Anda di halaman 1dari 84

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan

untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab termasuk sikap peduli dan

berbudaya lingkungan. Sikap peduli merupakan karakter yang sangat penting

ditumbuhkembangkan pada diri peserta didik melalui pembelajaran maupun pengembangan diri.

Untuk mengemban fungsi tersebut pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan

nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan, bahwa Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan

pendidikan dengan mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan (SKL ), Standar Isi (SI),

Satndar Proses (SP) dan Standar Penialian, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh

Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

Kurikulum SMA Negeri 3 Donggo Bima memuat struktur Kurikulum 2013. Elemen

perubahan mendasar pada kurikulum 2013 berfokus pada empat standar dari delapan SNP yaitu,

Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses,dan Standar Penilaian. Dengan

demikian perubahan akan terjadi pada penyesuaian beban belajar, penguatan proses, pendalaman

dan perluasan materi, penataan pola pikir dan tata kelola. Perubahan tersebut, dilandasai dengan
Page 1 of 84
diterbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 (PP nomor

32/2013) tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan. PP nomor 32/2013, mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah agar menyusun kurikulumnya mengacu kepada

peraturan menteri pendidkan dan kebudayaan yang baru, antara lain; 1) Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, 2)

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, 3)

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,

3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 tahun 2014 tentang Standar

Penilaian, 4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 SMA/MA.

Pendidikan yang dikembangkan di SMA Negeri 3 Donggo Bima berfungsi sebagai

pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang mencakup

tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus terintegrasi, serta dapat

menggambarkan kesesuaian dan kekhasan kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan

peserta didik.

Pada Tahun Pelajaran 2019/2020 SMA Negeri 3 Donggo Bima masih menerapkan sistim

paket mengacu kepada Permendikbud Nomor 59 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA. Adapun

struktur SKS tersebut diuraikan pada BAB III dalam dokumen ini. Selanjutnya untuk memenuhi

amanat sebagaimana telah disebutkan di atas, dan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan

nasional, serta tujuan pendidikan sekolah, maka SMA Negeri 3 Donggo Bima menyusun

dokumen kurikulum ini sebagai kurikulum SMA Negeri 3 Donggo Bima.

Page 2 of 84
B. Landasan Hukum

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:


1. Permendikbud No.20 Th 2016 tentang Standar Kopetensi Lulusan
2. Permendikbud No.21 Th 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah
3. Permendikbud No.22 Th 2016 tentang Standar Pendidikan Dasar Dan Menengah
4. Permendikbud No.23 Th 2016 tentang Standar Penilaian
5. Permendikbud No.36 Th 2018 Tentang Struktur Kurikulum
6. Permendikbud No.37 Th 2018 Tentang Kopetensi Inti Dan Kopetensi Dasar
7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010
tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar
Isi;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
Page 3 of 84
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
C. Tujuan Penyusunan Kurikulum

Tujuan Penyusunan kurikulum ini adalah untuk menjadi acuan bagi satuan

pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan

pendidikan SMAN 3 Donggo Bima.

D. Prinsip Pengembangan

Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima disusun agar sekolah memiliki pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran dan pemenuhan 8 Standar Nasional Pendidikan (SNP)

dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu pengembangan Kurikulum

SMAN 3 Donggo Bima memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut :

1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia

Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dan kepedulian pada lingkungan menjadi dasar

pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan

semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.

pendalaman agama Islam yang diisi dengan kegiatan pengajian, akhlak dan budi pekerti.

Selain itu peringatan hari-hari besar keagamaan dilaksanakan dengan mengundang

penceramah yang kompeten atau memanfaatkan warga sekolah. Pada hari raya Idul Adha di

sekolah melaksanakan qurban dan bantuan sosial terhadap warga sekitar sekolah yang kurang

mampu dengan anggaran yang direncanakan di RKAS.

2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan

kemampuan peserta didik. Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima disusun dengan

memperhatikan keragaman potensi, minat, kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan

kinestetik serta memiliki kepedulian terhadap pengelolaan dan pelestarian lingkungan bagi

Page 4 of 84
peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya

yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan Budaya sekolah.

3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah serta lingkungan

Kabupaten Bima memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman

karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum SMAN 3 Donggo Bima memuat

keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan daerah, terutama dalam bidang seni dan peduli lingkungan, serta

keterampilan sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Prakarya.

4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Pengembangan kurikulum SMAN 3 Donggo Bima memperhatikan keseimbangan tuntutan

pembangunan daerah dan nasional yang ditunjukkan dengan adanya Mulok Pendidikan Tata

Boga, yang merupakan kebutuhan daerah. Selain itu di sisi lain visi SMA Negeri 3 Donggo

Bima “Cerdas , Beriman, dan Berkarakter Berpijak Pada Budaya Bangsa”. Oleh karenanya

untuk mendukung perwujudan visi tersebut SMA Negeri 3 Donggo Bima menetapkan

pelajaran muatan lokal yaitu Bahasa Daerah. Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima

dikembangkan secara berkala dan berkesinam-bungan sejalan dengan perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi, dan seni, serta perubahan kurikulum yang berlaku.

5. Agama

Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima dikembangkan untuk meningkatkan toleransi dan

kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan

sekolah sesuai dengan kompetensi Inti yang diharapkan.

6. Dinamika perkembangan global

Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing

secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain dengan membekali peserta

didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan minatnya, agar mereka

mampu mengembangkannya secara mandiri di dunia nyata/kehidupan sehari-hari.


Page 5 of 84
7. Penerapan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik dengan

mancakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam pemanfaatan riset yang

berbudaya lingkungan.

8. Pengembangan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan potensi diri peserta

didik, serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib yang harus

diikuti.

9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

10. Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima dikembangkan mendorong wawasan dan sikap

kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

12. Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik

sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya dan

keaneka ragaman hayati.

13. Kesetaraan Gender

14. Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan

mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender.

15. Karakteristik satuan pendidikan

16. Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,

dan ciri khas satuan pendidikan. dengan benchmarking sekolah sebagai Sekolah Sehat,

Sekolah Adiwiyata, Sekolah Layak Anak dan Sekolah Berbasis Riset.

17. Melaksanakan pembelajaran materi Pendidikan Tata Boga melalui mata pelajaran,

terintegrasi mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah.

Page 6 of 84
BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN

Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan telah berupaya secara maksimal dengan mengadakan pembinaan dan pemetaan

sekolah berdasarkan prestasi yang dicapainya. Atas dasar prestasi tersebut Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan kemudian meningkatkan statusnya menjadi SSN. Pengembangan

program SMAN 3 Donggo Bima yaitu meningkatkan kinerja sekolah dalam mewujudkan situasi

belajar dan proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara optimal

dalam mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang

demokratis, bertanggung jawab dan memiliki daya saing pada taraf internasional.

A. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah

Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi, era Informasi komunikasi, era Demokrasi termasuk HAM, berubahnya kesadaran

masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan, memicu sekolah untuk merespon tantangan

sekaligus peluang itu. SMA Negeri 3 Donggo Bima dalam kiprahnya sebagai Sekolah yang

menghargai kompetensi yang dimiliki oleh setiap orang, pemberian penghargaan, profil sekolah

yang diinginkan di masa datang yang diwujudkan dalam Visi sekolah berikut:

VISI DAN MISI SMA NEGERI 3 DONGGO BIMA

VISI:

“Cerdas, Beriman, dan Berkarakter Berpijak pada Budaya Bangsa”

Page 7 of 84
Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan

memperhatikan potensi kekinian, sesuai dengan norma dan harapan masyarakat.

Untuk mewujudkannya, Sekolah menentukan langkah-langkah strategis yang dinyatakan

dalam Misi berikut:

MISI :

1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa


dapat berkembang secara optimal, sesuai potensi yang dimilikinya.
2. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada semua siswa.
3. Mendorong dan membantu siswa untuk mengenal setiap potensi dirinya,
sehingga dapat dikembangkan secara lebih optimal.
4. Menimbulkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan budaya
bangsa sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
5. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan seluruh warga sekolah
dan komite sekolah.

B. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan

Agar penyelenggara pendidikan memenuhi harapan masyarakat luas, maka sangat perlu

menyusun kurikulum sebagai acuan operasional dalam penyelenggara yang bertujuan untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi peserta didik yang beriman dan bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak ,

mulia serta memiliki keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

C. Tujuan Penyelenggaraan Pendidikan di SMAN 3 Donggo Bima

Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai SKL yang memenuhi standar

kompetensi lulusan yang berdaya saing pada taraf nasional dan internasional dan memiliki

karakter sebagai berikut:

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta berahlak mulia

2. Meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani

Page 8 of 84
3. Meningkatnya mutu lulusan dengan standar yang lebih tinggi

4. Menguasai ilimu pengetahuna dan teknologi

5. siswa termotivasi untuk belajar mandiri, berpikir kritis, kreatif dan inovatif

6. mampu memecahkan masalah secara efektif

7. meningkatkan kecintaan pada persatuan dan kesatuan bangsa

8. Menguasai penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan baik dan benar

9. Membangun kejujuran objektifitas dan tanggung jawab

10. Memiliki daya saing melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi

11. dapat bekerja pada lembaga nasional maupun internasional

D. Sasaran Program:

Kepala Sekolah dan Para Guru serta Komite Sekolah menetapkan sasaran program, baik

untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Sasaran program dimaksudkan

untuk mewujudkan visi dan misi sekolah.

Sasaran Program Sasaran Program Sasaran Program


1 Tahun 4 Tahun 8 Tahun
(2014/20015) (2014/2017) (2014/2021)
1. Kehadiran peserta didik, 1. Kehadiran peserta didik, 1. Kehadiran peserta didik,
guru dan karyawan lebih guru dan karyawan guru dan karyawan lebih
dari 95 % lebih dari 97 % dari 98 s. d 100 %
2. Target pencapaian rata2 2. Target pencapaian 2. Target pencapaian rata –
nilai ujian akhir 6 NUAN lulusan 6, 5 rata NUAN lulusan 7, 5
3. 10 % lulusan dapat 3. 20 % lulusan dapat 3. 50 % lulusan dapat
diterima di PTN, baik diterima di PTN, baik diterima di PTN baik
melalui jalur PMDK melalui jalur PMDK melalui jalur PMDK
maupun UMPTN maupun UMPTN maupun UMPTN
4. 75 % peserta didik yang 4. 90 % peserta didik 4. 100 % peserta didik yang
beragama islam dapat yang beragama islam beragama islam dapat
membaca Al – Qur’an dapat membaca Al – membaca Al – Qur’an
dengan baik dan benar Qur’an dengan baik dan dengan baik dan benar
benar
5. Memiliki 5. Ekstrakurikuler 5. Ekstrakurikuler unggulan
ekstrakurikuler unggulan dapat dapat meraih prestasi
unggulan (KIR, berpartisipasi di tingkat tingkat propinsi/nasional
Olimpaide MIPA, provinsi, nasional
Pramuka, UKS dan
Olahraga
6. 40 % peserta didik dapat 6. 70 % peserta didik 6. 97 % peserta didik dapat
menjadi imam dapat menjadi imam menjadi imam
Page 9 of 84
Sasaran Program Sasaran Program Sasaran Program
1 Tahun 4 Tahun 8 Tahun
(2014/20015) (2014/2017) (2014/2021)
7. 10 % peserta didik dapat 7. 40 % peserta didik 7. 60 % peserta didik dapat
berbahasa Inggris dapat berbahasa berbahasa Inggris, dan
Inggris dan Arab bahasa Arab
8. 40 % peserta didik dapat 8. 75 % peserta didik 8. 96 % peserta didik dapat
mengoperasikan program dapat mengoperasikan mengoperasikan 2
Ms. Word dan Ms. Excel 2 program komputer program komputer (Ms.
(Ms. Word, Ms. Excel, Word, Ms. Excel, Power
Power point dan point dan internet)
internet)
9. Mampu mengkoordinir 9. 62 % siswa mampu 9. 95 % siswa mampu
orang lain untuk mengkoordinir orang mengkoordinir orang lain
melakukan kegiatan lain untuk melakukan untuk melakukan
keagamaan maupun bakti kegiatan keagamaan kegiatan keagamaan
sosial (40 %) maupun bakti sosial maupun bakti sosial
10. 45 % mampu 10. 65 % mampu 10. 96 % mampu
mengarahkan kegiatan mengarahkan kegiatan mengarahkan kegiatan
kemasyarakatan kemasyarakatan kemasyarakatan

Program pengembangan pembelajaran SMA 3 Donggo Bima mengacu pada:

a. Standar Isi

1. Mengembangkan KTSP dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa pada

seluruh mata pelajaran.

