Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Pendahuluan
Sampai saat ini belum ditemukan jenis batu gerinda ideal yang berarti
dapat digunakan untuk berbagai kondisi proses penggerindaan. Batu gerinda
yang ada dipasaran terdiri dari berbagai jenis, masing-masing dengan
karakteristik tertentu yang hanya sesuai dengan beberapa kondisi
penggerindaan saja. Sebelum menentukan variabel dari proses
penggerindaan (kecepatan putar, gerakan meja, dan sebagainya), sangat
logis jika jenis batu gerinda yang ditentukan terlebih dahulu, sehingga
kondisi penggerindaan optimum dapat dicapai terlebih dahulu. Batu gerinda
dibuat dari campuran serbuk abrasif dengan bahan pengikat yang kemudian
dibentuk menjadi bentuk tertentu (silindris, roda, cakram, piringan, kronis,
mangkuk, dan sebagainya).

Parameter utama dari batu gerinda adalah :


 Bahan serbuk/ abrasive.
 Ukuran serbuk (grain/grit size).
 Kekuatan ikatan atau kekerasan.
 Struktur.
 Bahan pengikat (bond).

Ruang Lingkup Pembahasan


a. Ukuran butiran asahan
b. Struktur batu gerinda
c. Kekerasan batu gerinda
d. Kecepatan potong batu gerinda
e. Identifikasi batu gerinda

Kelompok 6 Batu Gerinda 1


f. Pemilihan batu gerinda
g. Mengangkat dan menyimpan batu gerinda
h. Penyetimbangan batu gerinda
i. Pemanasan batu gerinda

Tujuan Pembahasan
a. Menjelaskan mengenai batu gerinda
b. Menjelaskan struktur batu gerinda,ukuran batu gerinda,
kecepatan potong batu gerinda
c. Menjelaskna bagaimana mengidentufikasi batu gerinda,memilih
batu gerinda dan memperlakukan batu gerinda
d. Menjelaskan bagaimana cara menyetimbangkan batu gerinda,dan
memanaskan batu gerinda.

Kelompok 6 Batu Gerinda 2


BAB II
Pembahasan Materi

2.1 Batu Gerinda


Batu gerinda adalah alat yang digunakan untuk mengasah pahat
bubut,mata bor,pisau,dan alat potong lainnya. Batu gerinda juga bisa
digunakan untuk menghaluskan,meratakan,dan memotong sebuah benda
yang keras. Penampang roda (batu gerinda yang sering digunakan untuk
mengasah alat-alat potong adalah sebagai berikut : roda rata, roda
pembentuk, roda topi/mangkuk,roda cakra dan roda silinder
Roda gerinda merupakan pahat/pisau penyayatnya dan mesin gerinda, hasil
yang bagus dapat dicapai dengan meng-gunakan tipe yang benar, putaran
roda dalam kecepatan yang sesuai untuk benda kerja yang sedang
dikerjakan. Roda gerinda di buat dari butiran pengasah dan perekat.
Susunan dan ukuran iran pengasah dan macam dari perekat sangat
menentukan daan batu gerinda. Pada setiap batu gerinda biasanya terdapat:
bush yang sesuai dengan spindel mesin; penyekat/pembatas antara flens
dengan batu gerinda yang mana sifat-sifat dari roda gerinda dituliskan juga
di sini.

Ada dua jenis butiran pengasahan yang digunakan dalam pembuatan roda
gerinda yakni aluminium oksid dan silikon karbid.
a. Aluminium oksid: adalah pengasah yang dibuat dari bijih aluminium
(bauksit) yang dipanaskan dalam dapur tinggi listrik dalam suhu yang
sangat tinggi (.2100° C).
b. Silikon karbid: dibuat dari pasir silika dan karbon dalam dapur listrik,
temperatur dapur yang tinggi mencampurkan silika dan karbon dalam
bentuk kristal silikon karbid, kristal-kristal ini dihancurkan dan dipisah-
pisahkan dengan menggunakan saringan. Pengasah silikon karbit lebih
keras dari aluminium oksid dan digunakan untuk menggerinda bahan-

