Anda di halaman 1dari 12

Perlindungan dan Penegakan Hukum

serta Peradilan Nasional

BAB I
PENDAHULUAN

Penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk mencapai atau menciptakan tata
tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat baik itu merupakan usaha pencegahan
maupun pemberantasan atau penindakan setelah terjadinya pelanggaran hukum, dengan
perkataan lain baik secara preventif maupun represif. Sejauh ini peraturan yang mengatur
tentang penegakan hukum dan perlindungan hukum terhadap keluhuran harkat martabat
manusia di dalam proses pidana pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-undang
Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1981 Tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).

Lembaga peradilan sebagai lembaga penegakan hukum dalam system mperadilan


pidana merupakan suatu tumpuan harapan dari para pencari keadilan yang selalu menghendaki
peradilan yang sederhana, cepat dan biaya ringan sebagaimana yang diatur dalam pasal 2 ayat
(4) Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Keadilan yang
dihasilkan dari suatu lembaga peradilan melalui suatu proses peradilan yang tertuang di dalam
putusan hakim adalah merupakan syarat utama di dalam mempertahankan kelangsungan hidup
suatu masyarakat sebab putusan-putusan hakim yang kurang adil membuat kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga peradilan menjadi berkurang, sehingga mengakibatkan
Universitas Sumatera Utaramasyarakat enggan untuk menempuh jalur hukum di dalam
mengatasi permasalahan hukum yang mereka hadapi. Maka dalam hal ini hakim sebagai
pejabat Negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili dalam suatu
proses peradilan pidana, mempunyai suatu peranan penting dalam penegakan hukum pidana
untuk tercapainya suatu keadilan yang diharapkan dan dicita-citakan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Hukum


Berikut adalah definisi hukum menurut beberapa ahli
1. E. Utretch
Hukum adalah himpunan peraturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus
tata-tertib suatu masyarakat yang harus ditaati oleh masyarakat tersebut.
2. Imannuel Kant
Hukum merupakan keseluruhan syarat yang mengatur kehendak seseorang sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan kehendak orang lain.
3. Leon Duguit
Hukum adalah aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan bagi tingkah laku manusia
sekaligus menjadi pedoman bagi penguasa negara untuk menjalankan tugas.

Hukum terdiri atas beberapa unsur yaitu sebagai berikut:

a) Peraturan atau norma mengenai pergaulan manusia dalam pergaulan masyarakat.

b) Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.

c) Peraturan itu bersifat memaksa.

d) Sanksi terhadap pelanggar peraturan tersebut tegas, berupa hukuman.

Hukum juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a) Adanya perintah atau larangan

b) Perintah dan atau larangan itu harus ditaati oleh semua orang

c) Pelanggar hukum dapat dikenakan sanksi

2.2 Hakikat Perlindungan dan Penegakan Hukum

2.2.1 Definisi Perlindungan Hukum

Menurut Andi Hamzah sebagaimana dikutip oleh Soemardi dalam artikelnya yang
berjudul Hukum dan Penegakan Hukum (2007), perlindungan hukum dimaknai sebagai daya
upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang
bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai
dengan hak-hak asasi yang ada. Makna tersebut tidak terlepas dari fungsi hukum itu sendiri,
yaitu untuk melindungi kepentingan manusia. Dengan kata lain hukum memberikan
perlindungan kepada manusia dalam memenuhi berbagai macam kepentingannya, dengan
syarat manusia juga harus melindungi kepentingan orang lain.

Di sisi lain, Simanjuntak dalam artikelnya yang berjudul Tinjauan Umum tentang
Perlindungan Hukum dan Kontrak Franchise (2011), mengartikan perlindungan hukum
sebagai segala upaya pemerintah untuk menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada warganya agar hak-haknya sebagai seorang warga negara tidak dilanggar,
dan bagi yang melanggarnya akan dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Dengan demikian, suatu perlindungan dapat dikatakan sebagai perlindungan hukum apabila
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:

a. Adanya perlindungan dari pemerintah kepada warganya.

b. Jaminan kepastian hukum.

c. Berkaitan dengan hak-hak warganegara.

d. Adanya sanksi hukuman bagi pihak yang melanggarnya.

Pada hakikatnya setiap orang berhak mendapatkan perlindungan dari hukum. Oleh
karena itu, terdapat banyak macam perlindungan hukum. Dari sekian banyak jenis dan macam
perlindungan hukum, terdapat beberapa diantaranya yang cukup populer dan telah akrab di
telinga kalian, seperti perlindungan hukum terhadap konsumen. Perlindungan hukum terhadap
konsumen ini telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen yang pengaturannya mencakup segala hal yang menjadi hak
dan kewajiban antara produsen dan konsumen

Selain itu, terdapat juga perlindungan hukum yang diberikan kepada Hak atas Kekayaan
Intelektual (HaKI). Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual meliputi, hak cipta dan
hak atas kekayaan industri. Pengaturan mengenai hak atas kekayaan intelektual tersebut telah
dituangkan dalam sejumlah peraturan perundang-undangan, seperti Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2001 tentang Paten, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Perlindungan Varietas Tanaman, dan lain sebagainya.

Tersangka sebagai pihak yang diduga telah melakukan perbuatan hukum juga memiliki
hak atas perlindungan hukum. Perlindungan hukum terhadap tersangka diberikan berkaitan
dengan hak-hak tersangka yang harus dipenuhi agar sesuai dengan prosedur pemeriksaan
sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan. Hukum dapat secara efektif
menjalankan fungsinya untuk melindungi kepentingan manusia, apabila ditegakkan. Dengan
kata lain perlindungan hukum dapat terwujud apabila proses penegakan hukum dilaksanakan.

Proses penegakan hukum merupakan salah satu upaya untuk menjadikan hukum
sebagai pedoman dalam setiap perilaku masyarakat maupun aparat atau lembaga penegak
hukum. Dengan kata lain, penegakan hukum merupakan upaya untuk melaksanakan ketentuan-
ketentuan hukum dalam berbagai macam bidang kehidupan. Penegakan hukum merupakan
syarat terwujudnya perlindungan hukum. Kepentingan setiap orang akan terlindungi apabila
hukum yang mengaturnya dilaksanakan baik oleh masyarakat ataupun aparat penegak hukum.
Misalnya, perlindungan hukum konsumen akan terwujud, apabila undang-undang
perlindungan konsumen dilaksanakan, hak cipta yang dimiliki oleh seseorang juga akan
terlindungi apabila ketentuan mengenai hak cipta juga dilaksanakan. Begitu pula dengan
kehidupan di sekolah, keluarga dan masyarakat akan tertib, aman dan tenteram apabila norma-
norma berlaku di lingkungan tersebut dilaksanakan.

2.2.2 Dasar Perlindungan Hukum

Adapun dasar hukum yang mengatur tentang perlindungan dan penegakan hukum di
Indonesia, antara lain:

1. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya
di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.”

2. Pasal 28 D ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,
perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.”
3. Pasal 28 ayat (5) UUD 1945 yang berbunyi “Untuk menegakkan dan melindungi Hak Asasi
Manusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan Hak Asasi
Manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.”

4. Pasal 30 ayat (4) UUD 1945 yang berbunyi “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
alat negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum.

5. Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan
yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan

2.2.3 Pentingnya Perlindungan dan Penegakan Hukum

Sebagai negara hukum, Indonesia wajib melaksanakan proses perlindungan dan


penegakan hukum. Negara wajib melindungi warga negaranya dari berbagai macam
ketidakadilan, ketidaknyaman dan penyimpangan hukum lainnya. Selain itu, Negara
mempunyai kekuasaan untuk memaksa seluruh warga negaranya untuk melaksanakan semua
ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Perlindungan dan penegakan hukum sangat penting dilakukan, karena dapat


mewujudkan hal-hal berikut ini:

2.3.4 Tegaknya Supremasi Hukum

Supremasi hukum bermakna bahwa hukum mempunyai kekuasaan mutlak dalam


mengatur pergaulan manusia dalam berbagai macam kehidupan. Dengan kata lain, semua
tindakan warga negara maupun pemerintahan selalu berlandaskan pada hukum yang berlaku.
Tegaknya supremasi hukum tidak akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku tidak
ditegakkan baik oleh masyarakat maupun aparat penegak hukum.