2. Mengadakan pemetaan isi kurikulum yang ada dalam SI dan SKL

3. Hasil pemetaan dioperasionalkandalam KTSP, silabus, RPP, Perangkat Pembelajaran

termasuk media an sumber belajar

4. Melaksanakan studi banding dan kerja sama dengan sekolah yang lebih maju

5. Mengembangkan SK, KD dan SKL sebagai tambahan untuk dijadikan mata pelajaran

tertentu

b. Proses pembelajaran

1. Lulusan SMAN 3 Donggo Bima mampu menunjukkan kesadaran hidup yang tinggi,

bersikap dan berperilaku mampu berpikir logis, kritis, analitis, kreatif, mampu

memecahkan masalah secara inovatif

Page 10 of 84
2. Prinsip pembelajaran PP 19/2005 diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi, memberikan ruang yang tinggi bagi

prakarsa dan kreativitas siswa.

Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan Sasaran Kegiatan


Tahun I Tahun II Tahun III
(2017/2018) (2019/2020) (2019/2020)
a. 50% pelaksanaan a. 65% pelaksanaan a. 93% pelaksanaan
pembelajaran telah pembelajaran telah pembelajaran telah
mengacu pada standar mengacu pada standar mengacu pada standar
proses SSN proses proses
b. 50% pembelajaran b. 65% pembelajaran mata b. 93% pembelajaran mata
mata pelajaran pelajaran dilakukan pelajaran dilakukan
dilakukan secara secara bilingual secara bilingual
bilingual
c. 50% pelaksanaan c. 65% pelaksanaan c. 93% pelaksanaan
pembelajaran bilingual pembelajaran bilingual pembelajaran bilingual
telah dilengkapi telah dilengkapi telah dilengkapi
perangkat pembelajaran perangkat pembelajaran perangkat pembelajaran
berdasarkan potensi, berdasarkan potensi, berdasarkan potensi,
karakteristik peserta karakteristik peserta karakteristik peserta
didik, dan lingkungan didik, dan lingkungan didik, dan lingkungan
sekolah sekolah sekolah
d. 50% pembelajaran d. 65% pembelajaran d. 93% pembelajaran
bilingual telah bilingual telah bilingual telah
menggunakan media menggunakan media menggunakan media
pembelajaran yang pembelajaran yang pembelajaran yang
inovatif dan/atau inovatif dan/atau inovatif dan/atau
berbasis TIK berbasis TIK berbasis TIK
e. Intensitas e. Intensitas e. Intensitas
pendampingan (In- pendampingan (In-house pendampingan (In-house
house training) oleh training) oleh tenaga ahli training) oleh tenaga ahli
tenaga ahli (dosen) (dosen) dengan proporsi (dosen) dengan proporsi
dengan proporsi minimal 2 kali seminggu minimal 2 kali seminggu
minimal 2 kali
seminggu

f. 50% pelaksanaan f. 65% pelaksanaan f. 94% pelaksanaan


pembelajaran bilingual pembelajaran bilingual pembelajaran bilingual
dirancang dengan dirancang dengan dirancang dengan
berpusat pada siswa berpusat pada siswa berpusat pada siswa
(student centered) (student centered) (student centered)
g. 50% pelaksanaan g. 65% pelaksanaan g. 95% pelaksanaan
pembelajaran bilingual pembelajaran bilingual pembelajaran bilingual
secara terintegritasi dan secara terintegritasi dan secara terintegritasi dan
berbasis masalah berbasis masalah berbasis masalah
(Integrated and (Integrated and problem- (Integrated and problem-
problem-based based instruction) based instruction)
instruction)
Page 11 of 84
Sasaran program tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan strategi pelaksanaan yan

wajib dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah sebagai berikut:

1. Mengadakan pembinaan terhadap peserta didik, guru dan karyawan secara

berkelanjutan;

2. Mengadakan jam tambahan pada pelajaran tertentu;

3. Melakukan kerjasama dengan pihak Pemkab, instansi terkait dan perusahaan yang ada

di wilayah Kabupaten Bima maupun luar daerah untuk membantu pembiayaan bagi

peserta didik yang

4. mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk melanjutkan ke Perguruan

Tinggi;

5. Mengadakan Tadarusan, yasinan bersama, ceramah agama untuk setiap hari Jum’at,

Tadabur Alam, peringatan hari besar Islam, dan membentuk kelompok – kelompok

pengajian peserta didik;

6. Menjalin komunikasi yang baik dengan Primagama, toko buku, pusat sumber

informasi, wartawan yang ber komitmen membantu pengembangan pendidikan yang

berkualitas, demokratis dan bermartabat.

7. Pembangunan dan pengadaan peralatan laboraturium bahasa;

8. Membentuk kelompok belajar;

9. Pengadaan buku penunjang;

10. Pengadaan komputer, Laptop, infocus termasuk camera;

11. Mengintensifkan komunikasi dan kerjasama dengan orag tua / komite;

12. Pelaporan kepada orang tua siswa secara berkala;

Page 12 of 84
BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Kerangka Dasar

Kurikulum di SMA Negeri 3 Donggo Bima disusun dengan memperhatikan landasan

filosofis, landasan sosiologis, landasan psikopedagogis, landasan teoritis, dan landasan yuridis

sebagai berikut:

1. Landasan Filosofi

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik

yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta

didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di

sekitarnya.

Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi

pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang

tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik

untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas.

Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan

masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan

budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,

dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.

Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian

kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan

untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas

mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
Page 13 of 84
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013

mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik

untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,

dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris

budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa

kini.

b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,

prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus

termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu

proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi

dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan

memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan

budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat

kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan

kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013

memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga,

diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di

masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan

akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum

adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).

Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama

disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan

kecemerlangan akademik.

d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari

masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap


Page 14 of 84
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa

yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,

Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi

kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan

untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

2. Landasan Sosiologis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan

dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan

negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan

pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat,

dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum

secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan

perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu

memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat berbasis

pengetahuan (knowledge-based society).

3. Landasan Psikopedagogis

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi

pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya

sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa

kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan

perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai dengan konteks

lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang

kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMA. Oleh karena itu implementasi

pendidikan di SMA yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan

menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan
Page 15 of 84
keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik.

Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril

dari kehidupan masyarakat melainkan pembangunan pengetahuan melalui pembelajaran otentik.

Dengan demikian kurikulum dan pembelajaran selain mencerminkan muatan pengetahuan

sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik

sepanjang hayat.

4. Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-

based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum).

Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal

warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar

pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk

memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan

kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)

dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan

masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai

dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar

langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar

seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

5. Landasan Yuridis

Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:

1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

Page 16 of 84
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional; dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan;

4) Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi;

5) Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 halaman 5-6, ditambah dengan landasan lain yang

menjadi landasan kerangka dasar yang sesuai dengan karakteristik daerah atau sekolah,

misalnya untuk penambahan muatan lokal di mata pelajaran wajib B; dan

6) Permendikbud no. 81 A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum 2013.

Dengan demikian, Kurikulum SMA Negeri 3 Donggo Bima dikembangkan dengan

mengacu kepada landasan filosofis, teoritis, dan yuridis di atas, sehingga diharapkan dapat

mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas,

berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta

didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia diwujudkan melalui berbagai

aktifitas dan kreatifitas, baik kegiatan intra maupun ekstrakurikuler.

B. Struktur Kurikulum

Muatan kurikulum sesuai dengan pasal 20 Undang-Undang Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional dan Permendikbud No. 59 tahun 2014. Struktur kurikulum merupakan

sekelompok matapelajaran yang dapat diikuti dan diambil selama peserta didik menempuh

pendidikan seperti tertuang dalam PP No. 32 tahun 2013, Pasal 77 B ayat (1) Struktur Kurikulum

merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan Pembelajaran,

matapelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan, dalam

ayat (4). Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah terdiri atas: a. muatan umum; b.

muatan peminatan akademik; c. muatan pilihan lintas minat/peminatan.


Page 17 of 84
Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas (SMA Negeri Kabupaten Bima) merupakan

tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki

seorang peserta didik SMA pada setiap tingkat kelas. Tingkat kompetensi menujukkan tahapan

yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang terlah ditetapkan dalam standar

kompetensi lulusan. Tingkat kompetensi merupakan kriteria capaian kompetensi yang bersifat

generik yang harus dipenuihoi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendndikan dalam rangka

pencapaian standart kompetensi lulusan. Tingkat kompetensi berdasarkan kriteria:

1. Tingkat perkembangan peserta didik

2. Kualifikasi kompetensi Indonesia

3. Penguatan kompetensi yang berjenjang

Selain itu tingkat kompetensi juga memperhatikan tingkat kerumitan/kompleksitas, kompetensi

fungsi satuan pendidikan dan keterpaduan antar jenjang yang relevan. Uraian kompetensi untuk

jenjang SMA disajikan dalam tabel berikut (Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar

|Isi).

KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli (gotong royong, kerjsama, toleran, damai)
f. bertanggung jawab
g. pro-aktif
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangga, dan negara.
Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara :
a. ilmu pengethauan
b. teknologi
c. seni
d. budaya, dan
e. humaniora
Dengan wawasan kemanusiaaan, kebangsaan, kenegaraan dan

Page 18 of 84
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang sepesifik
sesuaai dengan bakat dan minatnyauntuk memecahkanmasalah.
Ketrampilan 3. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah dan
menyaji secara:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif,
Dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah sertamampu menggunakaan
metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

C. Muatan Kurikulum

1. Mata Pelajaran

Jumlah mata pelajaran meliputi :

a) Jumlah mata pelajaran di kelas X minimal 15 mata pelajaran yang terdiri dari 6 mata

pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan dan 2

mata pelajaran lintas minat.

b) Jumlah mata pelajaran di kelas XI dan kelas XII untuk semua peminatan, peminatan

Matemtaika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIA), peminatan ilmu- ilmu sosial (IIS) dan

Peminatan Bahasa dan Budaya minimal 14 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata

pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan

satu mata pelajaran lintas minat. Muatan kurikulum SMA Negeri 3 Donggo Bima

disampaikan sebagai berikut :

Page 19 of 84
Mata pelajaran Wajib, Peminatan dan Lintas Minat

Alokasi waktu
KELOMPOK A (Wajib) perminggu
X XI XII

1. Pendidikan Agam dan Budi Pekerti 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Matematika 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2 2

6. Bahasa Inggris 4* 2 2

KELOMPOK B (Wajib)

7. Seni Budaya 2 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 3 3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

10. Mulok (Bahasa Daerah) 2 2 2

KELOMPOK PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU ALAM

1. Matematika 3 4 4

2. Biologi 3 4 4

3. Fisika 3 4 4

4. Kimia 3 4 4

KELOMPOK PEMINATAN ILMU- ILMU SOSIAL

1. Geografi 3 4 4

2. Sejarah 3 4 4

3. Sosiologi 3 4 4

4. Ekonomi 3 4 4

KELOMPOK PEMINATAN ILMU BAHASA DAN BUDAYA

Page 20 of 84
1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2. Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4

3. Bahasa Asing (Arab, Jerman) 3 4 4

4. Antropologi 3 4 4

KELOMPOK LINTAS MINAT UNTUK PEMINATAN

MATEMATIKA DAN ILMU ALAM

1. Geografi 3

2. Bahasa dan Sastra Inggris -

3. Ekonomi 3 4 4

4. Bahasa dan Sastra Asing lainnya

5. Sosiologi

6. Bahasa dan Sastra Indonesia

7. Sejarah

8. Antropologi

KELOMPOK LINTAS MINAT UNTUK PEMINATAN ILMU-

ILMU SOSIAL

1. Biologi 3 4

2. Bahasa dan Satra Asing lainnya 4

3. Fisika 3

4. Bahasa dan Sastra Inggris

5. Matematika

6. Bahasa dan Sastra Indonesia

7. Kimia

8. Antropologi

KELOMPOK LINTAS MINAT ILMU BAHASA DAN BUDAYA

Page 21 of 84
1. Ekonomi

2. Bahasa dan Sastra Asing lainnya 3 4

3. Matematika

4. Biologi

5. Geografi 3 4

6. Bahasa dan Sastra Indonesia

7. Bahasa dan Sastra Inggris

8. Antropologi

9. Fisika

10. Kimia

11. Sosiologi

KEGIATAN SISTIM PAKET


Tatap Muka 45 menit
Penugasan terstruktur 60% x 45 menit = 27 menit
Kegiatan mandiri
Jumlah 72 menit

Page 22 of 84
Struktur Kurikulum Sistem Paket

Peminatan: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

ALOKASI WAKTU BELAJAR JUM-


MATA PELAJARAN PER MINGGU LAH
SEMESTER JAM
1 2 3 4 5 6
KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3 18
Pendidikan Pancasila dan
2 Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 12
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4 24
4 Matematika 4 4 4 4 4 4 24
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2 12
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2 12
Jumlah 17 17 17 17 17 17
KELOMPOK B (WAJIB)
7 Seni Budaya (Tari, Rupa) 2 2 2 2 2 2 12
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
8 Kesehatan 3 3 3 3 3 3 18
9 Prakarya dan KWU 2 2 2 2 2 2 12
10 Mulok (Bahasa Daerah) 2 2 2 2 2 2 12
Jumlah 9 9 9 9 9 9
KELOMPOK PEMINATAN
MATEMATIKA & ILMU ALAM
1 Matematika 3 3 4 4 4 4 22
2 Biologi 3 3 4 4 4 4 22
3 Fisika 3 3 4 4 4 4 22
4 Kimia 3 3 4 4 4 4 22
12 12 16 16 16 16
KELOMPOK LINTAS MINAT
1 Geografi 3 3 4 4 4 4 22
2 Bahasa dan Sastra Inggris - - - - - - -
3 Ekonomi 3 3 - - - - 6
4 Bahasa dan Sastra Asing 3 3 - - - - 6

Page 23 of 84
Peminatan : Ilmu- ilmu pengetahuan Sosial

ALOKASI WAKTU BELAJAR JUML


MATA PELAJARAN PER MINGGU AH
SEMESTER JAM
1 2 3 4 5 6
KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3 18
Pendidikan Pancasila dan
2 Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 12
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4 24
4 Matematika 4 4 4 4 4 4 24
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2 12
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2 12
Jumlah 17 17 17 17 17 17
KELOMPOK B (WAJIB)
7 Seni Budaya (Tari, Rupa) 2 2 2 2 2 2 12
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
8 Kesehatan 3 3 3 3 3 3 18
9 Prakarya dan KWU 2 2 2 2 2 2 12
10 Mulok (Bahasa Daerah) 2 2 2 2 2 2 12
Jumlah 9 9 9 9 9 9
KELOMPOK PEMINATAN SOSIAL
1 Geografi 3 3 4 4 4 4 22
2 Sejarah 3 3 4 4 4 4 22
3 Sosiologi 3 3 4 4 4 4 22
4 Ekonomi 3 3 4 4 4 4 22
Jumlah 12 12 16 16 16 16
KELOMPOK LINTAS MINAT
1 Biologi 3 3 4 4 - - 14
2 Bahasa dan Sastra Asing lainnya - - - - 4 4 8
3 Fisika - - - - - - -
4 Bahasa dan Sastra Inggris - - - - - - -
5 Matematika - - - - - - -
6 Bahasa dan Sastra Indonesia - - - - - - - - -
7 Kimia 3 3 - 4 - - 10
8 Antropologi - - - - - - 14
Jumlah
Jumlah Mapel yang ditempuh per
minggu 42 42 44 44 44 44

Page 24 of 84
Peminatan : Ilmu Bahasa dan Budaya

ALOKASI WAKTU BELAJAR JUM-


MATA PELAJARAN PER MINGGU LAH
SEMESTER JAM
1 2 3 4 5 6
KELOMPOK A (WAJIB)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3 18
Pendidikan Pancasila dan
2 Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2 12
3 Bahasa Indonesia 4 4 4 4 4 4 24
4 Matematika 4 4 4 4 4 4 24
5 Sejarah Indonesia 2 2 2 2 2 2 12
6 Bahasa Inggris 2 2 2 2 2 2 12
Jumlah 17 17 17 17 17 17
KELOMPOK B (WAJIB)
7 Seni Budaya (Tari, Rupa) 2 2 2 2 2 2 12
Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan
8 Kesehatan 3 3 3 3 3 3 18
9 Prakarya dan KWU 2 2 2 2 2 2 12
10 Mulok (Bahasa Daerah) 2 2 2 2 2 2 12
Jumlah 9 9 9 9 9 9
KELOMPOK PEMINATAN BAHASA
1 Bahasa dan Sastra Indonesia 3 3 4 4 4 4 22
2 Bahasa dan Sastra Inggris 3 3 4 4 4 4 22
3 Bahasa dan Sastra Asing 1 3 3 4 4 4 4 22
4 Antropologi 3 3 4 4 4 4 22
12 12 16 16 16 16
KELOMPOK LINTAS MINAT
1 Ekonomi - - - - - - -
2 Bahasa dan Sastra Asing Lain 3 3 2 2 4 4 14
3 Matematika - - - - - - -
4 Biologi - - - - - - -
5 Geografi 3 3 4 4 2 2 14
6 Bahasa dan Sastra Indonesia - - - - - - -
7 Bahasa dan Sastra Inggris - - - - - - -
8 Antropologi - - - - - - -
9 Matematika - - - - - - -
10 Fisika - - - - - - -
11 Kimia - - - - - - -
12 Sosiologi - - - - - - -
Jumlah Mapel yang ditempuh
42 42 44 44 44 44 260
per minggu

Page 25 of 84
Page 26 of 84
2. Peminatan

I. Tujuan Peminatan Peserta Didik

1. Memberikan kesempatan peserta didik untuk berkembang secara optimal sesuai dengan

potensi diri (kecerdasan umum, bakat, minat, cita- cita) dan dukungan orang tua/wali

serta kesempatan yang ada melalui pendidikan.

2. Memberikan dukungan tercapainya perkembangan optimal diri peserta didik sebagaima

yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional dan tercapainya keseimbangan antara

pengetahuan, keterampilan dan sikap.

3. Memberikan kesempatan peserta didik memilih dan menetapkan peminatannya dan

berkembang dalam bidang kelompok peminatan/mata, mata pelajaran lintas kelompok

mata pelajaran, pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang

sedang ditempuh, karier dan atau pilihan studi lanjut ke PT.

II. Pemilihan peminatan dan pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau Pendalaman

Minat

1. Pemilihan peminatan dilakukan peserta didik saat mendaftar pada SMA berdasarkan:

 Nilai raport Sekolah Menegah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) atau yang

sederajat.

 Nilai Ujian Nasional SMP/MTs atau yang sederajat

 Rekomondasi guru bimbingan dan konseling/konselor di SMP/MTs atau yang sederajat

 Hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA atau tes bakat dan minat

oleh psikolog

Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal semester kedua

di kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru masih tersedia, berdasarkan hasil

pembelajaran berjalan pada semester pertama dan rekomondasi guru BK.

Page 27 of 84
Peserta didik yang pindah peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata

pelajaran yang belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan baru dimulai. Peserta

didik dapat memilih minimal 3 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran yang terdapat pada satu

peminatan, 1 mata pelajaran yang tidak diambil beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran

lintas minat. Bila peserta didik mengambil 3 mata pelajaran dari peminatan yang dipilihnya,

maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 9 jam

pelajaran (3 mata pelajaran) di kelas X atau sebanyak 8 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di kleas

XI dan XII. Sedangkan bila peserta didik mengambil 4 mata pelajaran dari peminatan yang

diplihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 6

jampelajaran (2 mata pelajaran) di kelas X atau sebanyak 4 jam pelajaran (1 mata pelajaran) di

kelas XI dan XII.

Peserta didik yang mengambil Peminatan Bahasa dan Budaya dapat mengambil mata

pelajaran lintas minat : (1) diluar ; (2) didalam ; atau (3) sebagian di dalam dan sebagian di luar,

peminatan yang diplihnya. Mata pelajaran lintas minat yang dipilihsebaiknya tetap dari kelas X

sampai dengan XII. SMA Negeri 3 Donggo Bima memiliki dua peminatan dari ketiga

peminatan:

a. Peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam : a. Matematika b. Biologi c. Fisika d.

Kimia

b. Peminatan Ilmum pengetahuan Sosial : (a) Geografi (b) Sejarah (c) Sosiologi (d) Ekonomi

c. Peminatan Bahasa dan Budaya : (a) Bahasa dan Sastra Indonesia (b) Bahasa dan Sastra

Inggris (c) Bahasa dan Sastra Asing (d) Antropologi

2. Lintas Minat

Lintas minat merupakan muatan kurikulum untuk mengakomudasi perluasan pilihan

minat, bakat dan atau kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan

kelompok mata pelajaran keilmuan diluar pilihan minat utama. Mata pelajaran lintas minat yang

dipilih oleh peserta didik diharapkan tetap dari kelas X sampai dengan kelas XII.
Page 28 of 84
Page 29 of 84
3. Pendalaman Minat

Pendalaman minat mata pelajaran tertentu dalam peminatan dapat diselenggarakan oleh

sekolah melalui kerjasama dengan perguruan tinggi di kelas XII dengan ketentuan :

a. memiliki indeks prestasi paling rendah 3,66 dan

b. memiliki kecerdasan istimewa dengan dibuktikan tes IQ paling rendah 130

4. Peta Beban Belajar Sistem Paket

Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada

jenjang pendidikan menengah atas. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program

pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan

beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang

berlaku di SMA Negeri 3 Donggo Bima. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket

dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.

Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik

untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi

lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.

Kegiatan tatap muka adalah kegaitan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara

peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada

SMA Negeri 3 Donggo Bima adalah 45 menit.

Beban belajar keseluruhan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu

semester dan satu tahun pembelajaran.

1. Beban belajar di SMA Negeri 3 Donggo Bima dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu

a. Beban belajar satu minggu kelas X adalah minimal 42 jam pelajaran

b. Beban belajar satu minggu kelas XI dan XII adalah minimal 44 jam pelajaran

2. Beban belajar di kelas X dan XI dalam satu semester minimal 18 minggu

3. Beban belajar di kelas XII pada semester ganjil minimal 18 minggu


Page 30 of 84
4. Beban belajar di kleas XII pada semester genap minimal 14 minggu

Pengaturan Beban Belajar di SMA Negeri 3 Donggo Bima di atas sebagai berikut :

Satu jam Jumlah Jam Minggu Waktu Jumlah jam per


pembelajara, pembelajaran efektif /tahun pembelajaran tahun (@60 menit)
Kelas tatap muka perminggu Ajaran Pertahun
(menit) Ajaran
X, XI, XII 45 42 s.d 44 35 – 37 150-1924 JP 76,7 – 16667,5
450
100048

Penambahan beban belajarn di SMA Negeri 3 Donggo Bima utamanya diberikan pada

mata pelajaran ciri khas program dengan maksud agar peserta didik lebih menguasai dan

mendalami materi.

Penambahan diberikan pada kelas X yakni mata pelajaran Bahasa Inggris 2 jam pelajaran

sesuai permendikbud No. 59 tahun 2014 Tentang Struktur Kurikulum bagian (B) mata pelajaran

hal 9 bagian (g).

Adapun jam tatap muka yang tercantum dalam struktur SMA Negeri 3 Donggo Bima

adalah sebagai berikut:

No. Kelas Jam

1. X MIA, IIS, IBB 42 – 44

2. XI MIA, IIS, IBB 44

3. XII MIA, IIS, IBB 44

Disamping kegiatan tatap muka, peserta didik juga diberikan kegiatan penugasan

terstruktur, yaitu kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta

didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Bentuk waktu

penyelesaian penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman

materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar

Page 31 of 84
kompetensi. Bentuk penugasan diserahkan ke pendidik. Bentuk penugasan diserahkan ke

pendidik sedangkan waktu penyelesaiannya di atur sendiri oleh peserta didik.

3. Penilaiaan

Secara umum penilaian mengacu pada standar penilaian Kurikulum 2013, yaitu dilakaukan

dalam bentuk penilaian autentik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.

Penilaian dilakaukan secara berimbang sehingga dapat digubakan untuk menentukan posisi

relatif setiap peserta didik terhadap stabndart yabg telah ditetapkan. Penilaian sikap dilakaukan

melalaui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal. Penilaian pengetahuan

dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Sedasngkan penilaian ketrampilan

dilakukan melalui tes praktik, penilaian proyek dan penilaian portofolio.

Penilaian melalui tes dilakaukan melalaui ulangan harian, ulangan tengah semester, dan

ulanangan akhir semester untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar (KD) dari kompetensi

inti (KI) 3.

A. Penilaian oleh Pendidik

Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data tentang

capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, danaspek

keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, untuk memantau proses, kemajuan

belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. Penilaian hasil

belajar oleh pendidik di SMA berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil

belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi

formatif dan sumatif dalam penilaian, dan bertujuan untuk:

1. mengetahui tingkat penguasaan kompetensi.

2. menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi.

3. menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi.

dan
Page 32 of 84
4. memperbaiki proses pembelajaran.

B. Penilaian oleh Satuan Pendidikan

Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan informasi/data

tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan

yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah.

Penilaian akhir adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik pada akhir semester dan/atau akhir tahun, sedangkan ujian sekolah adalah kegiatan

yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan

prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan

adalah seluruh mata pelajaran berdasarkan struktur kurikulum kelas XII padaaspekpengetahuan

dan ketrampilan dan akan diatur dalam POS UN.

4. Ketuntasan belajar

Ketuntasan belajar menunjukkan tingkat ketercapaian kompetensi peserta didik mengikuti

pembelajaran yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Peserta didik dinyatakan

tuntas pada satu mata pelajaran apabila memperoleh nilai Baik pada aspek sikap minimal 75.

