PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab termasuk sikap peduli dan
ditumbuhkembangkan pada diri peserta didik melalui pembelajaran maupun pengembangan diri.
nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan, bahwa Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan
pendidikan dengan mengacu kepada Standar Kompetensi Lulusan (SKL ), Standar Isi (SI),
Satndar Proses (SP) dan Standar Penialian, serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh
Kurikulum SMA Negeri 3 Donggo Bima memuat struktur Kurikulum 2013. Elemen
perubahan mendasar pada kurikulum 2013 berfokus pada empat standar dari delapan SNP yaitu,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses,dan Standar Penilaian. Dengan
demikian perubahan akan terjadi pada penyesuaian beban belajar, penguatan proses, pendalaman
dan perluasan materi, penataan pola pikir dan tata kelola. Perubahan tersebut, dilandasai dengan
Page 1 of 84
diterbitnya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2013 (PP nomor
32/2013) tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah agar menyusun kurikulumnya mengacu kepada
peraturan menteri pendidkan dan kebudayaan yang baru, antara lain; 1) Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan, 2)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi, 3)
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses,
3) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 tahun 2014 tentang Standar
Penilaian, 4) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun 2014 tentang
tiga domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus terintegrasi, serta dapat
menggambarkan kesesuaian dan kekhasan kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik.
Pada Tahun Pelajaran 2019/2020 SMA Negeri 3 Donggo Bima masih menerapkan sistim
paket mengacu kepada Permendikbud Nomor 59 tentang Kurikulum 2013 SMA/MA. Adapun
struktur SKS tersebut diuraikan pada BAB III dalam dokumen ini. Selanjutnya untuk memenuhi
amanat sebagaimana telah disebutkan di atas, dan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan
nasional, serta tujuan pendidikan sekolah, maka SMA Negeri 3 Donggo Bima menyusun
Page 2 of 84
B. Landasan Hukum
Tujuan Penyusunan kurikulum ini adalah untuk menjadi acuan bagi satuan
pendidikan dalam pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan
D. Prinsip Pengembangan
dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Oleh sebab itu pengembangan Kurikulum
Keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dan kepedulian pada lingkungan menjadi dasar
pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang disusun memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia.
pendalaman agama Islam yang diisi dengan kegiatan pengajian, akhlak dan budi pekerti.
penceramah yang kompeten atau memanfaatkan warga sekolah. Pada hari raya Idul Adha di
sekolah melaksanakan qurban dan bantuan sosial terhadap warga sekitar sekolah yang kurang
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kinestetik serta memiliki kepedulian terhadap pengelolaan dan pelestarian lingkungan bagi
Page 4 of 84
peserta didik agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya
yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan dan Budaya sekolah.
karakteristik lingkungan, oleh karena itu kurikulum SMAN 3 Donggo Bima memuat
keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberikan kontribusi bagi
pengembangan daerah, terutama dalam bidang seni dan peduli lingkungan, serta
keterampilan sesuai dengan tuntutan Kompetensi Dasar pada mata pelajaran Prakarya.
pembangunan daerah dan nasional yang ditunjukkan dengan adanya Mulok Pendidikan Tata
Boga, yang merupakan kebutuhan daerah. Selain itu di sisi lain visi SMA Negeri 3 Donggo
Bima “Cerdas , Beriman, dan Berkarakter Berpijak Pada Budaya Bangsa”. Oleh karenanya
untuk mendukung perwujudan visi tersebut SMA Negeri 3 Donggo Bima menetapkan
pelajaran muatan lokal yaitu Bahasa Daerah. Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima
5. Agama
kerukunan umat beragama, dan memperhatikan norma agama yang berlaku di lingkungan
Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima dikembangkan agar peserta didik mampu bersaing
secara global dan dapat hidup berdampingan dengan bangsa lain dengan membekali peserta
didik dengan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan minatnya, agar mereka
mancakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan dalam pemanfaatan riset yang
berbudaya lingkungan.
8. Pengembangan kegiatan ekstra kurikuler yang dapat mengembangkan potensi diri peserta
didik, serta pengembangan kegiatan pramuka sebagai ekstra kurikuler wajib yang harus
diikuti.
10. Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima dikembangkan mendorong wawasan dan sikap
kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya dan
14. Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima diarahkan kepada pendidikan yang berkeadilan dan
16. Kurikulum SMAN 3 Donggo Bima dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,
dan ciri khas satuan pendidikan. dengan benchmarking sekolah sebagai Sekolah Sehat,
17. Melaksanakan pembelajaran materi Pendidikan Tata Boga melalui mata pelajaran,
Page 6 of 84
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
Upaya untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan telah berupaya secara maksimal dengan mengadakan pembinaan dan pemetaan
sekolah berdasarkan prestasi yang dicapainya. Atas dasar prestasi tersebut Departemen
program SMAN 3 Donggo Bima yaitu meningkatkan kinerja sekolah dalam mewujudkan situasi
belajar dan proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional secara optimal
dalam mengembangkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berahklak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis, bertanggung jawab dan memiliki daya saing pada taraf internasional.
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, era Informasi komunikasi, era Demokrasi termasuk HAM, berubahnya kesadaran
masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan, memicu sekolah untuk merespon tantangan
sekaligus peluang itu. SMA Negeri 3 Donggo Bima dalam kiprahnya sebagai Sekolah yang
menghargai kompetensi yang dimiliki oleh setiap orang, pemberian penghargaan, profil sekolah
yang diinginkan di masa datang yang diwujudkan dalam Visi sekolah berikut:
VISI:
Page 7 of 84
Visi tersebut di atas mencerminkan cita-cita sekolah yang berorientasi ke depan dengan
MISI :
Agar penyelenggara pendidikan memenuhi harapan masyarakat luas, maka sangat perlu
menyusun kurikulum sebagai acuan operasional dalam penyelenggara yang bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi peserta didik yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak ,
mulia serta memiliki keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai SKL yang memenuhi standar
kompetensi lulusan yang berdaya saing pada taraf nasional dan internasional dan memiliki
Page 8 of 84
3. Meningkatnya mutu lulusan dengan standar yang lebih tinggi
5. siswa termotivasi untuk belajar mandiri, berpikir kritis, kreatif dan inovatif
8. Menguasai penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dengan baik dan benar
10. Memiliki daya saing melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi
D. Sasaran Program:
Kepala Sekolah dan Para Guru serta Komite Sekolah menetapkan sasaran program, baik
untuk jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Sasaran program dimaksudkan
a. Standar Isi
4. Melaksanakan studi banding dan kerja sama dengan sekolah yang lebih maju
5. Mengembangkan SK, KD dan SKL sebagai tambahan untuk dijadikan mata pelajaran
tertentu
b. Proses pembelajaran
1. Lulusan SMAN 3 Donggo Bima mampu menunjukkan kesadaran hidup yang tinggi,
bersikap dan berperilaku mampu berpikir logis, kritis, analitis, kreatif, mampu
Page 10 of 84
2. Prinsip pembelajaran PP 19/2005 diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
berkelanjutan;
3. Melakukan kerjasama dengan pihak Pemkab, instansi terkait dan perusahaan yang ada
di wilayah Kabupaten Bima maupun luar daerah untuk membantu pembiayaan bagi
Tinggi;
5. Mengadakan Tadarusan, yasinan bersama, ceramah agama untuk setiap hari Jum’at,
Tadabur Alam, peringatan hari besar Islam, dan membentuk kelompok – kelompok
6. Menjalin komunikasi yang baik dengan Primagama, toko buku, pusat sumber
Page 12 of 84
BAB III
A. Kerangka Dasar
filosofis, landasan sosiologis, landasan psikopedagogis, landasan teoritis, dan landasan yuridis
sebagai berikut:
1. Landasan Filosofi
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik
Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini,
dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk
Page 13 of 84
mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan,
dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa
kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu
proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama
kecemerlangan akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
2. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan
dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan
pendidikan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni. Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru dalam masyarakat,
dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan perubahan kurikulum
secara terus menerus. Hal itu dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan
perubahan sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu
3. Landasan Psikopedagogis
pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya
sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa
kurikulum harus didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
lingkungan dan jamannya. Kebutuhan ini terutama menjadi prioritas dalam merancang
kurikulum untuk jenjang pendidikan menengah khususnya SMA. Oleh karena itu implementasi
pendidikan di SMA yang selama ini lebih menekankan pada pengetahuan, perlu dikembangkan
menjadi kurikulum yang menekankan pada proses pembangunan sikap, pengetahuan, dan
Page 15 of 84
keterampilan peserta didik melalui berbagai pendekatan yang mencerdaskan dan mendidik.
