ProposalPTK SriUtami 9893 PDF
ProposalPTK SriUtami 9893 PDF
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
A. JUDUL PENELITIAN :
Upaya meningkatkan ketuntasan belajar Kimia siswa kelas XI IPA SMAN
16 Surabaya melalui penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
pada materi pokok Sistem Koloid.
B. LATAR BELAKANG MASALAH:
Dengan semakin menurunnya minat belajar siswa menjadi permasalah
yang serius bagi guru untuk segera dilakukan tindakan nyata. Guru harus
pandai menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mengatasi
berbagai kendala yang sering muncul di kelas dalam proses belajar
mengajar yang dapat menurunkan minat belajar siswa. Kendala itu antara
lain: malas, ngantuk, melamun, ramai atau mengobrol sendiri ketika
pembelajaran berlangsung. Solusinya adalah menjadikan pembelajaran
menjadi menyenangkan. Banyak model-model pembelajaran yang dapat
digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan karakteristik materi.
Diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD(Student
Team Achievement Division) yang akan digunakan dalam penelitian ini..
C. RUMUSAN MASALAH:
Sebagai rumusan masalah pada penelitian tindakan kelas adalah :
“Apakah penerapan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan
ketuntasan belajar Kimia siswa kelas XI IPA SMA Negeri 16 Surabaya
pada materi pokok Sistem Koloid?”
“Bagaimana peningkatan ketuntasan belajar Kimia siswa kelas XI IPA SMA Negeri 16 Surabaya
melalui penerapan model pembelajaran STAD pada materi Sistem Koloid ?”
Page 1
Proposal PTK
a. Kajian Teori
Belajar adalah kegiatan para siswa, baik dengan bimbingan guru atau dengan usaha sendiri. Pendidik
berusaha membantu agar siswa belajar lebih terarah, cepat, lancar, dan berhasil baik atau istilah lain dengan
membelajarkan siswa. Suatu pembelajaran agar berhasil perlu dilaksanakan secara sistematis dengan
mempertimbangkan segala aspek.
Pembelajaran di dalam kelas baik secara klasikal atau individual dibutuhkan adanya model pembelajaran.
Untuk itu perlu diketahui terlebih dahulu pengertian model secara umum. Model dalam kehidupan sehari
– hari merupakan suatu pola yang di contoh, baik dalam bentuk fisik suatu hasil kerja atau suatu pola
tertentu menghasilkan perilaku belajar yang baik. Model pembelajaran merupakan penyederhanaan dari
hubungan berbagai komponen yang ada dalam proses belajar mengajar di dalam kelas. Komponen –
komponen pembelajaran meliputi : metode belajar, sarana dan prasarana, guru, siswa, kurikulum, alat evaluasi,
dan sebagainya. Menurut Zamroni, (1988:79), mengatakan model merupakan inti dari teori dalam bentuk
sederhana , sehingga mudah dibaca dan dipahami.
a. MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD
Pembelajaran kooperatif adalah strategi mengajar yang mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok
kecil yang terdiri dari siswa-siswa dengan tingkat kemampuan berbeda. Siswa akan menggunakan sejumlah
kegiatan untuk mengembangkan pemahaman terhadap suatu konsep atau sub konsep.
Model pembelajaran kooperatif ada 4 yaitu :
a. STAD (Student Teams Achievement Divisions)
Pembagian prestasi kelompok siswa dimana diberikan quis/tes
dalam menjajaki belajar mereka.
b. TGT (Teams Games Tournament)
Komponen sama dengan STAD, untuk tes dan perbaikan skor individu diganti dengan turnamen game
akademik.
c. JIGSAW
Pada intinya dalam mempelajari sebuah materi pelajaran tertentu, materi tersebut diperoleh dengan
cara menggabungkan sub-sub komponen yang dibagikan pada anggota kelompok.
d. Group Investigation
Merupakan teknik cooperation learning dimana para siswa bekerja
di dalam kelompok-kelompok kecil untuk menangani berbagai
macam proyek kelas. Dalam metode ini hadiah atau point tidak
diberikan. (Ibrahim dkk:2000)
Penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD. Adapun langkah-langkah
pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif STAD : (Ibrahim, dkk, 2000: 6)
a. Persiapan
Menciptakan kondisi belajar siswa dengan membagi siswa dalam
kelompok secara heterogen. Memberikan lembar diskusi pada tiap
kelompok (1 kelompok 1 lembar diskusi agar ada saling
ketergantungan satu sama lain).
b. Pelaksanaan
1) Guru memberikan informasi materi secara garis besar kepada
siswa sesuai dengan kompetensi dasar dilanjutkan dengan
diskusi sesuai lembar diskusi yang diberikan
2) Pembahasan soal pada lembar diskusi secara bersama-sama
Page 2
Proposal PTK
No
Keterangan
Skor
1.
