Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HUKUM AGRARIA

Pelayanan Sertifikat Hak Atas Tanah


“Pemberian Hak Milik”
(Disusun untuk memenuhi prasyarat mata kuliah Hukum Agraria)

Disusun Oleh:
Kelompok 2 A
Ikhlas Ika Putra (NIM 21110113120001)
Rida Hilyati Sauda (NIM 21110113120017)
Arrizqa Laili Fitriana (NIM 21110113120039)
Hilmi Nadiya (NIM 21110115120008)
Michel Christiansen Sipayung (NIM 21110115120011)
Muhammad Haris Febriansya (NIM 21110115120017)
Rizqi Umi Rahmawati (NIM 21110115120020)
Ary Nurhidayati Sugianto (NIM 21110115120023)
Azizah Nur Rahmah (NIM 21110115120024)
Mavita Nabata Dzakiya (NIM 21110115120038)
Dwi Rini Septiani (NIM 21110115120039)
Faisal Aldin (NIM 21110115120044)
Ahmad Shofiyul Huda (NIM 21110115130050)

PROGRAM STUDI TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS DIPONEGORO
Jl. Prof. Sudarto SH, Tembalang Semarang Telp.(024) 76480785, 76480788
e-mail: jurusan@geodesi.ft.undip.ac.id
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Makalah Hukum
Agraria yang berjudul Pelayanan Sertifikat Hak Atas Tanah “Pemberian Hak
Milik”.
Tugas Makalah Hukum Agraria yang berjudul Pelayanan Sertifikat Hak
Atas Tanah “Pemberian Hak Milik” penulis selesaikan berkat bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih penulis ucapkan kepada:
1. Ir. Onang Onang Fadjar Witjaksono, MM dan Fauzi Janu Amarrohman,
S.T., M.Eng selaku dosen pengampu mata kuliah Hukum Agraria.
2. Rekan-rekan Teknik Geodesi angkatan 2015, atas dukungan moral,
spiritual, maupun materiil.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Tugas Makalah
Hukum Agraria yang berjudul Pelayanan Sertifikat Hak Atas Tanah
“Pemberian Hak Milik” ini.
Penulis menyadari bahwa dalam Tugas Makalah Hukum Agraria ini masih
banyak kekurangan, maka saran dan kritik sangat penulis harapkan agar
sempurnanya tugas ini. Penulis berharap semoga Tugas Makalah Hukum Agraria
yang berjudul Pelayanan Sertifikat Hak Atas Tanah “Pemberian Hak Milik” ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua pihak yang membutuhkan.

Semarang, 28 November 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. I-1

Latar Belakang ....................................................................................... I-1

Rumusan Masalah .................................................................................. I-2

Tujuan ..................................................................................................... I-2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... II-1

Persyaratan Pemberian Hak Milik ........................................................ II-1

Biaya Pemberian Hak Milik ................................................................. II-2

Waktu Pemberian Hak Milik ................................................................ II-2

II.3.1 Waktu Perseorangan...................................................................... II-2

II.3.2 Waktu Badan Hukum .................................................................... II-3

Tata Cara Dan Prosedur Pemberian Hak Milik Berdasarkan Peraturan


Perundang-Undangan Yang Berlaku ............................................................... II-3

BAB III PENUTUP ....................................................................................... III-1

Kesimpulan .......................................................................................... III-1

Saran .................................................................................................... III-1

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ III-2

iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tanah merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia yang
telah dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Baik sebagai sumber penghidupan
maupun sebagai tempat berpijak manusia dalam kelangsungan kehidupan sehari-
hari. Tanah sangat erat hubungannya dengan manusia, karena anah mempunyai
nilai ekonomis bagi segala aspek kehidupan manusia dalam rangka menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Manusia berlomba-lomba untuk menguasai dan memiliki bidang tanah yang
diinginkan, oleh karena itu tidak mengherankan kalau setiap manusia yang ingin
memiliki dan menguasainya menimbulkan masalah-masalah tanah, seperti dalam
pendayagunaan tanah. Manusia dalam mendayagunakan tanah tidak seimbang
dengan keadaan tanah, hal ini dapat memicu terjadinya perselisihan antara sesama
manusia seperti perebutan hak, timbulnya masalah kerusakan-kerusakan tanah dan
gangguan terhadap kelestariannya. Dalam rangka mengatur dan menertibkan
masalah pertanahan telah dikeluarkan berbagai peraturan hukum pertanahan yang
merupakan pelaksanaan dari UUPA sebagai Hukum Tanah Nasional.
Secara umum UUPA membedakan tanah menjadi:
1. Tanah Hak
Tanah hak adalah tanah yang telah dibebani sesuatu hak diatasnya, tanah
hak juga dikuasai oleh negara tetapi penggunaannya tidak langsung sebab ada hak
pihak tertentu diatasnya.
2. Tanah Negara
Tanah negara adalah tanah yang langsung dikuasai negara. Langsung dikuasai
artinya tidak ada pihak lain diatas tanah itu, tanah itu disebut juga tanah negara
bebas.
Landasan dasar bagi pemerintah dan rakyat Indonesia untuk menyusun
politik hukum serta kebijaksanaan dibidang pertanahan telah tertuang dalam
Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (3) yang berbunyi “Bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Berdasarkan ketentuan