Penguasaan substansi mata pelajaran tidak lagi ditekankan pada pemahaman konsep yang steril
sebagai bagian dari peradaban manusia, juga mewujudkan proses pembudayaan peserta didik
sepanjang hayat.
4. Landasan Teoritis
Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum)
dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan
masyarakat; dan (2) pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar
langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
5. Landasan Yuridis
Page 16 of 84
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Menengah Nasional; dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
5) Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 halaman 5-6, ditambah dengan landasan lain yang
menjadi landasan kerangka dasar yang sesuai dengan karakteristik daerah atau sekolah,
mengacu kepada landasan filosofis, teoritis, dan yuridis di atas, sehingga diharapkan dapat
berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta
didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia diwujudkan melalui berbagai
B. Struktur Kurikulum
Muatan kurikulum sesuai dengan pasal 20 Undang-Undang Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Permendikbud No. 59 tahun 2014. Struktur kurikulum merupakan
sekelompok matapelajaran yang dapat diikuti dan diambil selama peserta didik menempuh
pendidikan seperti tertuang dalam PP No. 32 tahun 2013, Pasal 77 B ayat (1) Struktur Kurikulum
matapelajaran, dan beban belajar pada setiap satuan pendidikan dan program pendidikan, dalam
ayat (4). Struktur Kurikulum untuk satuan pendidikan menengah terdiri atas: a. muatan umum; b.
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang harus dimiliki
seorang peserta didik SMA pada setiap tingkat kelas. Tingkat kompetensi menujukkan tahapan
yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang terlah ditetapkan dalam standar
kompetensi lulusan. Tingkat kompetensi merupakan kriteria capaian kompetensi yang bersifat
generik yang harus dipenuihoi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendndikan dalam rangka
fungsi satuan pendidikan dan keterpaduan antar jenjang yang relevan. Uraian kompetensi untuk
jenjang SMA disajikan dalam tabel berikut (Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar
|Isi).
KOMPETENSI
DESKRIPSI KOMPETENSI
INTI
Sikap Spritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli (gotong royong, kerjsama, toleran, damai)
f. bertanggung jawab
g. pro-aktif
dalam berinteraksi dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangga, dan negara.
Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara :
a. ilmu pengethauan
b. teknologi
c. seni
d. budaya, dan
e. humaniora
Dengan wawasan kemanusiaaan, kebangsaan, kenegaraan dan
Page 18 of 84
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian serta
menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang sepesifik
sesuaai dengan bakat dan minatnyauntuk memecahkanmasalah.
Ketrampilan 3. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah dan
menyaji secara:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif,
Dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah sertamampu menggunakaan
metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
C. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
a) Jumlah mata pelajaran di kelas X minimal 15 mata pelajaran yang terdiri dari 6 mata
pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan dan 2
b) Jumlah mata pelajaran di kelas XI dan kelas XII untuk semua peminatan, peminatan
Matemtaika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIA), peminatan ilmu- ilmu sosial (IIS) dan
Peminatan Bahasa dan Budaya minimal 14 mata pelajaran yang terdiri atas 6 mata
pelajaran wajib A, minimal 3 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan
satu mata pelajaran lintas minat. Muatan kurikulum SMA Negeri 3 Donggo Bima
Page 19 of 84
Mata pelajaran Wajib, Peminatan dan Lintas Minat
Alokasi waktu
KELOMPOK A (Wajib) perminggu
X XI XII
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Matematika 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2 2
6. Bahasa Inggris 4* 2 2
KELOMPOK B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2 2
1. Matematika 3 4 4
2. Biologi 3 4 4
3. Fisika 3 4 4
4. Kimia 3 4 4
1. Geografi 3 4 4
2. Sejarah 3 4 4
3. Sosiologi 3 4 4
4. Ekonomi 3 4 4
Page 20 of 84
1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4
4. Antropologi 3 4 4
1. Geografi 3
3. Ekonomi 3 4 4
5. Sosiologi
7. Sejarah
8. Antropologi
ILMU SOSIAL
1. Biologi 3 4
3. Fisika 3
5. Matematika
7. Kimia
8. Antropologi
Page 21 of 84
1. Ekonomi
3. Matematika
4. Biologi
5. Geografi 3 4
8. Antropologi
9. Fisika
10. Kimia
11. Sosiologi
Page 22 of 84
Struktur Kurikulum Sistem Paket
Page 23 of 84
Peminatan : Ilmu- ilmu pengetahuan Sosial
Page 24 of 84
Peminatan : Ilmu Bahasa dan Budaya
Page 25 of 84
Page 26 of 84
2. Peminatan
1. Memberikan kesempatan peserta didik untuk berkembang secara optimal sesuai dengan
potensi diri (kecerdasan umum, bakat, minat, cita- cita) dan dukungan orang tua/wali
yang tertuang dalam tujuan pendidikan nasional dan tercapainya keseimbangan antara
mata pelajaran, pendalaman mata pelajaran yang diikuti pada satuan pendidikan yang
II. Pemilihan peminatan dan pemilihan Mata Pelajaran Lintas Minat dan/atau Pendalaman
Minat
1. Pemilihan peminatan dilakukan peserta didik saat mendaftar pada SMA berdasarkan:
sederajat.
Hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar di SMA atau tes bakat dan minat
oleh psikolog
Peserta didik masih mungkin pindah peminatan paling lambat pada awal semester kedua
di kelas X sepanjang daya tampung peminatan baru masih tersedia, berdasarkan hasil
Page 27 of 84
Peserta didik yang pindah peminatan wajib mengikuti dan tuntas matrikulasi mata
pelajaran yang belum dipelajari sebelum pembelajaran pada peminatan baru dimulai. Peserta
didik dapat memilih minimal 3 mata pelajaran dari 4 mata pelajaran yang terdapat pada satu
peminatan, 1 mata pelajaran yang tidak diambil beban belajarnya dialihkan ke mata pelajaran
lintas minat. Bila peserta didik mengambil 3 mata pelajaran dari peminatan yang dipilihnya,
maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 9 jam
pelajaran (3 mata pelajaran) di kelas X atau sebanyak 8 jam pelajaran (2 mata pelajaran) di kleas
XI dan XII. Sedangkan bila peserta didik mengambil 4 mata pelajaran dari peminatan yang
diplihnya, maka peserta didik tersebut dapat mengambil mata pelajaran lintas minat sebanyak 6
jampelajaran (2 mata pelajaran) di kelas X atau sebanyak 4 jam pelajaran (1 mata pelajaran) di
Peserta didik yang mengambil Peminatan Bahasa dan Budaya dapat mengambil mata
pelajaran lintas minat : (1) diluar ; (2) didalam ; atau (3) sebagian di dalam dan sebagian di luar,
peminatan yang diplihnya. Mata pelajaran lintas minat yang dipilihsebaiknya tetap dari kelas X
sampai dengan XII. SMA Negeri 3 Donggo Bima memiliki dua peminatan dari ketiga
peminatan:
Kimia
b. Peminatan Ilmum pengetahuan Sosial : (a) Geografi (b) Sejarah (c) Sosiologi (d) Ekonomi
c. Peminatan Bahasa dan Budaya : (a) Bahasa dan Sastra Indonesia (b) Bahasa dan Sastra
2. Lintas Minat
minat, bakat dan atau kemampuan akademik peserta didik dengan orientasi penguasaan
kelompok mata pelajaran keilmuan diluar pilihan minat utama. Mata pelajaran lintas minat yang
dipilih oleh peserta didik diharapkan tetap dari kelas X sampai dengan kelas XII.
Page 28 of 84
Page 29 of 84
3. Pendalaman Minat
Pendalaman minat mata pelajaran tertentu dalam peminatan dapat diselenggarakan oleh
sekolah melalui kerjasama dengan perguruan tinggi di kelas XII dengan ketentuan :
Beban belajar yang diatur pada ketentuan ini adalah beban belajar sistem paket pada
jenjang pendidikan menengah atas. Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program
pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan
beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang
berlaku di SMA Negeri 3 Donggo Bima. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik
untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi
Kegiatan tatap muka adalah kegaitan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada
Beban belajar keseluruhan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu
1. Beban belajar di SMA Negeri 3 Donggo Bima dinyatakan dalam jam pelajaran per minggu
b. Beban belajar satu minggu kelas XI dan XII adalah minimal 44 jam pelajaran
Pengaturan Beban Belajar di SMA Negeri 3 Donggo Bima di atas sebagai berikut :
Penambahan beban belajarn di SMA Negeri 3 Donggo Bima utamanya diberikan pada
mata pelajaran ciri khas program dengan maksud agar peserta didik lebih menguasai dan
mendalami materi.
Penambahan diberikan pada kelas X yakni mata pelajaran Bahasa Inggris 2 jam pelajaran
sesuai permendikbud No. 59 tahun 2014 Tentang Struktur Kurikulum bagian (B) mata pelajaran
Adapun jam tatap muka yang tercantum dalam struktur SMA Negeri 3 Donggo Bima
Disamping kegiatan tatap muka, peserta didik juga diberikan kegiatan penugasan
terstruktur, yaitu kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta
didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Bentuk waktu
materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar
Page 31 of 84
kompetensi. Bentuk penugasan diserahkan ke pendidik. Bentuk penugasan diserahkan ke
3. Penilaiaan
Secara umum penilaian mengacu pada standar penilaian Kurikulum 2013, yaitu dilakaukan
dalam bentuk penilaian autentik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan.
Penilaian dilakaukan secara berimbang sehingga dapat digubakan untuk menentukan posisi
relatif setiap peserta didik terhadap stabndart yabg telah ditetapkan. Penilaian sikap dilakaukan
melalaui observasi, penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal. Penilaian pengetahuan
dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Sedasngkan penilaian ketrampilan
Penilaian melalui tes dilakaukan melalaui ulangan harian, ulangan tengah semester, dan
ulanangan akhir semester untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar (KD) dari kompetensi
inti (KI) 3.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, danaspek
keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis, untuk memantau proses, kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar. Penilaian hasil
belajar oleh pendidik di SMA berfungsi untuk memantau kemajuan belajar, memantau hasil
belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi
dan
Page 32 of 84
4. memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan adalah proses pengumpulan informasi/data
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek pengetahuan dan aspek keterampilan
yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah.
Penilaian akhir adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik pada akhir semester dan/atau akhir tahun, sedangkan ujian sekolah adalah kegiatan
yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan
prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan. Mata pelajaran yang diujikan
adalah seluruh mata pelajaran berdasarkan struktur kurikulum kelas XII padaaspekpengetahuan
4. Ketuntasan belajar
pembelajaran yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Peserta didik dinyatakan
tuntas pada satu mata pelajaran apabila memperoleh nilai Baik pada aspek sikap minimal 75.
5. Remedial
Peserta didik yang belum tuntas pada KD tertentu berhak mengikuti remedial sehingga
mencapai batas ketuntasan minimal. Remedial dilakaukan sepanjang semester dengan cara
Setelah diketahui kesulitan belajar yanbg dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah
a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran
Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum
Page 33 of 84
mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan
penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat.
pembelajaran klasikal peserta didik tertentu mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif
perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan
bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai
ketuntasan.
c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka pelaksanaan remedial, tugas-
tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam
mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi pelatihan intensif untuk membantu
d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas atau kakak kelas yang
memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial
kepada rekan atau adik kelas yang mengalami kesulitan belajar. Melalui tutor sebaya
diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.
6. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan bahan kajian pada satuan pendidikan yang berisi muatan dan
proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap potensi di daerah tempat tinggalnya.
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang
materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan
lokal ditentukan oleh satuan pendidikan
Pengembangan muatan lokal di SMAN 3 Donggo memperhatikan beberapa prinsip
pengembangan sebagai berikut.
1. Utuh : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan
pendidikan berbasis kompetensi, kinerja, dan kecakapan hidup.
Page 34 of 84
2. Kontekstual : Pengembangan pendidikan muatan lokal dilakukan berdasarkan budaya,
potensi, dan masalah daerah.
3. Terpadu : Pendidikan muatan lokal dipadukan dengan lingkungan satuanpendidikan,
termasuk terpadu dengan dunia usaha danindustri.
4. Apresiatif : Hasil-hasil pendidikan muatan lokal dirayakan (dalam bentukpertunjukkan,
lomba-lomba, pemberian penghargaan) di levelsatuanpendidikan dan daerah.