0 poin
2.
10 poin
Page 3
Proposal PTK
3.
Skor terkini sama dengan skor dasar sampai 10 poin di atas skor dasar
20 poin
4.
30 poin
5.
Pekerjaan sempurna
30 poin
Skor kelompok diperoleh dengan cara mencari nilai rata-rata skor perkembangan yang diperoleh oleh
masing-masing anggota. Tiap-tiap tim akan memperoleh penghargaan yang diperoleh oleh masing-masing
anggota. Tiap-tiap tim akan memperoleh penghargaan sesuai dengan skor kelompok yang diperolehnya.
Tabel 2. Ketentuan penghargaan kelompok pada model pembelajaran kooperatif STAD (Ibrahim dkk,
2000:57)
Penghargaan
Page 4
Proposal PTK
Tim Standar
Tim Baik
Tim Hebat
Tim Super
Page 5
Proposal PTK
Page 6
Proposal PTK
ketuntasan yang paling realistik atau paling sesuai adalah ditetapkan oleh guru mata pelajaran, sehingga
memungkinkan adanya perbedaan dalam penentuan batas ketuntasan untuk setiap KD maupun pada setiap
sekolah dan atau daerah.
c. MATERI : SISTEM KOLOID
SIKLUS I
I. Pengertian Sistem Koloid
Sistem koloid adalah campuran antara campuran homogen dan campuran
heterogen. Diameter partikel koloid lebih besar daripada partikel larutan
sejati, tetapi lebih kecil daripada partikel suspensi kasar. Partikel koloid mempunyai diameter lebih besar
daripada 10–7 cm(100nm) dan lebih kecil daripada 10–5(1 nm) cm atau antara 1–100
nm (1 nm = 10–9 m = 10–7 cm). Partikel koloid dapat menembus pori-pori kertas saring tetapi
tidak dapat menembus selaput semipermeabel.
Pembuatan Sistem Koloid
A. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati (molekul atau ion)
bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan dengan
reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan dekomposisi
rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
2. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
3. Dekomposisi Rangkap
4. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid juga dapat terjadi
dengan penggantian pelarut.
B. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi partikel koloid.
Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau dengan
loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).
1. Cara Mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau
penggiling koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu,
kemudian diaduk dengan medium dispersi.
2. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari
suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah). Zat
pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir koloid.
Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu proses pemecahan
protein (polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
Page 7
Proposal PTK
Larutan
(Dispersi Molekuler)
Koloid
(Dispersi Koloid)
Suspensi
(Dispersi Kasar)
Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
Heterogen
Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100nm
Page 8
Proposal PTK
Satu fasa
Dua fasa
Dua fasa
Stabil
Tidak stabil
Dapat disaring
Contoh:
air sungai yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan
air
b.Penggolongan Koloid
Ada 8 jenis koloid seperti yang terdapat pada table berikut :
Page 9
Proposal PTK
No
Fasa Terdispersi
Fasa Pendispersi
Nama
Contoh
padat
gas
aerosol
padat
cair
sol
Page 10
Proposal PTK
padat
padat
sol padat
cair
gas
aerosol
kabut (fog)
cair
cair
Page 11
Proposal PTK
emulsi
cair
padat
emulsi padat
jeli, mutiara,
gas
cair
buih
gas
padat
Page 12
Proposal PTK
buih padat
Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat
yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut
aerosol cair.
Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak
kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
Buih
Sistem koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.
Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.
c. Sifat-sifat Sistem Koloid
1. Efek Tyndall
Efek TyndalI merupakan gejala penghamburan cahaya yang
dijatuhkan oleh seberkas cahaya yang dijatuhkan pada sistem koloid.
Sifat koloid ini dapat digunakan untuk membedakan larutan sejati dan
sistem koloid. Hal ini disebabkan oleh partikel koloid di udara yang
menghamburkan cahaya matahari.
2. Gerak Brown
Jika diamati dengan mikroskop ultra, di mana arah cahaya tegak
lurus
dengan sumbu mikroskop, akan terlihat partikel koloid senantiasa bergerak terus menerus dengan
gerak patah-patah (gerak zig-zag). Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut gerak Brown, sesuai dengan nama
penemunya, seorang ahli biologi Robert Brown berkebangsaan Inggris.
4. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan
listrik.
5. Adsorpsi
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi (jika penyerapan
sampai ke bawah permukaan disebut absorpsi).
6. Koagulasi
Apabila muatan suatu koloid dilucuti, maka kestabilan koloid
tersebut akan berkurang dan dapat menyebabkan koagulasi
atau penggumpalan(koagulasi).
7. Koloid pelindung
Ada koloid yang bersifat melindungi koloid lain supaya tidak mengalami koagulasi. Koloid
semacam ini disebut koloid pelindung. Koloid pelindung ini membentuk lapisan di sekeliling partikel
Page 13
Proposal PTK
koloid yang lain sehingga melindungi muatan koloid tersebut. Tinta dan cat perlu diberi koloid pelindung.
8. Dialisis
Untuk menghilangkan ion-ion pengganggu kestabilan koloid dilakukan dengan cara dialisis..
d. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Suatu koloid
disebut koloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup besar antara zat terdispersi dengan
mediumnya. Liofil berarti suka cairan (Yunani: lio = cairan, philia = suka). Sebaliknya, suatu koloid disebut
koloid liofob jika gaya tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob berarti tidak suka cairan
(Yunani: lio = cairan, phobia = takut atau benci). Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua
jenis koloid di atas masing-masing disebut koloid hidrofil dan koloid hidrofob.
No
Sol Hidrofil
Sol Hidrofob
Mengadsorpsi mediumnya
Page 14
Proposal PTK
Bersifat reversibel
Tidak reversibel
Page 15
Proposal PTK
Page 16
Proposal PTK
Page 17
Proposal PTK
sama. Peneliti berharap melalui dua siklus, pembelajaran dengan menerapkan model kooperatif tipe STAD
dapat meningkatkan ketuntasan belajar kimia pada materi sistem koloid.
d. Data Dan Cara Pengumpulannya
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan dokumen siswa. Data tersebut adalah
hasil nilai mid semester genap siswa sebelum penelitian, data hasil tes siswa sesudah diberi tindakan yaitu
nilai tes formatif pada setiap akhir siklus, data observasi keaktifan siswa, dan hasil observasi aktivitas kinerja
guru, data dari angket dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data dilakukan sesuai dengan jenis data. Data
diambil dengan cara sebagai berikut:
a) Data kualitatif diambil pada saat pertemuan dengan mengisi lembar
observasi terhadap aktivitas belajar siswa dan mengisi angket pada
akhir pembelajaran.
b) Data kuantitatif diambil dengan memberikan tes di akhir
pembelajaran pada setiap siklus.
e. Indikator Keberhasilan
Yang mejadi ukuran keberhasilan bagi siswa adalah sebagai berikut :
1. Terjadi peningkatan nilai rata-rata penguasaan konsep , persentase
aktivitas belajar dan keterampilan siswa pada materi pokok sistem
koloid setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dari siklus ke siklus.
2. Terjadi peningkatan persentase siswa yang mencapai ketuntasan
belajar(KKM) dan ketuntasan secara klasikal mencapai minimal
85% setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dari siklus ke siklus. ( KKM mata pelajaran Kimia di SMA Negeri
16 Surabaya adalah 72)
G. JADUAL PENELITIAN
Kegiatan
1. PERSIAPAN
a. Pembuatan Proposal : April minggu ke 4-5
b. Mengurus Perizinan : Mei minggu ke-1
c. Mengembangkan Instrumen : Mei minggu ke 2-3
2. PELAKSANAAN(Pengambilan Data)
a. Siklus I : Mei minggu ke-3
b. Siklus II : Mei minggu ke-4
3. PENYUSUNAN LAPORAN
a. Analisis Data : Juni minggu ke - 1-2
b. Menyususn Konsep Laporan : Juni minggu ke-2
c. Perbaikan Laporan : Juni minggu ke-3
H. PERSONALIA PENELITIAN
I. Ketua Peneliti
a. Nama : Sri Utami, S. Pd
b. NIP : 19701216 200701 2 014
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Pangkat/Golongan : Penata Muda/III-a
e. Mata Pelajaran Yang Diampu : Kimia
f. Asal Sekolah : SMA Negeri 16 Surabaya
2. Kolaborator
a. Nama : Mintarti, S. Pd
Page 18
Proposal PTK
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineksa Cipta
Hadi, Sutrisno. 1998. Meto
Page 19