PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Nurul Kholipah
NIM 1901069
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUL FALAH
2023
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Nurul Kholipah
NIM 1901069
Disahkan Oleh :
Dosen Pembimbing Akademik
Saepulloh, M.A
NIDN. 2105026702
Menyetujui
Ketua Program Studi
Pendidikan Agama Islam
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
2.4 Penelitian yang Relevan ..................................................................26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
َو َج ِد ْلهُ ْم،ة ْال َح َسنَ ِةdِ َلى َسبِي ِْل َرب َِّك باِ ْل ِح ْك َم ِة َو ْال َم ْو ِعظ َ ع ِإ ٌ اٌ ْد
َ باِ لّتِ ْي ِه َى َأحْ َس ُن ِإ َّن َرب ََّك هُ َو َأ ْعلَ ُم بِ َم ْن
ض َّل َع ْن َسبِ ْيلِ ْي ِه
َوهُ َو َأ ْعلَ ُم با ِ ْل ُم ْهتَ ِد ي َْن
Artinya: “serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan
hikmah dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih
mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” (Kementerian
Agama RI, 2011, hal. 417)
Berdasarkan ayat tersebut diterangkan bahwa metode yaitu cara
untuk mengantarkan bahan pembelajaran memakai asas pendidikan
ataupun teori belajar. Secara definisi, metode bisa diartikan suatu
prosedur yang dipergunakan pendidik dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (dari segi
pendidik).
Selain itu metode juga dapat berarti teknik yang dipergunakan
peserta untuk menguasai materi tertentu dalam proses mencari ilmu
pengetahuan (dari segi peserta didik). Metode pembelajaran adalah
cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh peserta agar
terjadi proses belajar pada peseerta didik dalam upaya mencapai tujuan.
6
7
صلَو ِة َّ يََأيُّهَا الَّ ِذي َْن َءا َمنُ ْو ا ا ْستَ ِع ْينُ ْو ا باِ ل
َّ صب ِْر َوال
)153( ْنَ صبِ ِريَّ ِإناَهللَ َم َع ال
Artinya: ”Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah
pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Sungguh,
Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Kementerian Agama
RI, 2011, hal. 231)
Maka mintalah tolong terhadap Allah SWT, dan perbanyak
mentakrir ketika shalat. Seperti yang telah dilaksanan Rosulullah
dan para sahabat. Kemudian pula Allah SWT berfirman dalam
Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat 238, yang artinya:
13
kuat maka hafalan akan lebih cepat dan kuat. Berikut ini faktor
penghambat dalam menghafal Al-qur’an:
a. Menghafal itu sulit
b. Ayat yang dihafal sering lupa
c. Banyak ayat-ayat yang serupa
d. Gangguan internal dan eksternal
e. Banyak kesibukan
f. Melemahnya semangat
2.2.3 Syarat-syarat Menghafal Al-Quran
Adapun syarat yang harus dimiliki oleh calon penghafal al-Qur’an
adalah sebagai berikut :
a. Mampu mengosongkan benaknya dari pikiran-pikiran dan
permasalahan yang akan mengganggunya.
b. Memiliki niat yang ikhlas.
c. Memiliki keteguhan hati dan kesabaran.
d. Bersikap konsisten (istiqāmah).
e. Menjauhi dari sifat tercela (madzmūmah).
f. Mendapat izin dari orang tua.
g. Mampu membaca dengan baik.
2.2.4 Keutamaan Mengahafal Al-Quran
Membaca, mendengarkan, mempelajari, dan mengamalkan
Alquran tentu akan mendapatkan kemuliaan tersendiri dari Allah SWT.
Apalagi, bisa menghafal Alquran.
Berikut 12 keutamaan bagi penghafal Alquran:
Pertama, mendapatkan kedudukan yang tinggi dalam pandangan
Allah SWT. Hal ini dikarenakan, seseorang yang menghafal Alquran
sudah pasti mencintai Kalamullah (perkataan Allah), sedangkan Allah
sangat mencintai mereka yang cintai pada kalam-Nya.
Kedua, penghafal Al-Quran akan meraih banyak sekali pahala,
karna setiap satu huruf Al-Quran yang dibaca akan mendapatkan 10
pahala.
