Anda di halaman 1dari 40

Dinamika Kependudukan

Posted by : Smansa SungailiatJun 22, 2013

A. Pengertian Dinamika Penduduk


Dinamika penduduk adalah perubahan keadaan penduduk.Perubahan perubahan tersebut
dipengaruhi oleh beberapa hal.Dinamika atau perubahan lebih cenderung pada
perkembangan jumlah penduduk suatu Negara atau wilayah tersebut. Jumlah penduduk
tersebut dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survey penduduk. Sensus pertama
dilaksanakan pada tahun 1930 pada zaman Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia dimulai pada tahun 1961,1971, 1980, 1990, 2000,
dan yang terakhir tahun 2010.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu factor yang penting dalam masalah social
ekonomi dan masalah penduduk. Jumlah penduduk akan berpengaruh terhadap kondisi
social ekonomi suatu daerah.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk


Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau
berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga)
faktor yaitu :
- Kelahiran (natalitas)
- Kematian (mortalitas)
- Migrasi (perpindahan)

Jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan dalam pertumbuhan penduduk


Indonesia, oleh karena itu kita perlu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kelahiran dan kematian. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran (natalitas) di
Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Kelahiran (fertilitas)
Pengukuran tingkat kelahiran ini sulit untuk dilakukan, karena banyak bayi -bayi yang yang
meninggal beberap saat kelahiran tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran atau kematian
dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
Tinggi rendahnya tingkat kelahiran dalam suatu kelompok penduduk tergantung pada
struktur umur, penggunaan alat kontrasepsi, pengangguran, tingkat pendidikan, status
pekerjaan wanita serta pembangunan ekonomi.
Penunjang Kelahiran (Pro Natalitas) antara lain :
- Kawin usia muda
- Pandangan “banyak anak banyak rezeki”
- Anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah
- Anak merupakan penentu status social
- Anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.

Penghambat Kelahiran (Anti Natalitas) antara lain :


-Pelaksanan Program Keluarga Berencana (KB)
-Penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan
-Semakin banyak wanita karir.

Penggolongan angka kelahiran kasar (CBR) :


- Angka kelahiran rendah apabila kurang dari 30 per 1000 penduduk
- Angka kelahiran sedang, apabila antara 30 – 40 per 1000 penduduk
- Angka kelahiran tinggi, apabila lebih dari 40 per 1000 penduduk

b. Kematian (mortalitas)
Ada beberapa tingkat kematian, yaitu tingkat kematian kasar(crude death rate) dan tingka t
kematian khusus(age specific death rate).
Tingkat kematian kasar (crude death rate) adalah banyaknya orang yang meninggal pada
suatu tahun per jumlah penduduk pertengahan tahun tersebut.
Tingkat kematian khusus (age specific death rate) dipengaruhi oleh beberapa factor, antara
lain umur, jenis kelamin, pekerjaan.
Faktor yang menunjang dan menghambat kematian (mortalitas) di Indonesia, adalah
sebagai berikut :
Penunjang Kematian (Pro Mortalitas) antara lain :
- Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
- Fasilitas kesehatan yang belum memadai
- Keadaan gizi penduduk yang rendah
- Terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir
- Peparangan, wabah penyakit, pembunuhan

Penghambat Kematian (Anti Mortalitas) antara lain :


-Meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
-Fasilitas kesehatan yang memadai
-Meningkatnya keadaan gizi penduduk
-Memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan

Penggolongan angka kelahiran kasar :


- angka kematian rendah apabila kurang dari 10 per 1000 penduduk
- angka kematian sedang, apabila antara 10 – 20 per 1000 penduduk
- angka kematian tinggi, apabila lebih dari 20 per 1000 penduduk

c. Migrasi Penduduk
Migrasi merupakan akibat dari keadaan lingkungan alam yang kurang menguntungkan.
Sebagai akibat dari keadaan alam yang kurang menguntungkan menimbulkan terbatasnya
sumber daya yang mendukung penduduk di daerah tersebut.
Yang perlu diperhatikan seorang migran dalam menentukan keputusan untuk pindah ke
daerah lain yaitu factor persediaan sumber daya alam, factor lingkungan social budaya,
factor potensi ekonomi. Dengan mengetahui factor-faktor dimuka, setidaknya terhindar dari
akibat negative.
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk suatu daerah cepat atau lambat dilihat da ri
bentuk piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan
diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anank-anak, dewasa, dan orang tua
pada wilayah yang bersangkutan.
Keadaan struktur penduduk yang berbeda-beda akan menunjukkan bentuk pyramida yang
berbeda pula. Struktur penduduk ada tiga jenis, yaitu piramida penduduk muda, piramida
stasioner, dan piramida penduduk tua.

Migrasi merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah


perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang
bersifat nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional,
dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap).Mobilitas penduduk permanen
disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain
dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan untuk menetap.

Jenis-jenis Migrasi:
Migrasi Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.
1) Imigrasi, yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan
menetap. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran
2) Emigrasi, yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang
melakukan emigrasi disebut emigrant
3) Remigrasi atau repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya

Migrasi Nasional atau Internal, yaitu perpindahan penduduk di dalam satu Negara.
1) Urbanisasi, yaitu perpindahan dari desa ke kota dengan tujuan menetap.
2) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduk ke pulau
yang jarang penduduknya di dalam wilayah republik Indonesia. Transmigrasi pertama kali
dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda yang dikenal dengan
nama kolonisasi.
1. Transmigrasi Khusus, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan degan tujuan tertentu,
seperti penduduk yang terkena bencana alam dan daerah yang terkena pembangunan
proyek
2. Transmigrasi Spontan (swakarsa), yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seseorang
atas kemauan dan biaya sendiri
3. Transmigrasi Lokal, yaitu transmigrasi dari suatu daerah ke daerah yang lain dalam
propinsi atau pulau yang sama
4. Transmigrasi Umum, yaitu transmigrasi yang dilaksanakan dan dibiayai oleh pemerintah
5. Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa dengan tujuan menetap.
Ruralisasi merupakan kebalikan dari urbanisasi. Selain jenis migrasi yang disebutkan di
atas, terdapat jenis migrasi yang disebut evakuasi. Evakuasi adalah perpindahan penduduk
yang yang terjadi karena adanya ancaman akibat bahaya perang, bencana alam dan
sebagainya. Evakuasi dapat bersifat nasional maupun internasional.

Dampak Dinamika Penduduk


Ternyata kegiatan manusia sebagai unsur antroposfer sangat beragam. Kegiatan-
kegiatan tersebut merupakan wujud dari dinamika manusia dalam menjalani sebuah proses
kehidupannya. Tidak jarang kegiatan-kegiatan tersebut menimbulkan sebuah dampak yang
tidak kecil bagi lingkungan, bahkan dampak tersebut bisa secara berkesinambungan
merusak lingkungan yang ada. mari kita lihat dampak dinamika penduduk yaitu sebagai
berkiut :
1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi

 Pertumbuhan penduduk, ialah satu hal yang tidak bisa dihindari, karena hal
tersebut akan terjadi secara terus-menerus. Yang menjadi permasalahan,
jika pertambahan penduduk ini tidak terkendali hingga mencapai titik ledakan
penduduk yang ditandai dengan sebuah peningkatan jumlah penduduk yang pesat
dan tiba-tiba. Berbagai masalah timbul akibat adanya sebuah ledakan penduduk,
dan pada umumnya suatu permasalahan berawal dari tidak seimbangnya antara
kebutuhan dan ketersediaan sumber daya. Pada akhirnya, sebuah permasalahan
yang muncul akan menyangkut aspek fisik, sosial dan ekonomi masyarakat. Apa
saja dampak yang bisa ditimbulkan dari lajunya suatu pertumbuhan penduduk
 Peningkatan pengangguran, Peningkatan pengangguran yang cepat disebabkan
adanya suatu pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan suatu lapangan
pekerjaan yang dapat menampung jumlah pencari kerja yang meningkat.
Pertumbuhan penduduk yang berarti juga peningkatan jumlah tenaga kerja. Apa
jadinya jika pada peningkatan jumlah tenaga kerja tidak diimbangi dengan semakin
luasnya kesempatan kerja?
 Meningkatnya kemiskinan, Ketidak seimbangan antara kebutuhan dan
ketersediaan sumber daya menyebabkan terjadinya kelangkaan pada sumber daya.
Akibatnya, dalam upaya pemenuhan kebutuhan nya terjadi kompetisi samapi pada
akhirnya terjadi kenaikan harga kebutuhan. Kondisi ini menyebabkan daya beli
masyarakat berkurang.
 Penurunan tingkat kesehatan, Jangankan untuk membiayai dalam pemeliharaan
kesehatan, dalam memenuhi kebutuhan pokok saja mejadi sulit jika terjadi ledakan
penduduk. Akibatnya, akan terjadi penurunan pada tingkat kesehatan seperti gizi
buruk, terjangkitnya sebuah penyakit busung lapar di masyarakat dan permasalahan
kesehatan lainnya.
 Menurunnya tingkat pendidikan, Semakin cepatnya pada peningkatan penduduk
menyebabkan tingginya jumlah anak usia sekolah. Peningkatan ini akan
menyebabkan masalah seperti kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang
makin sempit dan tingginya biaya pendidikan yang akan membebani masyarakat.
 Penurunan kesejahteraan, Pada peningkatan penduduk diiringi dengan
peningkatan kebutuhan hidup yang menuntut untuk terpenuhi. Banyaknya suatu
kebutuhan tentunya akan mengurangi pendapatan, sampai akhirnya terjadi
penurunan kesejahteraan secara umum.
 Peningkatan kebutuhan pangan dan tempat tinggal, Untuk bertahan hidup
manusia harus makan dan mempunyai tempat tinggal. Ledakan penduduk secara
langsung memberikan sebuah dampak meningkatnya kebutuhan akan dua hal
tersebut. Banyak dampak yang kita lihat akibat dari meningkatnya kebutuhan
tersebut. Pembukaan pada lahan baru untuk pemukiman marak dilakukan.
Ketersediaan pada tempat tinggal yang terbatas juga menyebabkan banyaknya
perumahan liar dan kumuh.
SUMBER DATA KEPENDUDUKAN

Sumber data adalah segala sesuatu yang diterbitkan oleh badan-badan resmi atau
kelompok dan perorangan. Bentuk terbitannya bisa berupa grafik, angka, tulisan, bahkan
gambar. Biasanya lembaga yang memiliki sumber data, khususnya data kependudukan
adalah Badan Pusat Statistika (BPS) dan badan-badan sumber data kependudukan
lainnya.

Ada 2 jenis data berdasarkan sumber perolehan data, apa saja itu? Pertama adalah data
primer, yang kedua adalah data sekunder.

 Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden


 Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber resmi, seperti instansi
pemerintah atau bisa juga non pemerintah/perorangan.

Untuk memperoleh data total jumlah penduduk yang ada di Indonesia, kita bisa
melakukannya dengan cara-cara ini:

 Sensus Penduduk

Kamu sering dong pastinya mendengar kata sensus? Nah sensus penduduk itu adalah
proses untuk menyusun, mengumpulkan, dan juga menyebarluaskan data-data
kependudukan. Mulai dari aspek sosial, demografi, serta ekonominya.

Nah, dalam pelaksanaannya, sensus penduduk dibagi menjadi 3, yaitu:

 Berdasarkan jenis sensusnya

Sensus jenis ini mencakup beberapa sensus, yaitu sensus penduduk, sensus perumahan,
sensus industri, dan sensus pertanian.

 Berdasarkan tempat tinggalnya

- Sensus de jure, yaitu pencacahan yang ditunjukan kepada setiap penduduk yang benar-
benar berdiam atau bertempat tinggal di daerah atau negara yang bersangkutan.

- Sensus de facto, yaitu pencacahan penduduk yang ditunjukan kepada setiap penduduk
yang pada waktu diadakan sensus berada dalam wilayah atau negara yang bersangkutan.

 Berdasarkan cara pengumpulan datanya

- Metode house holder, yaitu pendataan yang dilakukan dengan cara meminta kepala
keluarga yang mengisi daftar sensus sendiri.

- Metode canvaser, yaitu pendataan yang dilakukan dengan cara mewawancarai kepala
keluarga. Biasanya petugas sensus mengisi daftar sensus, dan kepala keluarga hanya
sebagai narasumber.
 Registrasi Penduduk

Registrasi dilakukan dengan cara mencatat peristiwa-peristiwa penting dalam


kependudukan. Peristiwa itu seperti kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian,
pengangkatan anak (adopsi), dan juga perpindahan penduduk.

 Survei Penduduk

Survei penduduk ini biasanya dilakukan untuk mendapatkan informasi yang berkaitan
dengan permasalahan sosial ekonomi, psikologi, dan juga faktor lainnya yang dapat
memengaruhi aspek demografi secara umum. Misalnya kelahiran, kematian, dan juga
migrasi.

Ketika proses pengumpulan data sudah dilakukan dan sudah didapatkan hasilnya, maka
selanjutnya adalah menyajikan informasi tersebut. Ada beberapa model penyajian Informasi
data kependudukan yang bisa kita buat.
KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

Jadi faktor-faktor geografis yang memengaruhi dan menentukan keberagaman budaya di


Indonesia adalah berikut ini!

 Letak Geografis
o Letak atau lokasi suatu tempat sangat berpengaruh pada kebiasaan hidup
suatu masyarakat. Masyarakat yang tinggal di pegunungan seperti Bromo
misalnya, mereka akan cenderung bermata pencaharian sebagai petani.
Sedangkan untuk masyarakat yang tinggal di daerah pantai seperti
Pangandaran biasanya berprofesi sebagai nelayan.

o Contoh lainnya misalnya tempat tinggal masyarakat tersebut. Masyarakat


yang tinggal di gunung, untuk membuat rumah mereka hangat, maka mereka
membuat atap yang tidak terlalu tinggi. Sedangkan untuk masyarakat yang
tinggal di pantai, mereka membuat atap setinggi mungkin untuk mencegah
kegerahan disiang hari yang panas.

Gerah cuy (sumber: Giphy.com)

 Posisi Strategis
o Posisi Indonesia yang dilalui oleh Selat Malaka dan menjadi jalur
perdagangan internasional sejak zaman dahulu, juga memengaruhi
kebudayaan masyarakat Indonesia. Dengan datangnya bangsa asing dan
bertemu dengan penduduk lokal, memungkinkan adanya penggabungan
kebudayaan.

 Kondisi Ekologis
o Ekologi dalam hal ini menitikberatkan pada hubungan antara manusia dan
lingkungan, dalam kaitannya dengan keberagaman suku bangsa dan budaya
di Indonesia. Faktor ekologis memiliki pengaruh penting. Misalnya suku
Baduy yang membangun rumah secara berhadapan dan hanya menghadap
ke arah Utara dan Selatan saja. Hal ini dilakukan dengan maksud supaya
sinar matahari dapat menyinari seluruh ruangan melalui jendela samping
rumah.

Contoh Pengaruh Kondisi Geografis terhadap Keberagaman Budaya

Nah, berikut ini adalah beberapa contoh pengaruh kondisi geografis terhadap kebudayaan
suatu masyarakat.

 Rumah Honai, Papua


Rumah Honai (sumber: id.wikipedia.org)

o Suku-suku yang mendiami kawasan pegunungan papua mempunyai rumah


tradisional yang bernama rumah honai. Rumah honai ini dibuat tanpa jendela,
dan atap yang rendah. Selain itu, atap rumah honai dibuat dari jerami atau
ilalang. Tujuannya adalah untuk menjaga dan memerangkap panas agar
penghuni rumah tidak kedinginan.

 Perkampunga Nelayan Suku Bajo


Perkampungan Suku Bajo (sumber:oknusantara.com)

o Suku Bajo, yang mendiami kawasan pesisir Wakatobi, Sulawesi Tenggara


yang bermata pencaharian sebagai nelayan membangun rumah mereka di
kawasan pesisir. Mereka membangun rumah mereka berupa rumah
panggung terapung. Hal ini bertujuan agar mereka dekat dengan tempat
mereka bekerja dan memudahkan akses menuju ke perahu.

Keragaman Budaya Indonesia, Manfaat,


Gambar Beserta Penjelasannya
November 1, 2018 by Arifin Saddoen

Keragaman Budaya di Indonesia – Indonesia adalah salah satu Negara kesatuan yang di
dalamnya dipenuhi dengan keragaman serta kekayaan. Ada berbagai suku bangsa dan budaya
serta ras, daerah dan juga kepercayaan agama. Selain itu, masih banyak lagi keragaman budaya
yang ada di Indonesia.
Akan tetapi, sekalipun dipenuhi dengan keragaman, Indonesia bisa mempersatukan hal itu
sesuai dengan semboyan yang dimiliki oleh Negara ini, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Adapun
makna dari Bhineka Tunggal Ika sendiri adalah sekalipun berbeda-beda namun tetap satu jua.
Keragaman budaya sendiri juga dikenal dengan istilah cultural diversity dan ini sudah menjadi
sebuah keniscayaan yang dimiliki oleh bangsa ini. Di Negara ini pula, keragaman budaya
merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolak lagi keberadaannya.
Contents [show]
Keragaman Budaya Indonesia

bukubiruku.com

Di dalam konteks yang dipahami oleh masyarakat majemuk, di samping kebudayaan dan juga
suku bangsa, Indonesia juga terdiri dari berbagai adat dan budaya daerah yang sifatnya lebih
mengarah kepada kewilayahan yang menjadi pertemuan antara adat yang satu dengan yang
lainnya. Kebudayaan sekelompok suku yang ada di kawasan tersebut.
Dengan ditambah jumlah penduduknya yang mencapai lebih dari 200 juta orang yang tinggal di
berbagai pulau di Indonesia. Mereka juga menetap di suatu wilayah dengan keadaan geografis
yang berbeda dimulai dari kawasan pegunungan yang merupakan daerah dengan dataran
tinggi, kemudian dataran rendah dan juga pesisir, daerah pedesaan, daerah perkotaan dan lain
sebagainya.
Hal tersebut juga sangat berhubungan dengan tingkat peradaban yang ada di dalam suatu
kelompok tertentu di Indonesia yang notabene sangatlah beragam. Pertemuan dengan berbagai
budaya dan juga adat tersebut sangatlah mempengaruhi proses asimilasi kebudayaan yang
terdapat di Indonesia sendiri dan itu tentu saja menyebabkan bertambahnya berbagai
kebudayaan yang terdapat di Indonesia.
Selain itu, dengan semakin berkembang agama-agama besar yang juga ikut berkontribusi di
Indonesia, itu juga turut mendukung adanya perkembangan dari kebudayaan Indonesia itu
sendiri sehingga menjadi sebuah cermin atas kebudayaan tertentu. Sehingga, dapat dikatakan
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan satu dari sekian Negara yang memiliki
tingkat keberagaman budaya dan juga heterohenitas yang relatif tinggi.
Tidak saja beragam dari sisi budaya dari masing-masing kelompok dalam suku bangsa, namun
juga budaya yang beraneka ragam di dalam konteks peradaban, dimulai dari jaman tradisional
hingga yang sifatnya modern serta kewilayahan. Dengan adanya budaya yang beraneka ragam
tersebut, maka Indonesia bisa dikenal sebagai Negara yang mempunyai keunggulan tersendiri
jika dibandingkan dengan Negara yang lainnya.
Potret kebudayaan yang terdapat di Indonesia bisa dikatakan beragam dan juga bervariasi. Dan
tidak kalah pentingnya juga adalah secara sosial dan juga politik, Indonesia mempunyai jalinan
sejarah serta dinamika interaksi di antara kebudayaan yang satu dengan kebudayaan yang lain
secara kuat. Dan hal ini sudah dimulai sejak jaman dahulu.
Interaksi antara satu adat dengan adat yang lain, serta kebudayaan yang telah terjamin tidak
hanya antara satu kelompok dengan kelompok yang berbeda. Namun antara satu peradaban
dengan peradaban yang berbeda. Misalnya saja mendarat nya kapal Portugis di daerah Banten
sekitar abad pertengahan telah membuka diri Negara ini di lingkup pergaulan di kancah
internasional masa tersebut.
Hubungan yang terjalin di antara pedagang kawasan pesisir Jawa dan juga Gujarat ternyata
memberi dampak yang sangat penting kepada bangunan interaksi antara satu peradaban
dengan peradaban lain di Indonesia. Sehingga berbagai singgungan peradaban tersebutlah
yang nantinya bisa membangun daya elasitas Negara ini di dalam melakukan interaksi dengan
perbedaan yang terjadi.
Pada sisi yang lain, Indonesia juga memiliki kemampuan untuk menelisik dan juga
mengembangkan budaya lokal di tengah maraknya singgungan antara bangsa satu dengan
bangsa yang lainnya di kala itu. Dan sejarah sendiri sudah memberikan bukti bahwa kebudayaan
yang ada di Indonesia dapat hidup dengan berdampingan, saling mengisi dan juga mampu
berjalan secara paralel.
Misalnya saja adalah kebudayaan keraton atau kerajaan yang mampu berdampingan secara
paralel dengan kebudayaan berburu serta meramu di beberapa kelompok masyarakat. Di dalam
konteks saat ini, kita dapat menjumpai tentang bagaimana suatu kebudayaan dalam masyarakat
urban dapat berjalan secara pararel dengan kebudayaan yang terdapat di pedesaan bahkan
dengan kebudayaan masyarakat seperti berburu dan juga meramu di beberapa tempat.
Pola relasi dan juga hubungan yang sudah terjalin di antara kebudayaan yang satu dengan
kebudayaan yang lain tersebut dapat berjalan dengan damai di dalam bingkai semboyan
Bhineka Tunggal Ika. Yang di dalamnya tidak hanya mengacu kepada keberagaman suku bangsa
dan budaya, namun juga di dalam sebuah konteks kebudayaan.
Dengan didasari pula dengan kelompok suku bangsa yang bisa mencapai 700 an suku di
berbagai wilayah nusantara ini dan disertai pula dengan Beragam karakter kelompok dari
masyarakat itu sendiri yang sangat beragam dan juga berbagai keberagaman agama, rumah
adat, pakaian adat, kesenian dan juga berbagai makanan yang tak kalah beragam.
Masyarakat Indonesia sendiri termasuk ke dalam jenis masyarakat yang bisa dibilang majemuk
dan juga memiliki karakter unik. Salah satu ciri khasnya adalah budaya gotong royong yang ada
di dalamnya. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia khususnya bagi para generasi bangsa sudah
selayaknya memiliki kemampuan untuk menjaga dan juga melestarikan kebudayaan yang
dimiliki oleh bangsa tercinta ini.
Jangan sampai perbedaan yang ada di dalamnya menjadikan manusia semakin lemah dan juga
memunculkan adanya konflik antar budaya dan suku. Namun, mari bersama-sama
menyongsong Indonesia yang memiliki kejayaan ini dengan penuh harapan indah dan juga
semangat yang tinggi.
Manfaat Keberagaman Budaya