5. Remedial

Peserta didik yang belum tuntas pada KD tertentu berhak mengikuti remedial sehingga

mencapai batas ketuntasan minimal. Remedial dilakaukan sepanjang semester dengan cara

melakukan perbaikan pembelajaran dan diikuti dengan penilaian yang relevan.

Setelah diketahui kesulitan belajar yanbg dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah

memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial antara lain:

a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran

ulang dapat disampaikan dengan variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan.

Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum

Page 33 of 84
mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan

penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.

b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal

pembelajaran klasikal peserta didik tertentu mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif

tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan

perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan

bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai

ketuntasan.

c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan remedial, tugas-

tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam

mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu

menguasai kompetensi yang ditetapkan.

d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau kakak kelas yang

memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial

kepada rekan atau adik kelas yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor sebaya

diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

6. Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan
proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
Pengembangan muatan lokal di SMAN 3 Donggo memperhatikan beberapa prinsip
pengembangan sebagai berikut.
1. Utuh : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan
pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.

Page 34 of 84
2. Kontekstual : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya,
potensi, dan masalah daerah.
3. Terpadu : Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuanpendidikan,
termasuk terpadu dengan dunia usaha danindustri.
4. Apresiatif : Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentukpertunjukkan,
lomba-lomba, pemberian penghargaan) di levelsatuanpendidikan dan daerah.
5. Fleksibel : Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan danpengaturan
waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisidan karakteristik satuan pendidikan
Potensi geografis SMAN 3 Donggo yang berada di daerah pegungan akan banyak
memberi warna terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu, program Muatan Lokal
untuk kelas XII yang dipilih adalah yang berkaitan dengan kondisi keadaan gografis dan
kearifan local yang ada yaitu berupa kekayaan budaya yang ada.
Strategi implementasi muatan lokal adalah terintegrasi dalam mata pelajaran Kelompok B
(wajib) untuk kelas X dan XI, sedangkan untuk kelas XII dilaksanakan secara mandiri
melalui mata pelajaran Muatan Lokal.

A. Tujuan Mulok
Program Muatan Lokal disusun sebagai jawaban atas masukan dan keinginan peserta
didik/masyarakat yang mengharapkan lulusan SMAN 3 Donggo dapat bersaing di
era global.

1. Mulok Bahasa DaerahTerpadu bertujuan :


a. Mendidik peserta didik dengan keterampilan dalam bidang teknologi
informasi dan komunikasi khususnya bidang Desain Grafis dan Elektro agar
dapat bekerja baik secara mandiri atau mengisi lowongan pekerjaan yang ada
di dunia usaha dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat menengah;
b. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan
mengembangkan sikap profesional dalam bidang teknologi informasi dan
komunikasi khususnya bidang Desain Grafis dan Elektro;
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai
bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan ke program studi
Manajemen Informatika.

Page 35 of 84
B. Ruang Lingkup
1. Lingkup Mulok Bahasa Daerah adalah :
a. Pengembang multimedia (multimedia development)
b. Rumah Produksi Sinema/Film/Sinetron (production house)
c. Industri media dan periklanan (Media and Advertisment)

2. Lingkup dan Nilai-nilai yang dikembangkan Mulok Bahasa Daerah


Pendidikan Lingkungan Hidup diambil berdasarkan isu yang berkembang di
lingkungan masyarakat, isu-isu tersebut terbagi ke dalam beberapa kelompok,
yaitu :
1) Isu Global : Isu Lingkungan Hidup yang sudah diatur dalam konvensi
internasional seperti :
- Energi
- Ozon
- Perubahan iklim
- Keaneka ragaman hayati
- Bahan berbahaya dan beracun (B3)
- Tumpahan minyak
- Dll
2) Isu Lokal : Isu Lingkungan hidup yang ada di wilayah sekitar baik yang
merupakan potensi yang memberi dampak negatif ataupun positif terhadap
masyarakat,
- Pengelolaan sampah
- Pelestarian flora/ fauna
- Kekayaan sumber daya hayati
- Kearifan budaya lokal
- Kekeringan
- Krisis sumber daya air
- Pencemaran udara
- Pencemaran air
- Pencemaran tanah

3) Penghematan penggunaan energi;

Page 36 of 84
Isu-isu tersebut dirangkum dan dijadikan nilai positif sebagai indicator
penilaian Pendidikan Lingkungan Hidup di SMAN 2 Tangerang Selatan yaitu:
- Hemat Energi, air dan ATK
- Pencegahan pemanasan global dan Perubahan iklim
- Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3)
- Pelestarian flora/ fauna dan keanekaragaman hayati
- Kearifan budaya lokal
- Pengelolaan sampah
- Pencegahan kekeringan
- Pencegahan Pencemaran udara
- Pengelolaan air limbah
- Pencemaran tanah
- Penghijauan

C. Penyusunan Komponen Mata Pelajaran Mulok Dalam Silabus terdapat


dalam:
o Standar Kompetensi (SK) / Kompetensi Inti (KI)
o Kompetensi dasar
o Materi Pokok
o Pengalaman Belajar
o Indikator
o Penilaian
o Alokasi Waktu
o Sumber/Bahan/Alat
B. Strategi Pembelajaran Program Mulok di SMA Negeri 2 Kota Tangerang
Selatan
1) Melalui reorientasi pembelajaran :
o Dikemas dalam bentuk tambahan jam mata pelajaran
o Bersifat entrepreuner
o Diterapkan dengan menggunakan kurikulum yang fleksibel
2) Mengubah strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan dan metoda
yang variatif, sehingga :
o Peserta didik lebih aktif
o Iklim belajar menyenangkan

Page 37 of 84
o Fungsi guru bergeser dari pemberi informasi menuju seorang fasilitator
o Materi yang dipelajari terkait dengan lingkungan kehidupan peserta didik,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah praktis ekonomis
dalam kehidupan
o Peserta didik terbiasa mencari informasi dari berbagai sumber
o Menggeser "teaching" menjadi "learning"
3) Melalui Pembekalan kecakapan vokasional (bagi peserta didik yang berpotensi
tidak melanjutkan) :
o Menambah jam belajar efektif dalam struktur kurikulum
o Melengkapi fasilitas dan alat program praktek
o Mengacu pada jenis keahlian yang dibutuhkan pasar kerja sekitarnya
o Menawarkan paket keahlian kepada peserta didik dan orang tua

C. Implementasi Pembelajaran Dan Penilaian :

D. Rancangan Skenario Pembelajaran Mulok


Strategi Pembelajaran :
o Aktifitas guru (interaktif)
o Aktifitas peserta didik (kegiatan mandiri/kelompok)
Bahan Pembelajaran :
o LKS
o Lembar Informasi: Modul/Bahan Ajar

Page 38 of 84
Alat Pembelajaran :
o Alat praktek/peraga
Tempat Pembelajaran:
o Di luar kelas
o Di Dalam kelas
o Laboratorium
Strategi Penilaian :
o Harian
o Bulanan
o Tengah Semester
o Semester (blok)

3. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Berdasarkan hasil analisis keunggulan daerah Kota Tangerang Selatan dan
Analisis konteks SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, maka jenis muatan lokal
yang dilaksanakana di SMAN 3 Donggo seperti terdapat dalam struktur
kurikulum pada tabel di atas adalah Elektro, Ekonomi Bisnis, PLH, Desain Grafis
dan Multimedia (DGM), EAP dan GE
Strategi pelaksanaan muatan lokal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) adalah muatan lokal untuk mendukung
sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional bekerja sama dengan BLHD Kota
Tangerang Selatan dan Propinsi Banten, mulai tahun pelajaran 2015/2016
menjadi mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan (mapel wajib B).
b. Desain Grafis dan Multimedia (DGM), Ekonomi Bisnis
mulai tahun pelajaran 2015/2016 menjadi mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan (mapel wajib B).
c. Untuk GE (General English) bekerjasama dengan EF dengan mendatangkan
Native dari Inggris diberikan di kelas X dan XI serta EAP diberikan di kelas
X dan XII untuk memperdalam konten bahasa Inggris dan persiapan Toefl
bekerjasama dengan lembaga Activitor.

2. Adapun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Desain Grafis sebagai berikut:

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR


Page 39 of 84
DESAIN GRAFIS

KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong-royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk desain
grafis di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang
keberagaman produk desain grafis dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya
2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya desain
grafis di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha
2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab,
kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya desain grafis di
wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk
membangun semangat usaha

Kompetisi Inti dan Kompetensi Dasar Mulok Desain Grafis

KELAS X
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
NO. NO.
KD KD
3.1 Mengidentifikasi proses 4.1 Mendesain proses perancangan
Page 40 of 84
perancangan produk dengan produk dengan tujuan sebagai
tujuan sebagai media media komunikasi berdasarkan
komunikasi berdasarkan konsep konsep berkarya dengan
berkarya dengan pendekatan pendekatan budaya setempat
budaya setempat
Mendesain proses perancangan
produk dengan tujuan sebagai
Memahami proses perancangan media komunikasi melalui
produk dengan tujuan sebagai pengamatan dari berbagai
3.2 media komunikasi melalui 4.2 sumber, berdasarkan identifikasi
pengamatan dari berbagai kebutuhan sumber daya,
sumber teknologi, dan prosedur
berkarya dengan pendekatan
budaya setempat dan lainnya
Mengidentifikasi tipe aplikasi
komputer grafis dalam Membuat kartu nama sebagai
mendukung proses perancangan media komunikasi dan promosi
produk dengan tujuan sebagai sesuai kebutuhan yang
3.3 4.3
media komunikasi dan promosi berkembang di wilayah
berdasarkan konsep berkarya setempat dan lainnya sesuai
dengan pendekatan budaya teknik dan prosedur
setempat
Menyajikan konsep
Memahami konsep
kewirausahaan berdasarkan
kewirausahaan dalam
pengalaman keberhasilan tokoh-
3.4 menjalankan sebuah wirausaha 4.4
tokoh wirausaha produk desain
desain grafis sebagai media
grafis sebagai media
komunikasi dan promosi
komunikasi dan promosi
Memahami desain logo sebagai Mendesain logo sebagai
identitas korporasi berdasarkan identitas korporasi berdasarkan
3.5 konsep berkarya dengan 4.5 konsep berkarya dengan
pendekatan budaya setempat dan pendekatan budaya setempat
lainnya dan lainnya
Mengidentifikasi Prinsip-prinsip Memotret objek diam dan
Seni Fotografi dalam Desain bergerak berdasarkan
3.6 Komunikasi Visual untuk 4.6 identifikasi kebutuhan sumber
Periklanan melalui pengamatan daya, teknologi, prosedur
dari berbagai sumber berkarya untuk periklanan
Memahami Prinsip-prinsip Seni
Fotografi dalam Desain Menyajikan konsep tata letak
Komunikasi Visual untuk dan pengeditan foto sesuai
3.7 4.7
Periklanan melalui pengamatan kebutuhan dengan pendekatan
dari berbagai sumber budaya setempat

KELAS XI
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
NO. NO.
KD KD
3.1 Memahami konsep pemasaran 4.1 Mendesain konsep pemasaran

Page 41 of 84
produk berdasarkan konsep produk berdasarkan konsep
berkarya dengan pendekatan berkarya dengan pendekatan
budaya setempat dan lainnya budaya setempat dan lainnya
Membuat story line film melalui
Mengidentifikasi dasar-dasar pengamatan dari berbagai
pembuatan film melalui sumber, berdasarkan identifikasi
3.2 4.2
pengamatan dari berbagai kebutuhan sumber daya,
sumber teknologi, dan prosedur
berkarya
Membuat film sederhana beserta
Memahami dasar-dasar poster promosi film berdasarkan
3.3 pembuatan film melalui 4.3 konsep berkarya dengan
pengamatan berbagai sumber pendekatan budaya setempat
dan lainnya
Membuat Hand Lettering
Mengidentifikasi tipografi
berdasarkan konsep berkarya
3.4 melalui pengamatan berbagai 4.4
melalui pengamatan berbagai
sumber
sumber
Menyajikan konsep
perancangan kemasan produk
Mengidentifikasi konsep
berdasarkan berbagai macam
perancangan kemasan produk
3.5 4.5 hari besar/perayaan, dengan
melalui pengamatan berbagai
pendekatan budaya setempat
sumber
dan lainnya melalui pengamatan
berbagai sumber
Mendesain kemasan produk
berdasarkan berbagai macam
Memahami konsep perancangan
hari besar/perayaan, dengan
3.6 kemasan produk melalui 4.6
pendekatan budaya setempat
pengamatan berbagai sumber
dan lainnya melalui pengamatan
berbagai sumber
Mengidentifikasi konsep layout Membuat artikel dengan
memanfaatkan jenis-jenis layout
3.7 media cetak melalui pengamatan
4.7 sebagai media komunikasi dan
berbagai sumber promosi melalui pengamatan
berbagai sumber

