Anda di halaman 1dari 4

Macam-Macam Gaya Kepemimpinan

Gaya Kepemimpinan dapat dibagi menurut tiga teori berikut : (Mugianti, 2016)

1. Teori Bakat
Teori bakat dikenal dengan "Great Mon Theory. Teori bakat muncul karena
adanya keyakinan bahwa kemampuan memimpin hanya dimiliki oleh orang
yang dilahirkan dengan hakat tersebut. Teori ini tidak sepenuhnya benar sebab
setiap orang bisa menjadi pemimpin, dan mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan kepemimpinannya.

2. Teori Perilaku (McEachen & Keogh, 2018)


a. Otoriter
Gaya manajemen otoriter adalah gaya di mana Manajer Perawat
membuat semua keputusan dan menciptakan semua kebijakan dengan
sedikit, jika ada, masukan atau umpan balik dari staf. Manajer Perawat
mendiktekan siapa yang akan mengerjakan tugas dan bagaimana pekerjaan
akan dilakukan. Staf diberi penguatan negatif jika aturan tidak dipatuhi,
dan sangat sedikit penguatan positif jika aturan ditaati. Manajer perawat
yang tidak aman, dan kurang memercayai staf untuk melakukan tugas-
tugas mereka, sering kali mengadopsi gaya manajemen otoriter Karen wat
rasa aman dan kontrol terhadap staf.
Gaya manajemen otoriter berhasil baik dalam situasi yang kacau
ketika banyak tugas harus dilakukan dengna cepat, seperti ketika seorang
pasien terkena serangan jantung, karena satu orang memberikan banyak
arahan. Gaya manajemen otoriter berhasil baik pada para karyawan yang
sedang dilatih atau yang belum mencapai kecakapan yang memungkinkan
mereka untuk bekeria di bawah pengawasan umum. Namun demikian,
gaya manajemen otoriter memiliki kelemahan serius tidak seorang pun
suka diawasi sampai ke hal-hal mendetail (mikromanaiemen).
Mikromanajemen terjadi ketika manajer tidak mengakui kemampuan
karyawan untuk melakukan sebuah tugas tanpa supervisi. Sekali seseorang
dilatih untuk melakukan suatu tugas, dia diharapkan tidak diberi tahu lagi
cara untuk melakukan tugas tersebut, atau dalam beberapa kasus, kapan
untuk mengerjakannya. Misalnya, seorang perawat berharap ditugasi
Manajer Perawat untuk merawat pasien. Namun, perawat sering kali
marah ketika diberi tahu kapan membaca order dokter dan bagaimana
caranya menyiapkan medikasi.

b. Demokratis
Gaya manajemen demokratis mendorong partisipasi staf dalam
perencanaan dan pengambilan keputusan, namun tidak memberikan
mereka tanggung jawab untuk membuat keputusan akhir dan menetapkan
rencana. Untuk mengadopsi gaya manajemen demokratis, Manajer
Perawat harus mempunyai keterampilan komunikasi yang baik dan
percaya bahwa staf selalu berusaha keras untuk melakukan pekerjaan
mereka dengan baik. Manajer Perawat memberikan supervisi umum dan
mendorong staf untuk mengambil tanggung jawab terhadap pekerjaan
mereka sendiri dengan memberikan umpan balik positif.
Gaya manajemen demokratis bekerja baik pada staf terlatih. Gaya
manajemen ini kurang berhasil pada karyawan yang belum cakap yang
memungkinkan mereka bekerja di bawah supervisi umum.

c. Laissez-faire
Gaya manajemen laissez-faire adalah gaya manajemen di mana
Manajer Perawat memberikan sedikit petunjuk kepada staf dan tidak
menekankan pentingnya mengikuti kebijakan serta prosedur. Manajer
Perawat jarang membuat keputusan, dan menerima status quo, alih-alih
berinovasi untuk meningkatkan perawatan pasien Manajer Perawat yang
mengadopsi gaya manajemen ini biasanya menghindari kontak personal
dengan staf, dan berkomunikasi dengan mereka menggunakan memo atau
e-mail. Staf jarang diberi umpan balik positif oleh Manajer Perawat.
Gaya manajemen laissez-faire sering diadopsi oleh Manajer
Perawat baru atau Manajer Perawat yang hampir pensiun. Manajer
Perawat baru sering tidak ingin membuat perubahan, takut perubahan itu
merusak kerja departemen yang sudah lancar. Atau, Manajer Perawat baru
mungkin tidak dipersiapkan dengan baik untuk melakukan pengelolaan.
Para perawat yang memperlihatkan kecakapan luar biasa dalam merawat
pasien sering dipromosikan ke posisi manajemen, namun menjadi perawat
yang baik tidak harus diterjemahkan sebagai manajer yang baik. Manaier
Perawat baru memerlukan pelatihan dan mentor untuk membuat transisi.
Manajer Perawat yang hampir pensiun terkadang merasa bahwa tidak ada
kebutuhan atau alasan untuk mengubah departemen karena departemen
akan diubah lagi saat dia pensiun.
Gaya manajemen laissez-faire berfungsi dengan baik untuk jangka
pendek jika staf berpengalaman dalam menangani operasi harian
departemen. Akan tetapi, Manajer Perawat harus menjadi lebih aktif jika
departemen berkembang menjadi suatu organisasi yang lebih kompleks.

3. Teori Situasional
Pemimpin berubah dari satu gaya ke gaya lainnya sesuai dengan
perubahan situasi yang terjadi. Jadi seseorang pemimpin yang efektif pada
situasi tertentu belum tentu mampu bersikap dan bertindak efektif pada situasi
lain.
Daftar Pustaka

McEachen, I., & Keogh, J. (2018). Manajemen Keperawatan DeMYSTiFieD.

Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Mugianti, S. (2016). Manajemen dan Kepemimpinan Dalam Praktek

Keperawatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai