Anda di halaman 1dari 33

PERAWATAN LUKA

DI RUANG GAWAT
DARURAT

Ns. Niswah, S.Kep., MNS


Pendahuluan
• Luka adalah terganggunya (disruption) integritas
normal dari kulit dan jaringan di bawahnya yang
terjadi secara tiba-tiba atau disengaja, tertutup
atau terbuka, bersih atau terkontaminasi,
superficial atau dalam (Koiner dan Taylan).
• Terdapat bbrp jenis luka di unit gadar seperti
luka abrasi, memar, insisi, abses, laserasi, luka
tusuk dll.
Ketika luka timbul, beberapa efek akan
muncul :

1. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi


organ
2. Respon stres simpatis
3. Perdarahan dan pembekuan darah
4. Kontaminasi bakteri
5. Kematian sel
Jenis luka dan factor kesembuhan
a. Luka akut : yaitu luka dengan masa penyembuhan
sesuai dengan konsep penyembuhan
b. Luka kronis yaitu luka yang mengalami kegagalan dalam
proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan
endogen.

Faktor yg mempengaruhi kesembuhan luka:


• penyakit sistemik : hipoproteinemia, diabetes,
hyperadrenocorticismus
• manajemen luka : wound dressing, teknik pembalutan
• faktor operasi : waktu anestesi lama, infeksi, teknik
operasi jelek, benda asing pada luka
• terapi : kortikosteroid, radiotherapy
Abrasi/luka lecet
• Abrasi terjadi jika permukaan kulit bergesekan dg permukaan
yg kasar dan keras shg menyebabkan hilangnya epitel dan
lapisan dermis atau subkutan. Akibatnya luka tampak kuning,
putih, merah muda atau berdarah. Kondisi ini diperberat bila
disertai benda asing seperti kerikil, aspal, atau pasir.
• Adanya luka abrasi yg luas dan kerusakan lapisan kulit bagian
luar memungkinkan kehilangan cairan secara signifikan dan
hipotermis krn proses penguapan.
• Intervensi:
- Gunakan anestesi local sbl membersihkan luka terutama pd
luka yg luas dan terdapat benda asing.
- Bersihkan luka dg air steril dan menggosoknya dg lembut.
- Menghilangkan benda asing yg terdpt pd luka.
- Oleskan salep antibiotika dan jika perlu lakukan balutan steril
Luka lecet
Luka sayat/iris

• Terjadi akibat kontak dengan benda


tajam.
• Jaringan kulit dan lapisan dibawahnya
terputus sampai kedalaman yang
bervariasi.
• Tepi luka teratur.
Luka robek

• Akibat benturan keras dengan benda


tumpul.
• Karakteristik luka sama seperti luka
sayat, perbedaannya terletak pada tepi
luka yang tidak teratur.
• Seperti luka lecet tetapi lebih dalam dari
luka lecet.
Robek/laserasi
Luka Tusuk

• Terjadi akibat masuknya benda tajam


dan runcing melalui kulit dalam tubuh.
• Ciri khasnya adalah luka relatif lebih
dalam dibandingkan dengan lebarnya
• Luka jenis ini sangat berbahaya karena
dapat melibatkan alat-alat dalam tubuh.
• Bentuk luka hampir menyerupai benda
yang menusuk dengan dalam luka lebih
panjang dari lebar luka.
Avulsi (sobek)

• Sama dengan luka robek tetapi jaringan


tubuh tidak terlepas dan masih menempel
membentuk lembaran gantung.

Amputasi

• Luka terbuka dengan jaringan tubuh


terpisah.
avulsi
amputasi
amputasi
Abses

Abses terbentuk ktk pus tdk mengalir mll kulit. Abses ditandai dg
edema dan nyeri. Pus menyebabkan kulit menjadi tegang & tampak
memar. Infeksi kemungkinan ditimbulkan dr gigitan serangga, luka
tusukan, foliker rambut yg infeksi, atau luka yg tdk kering.
Intervensi:
- Premedikasi pasien dg analgesik, pembiusas sekitar abses
- Lakukan sayatan diatas kulit u drainase abses, biarkan pus keluar
scr spontan & lakukan penekanan pd tepi luka,
- Rongga bekas pus dibersihkan dg betadin u mencegah tertutupnya
luka scr dini & membantu pengeringan luka.
- Tampon/kassa diletakkan menempel dinding luka agar drainase
cukup dan bersih & mencegah luka. Perban 1-2 hari.
Luka memar