KELAS XII
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
NO. NO.
KD KD
Mendesain konsep pemasaran
produk dilengkapi dengan
Memahami konsep pemasaran
teknik pemasaran, teknik
produk berdasarkan konsep
3.1 4.1 periklanan, teknik promosi,
berkarya dengan pendekatan
identitas korporasi, berdasarkan
budaya setempat dan lainnya
konsep berkarya dengan
pendekatan budaya setempat
Page 42 of 84
dan lainnya
Merancang copywrite naskah
iklan melalui pengamatan dari
Mengidentifikasi konsep produk
berbagai sumber, berdasarkan
3.2 untuk periklanan melalui 4.2
identifikasi kebutuhan sumber
pengamatan berbagai sumber
daya, teknologi, dan prosedur
berkarya
Membuat naskah iklan berupa
Memahami konsep produk untuk
audio-video berdasarkan konsep
3.3 periklanan melalui pengamatan 4.3
berkarya melalui pengamatan
berbagai sumber
berbagai sumber
Mengidentifikasi konsep
Menyajikan model-model tata
penyusunan dan tata letak
3.4 4.4 letak majalah melalui
majalah melalui pengamatan
pengamatan berbagai sumber
berbagai sumber
Mendesain majalah berdasarkan
konsep berdasarkan identifikasi
kebutuhan sumber daya,
Memahami konsep penyusunan
teknologi, dan prosedur
3.5 dan tata letak majalah melalui 4.5
berkarya, dengan pendekatan
pengamatan berbagai sumber
budaya setempat dan lainnya
melalui pengamatan berbagai
sumber

Kompetisi Inti dan Kompetensi Dasar Mulok Pendidikan Lingkungan Hidup

Kelas XI
Semester 1
STANDAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
1. Merumuskan 1.1 Menjelaskan penataan lingkungan hidup yang
upaya meliputi: keindahan,kenyamanan,kebersihan,dan
pemulihan kerindangan.
lingkungan 1.2 Menjelaskan pembibitan,penanaman,pemeliharaan
hidup. tanaman.
1.3 Menerapkan pengawasan lingkungan hidup
1.4 Menjelaskan konsep sanitasi lingkungan
1.5 Melakukan upaya pencegahan penyebaran penyakit

Page 43 of 84
yang bersifat endemik
1.6 Melakukan upaya penanggulangan penyakit
endemik
2. 2.1 Mencintai
Mengembangka nilaipenataan,pemanfaatan,pengembangan,pemeliha
n pengelolaan ran dan pengawasan kondisi lingkungan hidup.
lingkungan 2.2 Melakukan kegiatan
hidup. pemanfaatan,pengembangan,pemeliharaan dan
pengawasan lingkungan hidup di lingkungan
sekitar,sekolah,dan tempat umum.
3. Membiasakan 3.1 Merencanakan kegiatan pemanfaatan,pengemba-
diri dalam ngan,pemeliharaan dan pemulihan lingkungan
pengelolaan hidup.
lingkungan 3.2 Melakukan tindakan pencegahan pelanggaran aturan
hidup. pengelolaan lingkungan hidup.

Semester 2

STANDAR KOMPETENSI DASAR


KOMPETENSI
1. Menerapkan 1.1 Menjelaskan teknologi ramah lingkungan
fungsi teknologi 1.2 Menjelaskan penggunaan teknologi ramah
dalam lingkungan dan memenuhi kebutuhan pokok
pengelolaan manusia
lingkungan hidup 1.3 Mengidentifikasi dampak perkembangan teknologi
terhadap lingkungan.
2. Mengembangan 2.1 Berperan aktif dalam mengantisipasi dampak
penggunaan negative terhadap lingkungan dari penggunan
teknologi dalam teknologi
pengelolaan 2.2 Menerima penggunaan teknologi ramah lingkungan
lingkungan. 2.3 Memilih penggunaan teknologi ramah lingkungan
dalam kehidupan sehari-hari.

Page 44 of 84
3. Melakukan 3.1 Membiasakan diri memanfaatan teknologi dalam
kegiatan kehidupan sehara-hari
pemanfaatan 3.2 Menampilkan hasil pengamatan terhadap dampak
teknologi dalam negatif dan positif dari pemanfaatan teknologi
pengelolaan
lingkungan.

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mulok Ekonomi Bisnis


KELAS XII
Semester 1
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1. Mengaktualisasikan 1.1 Mengidentifikasi sikap dan perilaku wirausaha
sikap dan perilaku dan prestasi kerja
usaha 1.2 Mengembangkan semangat wirausaha dan solusi
masalah
1.3 Membangun komitmen bagi dirinya dan bagi
orang lain
1.4 Membuat keputusan dalam mengambil resiko
usaha
2. Menerapkan jiwa 2.1 Menunjukkan sikap pantang menyerah dan ulet
kepemimpinan 2.2 Mengelola konflik
2.3 Membangun visi dan misi usaha

Semester 2
KOMPETENSI Kompetensi Dasar
INTI
1. Merencanakan 1.1 Menganalisasi peluang usaha
peluang usaha 1.2 Menganalisa aspek-aspek pengelolaan usaha
dan pengelolaan 1.3 Menyusun proposal usaha

Page 45 of 84
usaha skala 1.4 Mempersipakan pendirian usaha
mikro 1.5 Menghitung resiko menjalankan usaha
1.6 Menjalankan usaha kecil
1.7 Mengevaluasi hasil usaha

KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI

 Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang berfungsi
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebab itu, KTSP harus disusun sesuai dengan kebutuhan,
karakteristik, dan potensi satuan pendidikan (internal) serta lingkungan di daerah
setempat.
Salah satu komponen utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Muatan KTSP meliputi
sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar
bagi peserta didik, muatan lokal, dan kegiatan pengembangan diri pada satuan
pendidikan.

1. Pengertian Pengembangan Diri


Kegiatan pengembangan diri di SMAN 3 Donggo merupakan kegiatan
pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian integral dari isi kurikulum
sekolah dalam rangka pembentukan watak dan kepribadian peserta didik.
Kegiatan pengembangan diri ini dilakukan melalui kegiatan layanan bimbingan
konseling dan kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan BK difasilitasi/ dilaksanakan
oleh guru BK/ konselor dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan
kemampuan dan kewenangannya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam
bentuk kegiatan pelayanan konseling dapat mengembangkan kompetensi dan
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.

Page 46 of 84
Kegiatan pengembangan diri di SMAN 3 Donggo merupakan upaya
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah yang disediakan oleh
satuan pendidikan untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian, dan
kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi
talenta peserta didik.

2. Tujuan Pengembangan Diri


Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi SMA
Negeri 2 Kota Tangerang Selatan.
Adapun tujuan kegiatan layanan bimbingan konseling adalah untuk
memfasilitasi peserta didik berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan
sosial, belajar, dan pembentukan karier.

 Ruang Lingkup dan Strategi Kegiatan Pengembangan Diri


Kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di SMA Negeri 2 Kota Tagerang
Selatan adalah dalam bentuk :

1) Pengembangan diri terprogram:


 Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan diluar
jam pelajaran. Kegiatan ini dikoordinasikan di bawah wakil kepala urusan
kesiswaan selaku koordinator kegiatan ekstrakurikuler. Sistem
pengadministrasian penilaian maupun pelaporan melekat pada pembina
ekstrakurikuler masing-masing, yang kegiatannya mencakup:
a. Irmas / Keagamaan
Merupakan efektivitas kegiatan ekstrakurikuler dalam upaya pemantapan
kepribadian peserta didik, Iman dan Taqwa dan implementasinya dalam
kehidupan sekolah. Membentuk pribadi muslim yang memiliki pemahaman
terhadap Islam yang utuh kemudian menerapkan dalam kehidupan sehari-

Page 47 of 84
hari. Mendekatkan peserta didik-siswi kepada masjid, mushalla, agar
tercapai prilaku yang senantiasa menyucikan diri dan berakhlakul karimah.
Mengantisipasi kenakalan remaja. Program yang dikembangkan :
 Baca tulis Alqur’an
 Dakwah islamiah
 Marawis
 Kultur islami
 Budaya hidup bersih dan berbudaya lingkungan hidup.

b. English Club
Merupakan kegiatan ektrakurikuler yang bersifat pilihan sebagai sarana
bagi peserta didik untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris agar
mempunyai kemahiran dalam berbahasa Inggris dengan baik.

c. Olahraga Prestasi
Merupakan salah satu wadah ekstrakurikuler sebagai pengembangan
peserta didik dalam bidang minat dan penyaluran peserta didik di bidang
olahraga yang bertujuan untuk menghasilkan prsestasi yang dapat mewakili
sekolah dalam event-event kejuaraan olahraga serta mencari bibit untuk
peningkatan prestasi olahraga daerah hingga nasional. Bidang olahraga
yang dikembangkan :
 Basket
 Bola Volley
 Futsal
 Badminton
 Karate
 Taekwondo
d. Paskibra
Pasukan Pengibar Bendera merupakan salah satu wadah ekstrakurikuler
sebagai pengembangan peserta didik yang memiliki peran :
a) Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para peserta didik,
dalam arti memperkaya pelajaran serta memperbaiki pengetahuan para
peserta didik yang berkaitan dengan program kurikulum yang ada.

Page 48 of 84
b) Untuk melengkapi upaya pendidikan, pemantapan dan pembentukan
nilai-nilai kepribadian para peserta didik. Hal ini dapat diusahakan
melalui kegiatan barisberbaris, penguasaan teknis upacara bendera,
kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan ketakwaan terhadap tuhan
yang maha esa serta latihan kepemimpinan dan bela negara.
c) Disamping berorientasi pada mata pelajaran yang diprogramkan, dan
usaha pembentukan kepribadian peserta didik, memperbanyak kegiatan
ekstrakurikuler yang diarahkan untuk membina serta meningkatkan
bakat. Minat dan keterampilan. Hasil yang diharapakan kegiatan ini tak
lain ialah untuk memacu anak kearah yang sifatnya positif

Kegiatan yang dikembangkan :


 Peningkatan mutu dan jumlah anggota Pasukan Pengawal Pengibar
Bendera Sekolah.
 Menyelenggarakan latihan rutin, orientasi dan pembinaan calon
anggota Pasukan Pengawal Pengibar Bendera sekolah.
 Mempersiapkan Kegiatan upacara Pengukuhan anggota Pasukan
Pengawal Pengibar Bendera Sekolah yang telah selesai mengikuti
Latihan Kepemimpinan tingkat Perintis Pemuda.
 Mengadakan kegiatan renungan jiwa bagi seluruh anggota.
 Mempersiapkan personil upacara dalam pelaksanaan Hari Besar
Nasional ataupun kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekolah.
 Mengadakan kegiatan Latihan dasar Kepemimpinan tingkat Perintis
Pemuda.
 Mengadakan kegiatan latihan/wisata di alam terbuka (hiking).
 Mengikuti Lomba Ketangkasan Baris-berbaris tingkat SMA se-Kota
Tangerang Selatan maupun se-Provinsi Banten, yang
diselenggarakan oleh Pengurus Purna Paskibraka Indonesia (PPI)
tingkat Kota ataupun Propinsi.
 Mengikuti Lomba Tata Upacara Bendera tingkat SMA se-kota
Tangerang Selatan maupun se-Provinsi Banten.
 Mengikuti Lomba Gerak jalan dalam rangka Hari Besar Nasional
yang diselenggarakan oleh Panitia Hari Besar Nasional Kota
ataupun Organisasi Kepemudaan.
Page 49 of 84
 Mengikuti kegiatan Latihan Gabungan Pasukan Pengibar Bendera
tingkat sekolah se-Kota Tangerang Selatan.

e. PMR dan UKS


Kegiatan ektrakurikuler PMR yang dikembangkan mempunyai tujuan,
antara lain:
 Membina dan mengembangkan bakat, minat, serta kreativitas peserta
didik, sehingga membentuk peserta didik yang terampil, percaya diri,
dan mandiri.
 Mendorong guru dan Pembina untuk dapat memilih dan memanfaatkan
kegiatan ekstrakurikuler PMR sebagai salah satu strategi pengembangan
diri yang berwawasan imtaq dan sosial masyarakat.
 Meningkatkan wawasan guru sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih di
dalam pembinaan kegiatan ekstrakurikuler PMR untuk meningkatkan
keimanan, ketaqwaan dan kemampuan berorientasi pada penggalangan
kegiatan sosial.
 Memanfaatkan kegiatan ekstrakurikuler PMR yang menarik untuk lebih
memantapkan kepribadian dan menyalurkan minat serta bakat para
peserta didik secara optimal.
 Menumbuhkembangkan berbagai nilai kepribadian bangsa, sehingga
terbentuk peserta didik yang berwatak baik, beriman, dan berakhlak
mulia.
 Mendidik remaja menjadi insan yang berguna bagi sesama umat
manusia.
 Sebagai SDM PMI dalam pelaksanaan tugas kepalang merahan.
 Pengadaan tenaga terampil dan potensial di bidang UKS.
 Tenaga P3K untuk setiap kegiatan sekolah.
 Memberikan keterampilan dan pengetahuan tambahan di bidang P3K,
PK, DU, Tendanisasi.
 Menambah persahabatan antar sekolah yang dampaknya dapat
mengurangi tindakan negatif anak didik seperti tawuran antar pelajar.
Kegiatan UKS yang diadakan di SMAN 3 Donggo Kota Tangerang Selatan
mempunyai Tujuan Umum Meningkatkan kemampuan hidup sehat dan
derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat,
Page 50 of 84
sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis
serta optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

f. Pencinta Alam (Monpala)