2.3.5 Tegaknya Keadilan

Tujuan utama hukum adalah mewujudkan keadilan bagi setiap warga negara. Setiap
warga negara dapat menikmati haknya dan melaksanakan kewajibannya merupakan wujud dari
keadilan tersebut. Hal itu dapat terwujud apabila aturan-aturan ditegakkan.

2.3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perlindungan dan Penegakkan Hukum


Kehidupan yang diwarnai suasana yang damai merupakan harapan setiap orang.
Perdamaian akan terwjud apabila setiap orang merasa dilindungi dalam segala bidang
kehidupan. Hal itu akan terwujud apabila aturan-aturan yang berlaku dilaksanakan.

Keberhasilan proses perlindungan dan penegakan hukum tidaklah semata-mata


menyangkut ditegakkannya hukum yang berlaku, akan tetapi menurut Soerjono Soekanto
(dalam bukunya yang berjudul Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, 2002)
sangat tergantung pula dari beberapa faktor, antara lain:

a. Hukumnya. Dalam hal ini yang dimaksud adalah undang-undang dibuat tidak boleh
bertentangan dengan ideologi negara, dan undang-undang dibuat haruslah menurut ketentuan
yang mengatur kewenangan pembuatan undangundang sebagaimana diatur dalam Konstitusi
negara, serta undang-undang dibuat haruslah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat
di mana undang-undang tersebut diberlakukan.

b. Penegak hukum, yakni pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam bidang penegakan
hukum. Penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan peranannya
masing-masing yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan. Dalam menjalankan
tugas tersebut dilakukan dengan mengutamakan keadilan dan profesionalisme, sehingga
menjadi panutan masyarakat serta dipercaya oleh semua pihak termasuk semua anggota
masyarakat.

c. Masyarakat, yakni masyarakat lingkungan di mana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
Maksudnya warga masyarakat harus mengetahui dan memahami hukum yang berlaku, serta
menaati hukum yang berlaku dengan penuh kesadaran akan penting dan perlunya hukum bagi
kehidupan masyarakat.

d. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Sarana atau fasilitas`tersebut
mencakup tenaga manusia yang terdidik dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang
memadai, keuangan yang cukup, dan sebagainya. Ketersediaan sarana dan fasilitas yang
memadai merupakan suatu keharusan bagi keberhasilan penegakan hukum.

e. Kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta dan rasa yang didasarkan pada karsa manusia di
dalam pergaulan hidup. Dalam hal ini kebudayaan mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum
yang berlaku, nilai-nilai mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang
dianggap baik sehingga dianut, dan apa yang dianggap buruk sehingga dihindari.

2.3 Peran Lembaga Penegak Hukum dalam Menjamin Keadilan dan Kedamaian
2.3.1 Polri
Polri memiliki gerakan 6M yaitu:
 Mengatur lalu lintas
 Membrantas gerakan terorisme
 Mencegah penyalahgunaan narkoba
 Memelihara keamanan dan ketertiban
 Memberi perlindungan
 Menegakkan hokum

Keberadaan Polri di Indoesia diatur dalam pasal-pasal berikut:

 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2003 Tentang


Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia

 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1974 tentang Tugas


Kepolisian

 PERKAP NOMOR 14 TAHUN 2011 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian

2.3.2 Kejaksaan
Kejaksaan memiliki peran di tiga bidang, yaitu di bidang pidana, perdata dan tata
usaha negara, dan ketertiban dan ketentraman umum.
A. Di bidang pidana
 Melakukan penuntutan
 Melaksanakan penetapan Hakim dan putusan pengadilan
 Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan pidana
 Melakukan penyidikan terhadap tindak pidana tertentu
 Melengkapi berkas perkara tertentu
B. Di bidang perdata dan tata hokum
 Kejaksaan ,dengan kuasa khusus dapat bertindak baik didalam maupun diluar
pengadilan.

C. Di bidang ketertiban dan ketentraman umum


 Peningkatan kesadaran hukum masyarakat
 Pengamanan kebijakan penegakan hukum
 Pengawasan peredaran barang cetakan
 Pengawasan aliran kepercayaan yg dapat membahayakan masyarakat
 Penelitian dan pengembanagn hukum serta statistik criminal

2.3.3 Kehakiman
Berdasarkan UU RI Nomor 48 tahun 2009, kekuasaan kehakiman di Indonesia
dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawah
Mahkamah Agung, yang meliputi badan peradilan yang berada di lingkungan
Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer dan Peradilan Tata Usaha
Negara serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi.