Trauma tumpul  bengkak biru kemerahan di jaringan subkutan 


Luka memar (hematoma).
Intervensi:
- Kompres es, posisi elevasi dan analgesik sistemik dg agen non
steroid antiinflamasi. Analgesik narkotik kuat diperlukan utk
bbrp pasien.
- Tidak memerlukan balutan.
Luka sayat/Laserasi

Benda tajam  mengiris jaringan lunak  luka sayat.


Luka menembus lapisan dermis ke struktur yg lebih
dlm.
Intervensi:
- Berikan anestesi pd luka,
- Irigasi dan bersihkan luka, periksa luka lainnya &
kerusakan pada tulang,
- Hilangkan dan bersihkan luka dari benda asing,
- Lakukan insisi jar luka nekrotik, perkirakan tepi luka
lalu lakukan pembalutan steril.
Luka Tusuk/Punktur

Terjadi apabila benda tajam menembus kulit.


Ciri khas  kedalaman luka lebih besar dari pada diameternya.
Luka tusuk yg berasal dari paku, pin, kaca, & benda asing lainnya
cenderung menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah tepi,
masuknya bakteri ke dlm luka, sulit dibersihkan, dan
cenderung menutup lebih awal.
Pada pengkajian perlu diketahui penyebab luka dan lakukan
eksplorasi untuk mengetahui kemungkinan masih ada benda
asing di dlm luka.
Intervensi:

• Rontgen u semua luka tusuk yg terinfeksi dan


kemungkinan terdapat benda asing,
• Inspeksi luka tusukan dan eksplorasi luka yg
terkontaminasi.
• Lakukan irigasi dan bersihkan luka,
• Luka tusuk rawan terhdp tetanus, berikan vaksinasi
profilaksis yg sesuai,
• Konsultasi dokter untuk pemberian antibiotik,
• Observasi adanya komplikasi sellulitis, abses, infeksi
sendi, osteomyelitis.
Penutup Luka dan Pembalut
Penutup luka
• Bahan bersifat menyerap
• Menutupi seluruh permukaan luka.
• Relatif bersih.
• Jangan menggunakan bahan atau bagian dari
bahan yang dapat tertinggal pada luka (Tisue,
kapas).
• Berfungsi untuk mengendalikan perdarahan,
mencegah kontaminasi, mempercepat
penyembuhan, dan mengurangi rasa nyeri.
• Contoh : kasa steril.
Penutup oklusif (kedap)
• Bahan kedap air dan udara yang dipakai
pada luka untuk mencegah keluar
masuknya udara dan menjaga
kelembaban organ dalam.

Penutup luka tebal / “bulky dressing”


• Setumpuk bahan penutup luka setebal
kurang lebih 2-3 cm.
Debridemen dan menjahit luka
Alat dan bahan :
• NaCl fisiologis - Povidon Iodine 10%
• Perhidrol 3% - Lidocain 2%
• Klorin 0,5%
• Kasa steril
• Plester
• Spuit 3cc
• Benang side no 3.0
• Benang catgut no. 3.0
• Perlak dan alasnya
• Korentang
• Neirbekken/bengkok
Minor set steril untuk jahit luka
• bak steril • Benang (side, cutgut, dll)
• needle holder/pemegang • Bisturi dan gagangnya
jarum
• needle/jarum dengan
ujung segi tiga
• needle/jarum dengan
ujung bulat
• Pinset anatomi
• Pinset chirrurgis
• Gunting Benang
• Gunting jaringan
• Klem arteria berujung
lurus/ bengkok
• Kain/duk steril
Prosedur tindakan:

1. Menentukan jenis luka:


menilai bentuk luka : teratur/tidak , menilai tepi luka :
teratur/tidak, jembatan jaringan, menilai luas luka : panjang
dan lebar dalam cm, menilai kedalaman luka : dalam cm
2. Memberikan penjelasan dan meminta persetujuan tindakan
medik:
a. menjelaskan kondisi luka
b. menjelaskan prosedure tindakan
c. menjelaskan tujuan tindakan,keuntungan & kerugian
d. meminta persetujuan tindakan
Lanjutan ...