bukubiruku.com

Keragaman budaya yang terdapat di Indonesia sesungguhnya memiliki manfaat tersendiri. Di


antara manfaat dari keberagaman budaya adalah sebagai berikut ini.
1. Sebagai Promotor Nilai-Nilai Kemanusiaan
Manfaat dari keragaman budaya yang pertama adalah ia bisa dijadikan sebagai promotor untuk
nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Di saat sebuah organisasi memiliki berbagai karyawan yang
memiliki berbagai budaya, maka hal tersebut tentunya menunjukkan bahwa organisasi tersebut
sangat menyadari dan mengakui serta merayakan keberagaman yang ada pada seseorang yang
pada dasarnya memiliki latar belakang berbeda.
Hal ini tentu saja menjadikan anggota organisasi tersebut berpikiran bahwa kontribusi dan juga
nilai mereka sedang direalisasikan di dalam sebuah managemen organisasi yang baik.
2. Meningkatkan Produktifitas dan juga Profitabilitas

Untuk manfaat dari keragaman budaya yang selanjutnya adalah membantu meningkatkan
produktifitas dan juga profitabilitas. Terlepas dari berbagai nilai kemanusiaan yang ada,
keragaman budaya ternyata juga bisa memberikan manfaat yang nyata kepada bidang bisnis di
berbagai belahan dunia.
Persuasi secara aktif soal keberagaman yang ada di berbagai tempat kerja secara langsung
tentunya dapat memberikan dampak di dalam meningkatkan produktivitas dan juga
profitabilitas organisasi dan juga karyawan. Juga meningkatnya produktivitas dan profitalibitas
di dalam organisasi.
3. Membantu Membuat Kolam Bakat
Selain beberapa yang telah disebutkan di atas, manfaat lain dari keragaman budaya di Indonesia
adalah dalam membantu membuat suatu kolam bakat. Ketika organisasi telah melakukan
investasi dalam keberagaman, maka hasilnya di dalam menciptakan suatu kolam bakat tentu
saja juga lebih besar.
Ini menjadi sebuah situasi win-win entah itu untuk karyawan dan juga organisasi. Sebagaimana
sebuah kolom bakat yang menyediakan organisasi dengan berbagai keunggulan kompetensi
yang bisa membantu memajukan dan juga membantu meningkatkan lingkungan yang besar.
4. Bertukar Ide Ide Inovatif
Ketika di dalam sebuah organisasi, di dalamnya ada berbagai orang atau anggota dengan
beragam latar belakang, budaya, pengalaman, ide yang kreatif dan juga inovatif di dalamnya,
maka itu bisa menopang setiap orang di dalam pikiran yang berbeda-beda.
Hal ini amatlah wajar karena orang-orang hidup dengan beragam pengalaman dan juga
beragam prespektif di dalamnya sehingga diharapkan itu akan mampu menghasilkan suatu ide
jenius dan juga solusi yang terbaik untuk berbagai masalah yang sedang dihadapi. Ini
merupakan sebuah nilai yang besar untuk karyawan dan juga organisasi.
Pertukaran ide yang bisa berjalan secara dinamis akan terjadi di antara orang dengan perbedaan
persepsi di dalamnya dan itu bisa membuahkan suatu ide atau hasil yang lebih kreatif. Situasi
semacam ini juga pernah dibuat oleh beberapa orang yang memiliki pola pikir serta budaya
yang sama.
5. Manfaat Keanekaragaman
Sudah sangat banyak studi yang sangat berhubungan dengan kegiatan organisasi yang bisa
menyimpulkan suatu pemahaman bahwa mempromosikan keberagaman budaya ternyata dapat
mengurangi adanya ketidak hadiran.
Adanya perputaran dari karyawan yang notabene lebih rendah akan dapat mengurangi biaya
yang notabene itu mempunyai hubungan dengan perekrutan karyawan baru dan juga
mengurangi adanya tanggung jawab hukum di dalam menggugat diskriminasi.
Di dalam dunia saingan ini, keragaman budaya sendiri ternyata memiliki cukup banyak manfaat
di dalamnya. Masyarakat Indonesia sendiri adalah masyarakat yang di dalamnya terdapat
berbagai suku bangsa yang lebih dari 13 ribu pulau yang terdapat di berbagai belahan dunia
Indonesia.
Dan masing-masing suku bangsa sendiri memiliki identitas budaya, sosial, politik, bahasa, adat
dan juga tradisi yang ada di Indonesia sendiri.
Ciri Keragaman Kebudayaan Lokal di Indonesia

bukubiruku.com

Keragaman budaya itu memiliki beberapa ciri khusus. Berikut ini adalah ciri-ciri keragaman
budaya yang wajib diketahui.
1. Keragaman Suku Bangsa
Melalui ilmu antropologi, maka dapat diambil pemahaman bahwa nenek moyang bangsa ini
asalnya adalah dari daerah Yunani dan juga Cina Selatan. Sekitar tahun 3000-500 SM, Indonesia
sudah menjadi daerah yang ditempati oleh para penduduk migran dari Submongoloid
Asia. Sesudah itu, mereka bercampur dengan penduduk asli pribumi Indonesia yang asalnya
adalah dari Asia Selatan.
Klasifikasi suku bangsa yang terdapat di Indonesia sendiri menurut Van Vollenhoven yang
kemudian membagi Negara ini menjadi 19 kawasan suku bangsa, di antaranya adalah:
 Aceh
 Bangka dan juga Belitung
 Bali dan juga Lombok
 Gorontalo Melayu
 Minangkabau, Mentawai
 Kalimantan
 Minahasa
 Ambon
 Jawa Barat
 Sulawesi Selatan
 Ternate
 Sumatra Selatan
 Irian
 Timor
 Gayo-Alas dan Batak
 Jawa Tengah dan Jawa Timur
 Surakarta dan Yogyakarta
 Toraja
2. Keragaman Bahasa
Bangsa ini masuk ke dalam jenis rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Salah seorang
peneliti yang bernama Gorys Keraf kemudian membagi rumpun bahasa yang ada tersebut
menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah sebagai berikut ini:
 Bahasa Austronesia Barat atau yang dikenal dengan bahasa Indonesia atau Melayu yang
terdiri ari Bahasa bahasa Hesperonesia (Indonesia bagian Barat) yang terdiri dari Aceh,
Batak, Gayo, Minahasa, Melayu, Minangkabau, Lampung, Melayu Tengah, Bima,
Mentawai, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, Bali, Sasak, Gorontalo, Bugis, Toraja, Makasar,
Manggarai, Nias, Sabu, dan Sumba. Kemudian Bahasa Indonesia Timur yang terdiri dari
Bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan, Haimahera Selatan-Irian Barat.
 Bahasa Bahasa Austronesia bagian Timur atau Polinesia yang terdiri dari bahasa bahasa
Melanesia (Melanesia dan pantai di bagian Timur Irian). Melanesia sendiri asalnya adalah
dari bahasa Yunani yang merupakan suatu wilayah yang bentuknya memanjang dari
kawasan Pasifik Barat sampai dengan Laut Arafura, Timur dan juga bagian laut Australia.
Kemudian bahasa bahasa Heonesia (bahasa Makronesia dan juga Polinesia).
3. Keragaman Religi
Indonesia juga termasuk Negara yang di dalamnya memiliki berbagai agama atau kepercayaan
yang beragam. Di Negara ini setidaknya ada enam agama yang sudah diakui oleh Negara secara
resmi. Ke enam agama yang dimaksud tersebut adalah Islam, Budha, Katolik, Konghucu, dan
juga Protestan.
Di samping itu, ada juga berbagai kepercayaan lain yang ada di tengah masyarakat dan
berkembang di dalamnya.
4. Keragaman Seni dan Budaya
Selain beberapa keragaman yang disebutkan di atas, Indonesia juga memiliki seni dan juga
budaya yang sangat beragam antara kelompok satu dengan kelompok yang lainnya. Contoh
dari wujud nyata dari keragaman seni dan budaya ini adalah seni tari, seni sastra, seni musik,
seni drama, seni rupa dan masih banyak lagi yang lainnya.
Manfaat Keragaman Budaya