Hakim dapat digolongkan ke dalam tiga kelompok berdasarkan jenis lembaga


peradilannya, sebagai berikut:
1. Hakim pada Mahkamah Agung yang disebut dengan Hakim Agung
2. Hakim pada badan peradilan di bawah Mahkamah Agung
3. Hakim pada Mahkamah Konstitusi yang disebut dengan Hakim Konstitusi

2.3.4. Advokat
Advokat disebut juga penasihat hukum atau pengacara. Secara umum advokat adalah
orang yang diberi kuasa untuk memberi bantuan di bidang hokum, baik perdata atau pidana
kepada yang memerlukannya, baik berupa nasihat (konsultasi) maupun bantuan hukum aktif
baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan jalan mewakili, mendampingi, membela,
dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan hukum para pengguna jasanya.
Advokat menjalankan tugas profesi demi tegaknya keadilan berdasarkan hukum untuk
kepentingan masyarakat termasuk usaha memberdayakan masyarakat untuk menyadari apa
yang menjadi hak-hak fundamental mereka di depan hukum.
Keberadaan advokat diatur dalam UU RI Nomor 18 tahun 2003 tentang Advokat. Adapun
tugas advokat adalah membuat dan mengajukan gugatan, jawaban, tangkisan, sangkalan,
memberi pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan perkaranya dan
sebagainya. Advokat juga bertugas membantu hakim dalam mencari kebenaran dan tidak
boleh memutar balikkan perisiwa demi kepentingan kliennya agar kliennya menang dan
bebas.

2.3.5 Komisi Pemberantas Korupsi


Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) adalah sebuah lembaga negara yang berfungsi
sebagai penegak hokum khusus. KPK dibentuk dengan tujuan meningkatkan daya guna dan
hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. KPK dibentuk berdasarkan
UU Nomor 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
KPK merupakan lembaga negara yang bersifat independen, yang dalam melaksanaan
tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun. Peramn KPK adalah sebagai trigger
mechanism, yaitu mendorong atau sebagai stimulus agar upaya pemberantasan korupsi oleh
lembaga-lembaga yang telah ada sebelumnya menjadi lebih efektif dan efisien. Adapun tugas
KPK adalah
 Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana
korupsi (TPK)
 Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan TPK
 Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap TPK
 Melakukan tindakan pencegahan TPK
 Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara
Dalam pelaksanaan tugasnya, KPK berpedoman pada lima asas, yaitu:
 Kepastian hukum
 Keterbukaan
 Akuntabilitas
 Kepentingan umum
 Proporsionalitas
KPK bertanggung jawab kepada publik dan menyampaikan laporannya secara terbuka dan
berkala kepada Presiden, DPR, dan BPK. KPK dipimpin oleh Pimpinan KPK yang terdiri
atas lima orang, seorang ketua merangkap anggota dan empat orang wakil ketua merangkap
anggota. Kelima orang tersebut merupakan pejabat negara. Pimpinan KPK memegang
jabatan selama empat tahun dan dapat dipilih kembali hanya untuk sekali masa jabatan.
Dalam pengambilan keputusan, pimpinan KPK bersifat kolektif kolegial.
Pimpinan KPK membawahkan empat bidang, yaitu bidang Pencegahan, Penindakan,
Informasi dan Data, serta Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat. Masing-masing
bidang tersebut dipimpin oleh seorang deputi. KPK juga dibantu Sekretariat Jenderal yang
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden namun bertanggung jawab terhadap pemimpin
KPK.

2.4 Dinamika Pelanggaran Hukum dalam Masyarakat

Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain,
pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan
pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain. Pelanggaran
hukum merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap hukum. Ketidakpatuhan terhadap hukum
dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu:

a. Pelanggaran hukum oleh pelaku pelanggaran sudah dianggap sebagai kebiasaan bahkan
kebutuhan

b. Hukum yang berlaku sudah tidak sesuai lagi dengan tuntutan kehidupan.

Saat ini kita sering melihat berbagai pelanggaran hukum banyak terjadi di negara ini.
Hampir setiap hari kita mendapatkan informasi mengenai terjadinya tindakan melawan hukum
baik yang dilakukan oleh masyarakat ataupun oleh aparat penegak hukum sendiri. Berikut ini
contoh perilaku yang bertentangan dengan hukum yang dilakukan di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat, bangsa dan negara:

• Membuang sampah sembarangan.

• Tidak mempunyai KTP padahal usia sudah mencukupi.

• Tidak menggunakan helm.

• Tidak mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

• Memasuki jalur busway.

• Berkendara tanpa SIM.

• Pencurian kendaraan bermotor.


• Perampokan, pembunuhan, dan penggelapan.

• Merusak fasilitas umum.

• Tidak membayar pajak.

2.5 Peran Masyarakat dalam Perlindungan dan Penegakan Hukum di Indonesia


Peran masyarakat dapat berupa secara aktif dengan patuh terhadap hukum yang berlaku
serta menjalankannya dan berpartisipasi dalam upaya penegakan hukum dengan cara
melaporkan tindakan melanggar hukum baik yang dilakukan oknum penegak hukum
maupun masyarakat yang terjadi di lingkungan sekitar kepada Kepolisian Republik
Indonesia. Hal ini secara tidak langsung merupakan fungsi pengawasan yang dilakukan
oleh masyarakat. Berikut adalah contoh perilaku sadar hukum di berbagai lingkungan:

 Mentaati aturan yang berlaku dalam keluarga.


 Mentaati peraturan yang berlaku di sekolah (membayar spp tepat waktu, memakai
seragam dengan rapi, dan tidak terlambat).
 Disiplin dalam belajar di kelas.
 Menghormati guru, siswa lain, dan semua warga di sekolah.
 Taat dan patuh terhadap aturan masyarakat.
 Selalu memelihara ketertiban, keamanan, dan kententraman.
 Menjaga nama baik bangsa dan negara.
 Taat dan patuh dalam menjalani aturan-aturan negara.
 Tertib ketika berlalu lintas.
 Memiliki KTP bagi yang sudah berusia 17 tahun.
 Memiliki SIM bagi pemilik kendaraan bermotor.
 Ikut serta dalam kegiatan pemulihan umum.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menurut Andi Hamzah sebagaimana dikutip oleh Soemardi dalam artikelnya yang
berjudul Hukum dan Penegakan Hukum (2007), perlindungan hukum dimaknai sebagai daya
upaya yang dilakukan secara sadar oleh setiap orang maupun lembaga pemerintah, swasta yang
bertujuan mengusahakan pengamanan, penguasaan dan pemenuhan kesejahteraan hidup sesuai
dengan hak-hak asasi yang ada.

Pelanggaran hukum disebut juga perbuatan melawan hukum, yaitu tindakan seseorang
yang tidak sesuai atau bertentangan dengan aturan-aturan yang berlaku. Dengan kata lain,
pelanggaran hukum merupakan pengingkaran terhadap kewajiban-kewajiban yang telah
ditetapkan oleh peraturan atau hukum yang berlaku, misalnya kasus pembunuhan merupakan
pengingkaran terhadap kewajiban untuk menghormati hak hidup orang lain.

Perlindungan dan penegakan hokum memerlukan peran aktif dari baik pemerintah
maupun masyarakat. Pemerintah membantu menegakkan hukum dengan cara membuat hukum
itu sendiri dan mengadili para pelanggar hukum sementara masyarakat dapat membantu
melalui mentaati hukum serta mengawasi pelaksanaan hukum. Lembaga-lembaga penegak
hukum juga turut serta membantu dalam perlindungan dan penegakan hukum, baik lembaga
pemerintahan ataupun independen.
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk SMA/MA Kelas XII oleh Yuyus
Karduman, dkk.
Halimi Muhammad, Sundawa Dadang, Nasiwan, 2014, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Jakarta, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Andika, Raka, Dasar Hukum Perlindungan dan Penegakkan Hukum, Online
(http://rakaraperz.blogspot.com/2014/11/dasar-hukum-perlindungan-dan-penegakan-
hukum_15.html), Diakses 25 November 2014.
Anwar Yesmil, System Peradilan Pidana (Konsep, Komponen dan Pelaksanaannya
Dalam Penegakkan Hukum Di Indonesia), Online,
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32820/4/Chapter%20I.pdf), Diakses 25
November 2014

Anda mungkin juga menyukai