Maksud pembentukan Organisasi pencinta alam adalah untuk
menambahkan kesadaran dan keperdulian serta daya pikir peserta didik
yang kritis terhadap alam dan lingkungan sekitar sehingga dapat
mengembangkan SDM dalam menanggulangi bencana. Program yang
dikembangkan bertujuan :
a) Menanamkan kesadaran dan kepedulian serta daya fikir kritis setiap
anggota terhadap alam dan lingkungan.
b) Mengadakan pendidikan dan pelatihan pada peserta didik-siswi
mengenai keorganisasian dan kepecinta alaman.
c) Membentuk, melatih dan menembangakan SDM dalam Manajemen
penanggulangan bencana.
d) Berperan aktif dan bekerja sama dengan lembaga lain dalam bidang
kemanusiaan dan pelestarian lingkungan hidup.
e) Membina mental dan fisik.

g. Seni Budaya, Seni Teater, Seni Tari dan Seni Musik


program yang kembangkan bertujuan:
 Mengolah seni yang dikembangkan oleh sekolah sebagai ciri khas.
 Untuk kepentingan studi kesenian secara keseluruhan dengan menggali
(meneliti dan menginfentarisir bentuk dan jenis kesenian yang ada),
memelihara, meletarikan dan membina serta mengembangkan kesenian
daerah.
 Untuk kepentingan penyajian koleksi (pameran) terutama dalam
bidang bimbingan edukatif.
 Untuk menciptakan bembentuk para seniman muda untuk dapat
berkretif dengan tidak meninggalkan keaslian dari seni tradional suku
bangsa yang ada.
 Untuk menghidupkan kembali kesenian yang sudah atau hampir punah.
 Dapat menciptakan lapangan kerja bagi para seniman.
 Untuk mendukung fungsi museum sebagai tempat rekreasi.
Page 51 of 84
h. Karya Ilmiah Remaja (KIR)
Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) adalah kelompok remaja yang melakukan
serangkaian kegiatan terstruktur dan menghasilkan karya yang bersifat
Ilmiah. Program yang dikembangkan bertujuan :
 Memiliki pemahaman sikap ilmiah yang baik dan mampu
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
 Mampu melakukan komunikasi ilmiah melalui diskusi dan seminar.
 Memiliki kemampuan menemukan dan merumuskan permasalahan
yang ada disekitarnya.
 Mampu memecahkan masalah dengan menggunakan metode ilmiah
 Memiliki kemampuan melakukan penelitian ilmiah dalam bidang sains
maupun sosial.
 Menguasai teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu
sarana penggalian informasi.
 Mempunyai kemampuan mempresentasikan hasil penelitiannya.

i. Cinematography
Cinematography merupakan salah satu ektrakurikuler bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan dibidang perfilman, Kegiatan yang
dilakukan, yaitu belajar cara membuat film yang baik, proses pembuatan
film, cara menggunakan kamera, membuat film independent dan meliput
kegiatan sekolah mulai dari pra sampai pasca produksi. Kegiatan ini
dirancang secara berkesinambungan dan benar-benar diharapkan bisa
menghasilkan peserta didik yang berprestasi dan berguna untuk bekal
mereka setelah menyelesaikan pendidikan nanti.

j. Lingkungan Hidup (Green community), Green House dan Toga.


Ekskul Lingkungan Hidup, Green House dan Toga yakni sekolah peduli
lingkungan hidup dengan berbudaya lingkungan hidup, program yang
dikembangkan :
 pengembangan landscape dan pertamanan
 budidaya tanaman hias
 budidaya tanaman sayuran
 pemeliharaan tananaman obat
Page 52 of 84
 pemanfaatan tanaman obat
 pemberantasan hama dan penyakit pada tanaman hias, tanaman sayur
dan tanaman obat
 pendidikan kompos dan biopori.

Setiap peserta didik diberikan kesempatan untuk memilih jenis ekstrakurikuler


yang ada di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan. Segala aktifitas peserta
didik berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler di bawah pembinaan dan
pengawasan guru pembina yang telah ditugasi oleh Kepala Sekolah.
 Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan, kelompok, agar mampu dan mandiri berkembang secara
optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kemapuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
- Kegiatan Bimbingan dan Konseling mencakup hal-hal yang berkenaan
dengan pribadi, kemasyarakatan, belajar, dan karier peserta didik
dilaksanakan melalui bimbingan individu/kelompok dan juga peserta didik
yang mengalami permasalahan belajar.
- Bimbingan Konseling diasuh oleh guru yang ditugaskan.
- Kegiatan kontak untuk pelaksanaan layanan dapat digunakan waktu di luar
jam pelajaran di sekolah secara individu/kelompok.
- Kegiatan bimbingan dan konseling tanpa kontak langsung dapat
dilaksanakan oleh guru pembimbing pada jam-jam pelajaran sekolah,
seperti pengelolaan himpunan data, pengelolaan hasil instrumentasi, dan
konseling pada umumnya, termasuk alih tangan kasus.
- Untuk kegiatan yang memerlukan kontak langsung dengan peserta didik,
selain terjadwal pada jam pelajaran guru pembimbing memiliki hak panggil
terhadap peserta didik asuh yang menjadi tanggungjawabnya yang
pelaksanaanya tidak merugikan peserta didik dalam mengikuti pelajaran.

2) Pengembangan diri melalui kegiatan tidak terprogram:

Page 53 of 84
Kegiatan pengembangan diri yang tidak terprogram ini menjadi tanggung
jawab semua unsur guru dan tenaga kependidikan di SMA Negeri 2 Kota
Tangerang Selatan, jadi bersifat melekat pada guru dan tenaga kependidikan.
Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik
yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di-
lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Sekolah memfasilitasi kegiatan
pengembangan diri seperti berikut ini.
a. pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas
(intrakurikuler) dengan alokasi waktu 2 jam tatap muka, yaitu pengembangan
diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas (ekstrakurikuler) diasuh
oleh guru pembina. Pelaksanaannya secara reguler dihari-hari tertentu dan hari
Sabtu.
b. Pengembangan diri melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal/
tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan
terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram dan Keteladanan.
 Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah. Tujuannya untuk membiasakan peserta didik
melakukan sesuatu dengan baik.
Yang termasuk kegiatan rutin :
a) Melaksanakan upacara bendera dengan hidmat.
b) Beribadah sesuai agama dan kebiasaannya, contoh:
- Pada saat istirahat kedua membiasakan sholat dzuhur berjamaah
- Peserta didik yang beragama non muslim disesuaikan dengan
kebiasaannya
- Gerakan Amal, Infaq, Sodaqoh
- Kegiatan imtaq dengan pembacaan Asmaul Husna dan tausyiah
yang diikuti oleh seluruh siswa yang beragama islam dilaksanakan
setiap hari jum’at pkl. 06.30 – 07.00 WIB di lapangan basket.
Sedangkan yang beragama non muslim ada kegiatan keagaaman
tersendiri dalam waktu yang bersamaan>
c) Wajib kunjung perpustakaan.
d) Berolah raga/senam bersama
e) Kegiatan budaya bersih dilaksanakan setiap hari (± 10 menit sebelum
jam pelajaran terakhir berakhir)

Page 54 of 84
f) Memelihara kebersihan kelas, taman, dan lingkungan sekolah bersama-
sama.
g) Melaksanakan kegiatan belajar tertib efektif bersama
h) Berpakaian seragam sekolah bersih dan rapi setiap hari sesuai jadwal
i) Melaksanakan tata tertib sekolah dengan baik
j) Bersaing kompetitif dan berprestasi pada lomba-lomba.

 Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh
waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara
spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap
terpuji lainnya. Contoh:
a) Membiasakan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
kepada guru, karyawan dan sesama peserta didik
b) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
c) Membiasakan antri
d) Membiasakan menghargai pendapat orang lain
e) Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
f) Membiasakan menolong atau membantu orang lain
g) Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di
sekolah, seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK.
h) Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain
sesuai kebutuhan.
i) Kegiatan penghematan sumber daya listrik dan air
j) Kegiatan pembuatan bio pori
k) Workshop sosialisasi program SBLH dan Adiwiyata.
l) Workshop peningkatan mutu pendidik dan kependidikan.
m) Bintek KTSP, Silabus dan RPP terintegrasi LH, Pendikar kedalam
mata pelajaran.

 Kegiatan Terprogram ialah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap


disesuaikan dengan kalender pendidikan/jadwal yang telah ditetapkan.
Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan sisswa dan personil
sekolah aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan
kemampuan dan bidang masing-masing.

Page 55 of 84
Diantaranya :
- Kegiatan Peringatan yang bertema Lingkungan Hidup
- Piket Guru untuk menjaga dan mengawasi kebersihan dan ketertiban
kelas setiap hari.
- Kegiatan Jumat Bersih.
- Membiasakan shalat Jum’at, tadarus Al-Qur’an setiap hari Jum’at.
- Kegiatan PENSI
- Kegiatan memperingati hari-hari besar Agama, Nasional dan
Lingkungan Hidup
- Kegiatan Karyawisata (study tour)
- Kegiatan Lomba Mata Pelajaran, seperti olimpiade sains, debating,
lomba madding.
- Kegiatan LDKS dan Pemilihan OSIS
- Kegiatan Perpisahan Kelas XII.
 Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
yang dapat dijadikan contoh (idola)
Diantaranya :
- Ramah sosial
- berprestasi
- lomba kebersihan kelas (pemilihan kelas terbersih)
- pemilihan siswa, guru dan karyawan teladan
- berpakaian rapi
- datang tepat waktu
- berbahasa dengan baik
- rajin membaca
- bersikap ramah.
Pembiasaan ini dilaksanakan sepanjang waktu belajar di sekolah. Seluruh
guru ditugaskan untuk membina Program Pembiasaan yang telah
ditetapkan oleh sekolah.
Penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif. Potensi, ekspresi,
perilaku, dan kondisi psikologis peserta didik merupakan portofolio yang
digunakan untuk penilaian.

PENGATURAN BEBAN BELAJAR

Page 56 of 84
1) Di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, beban belajar untuk kelas X
dan XI dengan Kurikulum 2013 yang menggunakan sistem SKS
dengan pengaturan Distribusi On Off (Distribusi On Off terlampir).
2) Kelas XII: 40 jam pelajaran ada penambahan 1 jam pelajaran
pada mata pelajaran EAP (English Academic Purpose).

Penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan untuk kegiatan mandiri tidak
terstruktur waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu,
untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT)
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran.
Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan dua jam kegiatan
praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah.

Jumlah jam
Satu jam Minggu Jumlah jam
pembela-
Kelas tatap muka Efektif per pembelajaran
jaran Per
(menit) tahun ajaran per tahun
minggu
X
45 42 35 1470
XI s.d
45 44 35 1450
XII

7. Bimbingan Konseling

A. Struktur Pelayanan Konseling

Pelayanan konseling di sekolah merupakan usaha membantu peserta didik dalam

pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan

pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara

individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,

perkembangan, kondisi, serta peluangpeluang yang dimiliki. Pelayanan mi juga membantu


Page 57 of 84
mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang dihadapi peserta didik.

1. Pengertian Konseling

Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun

kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan

kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui

berbagai jenis Iayanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

2. Paradigma, Visi, dan Misi

b. Paradigma

Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya.

Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan

serta psikologi yang dikemas dalam kajiterapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya

Iingkungan peserta didik.

c. Visi

Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang

membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan

perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri

dan bahagia.

d. Misi

1) Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan

perilaku efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.

2) Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta

didik di dalam Iingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

3) Misi pengentasan masalab, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah pesenta didik mengacu

pada kehidupan efektif sehari-hari

B. Bidang Pelayanan Konseling

1. Pengembangan kehidupan pribadi; yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
Page 58 of 84
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan

minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirmnya

secara realistik.

2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik

dalam memahami dan menilai senta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang

sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga Iingkungan sosial

yang lebih luas.

3. Pengemban gan kemampuan beiajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta

didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan dan

belajar secara mandini.

4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam

memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

C. Fungsi Konseling

1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami din dan

Iingkungannya.

2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau meng-

hindarkan diri dan berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan

dirinya.