20
28
29
3.3 Partisipan
Subyek yang akan diteliti pada penelitian ini yaitu siswa-siswa kelas XII
dan Guru pembimbing tahfidz di MA Syarif Hidayatulloh yaitu sebagai
informan untuk mengetahui penerapan metode takrir dalam menjaga hafalan
Al-Quran peserta didik juz 29 dan juz 30 di MA Syarif Hidayatulloh
Cipongkor Bandung Barat.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Agar variabel dalam penelitian ini dapat diukur dan diobservasi (diamati)
maka perlu dirumuskan terlebih dahulu definisi operasional variabel.
Definisi operasional variabel adalah definisi yang didasarkan pada sifat
yang mudah diamati, mempunyai rumusan yang jelas dan pasti serta tidak
membingungkan. Definisi operasional merupakan unsur penting dalam
penelitian , karena melalui definisi operasional variabel maka seorang peneliti
menyusun dan membuat alat ukur data yang tepat dan akurat. Oleh karena itu,
untuk memberikan kemudahan dalam proses pengukuran variabel penelitian
ini, variabel yang dibahas didefinisikan secara operasional sebagai berikut :
1. Metode Takrir
Metode takrir yaitu mengulang hafalan atau mensima’kan hafalan
yang pernah dihafalkan/sudah pernah disima’kan kepada guru tahfidz,
takrir dimaksudkan agar hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan
baik. Selain dengan guru, takrir juga dilakukan sendiri sendiri dengan
maksud melancarkan hafalan yang telah dihafal, sehingga tidak mudah
lupa.
2. Kemampuan Menghafal Al-Quran
Menghafal Al-qur’an adalah suatu proses mengingat, dimana
seluruh materi harus diingat secara sempurna. Karena itu, seluruh proses
pengingatan terhadap ayat dan bagian-bagiannya itu mulai dari proses
awal hingga pengingatan kembali (recalling) harus tepat.
30
3. Verifikasi/Penarikan Kesimpulan
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
awal yang dilakukan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap
pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid
dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data,
maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang
kredibel.(Sugiono, 2017: 35)
3.6.2 Pengkajian Keabsahan Data
Agar data yang diperoleh dalam penelitian ini dijamin
kepercayaannya, maka peneliti menempuh cara-cara sebagai berikut :
1. Ketekunan pengamatan
Ketekunan pengamatan yaitu peneliti mengadakan pengamatan
dengan teliti dan rinci serta berkesinambungan terhadap faktor-
faktor yang menonjol dalam peranan guru sebagai motivator dalam
meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran.
2. Teknik tringualisasi sumber dan metode
Tringualisasi teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
membandingkan data dan informasi yang dikumpulkan melalui
teknik lainnya. Tringualisasi pada penelitian ini dilakukan dengan
wawancara langsung dan wawancara tidak langsung. Observasi tidak
langsung dilaksanakan dengan bentuk pengamatan atas beberapa
kelakuan dan kejadian dan kemudian di tringualisasi seperti hasil
observasi tentang pelaksanaan pembinaan pendidikan dan pelatihan
yang dicocokan dengan keterangan yang diberikan oleh guru PAI
dan begitu juga dengan dokumen-dokumen yang peneliti dapatkan.
Dari hasil pengamatan tersebut maka ditarik benang merahnya yang
berhubungan.
33
3. Member check
Member check dilakukan pada subyek wawancara dan bentuk
penyampaian ide yang terungkap peneliti saat wawancara, cara
kedua tidak langsung dalam bentuk penyampaian rangkuman hasil
wawancara. Setelah peneliti mengetik dan menyusun menurut tertib
masalah yang dirancang pada proposal. Dalam hal ini tidak setiap
sasaran penelitian dapat memberi check. Pengakuan kebenaran data
oleh pihak-pihak tertentu yang dianggap sumber informasi dari yang
sudah diwawancarai dinyatakan memadai mewakili sumber
informasi sasaran wawancara.
4. Diskusi sejawat serta arahan disertai pertimbangan
Diskusi sejawat dalam rangka lebih menangkap ide-ide yang
terus menerus dengan teman yang menguasai tentang masalah
tersebut serta mendapat arahan dari dosen pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA
34