliki sekitar 50 liter air dalam
tubuhnya. Air menyusun 75% berat badan bayi, 70% berat badan pria
dewasa, dan 55% tubuh pria usia lanjut. Karena wanita memiliki simpanan
lemak yang relative banyak (relative bebas air), kandungan air dalam tubuh
wanita 10% lebih sedikit dibandingkan pria. Air tersimpan dalam dua
kompartemen utama dalam tubuh yaitu, cairan intra seluler dan cairan ekstra
ginjal. Kira-kira 180 liter plasma difiltrasi setiap hari oleh ginjal. Dari volume
ini, kira-kira 1500 ml urine dieksresikan setiap hari. Setiap jam haluaran urine
1
2
penyakit yang bertahan lama, kerusakan fungsi ginjal yang insensible, dan
mengalami penurunan fungsi ginjal. Secara kasar itu berarti lebih dari 25 juta
penduduk. Di seluruh dunia tahun 2005 ada 1,1 juta orang menjalani dialisis
bulan sampai tahunan. Adapun potensial gangguan cairan dan elektrolit yang
(Wahit, 2007).
bahwa pasien dengan CKD 12 orang dari 48 pasien. Kasus ini menyebabkan
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh. Oleh karena itu penulis
Cairan Ny.S dengan Chronic Kidney Desease (CKD) di RSUD Dr. Moewardi
Surakarta”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis
3. Rumah Sakit
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Pengkajian dilakukan pada tanggal 3 April 2012 jam 08.00 WIB, pada
menelaah catatan medis, dan catatan perawat. Pasien masuk pada tanggal 14
Maret 2012. Pengkajian tersebut didapat hasil identitas pasien, bahwa pasien
bernama Ny.S, umur 39 tahun, beragama Islam, alamat Batu 3/5 Karang
B. Pengkajian
dirasakan terus menerus dan tidak dipengaruhi oleh cuaca maupun debu.
6
7
cefotaxime 2gr, dan infus D5% 16 tetes per menit. Tekanan darah Ny.S
200/100 mmHg, nadi 100 kali per menit, suhu 37°C, dan pernafasan 28 kali
per menit.
riwayat penyakit gagal ginjal semenjak 1 tahun yang lalu. Pasien juga
keluarganya ada yang memiliki riwayat penyakit stroke yaitu ibu dari
suaminya. Selain itu dikeluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit
sebelum sakit pasien mengatakan bahwa pasien makan 3 kali per hari
dengan menu nasi, sayur, lauk pauk habis 1 porsi dan minum air putih ±
2500 cc per hari kadang juga minum teh. Sedangkan selama sakit pasien
8
mengatakan tidak nafsu makan, mual, makan hanya habis ½ porsi sesuai diit
yang telah diberikan oleh rumah sakit yaitu diit ginjal rendah garam tinggi
protein tinggi karbohidrat (RGTPTK) dan minum habis ± 600 cc per hari,
kali per hari ± 600 cc berwarna kuning jernih, bau khas amoniak. Buang air
besar 1 kali per hari dengan konsistensi lembek warna kuning dan bau khas.
Sedangkan selama sakit pasien mengatakan buang air kecil per hari ± 500 cc
berwarna kuning jernih. Pasien mengatakan sudah 2 hari ini belum buang
air besar.
Hasil pengkajian input dan output selama 24 jam dilakukan pada hari
selasa tanggal 3 April 2012 didapatkan input berasal dari makan 250 cc,
minum 600 cc, infus 1000 cc, sehingga didapatkan hasil input 1850 cc.
Output berasal dari buang air besar (tidak buang air besar), buang air kecil
500 cc, insensible water loss 720 cc, dan didapatkan hasil output 995 cc,
180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit, teratur dan kuat. Pernafasan 26
kali per menit, teratur dan nafas dangkal, suhu 36,5°C. Bentuk kepala
tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan, ada reflek terhadap
ada stomatitis, lidah kurang bersih, kebersihan mulut kurang, gigi berwarna
sedikit kekuningan, tidak ada karies gigi, tidak menggunakan gigi palsu,
kebersihan cukup.
double lumen. Saat dilakukan palpasi didapatkan vokal fremitus kanan kiri
kali per menit, saat dilakukan perkusi didapatkan pekak, saat dilakukan
10
palpasi hepar teraba, lien tidak teraba serta diperoleh distensi abdomen.