I-1
dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat (3) makna dikuasai oleh negara
bukan berarti bahwa tanah tersebut harus dimiliki secara keseluruhan oleh negara,
tetapi pengertian dikuasai itu memberi wewenang kepada negara sebagai organisasi
kekuasaan dari bangsa Indonesia untuk tingkatan yang tertinggi untuk:
a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut.
b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan
bumi, air dan ruang angkasa.
c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan
perbuatan-perbuatan hukum mengenai bumi, air dan ruang angkasa.

Rumusan Masalah
1. Apa Saja Persyaratan Pemberian Hak Milik Sertifikat Hak Atas Tanah?
2. Bagaimana Waktu Pemberian Hak Milik Sertifikat Hak Atas Tanah?
3. Bagaimana Biaya Pemberian Hak Milik Sertifikat Hak Atas Tanah?
4. Bagaimana Tata Cara Pemberian Hak Milik Sertifikat Hak Atas Tanah?

Tujuan
1. Untuk Mengetahui Apa Saja Persyaratan Pemberian Hak Milik Sertifikat Hak
Atas Tanah.
2. Untuk Mengetahui Bagaimana waktu Pemberian Hak Milik Sertifikat Hak Atas
Tanah.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Biaya Pemberian Hak Milik Sertifikat Hak Atas
Tanah.
4. Untuk Mengetahui Bagaimana tata cara Pemberian Hak Milik Sertifikat Hak
Atas Tanah.

I-2
BAB II PEMBAHASAN

Persyaratan Pemberian Hak Milik


A. Mengenai pemohon:
1. Jika perorangan
Blanko permohonan hak yang telah diisi pemohon harus dilampiri:
a. Foto copy Kartu Penduduk
b. Surat bukti kepemilikan tanah
c. Surat pernyataan diatas segel atas penguasaan fisik atas tanah
d. Surat Keterangan Tanah dari Kepala Desa/Kelurahan
e. Foto copy SPPT-PBB tahun terakhir, serta menunjukan aslinya
f. Surat Ukur
g. Surat pernyataan pemohon mengenai jumlah bidang, luas dan status
tanah-tanahnya yang telah dimilik pemohon termasuk bidang tanah yang
dimohon
h. Surat Ijin Mendirikan Bangunan
2. Jika badan hukum
Blanko permohonan hak yang telah diisi pemohonharus dilampiri:
a. Surat penunjukan dari Menteri (Sesuai PP No. 38 tahun 1963 tentang
penunjukan Badan-badan hukum yang dapat mempunyai Hak Milik atas
tanah)
b. Foto copy Kartu Penduduk
c. Akte pendirian badan hukum (dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia)
d. Surat pengesahan badan hukum (dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia)
e. Ijin lokasi
f. Surat bukti perolehan tanah
g. Surat Ijin Mendirikan Bangunan
h. Foto copy SPPT-PBB tahun terakhir, serta menunjukan aslinya
i. Rekomendasi surat persetujuan penanaman modal PMDN atau surat
pemberitahuan persetujuan Presiden bagi PMA atau surat persetujuan
prinsip dari Departemen Teknis bagi non PMA/PMDN

II-1
B. Mengenai tanahnya
1. data yuridis: sertifikat, girik, surat kapling, surat-surat bukti pelepasan hak
dan pelunasan tanah dan rumah dan atau tanah yang telah dibeli dari
Pemerintah, akta PPAT, akta pelepasan hak, putusan pengadilan, dan
surat-surat bukti perolehan tanah lainnya.
2. data fisik: surat ukur, gambar situasi dan IMB.
Biaya Pemberian Hak Milik
Biaya pengurusan Sertifikat Hak Milik atau SHM berbeda-beda, tergantung dari
provinsi tempat tanah Anda berada serta luas tanahnya. Untuk Anda yang
memiliki tanah seluas 120 meter persegi di provinsi DKI Jakarta, berikut
simulasinya;