Kelompok 6 Batu Gerinda 3


bahan keras seperti dan keramik. Logam-logam non ferro jangan
digerinda dengan pengasah ini.
A. Ukuran butir asahan
Ukuran butir asah dinyatakan dalam bentuk angka. Dimana semakin
kecil angka menunjukan semakin besar ukuran butir abrasive dan semakin
besar angka maka ukuran butir abrasive semakin kecil. Batu gerinda dengan
butir kasar (angka kecil) memiliki kemampuan potong yang baik tetapi
hasilnya kasar sedangkan batu gerinda dengan butir halus (angka besar)
memiliki kemampuan daya bentuk yang baik dan hasil penggerindaan yang
baik.
Tabel 1. Ukuran Butir Asahan
Tingkat kekasaran Ukuran butir (mesh)
Kasar 12, 14,16,20,24
Sedang 30,36,46,56,60
Halus 70,80,90,100,120
Sangat halus 150,180,220,240
Super halus 280,320,400,500,800,1200

Angka-angka ini di dapat dari proses penyaringan, dimana saringan


tersebut memiliki lubang-lubang. Dimana Ukuran lubang didapat dari
banyaknya lubang dalam saringan seluas 1 inchi , ukuran lubang dinamakan
dengan mesh.
Sebagai contoh:
 Jika dalam 1 inchi2 terdapat 120 lubang, berarti butiran yang dapat
melewati/ lolos berukuran 120 mesh atau lebih kecil lagi.
 Jika dalam 1 inchi terdapat 56 lubang, berarti butiran yang dapat
melewati/ lolos berukuran 56 mesh atau lebih kecil lagi.
 Dan jika butiran yang tertahan diatas saringan berarti memiliki besar
butir 1 step lebih tinggi ( ukuran butir yang lebih kecil).

Kelompok 6 Batu Gerinda 4


B. Struktur batu gerinda
Struktur batu gerinda di pengaruhi dan di tentukan oleh
perbandingan 2 faktor, yaitu ukuran butiran dan perekat yang digunakan.
Perbandingan perekat dengan butir asah dalam batu gerinda berkisar antara
10-30 % dari volume total batu gerinda.
Dilihat dari perbandingan tersebut, terdapat 2 jenis batu gerinda, yaitu:
1. Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
2. Struktur tertutup/ batu gerinda keras
3. Struktur terbuka/ batu gerinda lunak
Jenis ini memiliki sifat mudah melepaskan butir asah dalam tekanan
tertentu karena memiliki Jumlah perekat sedikit. Jenis ini di gunakan untuk
menggerinda benda yang keras, karena sifat yang mudah melepas butir asah,
maka permukaan benda kerja selalu mendapatkan butiran asah yang baru
dan massih tajam. Percikan bunga api yang dihasilkan banyak karena selain
partikel benda kerja, gesekan yang terjadi juga melepaskan butiran asah.
1. Struktur tertutup/ batu gerinda keras
Jenis ini memiliki sifat yang sulit melepaskan butir asah dalam
tekanan tertentu karena memiliki perekat yang banyak. Jenis ini cocok di
gunakan untuk menggerinda benda yang lunak, karena sifat benda kerja
yang lunak, maka mata asah dapat lebih awet karena partikel benda kerja
akan terkikis terlebih dahulu dari pada terlepasnya butiran asah. Percikan
bunga api yang dihasilkan oleh penggerindaan sedikit.

C. Kekerasan Batu Gerinda


Tingkat kekerasan tidak dilihat dari kerasnya butiran abrasive yang
digunakan tetapi dilihat dari kuatnya bond (perekat) untuk mengikat butiran
abrasive dari tekanan tertentu ketika melakukan proses penggerindaan.
Tingkat kekerasan dinyatakan dalam simbol huruf alfabet. Kekerasan batu
gerinda dapat dilihat pada tabel dibawah :

Kelompok 6 Batu Gerinda 5


Tabel 2. Tingkat Kekerasan Batu Gerinda
Tingkat kekerasan Simbol
Sangat lunak E,F,G
Lunak H,I,J
Sedang L,M,N,O
Keras P,Q,R,S
Sangat keras T,U,V,W

D. Kecepatan Potong Batu Gerinda


Kecepatan potong batu gerinda didapat dari persamaan:
𝑉𝑐 × 1000 × 60
𝑛=
𝜋×𝑑
Dimana:
n : kecepatan putar (rpm)
Vc : kecepatan potong (m/s)
d : diameter batu gerinda (mm)
𝜋×𝑑×𝑛
Vc : 60.000

Contoh:
Sebuah batu gerinda berdiameter 120 mm, akan bekerja dengan kecepatan
potong 20 m/det. Hitung berapa kecepatan putar batu gerinda mesin
tersebut!
Jawab:
𝑉𝑐×1000 ×60
𝑛= 𝜋×𝑑
20 × 1000 × 60
𝑛=
3.14 × 120
𝑛 = 3185 rpm

Kelompok 6 Batu Gerinda 6


E. Identifikasi Batu Gerinda
Pada setiap batu gerinda pasti terdapat simbol/ tanda yang
menyebutkan identitas batu gerinda tersebut. Indentitas batu berisi
informasi, antara lain:
1. Jenis bahan asah
2. Ukuran butiran asah
3. Tingkat kekerasan
4. Susunan butiran asah
5. Jenis bahan perekat
Sebagai contoh data kode dari batu gerinda berikut:
RG 38 A 36 L 5 BE
Artinya:
38 : kode pabrik
A : jenis abrasive
36 : ukuran abrasive
L : tingkat kekerasan
5 : susunan abrasive
V : jenis bond
Cara membaca kode diatas adalah, batu gerinda dengan bahan
abrasive oksida alumunium dengan ukuran 36 mesh dengan susunan sedang
dan menggunakan perekat tembikar.
F. Pemilihan Batu Gerinda
Pemilihan roda gerinda biasanya berdasarkan pada :
Bahan dan kekerasan benda yang digerinda, untuk bahan dengan
kekuatan tarik tinggi, digunakan roda gerinda dari Aluminium oksida.
Bahan tersebut antara lain, Baja karbon, Besi tempa, Perunggu kenyal,
Tungsten, Baja campuran , dll.
Untuk bahan dengan kekuatan tarik rendah, yaitu Besi kelabu,
Kuningan, Perunggu, Aluminium, tembaga, granite, dll. Gunakan roda

Kelompok 6 Batu Gerinda 7


gerinda Silicon carbida. Selain itu, gunakan roda gerinda keras untuk bahan
yang lunak, dan roda gerinda lunak untuk bahan yang keras.
Volume bahan yang digerinda, untuk volume bahan buangan yang
besar gunakan roda gerinda yang berbutir besar dan kasar, termasuk bahan
yang liat. Sedangkan roda gerinda berbutir halus digunakan untuk volume
sedikit (tipis untuk finishing), termasuk bahan yang keras.
Besarnya busur singgung antara roda gerinda dan benda kerja, busur
singgungan besar berarti luasan gesekan juga luas, maka roda gerinda cepat
aus. Untuk itu gunakan roda gerinda lunak dengan butiran yang besar.
Sedangkan untuk busur singgungan kecil atau sedikit, gunakan roda gerinda
yang keras dengan butiran halus.