penuh, terpasang arteri vena shunt, sebelah kanan kekuatan otot penuh,
terpasang infuse D5% 16 tetes per menit, integritas kulit kurang baik,
capillary refill lebih dari 2 detik. Ekstremitas bawah didapatkan sebelah kiri
kekuatan otot penuh, sebelah kanan kekuatan otot penuh, kedua ekstremitas
baik, capillary refill lebih dari 2 detik. Kulit tidak kemerahan, integritas
dan data laboraturium yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2012, yaitu
tetes per menit, terapi oksigen 2 liter per menit. Pasien mendapatkan obat
oral seperti klonidin 2x0,1mg, asam folat 3x1 tablet, vit. B plex 3x1 tablet,
tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit, pernafasan 26 kali
D. Perencanaan
kebutuhan cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak ada oedema
keseimbangan antara input dan output, hemoglobin dalam batas normal (12-
15,6 g/dl) hematokrit dalam batas normal (33-45%), kreatinin dalam batas
pasien, kaji status cairan dengan menimbang berat badan dengan rasional
keseimbangan antara input dan output, jelaskan pada pasien dan keluarga
E. Implementasi
tanggal 3 April 2012 jam 08.00 WIB yaitu mengkaji status cairan dengan
menimbang berat badan didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien
paham dan mau membatasi asupan cairan, data objektif pasien tampak
intravena, pasien tidak alergi terhadap terapi yang diberikan. Pada jam 12.00
WIB mengukur tanda-tanda vital dengan respon pasien data subjektif pasien
nadi 100 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C.
mengatakan buang air kecilnya sedikit serta kedua kakinya bengkak, pitting
oedema derajad 2, data objektif didapatkan input berasal dari makan 250 cc,
minum 600 cc, infus 1000 cc, dan output berasal dari buang air besar (tidak
buang air besar), buang air kecil 500 cc, insensible water loss 720 cc, Input
tanggal 4 April 2012 jam 08.00 WIB yaitu mengkaji status cairan dengan
menimbang berat badan didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien
kg. Kemudian pada jam 08.30 WIB memberikan terapi diuretik dengan
tidak alergi terhadap terapi yang diberikan. Pada jam 12.00 WIB mengukur
bersedia diperiksa, data objektif tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100
kali per menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C. Kemudian pada
air kecilnya sedikit serta kedua kakinya masih bengkak, pitting oedema
derajad 2,data objektif makan 300 cc, minum 500 cc, infus 1000 cc, buang
air besar 100 cc, buang air kecil 450 cc, insensible water loss 720 cc, Input
April 2012 jam 08.00 WIB yaitu mengkaji status cairan dengan menimbang
berat badan didapatkan respon pasien pada data subjektif pasien mengatakan
bersedia diukur berat badannya, data objektif berat badan 48,1 kg.
Kemudian pada jam 08.30 WIB memberikan terapi diuretik dengan respon
injeksi furosemide 40mg telah masuk melalui intravena, pasien tidak alergi
terhadap terapi yang diberikan. Pada jam 12.00 WIB mengukur tanda-tanda
diperiksa, data objektif tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 90 kali per
menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C. Kemudian pada jam 14.00
dengan respon pasien data subjektif pasien mengatakan buang air kecilnya
sedikit serta kedua kakinya masih bengkak, pitting oedema derajad 2,data
objektif makan 250 cc, minum 550 cc, infus 1100 cc, buang air besar 150
cc, buang air kecil 550 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1950 cc,
F. Evaluasi
dilakukan evaluasi pada hari Selasa tanggal 3 April 2012 jam 14.00 WIB,
ditandai dengan tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit,
pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48 kg, kedua kaki
tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input berasal dari makan 250 cc,
minum 600 cc, infus 1000 cc, dan output berasal dari buang air besar (tidak
buang air besar), buang air kecil 500 cc, insensible water loss 720 cc, Input
1850 cc, output 995 cc, balance cairan +855 cc. Hal ini menyatakan
(furosemide 40mg).
Evaluasi pada hari kedua, Rabu tanggal 4 April 2012 jam 14.00
bengkak ditandai dengan tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per
menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48 kg, kedua
kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input cairan melalui makan
300 cc, minum 500 cc, infus 1000 cc, output melalui buang air besar 100
cc, buang air kecil 450 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1800 cc,
output 1270 cc, balance cairan +530 cc. Hal ini menyatakan pada hari
untuk hemodialisa yang telah dijadwalkan secara rutin oleh rumah sakit.
Evaluasi pada hari ketiga, Kamis tanggal 5 April 2012 jam 14.00
bengkak ditandai dengan tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 90 kali per
menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48,1 kg,
melalui makan 250 cc, minum 550 cc, infus 1100 cc, buang air besar 150
cc, buang air kecil 550 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1950 cc,
output 1370 cc, balance cairan +580 cc. Hal ini menyatakan pada hari
untuk hemodialisa yang telah dijadwalkan secara rutin oleh rumah sakit.
17
BAB III
A. Pembahasan
Moewardi Surakarta.
keseimbangan fisika dan kimia. Ginjal menyekresi hormon dan enzim yang
ekskresi dan pelarut. Ginjal mengatur volume cairan tubuh, asiditas, dan
2009).
17
18
1. Pengkajian
Chronic Kidney Desease (CKD) pada tanggal 3 April 2012 dengan metode
oleh penumpukan limbah dalam darah atau yang disebut dengan uremia
terjadi karena fungsi ginjal yang tidak dapat pulih dimana kemampuan
elektrolit (Bruner and Suddart, 2000). Diit yang dianjurkan rumah sakit
dari rendah garam adalah membantu menghilangkan retensi garam atau air
buang air kecil per hari ± 300 cc. Nilai urin normal adalah 1200-1500 cc
per 24 jam (Carol VA, 2005). Pasien mengalami oliguria disebabkan oleh
darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit, teratur dan kuat.
20
Pernafasan 26 kali per menit, teratur dan nafas dangkal, suhu 36,5°C. Pada
produksi suatu zat yaitu renin (fungsi renin adalah mengatur tekanan
Pengkajian input dan output pada hari selasa tanggal 3 April 2012
didapatkan input berasal dari makan 250 cc, minum 600 cc, infus 1000 cc,
dan output berasal dari buang air besar (tidak buang air besar), buang air
kecil 500 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1850 cc, output 995 cc,
balance cairan +855 cc. Didapatkan balance cairan diatas batas normal,
dan data laboratorium yang dilakukan pada tanggal 31 Maret 2012, yaitu
dalam darah menurun. Ureum adalah molekul kecil yang mudah mendifusi
kedalam cairan ekstra sel yang merupakan hasil akhir metabolisme protein
berasal dari asam amino yang telah dipindah aminonya di dalam hati dan
ureum darah normal adalah 20 mg/dl sampai 40 mg/dl setiap 100 cc darah,
tetapi hal ini tergantung dari jumlah normal protein yang dimakan dan
dari perombakan kreatin fosfat yang terjadi di otot. Kreatinin adalah zat
berfungsi untuk menyerap air dan elektrolit atau melepaskan sesuai dengan
2008).
derajad 2, tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit,
3. Intervensi
timing. Pembahasan dari intervensi yang meliputi tujuan, kriteria hasil yaitu
volume cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak ada oedema
keseimbangan antara input dan output, hemoglobin dalam batas normal (12-
15,6 g/dl) hematokrit dalam batas normal (33-45%), kreatinin dalam batas
normal (0,6-1,1 mg/dl), ureum dalam batas normal (<50 mg/dl). Intervensi
yang dibuat sesuai dengan teori pada buku Rencana Asuhan Keperawatan
intervensi yang dibuat sesuai kasus yang mengacu pada kebutuhan dasar
pasien adalah kaji status cairan dengan menimbang berat badan, kaji/catat
(EKG) dalam keadaan normal (sinus rhytm), nilai analisa gas darah
tersebut.
4. Implementasi
implementasi pada Ny.S hari pertama dan kedua berat badan 48 kg, tetapi
meningkat pada hari ketiga yaitu 48,1 kg. Penting dalam pengkajian
cairan positif berlanjut (pemasukan lebih besar dari pengeluaran) dan berat
volume 3-4 kali dari volume plasma yang hilang. Bersifat isotonik, maka
(Brenner M, 2005).
ditambah 500 cc. Perlu diingat bahwa makanan berkuah tetap dihitung
26
natrium pasif). Garam natrium dan air akan keluar bersama dengan kalium,
kadar O2 menurun dalam darah. Pasien akan bernafas dengan cepat yang
meringankan rasa sakit kepala, sakit gigi serta menurunkan demam. (ISO,
2010)
5. Evaluasi
Evaluasi pertama pada hari Selasa tanggal 3 April 2012 jam 14.00
bengkak ditandai dengan tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per
menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48 kg,
kedua kaki tampak bengkak, pitting oedema derajad 2, input berasal dari
makan 250 cc, minum 600 cc, infus 1000 cc, dan output berasal dari
buang air besar (tidak buang air besar), buang air kecil 500 cc, insensible
water loss 720 cc, Input 1850 cc, output 995 cc, balance cairan +855 cc.
data subjektif dan objektif belum mencapai kriteria hasil yang telah
Evaluasi pada hari kedua, Rabu tanggal 4 April 2012 jam 14.00 WIB
ditandai dengan tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100 kali per menit,
pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48 kg, kedua kaki
300 cc, minum 500 cc, infus 1000 cc, output melalui buang air besar 100
cc, buang air kecil 450 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1800 cc,
output 1270 cc, balance cairan +530 cc. Hal ini menyatakan pada hari
siapkan pasien untuk hemodialisa yang telah dijadwalkan secara rutin oleh
rumah sakit.