5. Fleksibel : Jenis muatan lokal yang dipilih oleh satuan pendidikan danpengaturan
waktunya bersifat fleksibel sesuai dengan kondisidan karakteristik satuan pendidikan
Potensi geografis SMAN 3 Donggo yang berada di daerah pegungan akan banyak
memberi warna terhadap proses pembelajaran. Oleh karena itu, program Muatan Lokal
untuk kelas XII yang dipilih adalah yang berkaitan dengan kondisi keadaan gografis dan
kearifan local yang ada yaitu berupa kekayaan budaya yang ada.
Strategi implementasi muatan lokal adalah terintegrasi dalam mata pelajaran Kelompok B
(wajib) untuk kelas X dan XI, sedangkan untuk kelas XII dilaksanakan secara mandiri
melalui mata pelajaran Muatan Lokal.
A. Tujuan Mulok
Program Muatan Lokal disusun sebagai jawaban atas masukan dan keinginan peserta
didik/masyarakat yang mengharapkan lulusan SMAN 3 Donggo dapat bersaing di
era global.
Page 35 of 84
B. Ruang Lingkup
1. Lingkup Mulok Bahasa Daerah adalah :
a. Pengembang multimedia (multimedia development)
b. Rumah Produksi Sinema/Film/Sinetron (production house)
c. Industri media dan periklanan (Media and Advertisment)
Page 36 of 84
Isu-isu tersebut dirangkum dan dijadikan nilai positif sebagai indicator
penilaian Pendidikan Lingkungan Hidup di SMAN 2 Tangerang Selatan yaitu:
- Hemat Energi, air dan ATK
- Pencegahan pemanasan global dan Perubahan iklim
- Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3)
- Pelestarian flora/ fauna dan keanekaragaman hayati
- Kearifan budaya lokal
- Pengelolaan sampah
- Pencegahan kekeringan
- Pencegahan Pencemaran udara
- Pengelolaan air limbah
- Pencemaran tanah
- Penghijauan
Page 37 of 84
o Fungsi guru bergeser dari pemberi informasi menuju seorang fasilitator
o Materi yang dipelajari terkait dengan lingkungan kehidupan peserta didik,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk memecahkan masalah praktis ekonomis
dalam kehidupan
o Peserta didik terbiasa mencari informasi dari berbagai sumber
o Menggeser "teaching" menjadi "learning"
3) Melalui Pembekalan kecakapan vokasional (bagi peserta didik yang berpotensi
tidak melanjutkan) :
o Menambah jam belajar efektif dalam struktur kurikulum
o Melengkapi fasilitas dan alat program praktek
o Mengacu pada jenis keahlian yang dibutuhkan pasar kerja sekitarnya
o Menawarkan paket keahlian kepada peserta didik dan orang tua
Page 38 of 84
Alat Pembelajaran :
o Alat praktek/peraga
Tempat Pembelajaran:
o Di luar kelas
o Di Dalam kelas
o Laboratorium
Strategi Penilaian :
o Harian
o Bulanan
o Tengah Semester
o Semester (blok)
2. Adapun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Desain Grafis sebagai berikut:
KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah
lingkungan, gotong-royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KOMPETENSI DASAR
1.1 Menghayati keberhasilan dan kegagalan wirausahawan dan keberagaman produk desain
grafis di wilayah setempat dan lainnya sebagai anugerah Tuhan
2.1 Menunjukkan motivasi internal dan peduli lingkungan dalam menggali informasi tentang
keberagaman produk desain grafis dan kewirausahaan di wilayah setempat dan lainnya
2.2 Menghayati perilaku jujur, percaya diri, dan mandiri dalam memperkenalkan karya desain
grafis di wilayah setempat dan lainnya dan menerapkan wirausaha
2.3 Menghayati sikap bekerjasama, gotong royong, bertoleransi, disiplin, bertanggung jawab,
kreatif dan inovatif dalam memahami kewirausahaan dan membuat karya desain grafis di
wilayah setempat dan lainnya dengan memperhatikan estetika produk akhir untuk
membangun semangat usaha
KELAS X
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
NO. NO.
KD KD
3.1 Mengidentifikasi proses 4.1 Mendesain proses perancangan
Page 40 of 84
perancangan produk dengan produk dengan tujuan sebagai
tujuan sebagai media media komunikasi berdasarkan
komunikasi berdasarkan konsep konsep berkarya dengan
berkarya dengan pendekatan pendekatan budaya setempat
budaya setempat
Mendesain proses perancangan
produk dengan tujuan sebagai
Memahami proses perancangan media komunikasi melalui
produk dengan tujuan sebagai pengamatan dari berbagai
3.2 media komunikasi melalui 4.2 sumber, berdasarkan identifikasi
pengamatan dari berbagai kebutuhan sumber daya,
sumber teknologi, dan prosedur
berkarya dengan pendekatan
budaya setempat dan lainnya
Mengidentifikasi tipe aplikasi
komputer grafis dalam Membuat kartu nama sebagai
mendukung proses perancangan media komunikasi dan promosi
produk dengan tujuan sebagai sesuai kebutuhan yang
3.3 4.3
media komunikasi dan promosi berkembang di wilayah
berdasarkan konsep berkarya setempat dan lainnya sesuai
dengan pendekatan budaya teknik dan prosedur
setempat
Menyajikan konsep
Memahami konsep
kewirausahaan berdasarkan
kewirausahaan dalam
pengalaman keberhasilan tokoh-
3.4 menjalankan sebuah wirausaha 4.4
tokoh wirausaha produk desain
desain grafis sebagai media
grafis sebagai media
komunikasi dan promosi
komunikasi dan promosi
Memahami desain logo sebagai Mendesain logo sebagai
identitas korporasi berdasarkan identitas korporasi berdasarkan
3.5 konsep berkarya dengan 4.5 konsep berkarya dengan
pendekatan budaya setempat dan pendekatan budaya setempat
lainnya dan lainnya
Mengidentifikasi Prinsip-prinsip Memotret objek diam dan
Seni Fotografi dalam Desain bergerak berdasarkan
3.6 Komunikasi Visual untuk 4.6 identifikasi kebutuhan sumber
Periklanan melalui pengamatan daya, teknologi, prosedur
dari berbagai sumber berkarya untuk periklanan
Memahami Prinsip-prinsip Seni
Fotografi dalam Desain Menyajikan konsep tata letak
Komunikasi Visual untuk dan pengeditan foto sesuai
3.7 4.7
Periklanan melalui pengamatan kebutuhan dengan pendekatan
dari berbagai sumber budaya setempat
KELAS XI
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
NO. NO.