3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang

dialaminya.

4. Pemellharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik

memelihara dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang

dimilikinya.

5. Advokasi yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak

dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.

D. Prinsip dan Asas Konseling


Page 59 of 84
1. Prinsip-prinsip konseling berkenaan dengan sasaran Iayanan, permasalahan yang dialami

peserta didik, program pelayanan, serta tujuan dan pelaksanaan pelayanan.

2. Asas-asas konseling meliputi asas kerahasiaan, kesukarelaan, ketenbukaan, kegiatan,

kemandirian, kekinian, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, alih tangan

kasus, dan tutwuri handayani.

E. Jenis Layanan Konseling

1. Orientasi yaitu Iayanan yang membantu peserta didik memahami Iingkungan baru,

terutama Iingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan din

senta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di Iingkungan yang baru

2. Informasi, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami

berbagai informasi din, sosial, belajar, karirijabatan, dan pendidikan lanjutan.

3. Penempatan dan Penyaluran, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik memperoleh

penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar,

jurusaniprogram studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.

4. Penguasaan Konten, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik menguasai konten

tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di

sekolah, keluanga, dan masyarakat.

5. Konseling Perorangan, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan

masalah pribadmnya.

6. Bimbingan Kelompok, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan

pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karirijabatan, dan pengambilan

keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dmnamika kelompok.

7. Konseling Kelompok, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan

dan pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.

8. Konsultasi, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam

memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam


Page 60 of 84
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.

9. Mediasi, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan

memperbaiki hubungan antar rmereka.

F. Kegiatan Pendukung

1. Apilkasi Instrumental yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang did peserta didik dan

lingkungannya, melalui aplikasi berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.

2. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan

peserta didik, yang diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematis, komprehensif,

terpadu, dan bersifat rahasia.

3. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam perte-

muan khusus yang dihadini oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan

dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan

tertutup.

4. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi

terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau

keluarganya.

5. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat

digunakan pesenta didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan sosial, kegiatan

belajar, dan kanirijabatan.

6. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah pesenta

didik ke pihak lain sesuai keahlian dan kewenangannya

G. Format Kegiatan

1. Individual yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara

perorangan.

2. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah pesenta didik

melalui suasana dmnamika kelompok.


Page 61 of 84
3. Klasikal, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah pesenta didik dalam

satu kelas.

4. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta

didik melalui kegiatan di luar kelas atau lapangan.

5. Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta

didik melalui pendekatan kepada pihak-pihak yang dapat membenikan kemudahan.

H. Program Pelayanan

1. Jenis Program

a. Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama

satu tahun untuk masing-masing kelas di SMA Negeri 3 Donggo Bima

b. Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan

selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.

c. Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama

satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.

d. Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama

satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.

e. Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada han-han

tententu dalam satu minggu. Program hanian menupakan jabanan dan program mingguan

dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung

(SATKUNG) konseling.

2. Penyusunan Program

a. Program pelayanan konseling disusun bendasankan kebutuhan pesenta didik (need

assessment) yang dipenoleh melalui aplikasi instnumentasi.

b. Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegi-

atan pendukung, format kegiatan, sasanan pelayanan, dan volume beban tugas konselon.

I. Perencanaan Kegiatan
Page 62 of 84
1. Penencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang telah

dijabankan ke dalam program semesteran, bulanan senta mingguan.

2. Penencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang menupakan jabanan dan program

mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang masingmasing memuat:

a. Sasanan Iayananikegiatan pendukung

b. Substansi Iayananikegiatan pendukung

c. Jenis Iayananikegiatan pendukung, senta alat bantu yang digunakan

d. Pelaksana Iayananikegiatan pendukung dan pihak-pihak yang tenlibat

e. Waktu dan tempat

3. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di

luan kelas untuk masing-masing kelas pesenta didik yang menjadi tanggung jawab

konselon

4. Satu kali kegiatan Iayanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua)

jam pembelajanan.

5. Volume keselunuhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal

ekuivalen dengan beban tugas wajib konselon di sekolahi madnasah.

J. Pelaksanaan Kegiatan

1. Bensama pendidik dan pensonil sekolah Iainnya, konselor benpartisipasi secana aktif

dalam kegiatan pengembangan din yang bensifat nutin, insidental dan keteladanan.

2. Program pelayanan konseling yang dinencanakan dalam bentuk SATLAN dan

SATKUNG dilaksanakan sesuai dengan sasanan, substansi, jenis kegiatan, waktu,

tempat, dan pihak-pihak yang terkait.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pelayanan Konseling

a. Di dalam jam pembeiajaran sekoiah

1) Kegiatan tatap muka secana klasikal dengan pesenta didik untuk

menyelengganakan Iayanan infonmasi, penempatan dan penyalunan, penguasaan


Page 63 of 84
konten, kegiatan instnumentasi, senta Iayananikegiatan lain yang dapat dilakukan

di dalam kelas.

2) Volume kegiatan tatap muka klasikal tidak tenjadwal, menunggu jam kosong.

3) Kegiatan tidak tatap muka dengan pesenta didik untuk menyelengganakan

Iayanan konsultasi, kegiatan konferensi kasus, himpunan data, kunjungan numah,

pemanfaatan kepustakaan, dan alih tangan kasus

b. Di luar jam pembelajaran sekolah

1) Kegiatan tatap muka dengan pesenta didik untuk menyelengganakan Iayanan

onientasi, konseling penonangan, , bimbingan kelompok, konseling kelompok,

dan mediasi, senta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luan kelas.

2) Satu kali kegiatan Iayananipendukung konseling di luan kelasidi luan jam

pembelajanan ekuivalen dengan 2 (dua) jam pembelajanan tatap muka dalam

kelas.

3) Kegiatan pelayanan konseling di luan jam pembelajanan maksimum 50% dan

selunuh kegiatan pelayanan konseling, diketahui dan dilaponkan kepada Kepala

Sekolah.

c. Kegiatan pelayanan konseling dicatat dalam laponan pelaksanaan progra

(LAPELPROG)

d. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam kelas

dan di luan kelas setiap minggu diatun oleh konselon dengan pensetujuan pimpinan

sekolahimadnasah

e. Program pelayanan konseling pada masing-masing satuan sekolah dikelola dengan

mempenhatikan keseimbangan dan kesinambungan program antan kelas dan antan

jenjang kelas, dan mensinknonisasikan program pelayanan konseling dengan kegiatan

pembelajanan mata pelajanan dan kegiatan ektra kurikuler, senta mengefektifkan dan

mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah.


Page 64 of 84
K. Penilaian Kegiatan

1. Penilaian hasil kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui:

a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhin setiap jenis Iayanan dan kegiatan

pendukung konseling untuk mengetahui penolehan pesenta didik yang dilayani.

b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tententu (satu

minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis Iayanan dan atau kegiatan

pendukung konseling diselengganakan untuk mengetahui dampak layananikegiatan

tenhadap pesenta didik.

c. Penilalan jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tententu (satu

bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau bebenapa Iayanan dan kegiatan

pendukung konseling diselengganakan untuk mengetahui Iebih jauh dampak Iayanan

dan atau kegiatan pendukung konseling tenhadap pesenta didik.

2. Penilaian pnoses kegiatan pelayanan konseling dilakukan melalui analisis tenhadap

ketenlibatan unsur-unsun sebagaimana tercantum di dalam SATLAN dan SATKUNG, untuk

mengetahui efektifitas dan efesiensi pelaksanaan kegiatan.

3. Hasil penilaian kegiatan pelayanan konseling dicantumkan dalam LAPELPROG

4. Hasil kegiatan pelayanan konseling secana keselunuhan dalam satu semester untuk setiap

pesenta didik dilaponkan secana kualitatif.

L. Pelaksana Kegiatan

1. Pelaksana kegiatan pelayanan konseling adalah konselon sekolah (Guru BK)

2. Konselor pelaksana kegiatan pelayanan konseling di sekolah diwajibkan:

a. Menguasai spektnum pelayanan pada umumnya, khususnya pelayanan pnofesional

konseling.

b. Menumuskan dan menjelaskan penan pnofesional konselon kepada pihak-pihak tenkait,

tenutama pesenta didik, pimpinan sekolahi madnasah, sejawat pendidik, dan onang tua.

c. Melaksanakan tugas pelayanan pnofesional konseling yang setiap kali


Page 65 of 84
dipentanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan, tenutama pimpinan

sekolahimadnasah, onang tua, dan pesenta didik.

d. Mewaspadai hal-hal negatif yang dapat mengunangi keefektifan kegiatan pelayanan

pnofesional konseling.

e. Mengembangkan kemampuan pnofesional konseling secana benkelanjutan.

3. Beban tugas wajib konselon ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik Iainnya di

sekolah sesuai dengan penatunan penundangan yang benlaku.

4. Pelaksana pelayanan konseling

a. Pelaksana pelayanan konseling di sekolah pada dasannya adalah guru Mata Pelajanan

yang melaksanakan Iayanan onientasi, infonmasi, penempatan dan penyalunan, dan

penguasaan konten dengan menginfusikan mateni Iayanan tensebut ke dalam

pembelajanan, sedangkan Guru BK dapat menyelengganakan Iayanan konseling

penonangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok.

b. Pada SMA Negeni 3 Donggo Bima seorang Guru BK menangani 50 Iebih peserta didik.

Kanena jumlah siswa seluruhnya Iebih kurang 150 orang sedangkan jumlah guru

pembimbing 3 orang.

M. Pengawasan Kegiatan

1. Kegiatan pelayanan konseling di sekolah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui

kegiatan pengawasan.

2. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secana:

a. interen, oleh kepala sekolah

b. eksteren, oleh pengawas sekolah bidang konseling.

3. Fokus pengawasan adalah kemampuan profesional konselon dan implementasi kegiatan

pelayanan konseling yang menjadi kewajiban dan tugas konselon di sekolah.

4. Pengawasan kegiatan pelayanan konseling dilakukan secana berkala dan benkelanjutan.

5. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan


Page 66 of 84
mutu penencanaan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di sekolah.

8. Ekstrakurikuler

A. Struktur Kegiatan Ekstra Kurikuler

1. Pengertian Kegiatan Ekstra Kurikuler

Kegiatan Ektra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luan mata pelajaran dan

pelayanan konseling untuk membantu pengembangan pesenta didik sesuai dengan kebutuhan,

potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secana khusus diselengganakan oleh

pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di

sekolah/madrasah sesuai dengan permendiknas No. 39 tahun 2008 tentang pembinaan

kesiswaan.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Visi kegiatan ektra kurikuler adalah benkembangnya potensi, bakat dan minat secana

optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang benguna untuk diri

sendiri, keluarga dan masyanakat.

b. Misi

1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan

kebutuhan, potensi, bakat, dan minat meneka.

2) Menyelengganakan kegiatan yang memberikan kesempatan peserta didik mengepresikan

diri secara bebas melalui kegiatan mandiri dan atau kelompok.

3. Fungsi Kegiatan Ekstra Kurikuler

a. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ektra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan

dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat meneka.

b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ektra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa

tanggung jawab sosial peserta didik.

Page 67 of 84
c. Rekreatif yaitu fungsi kegiatan ektra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks,

mengembangkan dan menyenangkan bagi pesenta didik yang menunjang proses

perkembangan.

d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ektra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir

peserta didik.

4. Prinsip Kegiatan Ekstra Kurikuler

a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan

minat pesenta didik masing-masing.

b. Penilaian, yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti

secara sukarela peserta didik.

c. Keterlibatan aktif yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler yang menuntut keikutsertaan

peserta didik secara penuh.

d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler dalam suasana yang disukai dan

mengembinakan peserta didik.

e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler yang membangun semangat peserta didik

untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ektra kunikuler yang dilaksanakan untuk

kepentingan masyarakat.

5. Jenis kegiatan Ekstra Kurikuler

a. Kegiatan keagamaan Imtaq

b. Kegiatan Akademik OSN Meliputi Fisika, Kimia, Biologi, Matematika, Astronomi,

Geografi, Ekonomi, Kebumian dan Komputer

c. Krida, meliputi Kepramukaan, Latihan Dasar Kepemimpmnan Siswa (LDKS), Palang

Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengiban Bendena Pusaka (PASKI BRAKA).

d. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan

dan kemampuan akademik, penelitian.

e. Latihan/Lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat olah raga, seni dan


Page 68 of 84
budaya, cinta alam, junnalistik, teaten, keagamaan.

f. Seminar, Lokakarya, dengan substansi antana lain karir, pendidikan, kesehatan,

penlindungan HAM, keagamaan, seni budaya.

6. Format Kegiatan

a. Individual, yaitu format kegiatan ektra kunikuler yang diikuti pesenta didik secana

penonangan.

b. Kelompok, yaitu format kegiatan ektra kurikuler yang diikuti oleh kelompokkelompok

pesenta didik.

c. Klasikal yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti pesenta didik dalam satu

kelas.

d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti pesenta didik

antarkelas/antan sekolah.

e. Lapangan, yaitu format kegiatan ektra kurikuler yang diikuti seonang atau sejumlah

pesenta didik melalui kegiatan di luan kelas atau kegiatan lapangan

B. Perencanaan Kegiatan

Penencanaan kegiatan ektra kurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang memuat

unsun-unsur:

1. Sasaran kegiatan

2. Substansi kegiatan

3. Pelaksanaan kegiatan dan pihak-pihak yang terkait, serta keorganisasiannya

4. Waktu dan tempat

5. Sarana

C. Pelaksanaan Kegiatan

1. Kegiatan ektra kurikuler yang bensifat nutin, spontan dan keteladanan dilaksanakan

secana langsung oleh guru, konselor dan tenaga kependidikan di sekolah.

2. Kegiatan ektra kurikuler yang tenpnognam dilaksanakan sesuai dengan sasaran,


Page 69 of 84
substansi, jenis kegiatan, waktu, tempat, dan pelaksana sebagaimana telah direncanakan

D. Penilaian Kegiatan

Hasil dan proses kegiatan ektra kurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan kepada

pimpinan sekolah dan pemangku kepentingan lainnya oleh penanggung jawab kegiatan.

E. Pelaksana Kegiatan

Pelaksana kegiatan ektra kurikuler adalah pendidik dan atau tenaga kependidikan sesuai

dengan kemampuan dan kewenangan pada substansi kegiatan ektra kurikuler yang dimaksud.

F. Pengawasan Kegiatan

1. Kegiatan ektra kurikuler di sekolah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan

pengawasan.

2. Pengawasan kegiatan ektra kurikuler dilakukan secara:

a. interen, oleh kepala sekolah.

b. eksteren, oleh pihak yang secana stnuktunal/fungsional memiliki kewenangan

membina kegiatan ektra kurikuler yang dimaksud.

3. Hasil pengawasan didokumentasikan, dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk peningkatan

mutu penencanaan dan pelaksanaan kegiatan ektra kurikuler di sekolah

9. Pendidikan Kepramukaan

Sesuai dengan peraturan menteri pendidkan dan kebudayaan Indonesia Nomor 63 tahun

2004, pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini

mengandung makna bahwa pendidikan kepramukaan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang

secara sistemik diperankan sebagai wahana penguatan psikologis-sosial-kultural (reinfocement)

perwujudan sikap dan keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan

pengembangan sikap dan kecakapan dalam pendidikan kepramukaan. Dengan demikian

pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3)

memperoleh penguatan bermakna (meaningfull learning) melalui fasilitasi sistemik-adaptif

pendidikan kepramukaan di lingkungan satuan pendidikan.


Page 70 of 84
Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan kegiatan–kegiatan melalui di lingkungan

sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses

pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai dan moral

Pancasila. Pendidikan Kepramukaan dinilai sangat penting. Melalui pendidikan kepramukaan

akan timbul rasa memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air dan mencintai alam.

Karenanya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap sekolah melaksanakan

ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan.

Koherensi proses pembelajaran yang memadukan kegiatan intrakurikuler dan

ekstrakurikuler, didasarkan pada dua alasan dalam menjadikan Pendidikan Kepramukaan sebagai

Ekstrakurikuler Wajib. Pertama, dasar legalitasnya jelas yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 12

Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Kedua, pendidikan kepramukaan mengajarkan banyak

nilai-nilai, mulai dari nilai-nilai Ketuhanan, kebudayaan, kepemimpinan, kebersamaan, sosial,

kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari sisi legalitas pendidikan kepramukaan merupakan

imperatif yang bersifat nasional, hal itu tertuang dalam Undang–Undang Republik Indonesia

Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.

Dalam Kurikulum 2013, kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib

pada SMA Negeri 3 Donggo Bima. Pelaksanaannya dapat bekerja sama dengan Kwartir Ranting

atau Kwartir Cabang. Oleh karena itu Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib

merupakan program kegiatan yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta

didik dengan kondisi tertentu yang tidak memungkinkan untuk mengikutinya.

Untuk itu maka ditetapkan pedoman penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sebagai

ekstrakurikuler wajib, pada SMA Negeri 3 Donggo Bima. Pendidikan kepramukaan sebagai

ekstrakurikuler wajib dalam konteks Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi

dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2,

dan ranah keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap

dan kecakapan Kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling
Page 71 of 84
menguatkan (mutually interactive and reinforcing) Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib

Pendidikan Kepramukaan di SMA Negeri 3 Donggo Bima diorganisasikan dalam Model sebagai

berikut.

Secara rinci untuk masing-masing model dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut.

 Diikuti oleh seluruh siswa.

 Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.

 Untuk kelas X diintegrasikan di dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

 Untuk SMA dilaksanakan selama 36 Jam.

 Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus.

 Pembina kegiatan adalah Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau

Pembina Pramuka serta dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur

Muda/Instruktur Pramuka).

b. Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.

 Diikuti oleh seluruh siswa.

 Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.

 Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.

c. Model Reguler.
Page 72 of 84
 Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka di dalam Gugus

Depan.

 Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.

d. Muatan Nilai

1. Muatan Nilai Sikap dan Keterampilan

Sesuai dengan landasan filosofis dan kerangka dasarnya, Kurikulum 2013, memiliki

karakteristik mengandung muatan sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan yang sangat

signifikan. Muatan sikap dan keterampilan dikemas secara generik dalam KI-1, KI-2, dan KI-4.

Masing-masing Muatan Sikap dan Keterampilan adalah sebagai berikut.

 Beriman  Demokratis

 Kebhinneka-tunggalikaan  Cakap

 Toleransi  Peduli

 Kebersamaan  Santun Kritis

 Syukur  Sopan

 Disiplin  Cekatan

 Tanggung-jawab  Peka

 Percaya diri  Tanggap

 Berani  Komunikatif

 Cinta tanah air  Mandiri

 Pemaaf  Cermat

 Jujur  Taat aturan

 Ksatria  Rasa ingin tahu

 Rela berkorban  Pantang menyerah

 Teladan  Berpikir logis

 Sadar kewajiban dan hak  Kreatif

Page 73 of 84
 Inovatif

 Produktif

 Menghargai

 Ilmiah

 Tekun

 Hati-hati

 Terbuka

 Bijaksana

 Bersahaja

 Rasa kebangsaan

 Estetis

 Gotong-royong

 Partisipatif

 Imajinatif

 Citra diri

 Sadar bahaya

 Kerjasama

 Sadar

 Berbagi

 Sportif

 Cinta tradisi

Page 74 of 84
2. Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan Kepramukaan

Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan Kepramukaan yang terkandung dan

dikembangkan dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU) sebagai berikut:

 Keimanan kepada Tuhan YME

 Ketakwaan kepada Tuhan YME

 Kecintaan pada alam

 Kecintaan kepada sesama manusia

 Kecintaan kepada tanah air Indonesia

 Kecintaan kepada bangsa Indonesia

 Kedisiplinan

 Keberanian

 Kesetiaan

 Tolong menolong Bertanggungjawab

 Dapat dipercaya

 Jernih dalam berpikir

 Jernih dalam berkata

 Jernih dalam berbuat

 Hemat

 Cermat

 Bersahaja

 Rajin

 Terampil

G. Pola, Rincian Kegiatan, Metoda, dan Teknik Penerapan

Page 75 of 84
1. Pola dan Rincian Kegiatan Pendidikan Kepramukaan

a. Pola Kegiatan Pendidikan Kepramukaan adalah sebagai berikut.

1) Upacara pembukaan dan penutupan:

 Perindukan Siaga

 Pasukan Penggalang

 Ambalan Penegak

2) Keterampilan Kepramukaan (Scouting Skill)

 Simpul dan Ikatan (Pioneering)

 Mendaki Gunung (Mountenering)

 Peta dan Kompas (Orientering)

 Berkemah (Camping)

 Wirausaha

 Belanegara

 Teknologi

 Komunikasi

Catatan: Disesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-masing

Page 71 of 84
b. Rincian kegiatan kepramukaan meliputi :

Berbaris Menolong Jelajah

Memimpin Berempati Peta

Berdoa Bersikap adil Kompas

Janji Cakap berbicara Memasak

Memberi hormat Cakap motorik Tenda

Pengarahan Kepemimpinan PPGD

Refleksi Konsentrasi KIM

Dinamika kelompok Sportivitas Menaksir

Permainan Simpul dan ikatan Halang rintang

Menghargai teman Tanda jejak TTG

Berkomunikasi Sandi dan isyarat Bakti

Lomba

Hastakarya

2. Metoda dan Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan

a. Metode Pendidikan Kepramukaan mencakup:

1) Pengenalan dan pengamalan kode kehormatan Pramuka

2) Belajar sambil melakukan (Learning by Doing)

3) Sistem kelompok (beregu)

4) Kegiatan di alam terbuka yg mengandung pendidikan yg sesuai dengan

perkembangan rohani dan jasmani peserta didik.

5) Kemitraan dengan anggota Dewasa

6) Sistem tanda kecakapan

7) Sistem satuan terpisah putra dan putri

8) Kiasan dasar

b. Teknik Penerapan Pendidikan Kepramukaan mencakup:

Page 71 of 84
1) Praktik Langsung

2) Permainan

3) Perjalanan

4) Diskusi

5) Produktif

6) Lagu

7) Gerak

8) Widya Wisata

9) Simulasi

10) Napak Tilas

Page 71 of 84
Page 71 of 84
BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk

mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada Standar

Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik

dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta

didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,

pekan efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik di SMAN 3 Donggo

Bima selama satu tahun ajaran mengikuti / menggunakan Petunjuk Pelaksanaan kalender

pendidikan Privinsi Nusa Tenggara Barat.

Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan SMAN 3

Donggo Bima mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut:

1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala
Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh masing-
masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada
dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
4. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan adalah sebagai berikut:

Page 71 of 84
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif belajar Minimum 36 Digunakan untuk kegiatan


minggu dan pembelajaran efektif pada
maksimum 40 setiap satuan pendidikan
minggu

2. Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester


semester minggu
3. Jeda antar semester Maksimum 2 Antara semester I dan II
minggu

4. Libur akhir tahun Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan


pelajaran minggu kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran

5. Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang


keagamaan memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat
mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
6. Hari libur Maksimum 2 pembelajarandengan
Disesuaikan efektifPeraturan
umum/nasional minggu Pemerintah
7. Hari libur khusus Maksimum 1 Untuk kegiatan tertentu
minggu
8. Kegiatan khusus Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah/madrasah minggu diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

Berdasarkan rambu-rambu di atas, SMAN 3 Dongo Bima menyusun Kalender

Pendidikan sebagaimana tercantum pada Surat Keputusan Kepala SMAN 3 Dongo Bima

pada lampiran KTSP SMAN 3 Dongo Bima ini.

Page 71 of 84
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sesuai dengan status dari SSN maka landasan yang telah disepakati ini benar – benar

dijadikan acuan bahkan dapat ditambah dengan materi yang ada pada anggota dalam upaya

memperluas cakupan keilmuan baik yang berupa kognitif, afektif, psikomotor sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 maupun Peraturan Pemerintah No.

19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Berkaitan dengan itu maka semua

tenaga pendidik maupun kependidikan harus kreatif, inovatif, dalam upaya mencerdaskan

diri sehingga dapat memberikan pelayanan secara profesional sesuai tupoksi yang telah

disepakati, kondisi ini diperlukan mengingat pendekatan yang menjadi ciri khas SMA Negeri

3 Dongo Bima disamping Demokratis, cinta kasih dan penghargaan yang tidak kalah

pentingnya adalah mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepa Allah SWT, mempertajam

budi pekerti sehingga kelak sekolah ini menjadi laboraturium masyarakat bahkan menjadi

pusat kebudayaan.

B. Saran-saran

1. Untuk dapat merealisasikan Kurikulum yang disepakati tenaga pendidik harus

melengkapi semua administrasi yang KBM yang dipersyaratkan kreatif, inovatif

dalam upaya mengimplementasikan program yang ada.

2. Materi dalam landasan pelaksanaan kurikulum SMA Negeri 3 Dongo, masih perlu

ditindak lanjuti dengan menambah materi yang tidak terdapat dalam silabus nasional.

3. Kepada Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima dan Dikpora Prov. NTB agar selalu

memberikan bantuan: pengawasan dan pembinaan.

4. Agar penyelenggaraan pendidikan dapat berjalan dengan proposional maka sangat

diharapkan bantuan bersama Pemerintah Daerah untuk memberikan bantuan buku

Page 71 of 84
paket dan referensi serta peralatan olahraga SMAN 3 Dongo Bima secara secara

berangsur.

Page 71 of 84
Lampiran 1

Page 71 of 84

Anda mungkin juga menyukai