Evaluasi pada hari ketiga, Kamis tanggal 5 April 2012 jam 14.00
bengkak ditandai dengan tekanan darah 170/100 mmHg, nadi 90 kali per
menit, pernafasan 18 kali per menit, suhu 36,5°C, berat badan 48,1 kg,
melalui makan 250 cc, minum 550 cc, infus 1100 cc, buang air besar 150
cc, buang air kecil 550 cc, insensible water loss 720 cc, Input 1950 cc,
output 1370 cc, balance cairan +580 cc. Hal ini menyatakan pada hari
siapkan pasien untuk hemodialisa yang telah dijadwalkan secara rutin oleh
rumah sakit.
B. Simpulan
mmHg, nadi 100 kali per menit, pernafasan 26 kali per menit, Suhu
makan hanya habis ½ porsi sesuai diit yang telah diberikan oleh rumah
sakit yaitu diit ginjal rendah garam tinggi protein tinggi karbohidrat
(RGTPTK) dan minum habis ± 600 cc per hari. Pola eliminasi, selama
sakit pasien mengatakan buang air kecil per hari ± 500 cc berwarna kuning
jernih. Pasien mengatakan sudah 2 hari ini belum buang air besar. balance
cairan +855cc.
oedema, pitting oedema derajad 2,tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 100
kali per menit, pernafasan 26 kali per menit, Suhu 36,5°C, hemoglobin
31
(meningkat), ureum 248 mg/dl (meningkat) balance cairan +855 cc.. Dari
pemenuhan kebutuhan cairan dapat teratasi dengan kriteria hasil tidak ada
dalam batas normal (0,6-1,1 mg/dl), ureum dalam batas normal (<50
cairan terutama pemasukan dan, jelaskan pada pasien dan keluarga tentang
terapi oksigen.
6. Tanda dan gejala pada pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang sesuai
tetapi pada dasarnya tanda dan gejala yang muncul sama dengan pasien
yang ada di klinik. Tanda dan gejala yang muncul pada Ny.S adalah
Disease (CKD) pada Ny.S dapat dipastikan karena tanda dan gejala yang
ada pada Ny.S sesuai dengan konsep teori dan didukung dengan
C. Saran
maupun klien serta rumah sakit mampu menyediakan fasilitas serta sarana
dan komprehensif pada klien agar lebih maksimal, khususnya pada klien
Alam Syamsyi dan Iwan Hadibroto, (2007), Gagal Ginjal Vitaheart, Penerbit
Gramedia Pusataka Utama, Jakarta, Hal 22.
Bapadeto Mari, (2009), Klien Gangguan Ginjal, Penerbit Buku Kedokteran EGC,
Jakarta, Hal 124.
Hartono Andry, (2008), Rawat Ginjal, Cegah Cuci Darah, Penerbit Kanisius,
Yogjakarta, Hal 34.
Hoan Tjay Tan dan Kirana Rahardja, (2007), Obat-Obat Penting, Penerbit Elex
Media Kompetindo, Jakarta, Hal 519.
ISO, (2010), ISO Informasi Spesialis Obat Indonesia, Penerbit Ikatan Apoteker
Indonesia, Jakarta.
L Kee Joyce dan Evely R Haves, (2002), Faramakologi, Penerjemah dr. Peter
Anugrah, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Hal 478.
M Wilkinson Judith, (2007), Buku Saku Keperawatan dengan Intervensi NIC dan
Kriteria Hasil NOC, Penerjemah Widyawati, S.Kp, M.Kes, Syahirul
Alimi, S.Kp, Elsi Dwihapsari, S.Kp, dan Intan sari nurjanah S.Kp,
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Rubenstein David, David Wajne dan John Bradly, (2005), Kedokteran Klinis,
Edisi Enam, Penerjemah Penerbit Erlangga, Penerbit Erlangga, Jakarta,
Hal 229.
Sunita, (2004), Penuntun Diet Edisi Baru, Penerbit Gramedia Pustaka Umum,
Jakarta.