KD KD
3.1 Memahami konsep pemasaran 4.1 Mendesain konsep pemasaran
Page 41 of 84
produk berdasarkan konsep produk berdasarkan konsep
berkarya dengan pendekatan berkarya dengan pendekatan
budaya setempat dan lainnya budaya setempat dan lainnya
Membuat story line film melalui
Mengidentifikasi dasar-dasar pengamatan dari berbagai
pembuatan film melalui sumber, berdasarkan identifikasi
3.2 4.2
pengamatan dari berbagai kebutuhan sumber daya,
sumber teknologi, dan prosedur
berkarya
Membuat film sederhana beserta
Memahami dasar-dasar poster promosi film berdasarkan
3.3 pembuatan film melalui 4.3 konsep berkarya dengan
pengamatan berbagai sumber pendekatan budaya setempat
dan lainnya
Membuat Hand Lettering
Mengidentifikasi tipografi
berdasarkan konsep berkarya
3.4 melalui pengamatan berbagai 4.4
melalui pengamatan berbagai
sumber
sumber
Menyajikan konsep
perancangan kemasan produk
Mengidentifikasi konsep
berdasarkan berbagai macam
perancangan kemasan produk
3.5 4.5 hari besar/perayaan, dengan
melalui pengamatan berbagai
pendekatan budaya setempat
sumber
dan lainnya melalui pengamatan
berbagai sumber
Mendesain kemasan produk
berdasarkan berbagai macam
Memahami konsep perancangan
hari besar/perayaan, dengan
3.6 kemasan produk melalui 4.6
pendekatan budaya setempat
pengamatan berbagai sumber
dan lainnya melalui pengamatan
berbagai sumber
Mengidentifikasi konsep layout Membuat artikel dengan
memanfaatkan jenis-jenis layout
3.7 media cetak melalui pengamatan
4.7 sebagai media komunikasi dan
berbagai sumber promosi melalui pengamatan
berbagai sumber
KELAS XII
KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4
NO. NO.
KD KD
Mendesain konsep pemasaran
produk dilengkapi dengan
Memahami konsep pemasaran
teknik pemasaran, teknik
produk berdasarkan konsep
3.1 4.1 periklanan, teknik promosi,
berkarya dengan pendekatan
identitas korporasi, berdasarkan
budaya setempat dan lainnya
konsep berkarya dengan
pendekatan budaya setempat
Page 42 of 84
dan lainnya
Merancang copywrite naskah
iklan melalui pengamatan dari
Mengidentifikasi konsep produk
berbagai sumber, berdasarkan
3.2 untuk periklanan melalui 4.2
identifikasi kebutuhan sumber
pengamatan berbagai sumber
daya, teknologi, dan prosedur
berkarya
Membuat naskah iklan berupa
Memahami konsep produk untuk
audio-video berdasarkan konsep
3.3 periklanan melalui pengamatan 4.3
berkarya melalui pengamatan
berbagai sumber
berbagai sumber
Mengidentifikasi konsep
Menyajikan model-model tata
penyusunan dan tata letak
3.4 4.4 letak majalah melalui
majalah melalui pengamatan
pengamatan berbagai sumber
berbagai sumber
Mendesain majalah berdasarkan
konsep berdasarkan identifikasi
kebutuhan sumber daya,
Memahami konsep penyusunan
teknologi, dan prosedur
3.5 dan tata letak majalah melalui 4.5
berkarya, dengan pendekatan
pengamatan berbagai sumber
budaya setempat dan lainnya
melalui pengamatan berbagai
sumber
Kelas XI
Semester 1
STANDAR
KOMPETENSI DASAR
KOMPETENSI
1. Merumuskan 1.1 Menjelaskan penataan lingkungan hidup yang
upaya meliputi: keindahan,kenyamanan,kebersihan,dan
pemulihan kerindangan.
lingkungan 1.2 Menjelaskan pembibitan,penanaman,pemeliharaan
hidup. tanaman.
1.3 Menerapkan pengawasan lingkungan hidup
1.4 Menjelaskan konsep sanitasi lingkungan
1.5 Melakukan upaya pencegahan penyebaran penyakit
Page 43 of 84
yang bersifat endemik
1.6 Melakukan upaya penanggulangan penyakit
endemik
2. 2.1 Mencintai
Mengembangka nilaipenataan,pemanfaatan,pengembangan,pemeliha
n pengelolaan ran dan pengawasan kondisi lingkungan hidup.
lingkungan 2.2 Melakukan kegiatan
hidup. pemanfaatan,pengembangan,pemeliharaan dan
pengawasan lingkungan hidup di lingkungan
sekitar,sekolah,dan tempat umum.
3. Membiasakan 3.1 Merencanakan kegiatan pemanfaatan,pengemba-
diri dalam ngan,pemeliharaan dan pemulihan lingkungan
pengelolaan hidup.
lingkungan 3.2 Melakukan tindakan pencegahan pelanggaran aturan
hidup. pengelolaan lingkungan hidup.
Semester 2
Page 44 of 84
3. Melakukan 3.1 Membiasakan diri memanfaatan teknologi dalam
kegiatan kehidupan sehara-hari
pemanfaatan 3.2 Menampilkan hasil pengamatan terhadap dampak
teknologi dalam negatif dan positif dari pemanfaatan teknologi
pengelolaan
lingkungan.
Semester 2
KOMPETENSI Kompetensi Dasar
INTI
1. Merencanakan 1.1 Menganalisasi peluang usaha
peluang usaha 1.2 Menganalisa aspek-aspek pengelolaan usaha
dan pengelolaan 1.3 Menyusun proposal usaha
Page 45 of 84
usaha skala 1.4 Mempersipakan pendirian usaha
mikro 1.5 Menghitung resiko menjalankan usaha
1.6 Menjalankan usaha kecil
1.7 Mengevaluasi hasil usaha
Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan yang berfungsi
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik. Oleh sebab itu, KTSP harus disusun sesuai dengan kebutuhan,
karakteristik, dan potensi satuan pendidikan (internal) serta lingkungan di daerah
setempat.
Salah satu komponen utama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Muatan KTSP meliputi
sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar
bagi peserta didik, muatan lokal, dan kegiatan pengembangan diri pada satuan
pendidikan.
Page 46 of 84
Kegiatan pengembangan diri di SMAN 3 Donggo merupakan upaya
pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah yang disediakan oleh
satuan pendidikan untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian, dan
kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi
talenta peserta didik.
Page 47 of 84
hari. Mendekatkan peserta didik-siswi kepada masjid, mushalla, agar
tercapai prilaku yang senantiasa menyucikan diri dan berakhlakul karimah.
Mengantisipasi kenakalan remaja. Program yang dikembangkan :
Baca tulis Alqur’an
Dakwah islamiah
Marawis
Kultur islami
Budaya hidup bersih dan berbudaya lingkungan hidup.
b. English Club
Merupakan kegiatan ektrakurikuler yang bersifat pilihan sebagai sarana
bagi peserta didik untuk mengasah kemampuan berbahasa Inggris agar
mempunyai kemahiran dalam berbahasa Inggris dengan baik.
c. Olahraga Prestasi
Merupakan salah satu wadah ekstrakurikuler sebagai pengembangan
peserta didik dalam bidang minat dan penyaluran peserta didik di bidang
olahraga yang bertujuan untuk menghasilkan prsestasi yang dapat mewakili
sekolah dalam event-event kejuaraan olahraga serta mencari bibit untuk
peningkatan prestasi olahraga daerah hingga nasional. Bidang olahraga
yang dikembangkan :
Basket
Bola Volley
Futsal
Badminton
Karate
Taekwondo
d. Paskibra
Pasukan Pengibar Bendera merupakan salah satu wadah ekstrakurikuler
sebagai pengembangan peserta didik yang memiliki peran :
a) Untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan para peserta didik,
dalam arti memperkaya pelajaran serta memperbaiki pengetahuan para
peserta didik yang berkaitan dengan program kurikulum yang ada.