masbidin.net

Adanya keragaman budaya di Negara ini tentu saja memberikan manfaat dan keuntungan
tersendiri untuk bangsa ini. Misalnya saja dalam bidang bahasa, kebudayaan bahasa yang
dimiliki oleh daerah tertentu tentu saja bisa memperkaya adanya perbedaan istilah dalam
bahasa Indonesia itu sendiri.
Sedangkan, di dalam bidang pariwisata, potensi dari adanya keragaman budaya tersebut tentu
saja sangat cocok dan menarik untuk dijadikan sebagai sebuah objek dan tujuan dari pariwisata
yang ada di Negara ini. Dan sudah pasti ini bisa meningkatkan adanya devisa Negara.
Dan tidak kalah penting adalah adanya berbagai pemikiran beragam yang berasal dari satu
daerah dan juga yang lainnya tentu saja bisa dijadikan sebagai rujukan atau acuan untuk
kepentingan pembangunan nasional.
Masalah Akibat Keragaman Budaya

tuhadii.wordpress.com

Mengatur masyarakat yang kesemuanya mempunyai perbedaan tersendiri dalam berbagai hal
tentu saja menjadi hal yang lebih sulit jika dibandingkan dengan mengatur atau mengurus
masyarakat atau kalangan yang kebetulan memiliki kehendak, ciri, adat istiadat yang sama.
Adapun ide yang menarik untuk digunakan sebagai solusi mengikis kesalahpahaman dan juga
pertikaian di antara kelompok satu dengan yang lain dalam rangka membangun benteng yang
pengertian adalah dengan multikulturalisme dan juga sikap toleransi dan juga empati di antara
budaya yang satu dengan budaya yang lain.
1. Multikulturalisme
Multikulturalisme menjadi suatu istilah yang dipakai untuk menjelaskan suatu pandangan
mengenai keragaman hidup di dunia ini. Ia juga bisa di maknai sebagai sebuah kebijakan
kebudayaan yang lebih menekankan kepada penerimaan kepada adanya suatu realita
keragaman dan juga berbagai jenis budaya yang terdapat di dalam kehidupan bermasyarakat
dan itu sangat berkaitan dengan nilai-nilai, sistem, adat atau kebiasaan, budaya serta politik
yang mereka anut.
Di dalam multikulturalisme, masyarakat dituntut untuk dapat melihat serta menyikapi adanya
perbedaan. Multikulturalisme sendiri juga mengajak kepada segenap masyarakat untuk melihat
adanya keragaman di dalam kacamata yang setara. Sehingga tidak ada satu pun budaya yang
boleh merasa lebih tinggi dari budaya yang lainnya.
Selain itu, di dalam keragaman yang ada, tidak diperkenankan adanya suatu sikap atau tindakan
yang diskriminatif kepada yang lain. Karena inilah yang dapat memicu munculnya konflik antar
budaya dan golongan. Sehingga, seluruh suku bangsa dan juga budayanya perlu diperlakukan
secara sama dan adil di dalam berbagai sisi kehidupan entah itu secara politik, sosial, hukum,
pertahanan ataupun keamanan.
Hanya dengan cara ini, semua suku bangsa akan saling bekerja sama dan saling membantu satu
sama lain untuk menjadikan bangsa ini menjadi lebih baik dan maju lagi.
2. Toleransi dan Empati
Yang dimaksud dengan sikap toleransi adalah sebuah sikap menghargai dan juga menerima
adanya perbedaan dengan kelompok lain. Sementara untuk empati sendiri adalah sebuah
kondisi mental dimana seseorang merasa dirinya ada di dalam suatu kondisi atau perasaan yang
sama dengan kelompok atau orang lain.
Kedua sikap ini sangatlah penting untuk ditumbuhkan di tengah masyarakat yang beragam
seperti Negara ini. Karena cara berfikir yang demikian akan bisa membawa seseorang kepada
sikap dan juga tindakan yang mengharapi satu sama lain.
Faktor Penyebab Keragaman Budaya

guruipssmp2kayen.blogspot.com

Ada berbagai faktor yang menyebabkan munculnya keragaman budaya. Berikut ini adalah
beberapa di antaranya:
1. Faktor dari Manusia
Ada beragam budaya yang ada di antaranya adalah disebabkan karena manusia. Secara umum,
manusia adalah makhluk yang sangat suka terhadap berbagai jenis seni, misalnya seni musik,
tari dan lain sebagainya. Di samping itu, masih ada juga bidang lain yang amat disukai oleh
manusia. Karena kesukaan tersebut, maka kebudayaan di Negara ini menjadi amat banyak.
Belum lagi, manusia sendiri memang bisa dibilang aktif dalam menciptakan suatu kebudayaan.
2. Faktor Lingkungan Alam
Selain disebabkan oleh manusia, faktor lain yang mempengaruhi keragaman budaya adalah
faktor lingkungan alam. Misalnya saja terjadinya gunung meletus, gempa bumi, banjir, longsor
dan sebagainya yang menyebabkan musim paceklik sehingga banyak masyarakat yang memilih
untuk pindah dari satu tempat ke tempat yang lain. Sehingga ketika mereka memasuki tempat
yang baru, sesudah beradaptasi, maka muncullah kebudayaan yang baru.
3. Faktor Perubahan Nilai dan Sikap
Masing-masing individu senantiasa berpegang teguh kepada yang namanya norma dan juga
nilai yang ada di dalam hidup bermasyarakat. Nilai tersebut tentu saja sangat berpengaruh
kepada perilaku manusia, baik secara individu atau kelompok.
Sehingga, ketika sebuah nilai tertentu berubah, maka kebudayaan manusia juga akan
mengalami perubahan yang akhirnya menyebabkan keragaman budaya di tengah masyarakat.

LINGKUNGAN HIDUP
Bencana Alam: Pengertian, Jenis, Dampak,
dan Mitigasi

Mega Dinda Larasati — April 30, 2018 1 comment

Bencana alam merupakan hal yang sangat menakutkan bagi umat manusia. Bahkan kebudayaan
suatu bangsa pun dapat dipengaruhi oleh ketakutannya terhadap bencana ini. Sebut saja negara
Jepang yang menyesuaikan bentuk bangunannya agar tahan terhadap bencana gempa.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terletak di antara Benua Asia dan
Benua Australia serta Samudera Hindia dan Samudra Pasifik. Meskipun menyimpan keindahan
alam yang sangat luar biasa, bangsa Indonesia juga menyadari bahwa wilayah nusantara ini
memiliki kurang lebih 129 gunung api aktif (yang termasuk dalam Ring of Fire), dan berada pada
pertemuan tiga lempeng tektonik aktif dunia yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, serta Pasifik.
Kondisi tersebut membuat Indonesia sangat berpotensi mengalami bencana alam. Di sisi lain,
Indonesia memiliki iklim tropis dan kondisi hidrologis yang dapat memicu bencana alam lainnya
seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, dan lain sebagainya.

