Anda di halaman 1dari 2

Mengubah Opini serta Mengabdi Pada Negara

Mengubah opini? Ya, mengubah opini serta pandangan adalah langkah pertama yang akan saya
lakukan sebagai pelajar segaligus warga negara yang baik. Opini siapa? Opini masyarakat.

Mengapa? Jelas... Karena opini khalayak ramai atau masyarakat saat ini terhadap “rokok”
sangatlah buruk sehingga Indonesia terancam tidak menikmati Bonus Demografi pada tahun
2020-2030. Yaitu situasi dimana jumlah penduduk yang produktif lebih banyak daripada yang
tidak produktif di suatu Negara. Dari hasil wawancara saya kepada perokok aktif,mayoritas
mereka beranggapan bahwasanya “merokok dan tidak merokok sama saja,ujung-ujungnya tetap
akan mati. Jadi, mending kita nikmati hidup kita ini dengan merokok” Nah, opini seperti inilah
yang salah besar akan tetapi sudah beredar luas di masyarakat bahkan sudah menggrogoti kaum
pelajar.

Menurut data yang saya dapat dari bebagai sumber, jumlah perokok pria maupun wanita di
seluruh pelosok nusantara diperkirakan lebih dari 90 juta orang dan 45% diantaranya adalah
remaja rentan usia 13-19 tahun serta 18% pelajar Indonesia sudah jadi pecandu rokok. Hal ini
tentu sangat menyiris hati kita semua. Mengapa tidak, negeri kita tercinta Indonesia adalah
bangsa yang besar, kita bukanlah bangsa yang lemah. Kita bangsa yang bermartabat dengan
membuktikan kemerdekaan dengan usaha sendiri. Namun, nyawa dan tumpahan darah oleh
leluhur kita sekarang terbalaskan oleh perilaku penerus bangsa yang kian hari kian memburuk.
Rokok sepertinya tidak asing lagi di mata kita bahkan di mata balita. Mulai dari penjahat hingga
pejabat mayoritas mengkonsumsi rokok. Sehingga meningkatnya juga angka perokok pasif di
Indonesia dan jika semua hal ini terus dibiarkan, maka akan berdampak pada nasib bangsa
kedepannya dan menimbulkan masalah baru.

“Nila setitik merusak susu sebelanga” Pepatah itulah yang sebenarnya saat ini terjadi. Adanya
rokok berdampak pada seluruh lapisan masyarakat terutama seorang pelajar. Pelajar merupakan
tunas muda bangsa Indonesia dan sebagai pelanjut tongkat estafet kepemimpinan bangsa
Indonesia. Jika generasi muda bangsa ini buruk, tentu nasib bangsa kedepan juga akan buruk dan
Indonesia akan menjadi bangsa yang terpuruk. Perlu usaha keras untuk mengubah opini
masyarakat tentang rokok, hal yang perlu kita lakukan adalah selalu melakukan tindakan
preventif ke arah positif dan mengarahkan secara baik kepada mereka untuk meninggalkan
kebiasaan “merokok”. Karena batu sekeras apapun akan hancur ketika di jatuhi rintik air secara
terus-menerus.

Oleh karena itu disinilah peran penting pemerintah Indonesia harus mengaksesi FCTC untuk
melindungi generasi masa kini dan masa mendatang dari dampak konsumsi rokok dan paparan
asap. Karena kalau bukan kita yang bergerak, siapa lagi ? Kalau bukan sekarang, kapan lagi ?

Setelah berhasil dalam mengubah opini publik atau masyarakat terhadap rokok maka hal kedua
yang saya lakukan sebagai anak bangsa adalah mencurahkan seluruh hidup saya untuk mengabdi
pada negara.

Mengabdi pada negara?Apa maksudnya?Mengabdi pada negara maksudnya adalah sebagai


seorang warga negara Indonesia yang baik saya akan selalu berusaha untuk membangun negeri
tercinta Indonesia lebih baik lagi kedepannya demi terwujudnya Indonesia Generasi Emas 2045
tanpa rokok, salah satunya melalui FCTC Youth Summit ini.

Saya sangat berharap dapat berkolaborasi dengan anak bangsa di seluruh pelosok nusantara
dalam FCTC Youth Summit 2017 dan menyampaikan secara langsung aspirasi dan inspirasi saya
agar pemerintah segera mengaksesi FCTC.

Anda mungkin juga menyukai