Page 48 of 84
b) Untuk melengkapi upaya pendidikan, pemantapan dan pembentukan
nilai-nilai kepribadian para peserta didik. Hal ini dapat diusahakan
melalui kegiatan barisberbaris, penguasaan teknis upacara bendera,
kegiatan yang berkaitan dengan peningkatan ketakwaan terhadap tuhan
yang maha esa serta latihan kepemimpinan dan bela negara.
c) Disamping berorientasi pada mata pelajaran yang diprogramkan, dan
usaha pembentukan kepribadian peserta didik, memperbanyak kegiatan
ekstrakurikuler yang diarahkan untuk membina serta meningkatkan
bakat. Minat dan keterampilan. Hasil yang diharapakan kegiatan ini tak
lain ialah untuk memacu anak kearah yang sifatnya positif
i. Cinematography
Cinematography merupakan salah satu ektrakurikuler bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan dibidang perfilman, Kegiatan yang
dilakukan, yaitu belajar cara membuat film yang baik, proses pembuatan
film, cara menggunakan kamera, membuat film independent dan meliput
kegiatan sekolah mulai dari pra sampai pasca produksi. Kegiatan ini
dirancang secara berkesinambungan dan benar-benar diharapkan bisa
menghasilkan peserta didik yang berprestasi dan berguna untuk bekal
mereka setelah menyelesaikan pendidikan nanti.
Page 53 of 84
Kegiatan pengembangan diri yang tidak terprogram ini menjadi tanggung
jawab semua unsur guru dan tenaga kependidikan di SMA Negeri 2 Kota
Tangerang Selatan, jadi bersifat melekat pada guru dan tenaga kependidikan.
Pengembangan diri diarahkan untuk pengembangan karakter peserta didik
yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan masyarakat di-
lingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan. Sekolah memfasilitasi kegiatan
pengembangan diri seperti berikut ini.
a. pengembangan diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas
(intrakurikuler) dengan alokasi waktu 2 jam tatap muka, yaitu pengembangan
diri yang dilaksanakan sebagian besar di luar kelas (ekstrakurikuler) diasuh
oleh guru pembina. Pelaksanaannya secara reguler dihari-hari tertentu dan hari
Sabtu.
b. Pengembangan diri melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal/
tidak terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan
terdiri atas Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram dan Keteladanan.
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah. Tujuannya untuk membiasakan peserta didik
melakukan sesuatu dengan baik.
Yang termasuk kegiatan rutin :
a) Melaksanakan upacara bendera dengan hidmat.
b) Beribadah sesuai agama dan kebiasaannya, contoh:
- Pada saat istirahat kedua membiasakan sholat dzuhur berjamaah
- Peserta didik yang beragama non muslim disesuaikan dengan
kebiasaannya
- Gerakan Amal, Infaq, Sodaqoh
- Kegiatan imtaq dengan pembacaan Asmaul Husna dan tausyiah
yang diikuti oleh seluruh siswa yang beragama islam dilaksanakan
setiap hari jum’at pkl. 06.30 – 07.00 WIB di lapangan basket.
Sedangkan yang beragama non muslim ada kegiatan keagaaman
tersendiri dalam waktu yang bersamaan>
c) Wajib kunjung perpustakaan.
d) Berolah raga/senam bersama
e) Kegiatan budaya bersih dilaksanakan setiap hari (± 10 menit sebelum
jam pelajaran terakhir berakhir)
Page 54 of 84
f) Memelihara kebersihan kelas, taman, dan lingkungan sekolah bersama-
sama.
g) Melaksanakan kegiatan belajar tertib efektif bersama
h) Berpakaian seragam sekolah bersih dan rapi setiap hari sesuai jadwal
i) Melaksanakan tata tertib sekolah dengan baik
j) Bersaing kompetitif dan berprestasi pada lomba-lomba.
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh
waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara
spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap
terpuji lainnya. Contoh:
a) Membiasakan budaya 5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, Santun)
kepada guru, karyawan dan sesama peserta didik
b) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
c) Membiasakan antri
d) Membiasakan menghargai pendapat orang lain
e) Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
f) Membiasakan menolong atau membantu orang lain
g) Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di
sekolah, seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK.
h) Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain
sesuai kebutuhan.
i) Kegiatan penghematan sumber daya listrik dan air
j) Kegiatan pembuatan bio pori
k) Workshop sosialisasi program SBLH dan Adiwiyata.
l) Workshop peningkatan mutu pendidik dan kependidikan.
m) Bintek KTSP, Silabus dan RPP terintegrasi LH, Pendikar kedalam
mata pelajaran.
Page 55 of 84
Diantaranya :
- Kegiatan Peringatan yang bertema Lingkungan Hidup
- Piket Guru untuk menjaga dan mengawasi kebersihan dan ketertiban
kelas setiap hari.
- Kegiatan Jumat Bersih.
- Membiasakan shalat Jum’at, tadarus Al-Qur’an setiap hari Jum’at.
- Kegiatan PENSI
- Kegiatan memperingati hari-hari besar Agama, Nasional dan
Lingkungan Hidup
- Kegiatan Karyawisata (study tour)
- Kegiatan Lomba Mata Pelajaran, seperti olimpiade sains, debating,
lomba madding.
- Kegiatan LDKS dan Pemilihan OSIS
- Kegiatan Perpisahan Kelas XII.
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari
yang dapat dijadikan contoh (idola)
Diantaranya :
- Ramah sosial
- berprestasi
- lomba kebersihan kelas (pemilihan kelas terbersih)
- pemilihan siswa, guru dan karyawan teladan
- berpakaian rapi
- datang tepat waktu
- berbahasa dengan baik
- rajin membaca
- bersikap ramah.
Pembiasaan ini dilaksanakan sepanjang waktu belajar di sekolah. Seluruh
guru ditugaskan untuk membina Program Pembiasaan yang telah
ditetapkan oleh sekolah.
Penilaian kegiatan pengembangan diri bersifat kualitatif. Potensi, ekspresi,
perilaku, dan kondisi psikologis peserta didik merupakan portofolio yang
digunakan untuk penilaian.
Page 56 of 84
1) Di SMA Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, beban belajar untuk kelas X
dan XI dengan Kurikulum 2013 yang menggunakan sistem SKS
dengan pengaturan Distribusi On Off (Distribusi On Off terlampir).
2) Kelas XII: 40 jam pelajaran ada penambahan 1 jam pelajaran
pada mata pelajaran EAP (English Academic Purpose).
Penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) adalah kegiatan
pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang
dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan untuk kegiatan mandiri tidak
terstruktur waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta didik.
Pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran tertentu,
untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT)
disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran.
Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan dua jam kegiatan
praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah.
Jumlah jam
Satu jam Minggu Jumlah jam
pembela-
Kelas tatap muka Efektif per pembelajaran
jaran Per
(menit) tahun ajaran per tahun
minggu
X
45 42 35 1470
XI s.d
45 44 35 1450
XII
7. Bimbingan Konseling
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
individual, kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
1. Pengertian Konseling
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui
berbagai jenis Iayanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
b. Paradigma
serta psikologi yang dikemas dalam kajiterapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya
c. Visi
perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri
dan bahagia.
d. Misi
3) Misi pengentasan masalab, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah pesenta didik mengacu
1. Pengembangan kehidupan pribadi; yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
Page 58 of 84
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan
minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirmnya
secara realistik.
2. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai senta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga Iingkungan sosial
3. Pengemban gan kemampuan beiajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
4. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
C. Fungsi Konseling
1. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami din dan
Iingkungannya.
2. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau meng-
dirinya.
3. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya.
dimilikinya.
5. Advokasi yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak
1. Orientasi yaitu Iayanan yang membantu peserta didik memahami Iingkungan baru,
terutama Iingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk menyesuaikan din
senta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di Iingkungan yang baru
2. Informasi, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami
3. Penempatan dan Penyaluran, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik memperoleh
4. Penguasaan Konten, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di
5. Konseling Perorangan, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan
masalah pribadmnya.
6. Bimbingan Kelompok, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan
7. Konseling Kelompok, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan
8. Konsultasi, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
9. Mediasi, yaitu Iayanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan
F. Kegiatan Pendukung
1. Apilkasi Instrumental yaitu kegiatan mengumpulkan data tentang did peserta didik dan
2. Himpunan Data, yaitu kegiatan menghimpun data yang relevan dengan pengembangan
3. Konferensi Kasus, yaitu kegiatan membahas permasalahan peserta didik dalam perte-
muan khusus yang dihadini oleh pihak-pihak yang dapat memberikan data, kemudahan
dan komitmen bagi terentaskannya masalah peserta didik, yang bersifat terbatas dan
tertutup.
4. Kunjungan Rumah, yaitu kegiatan memperoleh data, kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya masalah peserta didik melalui pertemuan dengan orang tua dan atau
keluarganya.
5. Tampilan Kepustakaan, yaitu kegiatan menyediakan berbagai bahan pustaka yang dapat
6. Alih Tangan Kasus, yaitu kegiatan untuk memindahkan penanganan masalah pesenta
G. Format Kegiatan
1. Individual yaitu format kegiatan konseling yang melayani peserta didik secara
perorangan.
2. Kelompok, yaitu format kegiatan konseling yang melayani sejumlah pesenta didik
satu kelas.
4. Lapangan, yaitu format kegiatan konseling yang melayani seorang atau sejumlah peserta
5. Pendekatan Khusus, yaitu format kegiatan konseling yang melayani kepentingan peserta
H. Program Pelayanan
1. Jenis Program
a. Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama
c. Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama
d. Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama
e. Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada han-han
tententu dalam satu minggu. Program hanian menupakan jabanan dan program mingguan
dalam bentuk satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung
(SATKUNG) konseling.
2. Penyusunan Program
b. Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegi-
atan pendukung, format kegiatan, sasanan pelayanan, dan volume beban tugas konselon.
I. Perencanaan Kegiatan
Page 62 of 84
1. Penencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang telah
2. Penencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang menupakan jabanan dan program
mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang masingmasing memuat:
3. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di
luan kelas untuk masing-masing kelas pesenta didik yang menjadi tanggung jawab
konselon
4. Satu kali kegiatan Iayanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua)
jam pembelajanan.
J. Pelaksanaan Kegiatan
1. Bensama pendidik dan pensonil sekolah Iainnya, konselor benpartisipasi secana aktif
dalam kegiatan pengembangan din yang bensifat nutin, insidental dan keteladanan.
di dalam kelas.
2) Volume kegiatan tatap muka klasikal tidak tenjadwal, menunggu jam kosong.
dan mediasi, senta kegiatan lainnya yang dapat dilaksanakan di luan kelas.
kelas.
Sekolah.
(LAPELPROG)
d. Volume dan waktu untuk pelaksanaan kegiatan pelayanan konseling di dalam kelas
dan di luan kelas setiap minggu diatun oleh konselon dengan pensetujuan pimpinan
sekolahimadnasah
pembelajanan mata pelajanan dan kegiatan ektra kurikuler, senta mengefektifkan dan
a. Penilaian segera (LAISEG), yaitu penilaian pada akhin setiap jenis Iayanan dan kegiatan
b. Penilaian jangka pendek (LAIJAPEN), yaitu penilaian dalam waktu tententu (satu
minggu sampai dengan satu bulan) setelah satu jenis Iayanan dan atau kegiatan
c. Penilalan jangka panjang (LAIJAPANG), yaitu penilaian dalam waktu tententu (satu
bulan sampai dengan satu semester) setelah satu atau bebenapa Iayanan dan kegiatan
4. Hasil kegiatan pelayanan konseling secana keselunuhan dalam satu semester untuk setiap
L. Pelaksana Kegiatan
konseling.
tenutama pesenta didik, pimpinan sekolahi madnasah, sejawat pendidik, dan onang tua.
pnofesional konseling.
3. Beban tugas wajib konselon ekuivalen dengan beban tugas wajib pendidik Iainnya di
a. Pelaksana pelayanan konseling di sekolah pada dasannya adalah guru Mata Pelajanan
b. Pada SMA Negeni 3 Donggo Bima seorang Guru BK menangani 50 Iebih peserta didik.
Kanena jumlah siswa seluruhnya Iebih kurang 150 orang sedangkan jumlah guru
pembimbing 3 orang.
M. Pengawasan Kegiatan
kegiatan pengawasan.
8. Ekstrakurikuler
Kegiatan Ektra Kurikuler adalah kegiatan pendidikan di luan mata pelajaran dan
pelayanan konseling untuk membantu pengembangan pesenta didik sesuai dengan kebutuhan,
potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secana khusus diselengganakan oleh
kesiswaan.
a. Visi
Visi kegiatan ektra kurikuler adalah benkembangnya potensi, bakat dan minat secana
optimal, serta tumbuhnya kemandirian dan kebahagiaan peserta didik yang benguna untuk diri
b. Misi
1) Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan
dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan minat meneka.
b. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ektra kurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa
Page 67 of 84
c. Rekreatif yaitu fungsi kegiatan ektra kurikuler untuk mengembangkan suasana rileks,
perkembangan.
d. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ektra kurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir
peserta didik.
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan
b. Penilaian, yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti
c. Keterlibatan aktif yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler yang menuntut keikutsertaan
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler dalam suasana yang disukai dan
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ektra kurikuler yang membangun semangat peserta didik
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ektra kunikuler yang dilaksanakan untuk
kepentingan masyarakat.
d. Karya Ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan
6. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan ektra kunikuler yang diikuti pesenta didik secana
penonangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan ektra kurikuler yang diikuti oleh kelompokkelompok
pesenta didik.
c. Klasikal yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti pesenta didik dalam satu
kelas.
d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstra kurikuler yang diikuti pesenta didik
antarkelas/antan sekolah.
e. Lapangan, yaitu format kegiatan ektra kurikuler yang diikuti seonang atau sejumlah
B. Perencanaan Kegiatan
Penencanaan kegiatan ektra kurikuler mengacu pada jenis-jenis kegiatan yang memuat
unsun-unsur:
1. Sasaran kegiatan
2. Substansi kegiatan
5. Sarana
C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Kegiatan ektra kurikuler yang bensifat nutin, spontan dan keteladanan dilaksanakan
D. Penilaian Kegiatan
Hasil dan proses kegiatan ektra kurikuler dinilai secara kualitatif dan dilaporkan kepada
pimpinan sekolah dan pemangku kepentingan lainnya oleh penanggung jawab kegiatan.
E. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan ektra kurikuler adalah pendidik dan atau tenaga kependidikan sesuai
dengan kemampuan dan kewenangan pada substansi kegiatan ektra kurikuler yang dimaksud.
F. Pengawasan Kegiatan
1. Kegiatan ektra kurikuler di sekolah dipantau, dievaluasi, dan dibina melalui kegiatan
pengawasan.
9. Pendidikan Kepramukaan
Sesuai dengan peraturan menteri pendidkan dan kebudayaan Indonesia Nomor 63 tahun
2004, pendidikan kepramukaan ditetapkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler wajib. Hal ini
perwujudan sikap dan keterampilan kurikulum 2013 yang secara psikopedagogis koheren dengan
pencapaian Kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI-1), Sikap Sosial (KI-2), dan Keterampilan (KI-3)
sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses
pembentukan karakter bangsa yang berbudi pekerti luhur sesuai dengan nilai dan moral
akan timbul rasa memiliki, saling tolong menolong, mencintai tanah air dan mencintai alam.
ekstrakurikuler, didasarkan pada dua alasan dalam menjadikan Pendidikan Kepramukaan sebagai
Ekstrakurikuler Wajib. Pertama, dasar legalitasnya jelas yaitu Undang-Undang (UU) Nomor 12
Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Kedua, pendidikan kepramukaan mengajarkan banyak
kecintaan alam, hingga kemandirian. Dari sisi legalitas pendidikan kepramukaan merupakan
imperatif yang bersifat nasional, hal itu tertuang dalam Undang–Undang Republik Indonesia
pada SMA Negeri 3 Donggo Bima. Pelaksanaannya dapat bekerja sama dengan Kwartir Ranting
atau Kwartir Cabang. Oleh karena itu Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler Wajib
merupakan program kegiatan yang harus diikuti oleh seluruh peserta didik, terkecuali peserta
ekstrakurikuler wajib, pada SMA Negeri 3 Donggo Bima. Pendidikan kepramukaan sebagai
ekstrakurikuler wajib dalam konteks Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses aktualisasi
dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah sikap dalam bingkai KI-1, KI-2,
dan ranah keterampilan dalam KI-4, sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap
dan kecakapan Kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses saling interaktif dan saling
Page 71 of 84
menguatkan (mutually interactive and reinforcing) Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan di SMA Negeri 3 Donggo Bima diorganisasikan dalam Model sebagai
berikut.
Pembina kegiatan adalah Guru Mata pelajaran selaku Pembina Pramuka dan/atau
Muda/Instruktur Pramuka).
c. Model Reguler.
Page 72 of 84
Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan Pramuka di dalam Gugus
Depan.
d. Muatan Nilai
Sesuai dengan landasan filosofis dan kerangka dasarnya, Kurikulum 2013, memiliki
karakteristik mengandung muatan sikap spiritual, sikap sosial, dan keterampilan yang sangat
signifikan. Muatan sikap dan keterampilan dikemas secara generik dalam KI-1, KI-2, dan KI-4.
Beriman Demokratis
Kebhinneka-tunggalikaan Cakap
Toleransi Peduli
Syukur Sopan
Disiplin Cekatan
Tanggung-jawab Peka
Berani Komunikatif
Pemaaf Cermat
Page 73 of 84
Inovatif
Produktif
Menghargai
Ilmiah
Tekun
Hati-hati
Terbuka
Bijaksana
Bersahaja
Rasa kebangsaan
Estetis
Gotong-royong
Partisipatif
Imajinatif
Citra diri
Sadar bahaya
Kerjasama
Sadar
Berbagi
Sportif
Cinta tradisi
Page 74 of 84
2. Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan Kepramukaan
Muatan Nilai Sikap dan Kecakapan Pendidikan Kepramukaan yang terkandung dan
Kedisiplinan
Keberanian
Kesetiaan
Dapat dipercaya
Hemat
Cermat
Bersahaja
Rajin
Terampil
Page 75 of 84
1. Pola dan Rincian Kegiatan Pendidikan Kepramukaan
Perindukan Siaga
Pasukan Penggalang
Ambalan Penegak
Berkemah (Camping)
Wirausaha
Belanegara
Teknologi
Komunikasi
Page 71 of 84
b. Rincian kegiatan kepramukaan meliputi :
Lomba
Hastakarya
8) Kiasan dasar
Page 71 of 84
1) Praktik Langsung
2) Permainan
3) Perjalanan
4) Diskusi
5) Produktif
6) Lagu
7) Gerak
8) Widya Wisata
9) Simulasi
Page 71 of 84
Page 71 of 84
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada Standar
Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik
didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,
Bima selama satu tahun ajaran mengikuti / menggunakan Petunjuk Pelaksanaan kalender
Sesuai dengan Standar Isi, maka dalam Pengembangan Kalender Pendidikan SMAN 3
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional,
dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala
Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan
dapat menetapkan hari libur khusus.
3. Kalender pendidikan untuk setiap satuan pendidikan dikembangkan oleh masing-
masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana tersebut pada
dokumen Standar Isi ini dengan memperhatikan ketentuan dari
pemerintah/pemerintah daerah.
4. Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan adalah sebagai berikut:
Page 71 of 84
Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya
Pendidikan sebagaimana tercantum pada Surat Keputusan Kepala SMAN 3 Dongo Bima
Page 71 of 84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sesuai dengan status dari SSN maka landasan yang telah disepakati ini benar – benar
dijadikan acuan bahkan dapat ditambah dengan materi yang ada pada anggota dalam upaya
memperluas cakupan keilmuan baik yang berupa kognitif, afektif, psikomotor sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 maupun Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Berkaitan dengan itu maka semua
tenaga pendidik maupun kependidikan harus kreatif, inovatif, dalam upaya mencerdaskan
diri sehingga dapat memberikan pelayanan secara profesional sesuai tupoksi yang telah
disepakati, kondisi ini diperlukan mengingat pendekatan yang menjadi ciri khas SMA Negeri
3 Dongo Bima disamping Demokratis, cinta kasih dan penghargaan yang tidak kalah
pentingnya adalah mempertebal keimanan dan ketaqwaan kepa Allah SWT, mempertajam
budi pekerti sehingga kelak sekolah ini menjadi laboraturium masyarakat bahkan menjadi
pusat kebudayaan.
B. Saran-saran
2. Materi dalam landasan pelaksanaan kurikulum SMA Negeri 3 Dongo, masih perlu
ditindak lanjuti dengan menambah materi yang tidak terdapat dalam silabus nasional.
3. Kepada Kepala Dinas Dikpora Kabupaten Bima dan Dikpora Prov. NTB agar selalu
Page 71 of 84
paket dan referensi serta peralatan olahraga SMAN 3 Dongo Bima secara secara
berangsur.
Page 71 of 84
Lampiran 1
Page 71 of 84