Tidak hanya di Indonesia, hampir seluruh negara di muka bumi ini pernah mengalami bencana alam
dalam skala kecil maupun skala besar yang menyebabkan dampak di berbagai bidang kehidupan.
Informasi Penting:
1. Pengertian
2. Klasifikasi
3. Jenis
4. Dampak
5. Mitigasi
6. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)
7. Bencana alam paling mengerikan
8. Bencana alam dan perubahan iklim

1. Pengertian Bencana Alam

Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyatakan bahwa


bencana merupakan peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa oleh
alam. Pada umumnya bencana alam terjadi karena adanya perubahan pada kondisi alam baik
secara perlahan maupun secara ekstrem. Selain itu, bencana alam dapat terjadi karena ada faktor
campur tangan manusia yang tidak bertanggungjawab, misalnya penebangan pohon berlebihan
yang menyebabkan tanah longsor.

2. Klasifikasi Bencana Alam

Bencana alam dapat diklasifikasikan menjadi 3 jenis meliputi:

2.1 Bencana Alam Geologis

Bencana alam geologis merupakan bencana alam yang terjadi di permukaan bumi. Contoh bencana
alam geologis yaitu gempa bumi, tanah longsor, tsunami, gunung meletus, dan lain sebagainya.

2.2 Bencana Alam Meteorologis / Klimatologis

Bencana alam meteorologis merupakan bencana alam yang terjadi karena perubahan iklim yang
ekstrem. Contoh bencana alam meteorologis yaitu kekeringan, banjir, angin puting beliung, dan lain
sebagainya.

2.3 Bencana Alam Ekstraterestrial

Bencana alam ekstraterestrial merupakan bencana alam yang terjadi karena benda dari luar
angkasa. Bencana alam ini tergolong bencana alam yang paling jarang terjadi. Contoh bencana
alam ekstraterestrial yaitu badai matahari.
3. Macam-Macam Bencana Alam

Berikut ini beberapa macam bencana alam yang sering terjadi di berbagai daerah:

3.1 Gempa Bumi

Gempa bumi merupakan bencana alam di mana timbulnya guncangan/ getaran pada permukaan
bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi dari dalam bumi secara tiba-tiba. Energi ini dapat
berasal dari tumbukan antar lempeng bumi, patahan aktif, aktivitas gunung berapi, runtuhan batuan,
dan lain sebagainya. Besarnya kekuatan gempa bumi ini dapat diukur menggunakan
alat Seismometer.
Jenis-jenis gempa bumi:

1. Gempa bumi tektonik (pergeseran lempeng tektonik)


2. Gempa bumi tumbukan (jatuhnya meteor atau asteroid)
3. Gempa bumi reruntuhan (daerah kapur, pertambangan)
4. Gempa bumi vulkanik (aktivitas magma sebelum gunung meletus)

3.2 Banjir
Banjir merupakan salah satu bencana alam di mana daratan tergenang oleh air secara berlebihan.
Bencana alam hidrometeorologis ini umumnya terjadi karena intensitas hujan yang tinggi sehingga
menyebabkan aliran air sungai meluap. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan banjir adalah
perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab (penggundulan hutan, membuang sampah
sembarangan, dan lain sebagainya).

Berbagai hal mengenai banjir dibahas mendalam pada artikel “Pengertian, Jenis, Dampak, dan
Pengendalian Banjir“.
3.3 Tanah Longsor

Tanah longsor merupakan peristiwa gerakan massa tanah dan atau batuan yang menuruni lereng
karena adanya gangguan kestabilan batuan dan tanah penyusun lereng tersebut. Bencana alam ini
terjadi karena adanya faktor pendorong dan faktor pemicu. Faktor pendorong adalah faktor-faktor
yang memengaruhi kondisi material sendiri, sedangkan faktor pemicu adalah faktor yang
menyebabkan bergeraknya material tersebut.
3.4 Angin Puting Beliung

Angin puting beliung merupakan bencana alam berupa angin yang bergerak melingkar atau spiral
dengan kecepatan tinggi yang memiliki pusat dan bergerak dengan kecepatan 40-50 km/ jam hingga
menyentuh permukaan bumi. Pada umumnya angin puting beliung melewati suatu wilayah hanya
dalam kurun waktu yang singkat, yaitu sekitar 3-5 menit saja.

Angin puting beliung sendiri lebih sering terjadi di Indonesia. Bencana yang melibatkan kekuatan
angin ini di setiap negara memiliki nama yang berbeda-beda, sebut saja tornado, hurricane, badai,
dan lain-lain.

3.5 Gunung Meletus

Letusan gunung berapi dapat terjadi karena adanya aktivitas vulkanik (erupsi) sehingga gunung
berapi memuntahkan materi-materi dari dalam bumi seperti awan panas, asap, kerikil, batu-batuan,
lahar panas, dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya dapat diprediksi waktu terjadinya
sehingga korban jiwa dan harta benda dapat diminimalisir.
3.6 Tsunami

Istilah “Tsunami” berasal dari Bahasa Jepang yaitu “Tsu” berarti lautan dan “Nami” berarti
gelombang ombak. Tsunami merupakan peristiwa bencana alam di mana serangkaian gelombang
ombak laut besar timbul karena adanya pergeseran lempeng atau gempa bumi di dasar laut.

Gelombang Tsunami ini dapat merambat ke segala arah dengan kecepatan kurang lebih 500-1000
km per jam di laut dan melambat ketika mendekati bibir pantai. Ketinggian gelombang laut di laut
kurang lebih 1 meter, namun ketika mendekati bibir pantai ketinggiannya dapat mencapai puluhan
meter.

Artikel lebih lengkap mengenai Tsunami dapat dilihat di artikel “Tsunami: Pengertian, Jenis,
Dampak, dan Mitigasi“
3.7 Kekeringan

Kekeringan merupakan suatu peristiwa langkanya air pada suatu daerah dan disebabkan oleh
peristiwa tertentu dalam waktu yang sangat lama atau berkepanjangan. Kekeringan biasanya terjadi
jika suatu daerah secara terus-menerus mengalami curah hujan di bawah rata-rata. Kekeringan
dapat dikatakan sebuah bencana alam apabila mulai menyebabkan suatu daerah kehilangan
sumber pendapatan akibat ganguan pada pertanian dan ekosistemnya.

4. Dampak Bencana Alam

Bencana alam merupakan kejadian paling mengerikan di muka bumi karena bencana alam
umumnya menimbulkan dampak yang sangat besar. Berikut ini beberapa dampak akibat terjadinya
bencana alam:

4.1 Dampak terhadap Lingkungan

Bencana alam juga dapat menimbulkan berbagai kerusakan lingkungan. Misalnya, belerang akibat
letusan gunung berapi dapat merusak tanah dan mencemari air karena dapat meningkatkan kadar
asam air maupun tanah. Aliran air akibat banjir di daratan juga dapat mengkikis lapisan top
soil lahan pertanian maupun perkebunan sehingga lahan akan terdegradasi.
4.2 Dampak terhadap Infrastuktur

Bencana alam dalam skala besar dapat menyebabkan rusaknya prasarana dan sarana sehingga
menyebabkan berbagai aktivitas terganggu. Selain itu, bencana alam dapat menyebabkan kerugian
berupa kehilangan harta benda yang tak sedikit jumlahnya.

4.3 Dampak terhadap Kehidupan

Bencana alam memang tidak dapat diduga kapan dan di mana terjadinya sehingga tak heran jika
menyebabkan banyak korban jiwa. Beberapa bencana alam yang sangat dahsyat bahkan dapat
memakan jutaan korban jiwa. Tidak hanya manusia, bencana alam juga mengakibatkan matinya
banyak hewan yang tidak sempat menyelamatkan diri dari bencana alam.