3. Menyiapkan peralatan yang diperlukan dalam keadaan


steril
4. Menentukan jenis benang dan jarum yang diperlukan
5. Memilih antiseptik, desinfektan yang diperlukan
6. Melakukan cuci tangan secara foerbringer
7. Memakai sarung tangan steril
8. Melakukan tindakan aseptik anti septik
• dimulai dari tengah ke tepi secara sentrifugal
• menggunakan kasa dan povidon iodine
Lanjutan ...

9. Melakukan anestesi lokal (secara infiltrasi atau lapangan)


cara: menusukkan jarum sub kutan menyusuri tepi luka sampai
seluruh luka teranestesi dengan baik. Lakukan aspirasi untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak masuk pembuluh darah
(terlihat cairan darah dalam spuit). infiltrasikan lidokain
bersamaan waktu menarik mundur jarum 2-4 cc (tergantung luas
luka)
10. Melakukan debridemen luka cara : Setelah luka teranestesi
dengan baik, desinfeksi luka menggunakan perhidrol 3%, agar
kotoran yang menempel terangkat. Untuk mengangkat tanah/
pasir yang melekat dapat menggunakan kasa atau sikat halus.
Lanjutkan dengan irigasi menggunakan NaCl fisiologis sampai
semua kotoran terangkat.
Lanjutan ...

11. Pasang kain steril.


12. Lakukan eksplorasi luka untuk mencari perdarahan aktif,
jaringan-jaringan mati/ rusak. Perdarahan dari vena cukup
dihentikan dengan penekanan menggunakan kasa steril beberapa
detik. Perdarahan arterial dihentikan dengan jahitan ligasi.
Jaringan mati/ rusak dibuang menggunakan gunting jaringan.
Lakukan aproksimasi tepi luka. Buang tepi luka yang mati, tidak
teratur.
Lanjutan ...

13. Desinfeksi menggunakan povidon Iodine


14. Menjahit luka
a. Gunakan needle holder untuk memegang jarum. Jepit
jarum pada ujung pemegang jarum pada pertengahan atau
sepertiga ekor jarum. Jika penjepitan kurang dari setengah
jarum, akan sulit dalam menjahit. Pegang needle holder
dengan jari-jari sedemikian sehingga pergelangan tangan
dapat melakukan gerakan rotasi dengan bebas.
b. masukkan ujung jarum pada kulit dengan jarak dari tepi
luka sekitar 1cm, membentuk sudut 90˚
c. dorong jarum mengikuti kelengkungan jarum.
d. Jahit luka lapis-demi lapis dari yang terdalam. Aproksimasi
tepi luka harus baik.
e. Penjahitan luka bagian dalam menggunakan benang yang
dapat di serap atau monofilament.
f. Jarak tiap jahitan sekitar 1cm. Jahitan yang terlalu jarang
luka kurang menutup dengan baik. Bila terlalu rapat
meningkatkan trauma jaringan dan reaksi inflamasi.
15. Melakukan dressing Setelah penjahitan selesai, lakukan
eksplorasi. Jahitan yang terlalu ketat/ kendor diganti.
Desinfeksi luka dengan povidone iodine. Tutup dengan kasa
steril beberapa lapis untuk menyerap discharge yang mungkin
terbentuk. Dan diplester
16. Melakukan dekontaminasi: Untuk menghindari
penularan penyakit yang menular lewat serum/ cairan
tubuh. Alat-alat direndam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit.
17. Memberikan edukasi perawatan luka Berikan edukasi
tentang makanan, cara merawat luka, mengganti kasa.
Waktu kontrol.
18. Menentukan prognosis penyembuhan Menjelaskan lama
penyembuhan, waktu pengangkatan jahitan, hasil jahitan,
penyulit-penyulit yang mempengaruhi penyembuhan luka.

Anda mungkin juga menyukai