 Biaya pengukuran: Rp124.960


 Biaya panitia: Rp354.800
 Biaya pendaftaran: Rp50.000
Total biaya: Rp529.760

Waktu Pemberian Hak Milik

Dalam proses jual-beli properti, semua pihak dituntut untuk memahami


jenis-jenis sertifikatnya, termasuk Sertifikat Hak Milik (SHM). Berdasarkan
pengertiannya, SHM adalah jenis sertifikat dengan kepemilikan hak atas penuh oleh
pemegang sertifikat tersebut. SHM adalah bukti kepemilikan paling kuat atas lahan
atau tanah karena tidak ada lagi campur tangan ataupun kemungkinan kepemilikan
pihak lain.
II.3.1 Waktu Perseorangan
 38 (tiga puluh delapan) hari untuk:
o Tanah pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2 Ha
o Tanah non pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2.000 m2
 57 (lima puluh tujuh) hari untuk:
o Tanah pertanian yang luasnya lebih dari 2 Ha
o Tanah non pertanian yang luasnya lebih dari 2.000 m2 s.d. 5.000 m2
 97 (sembilan puluh tujuh) hari untuk:
o Tanah non pertanian yang luasnya lebih dari 5.000 m2

II-2
II.3.2 Waktu Badan Hukum
 38 (tiga puluh delapan) hari untuk:
o Tanah pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2 Ha
o Tanah non pertanian yang luasnya tidak lebih dari 2.000 m2
 57 (lima puluh tujuh) hari untuk:
o Tanah pertanian yang luasnya lebih dari 2 Ha
o Tanah non pertanian yang luasnya lebih dari 2.000 m2 s.d. 5.000 m2
 97 (sembilan puluh tujuh) hari untuk:
o Tanah non pertanian yang luasnya lebih dari 5.000 m2

Sifat-sifat Hak Milik

Adapun sifat-sifat hak milik adalah sebagai berikut:

a) Turun-temurun, adalah hak milik tidak hanya berlangsung selama hidup si


pemilik akan tetapi dapat dilanjutkan oleh para ahli warisnya.
b) Terkuat, adalah bahwa hak milik jangka waktunya tidak terbatas.
c) Terpenuh, adalah memberikan wewenang kepada pemilik tanah yang paling
luas dibandinghkan dengan hak-hak lain, menjadi induk hak-hak lain,
peruntukannya tidak terbatas karena hak milk dapat digunakan untuk
pertanian dan bangunan.

Pemberian sifat hak milik tidak berarti bahwa hak itu merupakan hak yang mutlak,
tidak terbatas dan tidak dapat diganggu gugat sebagai hak eigendom menurut
pengertian yang asli dulu. Kata-kata terkuat dan terpenuh itu bermaksud untuk
membedakannya dengan hak guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai dan lain-
lainnya yaitu untuk menunjukan bahwa diantara hak-hak atas tanah yang dapat
dipunyai orang hak miliklah yang “ter” (paling).

Tata Cara Dan Prosedur Pemberian Hak Milik Berdasarkan Peraturan


Perundang-Undangan Yang Berlaku
Tata cara pemberian hak atas tanah negara dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Pemberian Hak Secara Individual
Pemberian hak secara individual merupakan pemberian hak atas sebidang
tanah kepada seseorang atau sebuah badan hukum tertentu atau kepada

II-3
beberapa orang atau badan hukum secara bersama sebagai penerima hak
bersama yang dilakukan dengan suatu penetapan pemberian hak.
2. Pemberian Hak Secara Kolektif
Pemberian hak atas beberapa bidang tanah masing-masing kepada
seseorang atau sebuah badan hukum atau kepada beberapa orang atau badan
hukum sebagai penerima hak yang dilakukan dengan suatu penetapan
pemberian hak.

Adapun prosedur pemberian hak milik menurut Peraturan Menteri Negara


Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 Tentang Tata
Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan,
antara lain :
1. Permohonan hak milik atas tanah negara diajukan secara tertulis dan
diajukan kepada Menteri melalui Kepala Kantor Pertanahan yang daerah
kerjanya meliputi letak tanah yang bersangkutan.
Permohonan tersebut memuat :
a. Keterangan mengenai identitas Pemohon yaitu :
- Perorangan : nama, umur, kewarganegaraan, tempat tinggal dan
pekerjaannya serta keterangan mengenai istri/suami dan anaknya
yang masih menjadi tanggungannya; dalam keterangan tersebut
harus dilampiri dengan fotocopy surat bukti identitas, surat bukti
kewarganegaraan Republik Indonesia.
- Badan hukum : nama, tempat kedudukan, akta, tanggal dan nomor
surat keputusan pengesahannya oleh pejabat yang berwenang;
fotocopy akta peraturan pendiriannya dan salinan surat keputusan
penunjukkannya.
b. Keterangan mengenai tanahnya yang meliputi :
Data Yuridis : sertifikat, girik, surat kapling, suratsurat bukti pelepasan
hak dan pelunasan tanah dan rumah dan atau tanah yang dibeli dari
Pemerintah, putusan pengadilan, akta PPAT, akta pelepasan hak, dan
surat-surat bukti perolehan tanah lainnya;
Data Fisik : surat ukur, gambar stuasi dan IMB.