4.4 Dampak terhadap Perekonomian

Bencana alam menimbulkan banyak kerusakan yang dapat mempengaruhi sumber daya alam
maupun sumber daya manusia, akibatnya pembangunan perekonomian akan terhambat. Selain itu,
bencana alam akan menyebabkan kelangkaan sumber daya sehingga akan timbul berbagai
masalah dalam perekonomian suatu negara. Bencana alam juga dapat mempengaruhi harga
komoditas pangan dan energi yang tentunya akan memicu terjadinya inflasi.
5. Mitigasi terhadap Bencana Alam

Bencana alam memang dapat menimbulkan dampak dan kerugian yang sangat besar, namun hal
tersebut dapat dikurangi melalui mitigasi. Mitigasi bencana alam merupakan upaya mengurangi dan
mencegah risiko kehilangan harta benda dan korban jiwa akibat bencana alam.

Mitigasi bencana alam dapat dilakukan melalui dua pendekatan, meliputi:

5.1 Pendekatan Struktural

Pendekatan struktural merupakan upaya mengurangi risiko bencana alam melalui pembangunan
fisik dan rekayasa teknis bangunan tahan bencana.

5.2 Pendekatan Non-struktural

Pendekatan non struktural merupakan upaya mengurangi risiko bencana yang bersifat non fisik
seperti kebijkan, pemberdayaan masyarakat, penguatan institusi, pemberdayaan masyarakat, dan
lain sebagainya. Pendekatan ini bersifat lebih berkelanjutan dari pada pendekatan struktural karena
memberikan efek jangka panjang.

6. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan


Bencana)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merupakan sebuah lembaga pemerintahan non
departemen yang berfungsi dalam perumusan dan penetapan penanggulangan bencana dan
penangangan pengungsi dengan bertindak cepat dan tepat serta efektif dan efisien; dan
pengkoordinasian pelaksanaan kegiatan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, dan
menyeluruh.

Dibentuknya lembaga ini didasari oleh kondisi Indonesia yang sangat berpotensi mengalami
bencana. Lembaga yang sebelumnya bernama Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan
Bencana (BKNPB) ini dibentuk pada tanggal 26 Januari 2008 berdasarkan Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2008.

7. Bencana Alam Paling Mengerikan

Sepanjang sejarah manusia hidup di muka bumi ini, bencana alam sudah terjadi berulang-kali dari
skala kecil hingga skala besar. Beberapa di antaranya bahkan juga disebut bencana alam paling
mematikan karena dampaknya yang sangat besar, bahkan hingga memakan banyak korban jiwa.
Berikut ini beberapa bencana alam paling mengerikan yang dikutip dari Brilio.net:

7.1 Gempa Antiokhia Tahun 526

Gempa bumi dahsyat ini terjadi di Suriah dan Kota Antiokhsia pada zaman Kekaisaran Romawi
Timur atau Bizantium yang sekarang menjadi Kota Turki. Gempa bumi Antiokhia menewaskan lebih
dari 250.000 jiwa dengan kekuatannya mencapai 7.5 skala ritcher. Kebakaran hebat selama
beberapa hari setelah gempa yang diperburuk dengan angin kencang menambah jumlah korban
jiwa dalam bencana alam ini.

7.2 Gempa Haiyuan Tahun 1920

Gempa bumi dengan kekuatan kurang lebih 7.8-8.5 skala ritcher terjadi di Tingkok dan memakan
korban jiwa hingga 273.400 orang. Gempa bumi ini juga memicu terjadinya tanah longsor di
Kabupaten Guyuan yang langsung menewaskan 30.000 orang.

7.3 Gempa Bumi dan Tsunami di Samudera Hindia Tahun


2004

Pada tahun 2004, Samudera Hindia diguncang gempa bumi yang juga mengakibatkan tsunami yang
sangat mengerikan. Gempa bumi terjadi dengan kekuatan 9.1 hingga 9.3 skala ritcher. Dua bencana
alam yang sangat mematikan ini menyebabkan kurang lebih 280.000 orang harus kehilangan
nyawnya. Gelombang tsunami ini bahkan sampai di pesisir pantai 14 negara dan yang paling parah
adalah Indonesia, Sri Langka, dan India.

7.4 Topan Calcutta Tahun 1737

Bencana alam yang terjadi di Benua Eropa ini dikenal sebagai topan paling mengerikan yang
pernah terjadi. Topan dahsyat ini mampu menghancurkan kapal-kapal di pelabuhan, menerbangkan
rumah, memotong sambungan jalur kereta api, dan menyebabkan tanah longsor di daerah
pegunungan. Bencana alam ini memakan korban jiwa hingga 300.000 orang.

7.5 Topan Bhola Tahun 1970

Pada tanggal 12 November 1970, Topan Bhola menerjang Bangladesh dengan kecepatan angin
mencapai 185 km/ jam. Bencana alam ini menyebabkan 500.000 orang harus kehilangan nyawanya.

7.6 Gempa Tangshan Tahun 1976

Gempa bumi dengan kekuatan 7.8 skala ritcher mengguncang kota Tangshan, Tiongkok yang
terletak di sebelah timur Hebei. Pada awalnya Pemerintah Tiongkok menganggap gempa bumi ini
sebagai gempa bumi terdahsyat di abad ke-20 karena memakan korban jiwa sebanyak 655.000
orang, namun berdasarkan perhitungan resmi bencana ini memakan korban jiwa sebanyak kurang
lebih 240.000 orang saja.

7.7 Gempa Shaanxi Tahun 1556

Gempa bumi ini terjadi pada malam hari di daerah padat penduduk dan langsung menelan korban
jiwa kurang lebih 830.000 orang. Gempa dengan kekuatan 8-8.3 skala ritcher ini juga menyebabkan
tanah longsor di daerah pegunungan dan membuat desa terdekat hilang tertimbun tanah.

7.8 Banjir Sungai Kuning Tahun 1887

Banjir ini disebabkan oleh meluapnya air Sungai Kuning karena tak mampu lagi menampung air
yang terus bertambah karena hujan deras. Banjir mengerikan ini membunuh kurang lebih 900.000
sampai 2.000.000 orang, merusak tanaman, menghancurkan pemukiman, dan memicu berbagai
jenis penyakit.

Kejadian-kejadian banjir terdahsyat juga dapat dilihat dalam artikel “Pengertian, Jenis, Dampak,
dan Pengendalian Banjir“.
7.9 Banjir Tiongkok Tahun 1931

Pada tahun 1931, Tiongkok mengalami banjir mengerikan, peristiwa ini bahkan disebut sebagai
peristiwa terburuk di abad ke-20. Total korban jiwa akibat bencana alam ini diperkirakan mencapai
3.7 hingga 4 juta jiwa. Banjir ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang tidak normal selama dua bulan.

7.10 Kekeringan Di Tiongkok Tahun 1876-1879

Bencana alam yang juga dikenal dengan istilah “Kelaparan Tiongkok Utara” merupakan bencana
yang sangat mengerikan. Kurang lebih selama tiga tahun seluruh wilayah di Tiongkok tidak pernah
diguyur hujan. Dikabarkan hingga 13 juta orang meninggal karena kelaparan dan serangan berbagai
jenis penyakit.
8. Bencana Alam dan Perubahan Iklim

Saat ini potensi terjadinya bencana semakin meningkat di berbagai daerah. Potensi bencana alam
juga dapat dikaitakan dengan perubahan iklim yang kini menjadi isu lingkungan paling sering
diperbincangkan. Perubahan iklim akibat pemanasan global (Global warming) di dunia akan
menyebabkan hilangnya keseimbangan ekologi terutama menyebabkan kondisi cuaca semakin
ekstrem sehingga bencana alam akan semakin sering terjadi, misalnya badai siklon tropis, kenaikan
suhu yang ekstrem, kekeringan, banjir, El Nino, dan lain sebagainya.