G. Penyetimbangan batu gerinda


Sebelum batu gerinda dipasang dan digunakan atau setelah
pemakaian dalam jangka waktu tertentu, sebaiknya batu gerinda di cek
keseimbangannya agar saat berputar tidak goyang. Hal ini perlu dilakukan
karena pada setiap batu gerinda tidak memiliki kerapatan yang sama pada
setiap titiknya. Batu gerinda dapat dikatakan setimbang apabila jika diputar
akan berhenti dititik mana saja, tidak pada titik tertentu.
a) Metode Penyetimbangan Batu Gerinda
1. Gantung batu gerinda dengan menggunakan tali
2. Putar batu gerinda hingga diam, tandai bagian atas dengan kapur
3. Putar kembali batu gerinda hingga diam, jika berhenti pada titik
yang sama berarti batu gerinda tidak setimbang. Pasang bobot
penyetimbang pada titik yang ditandai.
4. Putar kembali batu gerinda, tandai kembali seperti pada poin 1.
5. Putar kembali hingga berhenti pada titik tertentu. Pasang bobot
penyetimbang pada bagian yang ditandai.
6. Ulangi hingga batu gerinda berhenti di sembarang titik.
7. Pemasangan penyetimbang maksimal 3 titik

Kelompok 6 Batu Gerinda 8


b) Beberapa metode penyetimbangan batu gerinda:
1. Mengurangi bagian tertentu, dilakukan oleh pabrik.
2. Dengan menggunakan 2 buah bobot penyeimbang.
3. Dengan menggunakan 3 buah bobot penyeimbang.
c) Batu gerinda yang tidak setimbang disebabkan beberapa
faktor, antara lain:
 Campuran antara abrasive dan bond yang tidak merata
 Batu gerinda tidak sentris karena pemakaian
 Bagian dari batu basah terkena air atau minyak
 Lubang poros yang tidak sesuai dengan porosnya yang
menyebabkan kelonggaran.
Kondisi batu seperti diatas akan menyebabkan :
 Kualitas hasil penggerindaan yang buruk.
 Getaran yang terjadi akan mempengaruhi mesin
 Rusaknya bantalan poros.
H. Pemasangan batu gerinda
Pemasangan batu gerinda pada mesin akan mempengaruhi kualitas
penggerindaan. Pemasangan yang salah akan berakibat fatal baik pada hasil
penggerindaan, mesin gerinda dan operatornya. Untuk mencegah hal-hal
yang tidak diinginkan,dalam pemasangan batu gerinda harus mengikuti
langkah-langkah yang sudah ditentukan. Pemasangan batu gerinda ada 2
macam, langsung dan tak langsung. Pada pemasangan langsung, batu
gerinda langsung di pasang pada poros. Ini berlaku di mesin gerinda meja.
Pemasangan batu gerinda tak langsung harus melalui langkah-langkah
dibawah ini:
I. Pemeriksaan Batu Gerinda
1. Cek fisik dari batu gerinda dari keretakan dan pastikan batu gerinda
setimbang.
2. Pastikan kertas pelapis masih menempel pada kedua sisi batu dengan
baik.

Kelompok 6 Batu Gerinda 9


3. Cek permukaan batu. Pastikan tidak cacat, bebas dari oli/gemuk
4. Masukan batu gerinda pada poros. Pastikan tidak terlalu longgar/
terlalu sempit.
5. Kondisikan seluruh permukaan ring pelapis, flens dan batu gerinda
benar-benar rapat, tidak ada celah. Tebal ring pelapis maksimal 0,5
jika terbuaat dari kertas, dan maksimal 3,2 jika terbuat dari kulit.
Diameter flens minimal 1/3 diameter batu gerinda , harus memiliki
pembatas dan diameter lubang harus sesuai dengan diameter poros
mesin gerinda.
6. Pastikan putaran ulir pada poros memiliki arah yang berlawanan
dengan putaran sumbu mesin.
7. Ikat dengan kuat mur/ baut pengikat. Baut bersinggungan dan
menekan flens. Tidak pada permukaan batu gerinda. Pengencangan
jangan terlalu kencang atau terlalu kendor, karena akan membuat
cacat batu gerinda.
J. Penyimpanan batu gerinda (storing)
Bstu gerinda membutuhkan penaganan yang hati-hati dan penyimpanan
yang khusus. Untuk penyimpanan setiap batu gerinda harus di cek secara
visual bila ragu jangan digunakan batu gerinda tersebut.
Syarat area penyimpanan batu gerinda :
a. Bebas dari embun.
b. Bebas dari perubahan temperature yang besar.
c. Bebas dari getaran.
Bebarapa hal yang harus diperhatikan pada saat menyimpan batu
gerinda
a. Batu gerinda yang rata dan ringan (tipis) ditempatakan di tempat
yang datar tanpa antara
b. Batu gerinda rata dan besar diposisikan berdiri tetapi harus ada
penahan agar tidak menggelinding.

Kelompok 6 Batu Gerinda 10


c. Batu gerinda mangkuk ukuran kecil ditempatkan terpisah dengan
yang ukuran besar
#catatan : batu gerinda dengan perekat vitrified dapat disimpan dalam
waaktu yang relative lama,batu gerinda dengan perekat resinoid akan mulai
retak setelah disimpan 2-3tahun.
K. Macam-macam penggerindaan
Selain penggerindaan datar dan silindris, terdapat juga
penggerindaan jenis yang lain yang disesuaikan dengan bentuk yang akan di
gerinda/ bentuk kontur. Antara lain:
1. Penggerindaan keliling.
Metode ini cocok untuk penggerindaan permukaan, alur, dan
pasak. Metode ini memerlukan pengaturan langkah pergerakan
mesin.
2. Penggerindaan muka
Penggerindaan ini memiliki keuntungan lebih jika
dibandingkan dengan penggerindaan keliling. Karena memiliki
efisiensi waktu yang lebih besar dibandingkan penggerindaan
keliling.
L. Estimasi Waktu Penggerindaan

Terdapat 2 macam waktu penggerindaan, yaitu untuk sekali langkah


pemakanan dan multi pemakanan/ penggerindaan.
1. Sekali langkah.
2×𝐿×𝑖
Tm = 𝑣×1000

2. Multi langkah.
2×𝐿×𝐵×𝑖
Tm = 𝑣×1000×𝑠

Dimana:
Tm = waktu penggerindaan (menit)
l = panjang benda kerja (mm)

Kelompok 6 Batu Gerinda 11


L = panjang penggerindaan (mm)
i = jumlah pemakanan
v = kecepatan gerak meja (m/menit)
b = tebal benda kerja (mm)
B = tebal penggerindaan/B = b (mm)
s = pemakanan menyamping (mm/langkah)
Contoh:
Sebuah besi kotak, panjang 190 mm dan lebar 150 mm yang akan digerinda.
Dengan jumlah pemakanan 4 kali, lebar batu gerinda 20 mm, pemakanan ke
samping 6 mm/langkah, kecepatan gerak meja 2 m/menit. Hitung waktu
proses penggerindaan!
Jawab :
B = b = 150 mm;
L = l + 2 X 5 mm = 190 + 10 mm
= 200 mm
2×𝐿×𝐵×𝑖
Tm =
𝑣×1000×𝑠

2×200×150×4
Tm = 2×1000×6

Tm = 20 menit

Kelompok 6 Batu Gerinda 12


Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini,tentunya masih banyak kelemahan dan
kekurangannya karna terbatasnya pengetahuaan dan kurungnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan makalah ini.Semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami juga para pembaca budiman pada khusunya

Kelompok 6 Batu Gerinda 13


Daftar Pustaka
Klocke, Fritz. 2009. Manufacturing Processes 2 Grinding, Honing,
Lapping. Aachen : Springer, 2009.
Marinescu, Ioan D., et al. 2007. Handbook of Machining with Grinding
Wheels. 6000 Broken Sound Parkway NW, Suite 300 : Taylor & Francis
Group, 2007.
Rowe, Brian. 2009. Principles of modern grinding technology. Burlington :
Elsevier, 2009.
Leonardus kado saputra;grinding machine; laporan tugas Introduction to
Mechanical Engineering periode 2011-2012 jurusan Mechanical
Engineering

Kelompok 6 Batu Gerinda 14

Anda mungkin juga menyukai