Siklus Penanggulangan Bencana


BY LUCIA FEBRIARLITA JANUARI 6, 2018
Evakuasi korban bencana longsor di Purworejo, Jawa Tengah. Bencana ini
terjadi pada 18 Juni 2016. (Sumber: nasional.republika.co.id)
Tertimpa bencana adalah hal yang sulit untuk dihindari karena lari ke mana pun pasti tetap ada
dampak negatif yang diderita. Meski demikian, kita dapat meminimalkan dampaknya dengan
melakukan penanggulangan bencana sedini mungkin. Berdasarkan prosesnya, penanggulangan
bencana dilakukan dengan tiga tahap yang berkesinambungan. Oleh karena itu, tahapan
penanggulangan bencana ini sering disebut siklus penanggulangan bencana.

Ada empat tahapan dalam penanggulangan bencana. Tahapan tersebut dapat meliputi proses
pencegahan dan mitigasi; kesiapsiagaan; tanggap darurat; dan rehabilitasi serta rekonstruksi.
Secara umum digambarkan sebagai berikut.
A. Tahap Pencegahan dan Mitigasi

Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dilakukan untuk mengurangi serta menanggulangi
resiko bencana. Rangkaian upaya yang dilakukan dapat berupa perbaikan dan modifikasi
lingkungan fisik maupun penyadaran serta peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana.

Tahap pencegahan dan mitigasi bencana dapat dilakukan secara struktural maupun kultural (non
struktural). Secara struktural upaya yang dilakukan untuk mengurangi kerentanan (vulnerability)
terhadap bencana adalah rekayasa teknis bangunan tahan bencana. Sedangkan secara kultural
upaya untuk mengurangi kerentanan (vulnerability) terhadap bencana adalah dengan cara
mengubah paradigma, meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga terbangun masyarakat
yang tangguh. Mitigasi kultural termasuk di dalamnya adalah membuat masyarakat peduli
terhadap lingkungannya untuk meminimalkan terjadinya bencana.

Kegiatan yang secara umum dapat dilakukan pada tahapan ini adalah:

1. membuat peta atau denah wilayah yang sangat rawan terhadap bencana
2. pembuatan alarm bencana
3. membuat bangunan tahan terhadap bencana tertentu
4. memberi penyuluhan serta pendidikan yang mendalam terhadap masyarakat yang berada di
wilayah rawan bencana.

B. Tahap Kesiapsiagaan

Tahap kesiapsiagaan dilakukan menjelang sebuah bencana akan terjadi. Pada tahap ini alam
menunjukkan tanda atau signal bahwa bencana akan segera terjadi. Maka pada tahapan ini,
seluruh elemen terutama masyarakat perlu memiliki kesiapan dan selalu siaga untuk menghadapi
bencana tersebut.

Pada tahap ini terdapat proses Renkon yang merupakan singkatan dari Rencana Kontinjensi.
Kontinjensi adalah suatu keadaan atau situasi yang diperkirakan akan segera terjadi, tetapi
mungkin juga tidak akan terjadi. Rencana Kontinjensi berarti suatu proses identifikasi dan
penyusunan rencana yang didasarkan pada keadaan kontinjensi atau yang belum tentu tersebut.
Suatu rencana kontinjensi mungkin tidak selalu pernah diaktifkan, jika keadaan yang
diperkirakan tidak terjadi.

Secara umum, kegiatan pada tahap kesiapsiagaan antara lain:

1. menyusun rencana pengembangan sistem peringatan, pemeliharaan persediaan dan


pelatihan personil.
2. menyusun langkah-langkah pencarian dan penyelamatan serta rencana evakuasi untuk
daerah yang mungkin menghadapi risiko dari bencana berulang.
3. melakukan langkah-langkah kesiapan tersebut dilakukan sebelum peristiwa bencana terjadi
dan ditujukan untuk meminimalkan korban jiwa, gangguan layanan, dan kerusakan saat
bencana terjadi.

C. Tahap Tanggap Darurat

Tahap tanggap darurat dilakukan saat kejadian bencana terjadi. Kegiatan pada tahap tanggap
darurat yang secara umum berlaku pada semua jenis bencana antara lain:

1. —Menyelamatkan diri dan orang terdekat.


2. —Jangan panik.
3. —Untuk bisa menyelamatkan orang lain, anda harus dalam kondisi selamat.
4. —Lari atau menjauh dari pusat bencana tidak perlu membawa barang-barang apa pun.
5. Lindungi diri dari benda-benda yang mungkin melukai diri
D.Tahap Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Tahapan rehabilitasi dan rekonstruksi biasa dilakukan setelah terjadinya bencana. Kegiatan inti
pada tahapan ini adalah:

1. Bantuan Darurat
 —Mendirikan pos komando bantuan
 Berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana Penanggulangan Bencana
(SATKORLAK PBP) dan pemberi bantuan yang lain.
 Mendirikan tenda-tenda penampungan, dapur umum, pos kesehatan dan pos koordinasi.
 Mendistribusikan obat-obatan, bahan makanan dan pakaian.
 Mencari dan menempatkan para korban di tenda atau pos pengungsian.
 Membantu petugas medis untuk pengobatan dan mengelompokan korban.
 Mencari, mengevakuasi, dan makamkan korban meninggal.
2. Inventarisasi kerusakan
 Pada tahapan ini dilakukan pendataan terhadap berbagai kerusakan yang terjadi, baik
bangunan, fasilitas umum, lahan pertanian, dan sebagainya.
3. Evaluasi kerusakan
 Pada tahapan ini dilakukan pembahasan mengenai kekurangan dan kelebihan dalam
penanggulangan bencana yang telah dilakukan. Perbaikan dalam penanggulangan
bencana diharapkan dapat dicapai pada tahapan ini.
4. Pemulihan (Recovery)
 Pada tahapan ini dilakukan pemulihan atau mengembalikan kondisi lingkungan yang
rusak atau kacau akibat bencana seperti pada mulanya. Pemulihan ini tidak hanya
dilakukan pada lingkungan fisik saja tetapi korban yang terkena bencana juga diberikan
pemulihan baik secara fisik maupun mental.
5. Rehabilitasi (Rehabilitation)
 —Mulai dirancang tata ruang daerah (master plan) idealnya dengan memberi
kepercayaan dan melibatkan seluruh komponen masyarakat utamanya korban bencana.
Termasuk dalam kegiatan ini adalah pemetaan wilayah bencana.
 Mulai disusun sistem pengelolaan bencana yang menjadi bagian dari sistem
pengelolaan lingkungan
 Pencarian dan penyiapan lahan untuk permukiman tetap
 Relokasi korban dari tenda penampungan
 Mulai dilakukan perbaikan atau pembangunan rumah korban bencana
 Pada tahap ini mulai dilakukan perbaikan fisik fasilitas umum dalam jangka menengah
 Mulai dilakukan pelatihan kerja praktis dan diciptakan lapangan kerja
 Perbaikan atau pembangunan sekolah, sarana ibadah, perkantoran, rumah sakit dan
pasar mulai dilakukan
 Fungsi pos komando mulai dititikberatkan pada kegiatan fasilitasi atau pendampingan.
6. Rekonstruksi
 Kegiatan rekonstruksi dilakukan dengan program jangka menengah dan jangka panjang
guna perbaikan fisik, sosial dan ekonomi untuk mengembalikan kehidupan masyarakat
pada kondisi yang lebih baik dari sebelumnya
7. Melanjutkan pemantauan
 Wilayah yang pernah mengalami sebuah bencana memiliki kemungkinan besar akan
mengalami kejadian yang sama kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan pemantauan
terus-menerus untuk meminimalisir dampak bencana tersebut.

Anda mungkin juga menyukai