II-4
c. Surat pernyataan pemohon mengenai jumlah bidang, luas dan status
tanah-tanah yang telah dimiliki oleh pemohon termasuk bidang tanah
yang dimohon.
2. Setelah berkas permohonan tersebut diterima, maka Kepala Kantor
Pertanahan :
a. Memeriksa dan meneliti kelengkapan data yuridis dan data fisik;
b. Mencatat dalam formulir isian sesuai ketentuan;
c. Memberikan tanda terima berkas permohonan formulir isian yang
ditentukan;
d. Memberitahukan kepada pemohon untuk membayar biaya yang
diperlukan untuk menyelesaikan permohonan tersebut dengan
rinciannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang
berlaku.
3. Selanjutnya Kepala Kantor Pertanahan memerintahkan kepada Kepala
Seksi Hak Atas Tanah atau petugas yang ditunjuk untuk memeriksa
permohonan hak terhadap tanah yang sudah terdaftar dan tanah yang data
yuridis dan data fisiknya telah cukup untuk mengambil keputusan yang
dituangkan dalam Risalah Pemeriksaan Tanah. Tim penelitian tanah
memeriksa permohonan hak terhadap tanah yang belum terdaftar dalam
berita acara. Panitia pemeriksaan tanah A memeriksa permohonan hak
selain yang diperiksa sebagaimana dimaksud diatas dan dituangkan dalam
Risalah Pemeriksaan Tanah.
4. Dalam hal keputusan pemberian hak milik telah dilimpahkan kepada kepala
Kantor pertanahan, maka setelah mempertimbangkan pendapat dari Kepala
Seksi Hak atas Tanah atau pejabat yang ditunjuk atau Tim Penelitian Tanah
atau Panitia Pemeriksa Tanah A, Kepala Kantor Pertanahan akan
menerbitkan keputusan pemberian hak atas tanah yang dimohon atau
keputusan penolakan yang disertai dengan alasan penolakannya.
5. Dalam hal keputusan pemberian hak tidak dilimpahkan kepada Kepala
Kantor Pertanahan, maka Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan
menyampaikan berkas permohonan tersebut kepada Kepala Kantor Wilayah
disertai dengan pertimbangnnya.

II-5
6. Setelah menerima berkas permohonan yang disertai pendapat dan
pertimbangan dari Kepala Kantor Pertanahan, Kepala kantor Wilayah
memerintahkan kepada Kepala Bidang Hak Atas Tanah untuk memeriksa
dan meneliti kelengkapan data yuridis dan data fisik, dan apabila belum
lengkap segera meminta Kepala Kantor Pertanahan yang bersangkutan
untuk melengkapinya. Kemudian Kepala Kantor Wilayah menerbitkan
keputusan pemberian hak hak atas tanah yang dimohon atau penolakan yang
disertai dengan alasan penolakannya.
7. Dalam hal keputusan pemberian hak tidak dilimpahkan kepada Kepala
Kantor Wilayah, maka Kepala Kantor Wilayah menyampaikan berkas
permohonan tersebut kepada Menteri disertai pendapat dan
pertimbangnnya.
8. Setelah menerima berkas permohonan yang disertai pertimbangan tersebut
Menteri memerintahkan kepada pejabat yang ditunjuk untuk memeriksa dan
meneliti kelengkapan data yuridis dan data fisik atas tanah yang dimohon
dengan memeperhatikan pendapat dan pertimbangan Kepala Kantor
Wilayah, kemudian Menteri menerbitkan Keputusan Pemberian Hak Atas
Tanah yang dimohon atau penolakan yang disertai dengan alasan
penolakannya.
9. Keputusan Pemberian Hak atau Keputusan Penolakan disampaikan kepada
pemohon melalui surat tercatat atau dengan cara lain yang menjamin
sampainya keputusan tersebut kepada yang berhak.

II-6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan

Saran

III-1
DAFTAR PUSTAKA
Sujiwo, Delon. 2015. Tentang Hukum. http://tanahlaw.blogspot.co.id/2015/11/tata-
cara-dan-prosedur-pemberian-hak.html. Diakses pada tanggal 28 November 2016
Pukul 10.54 WIB

http://satulayanan.id/layanan/index/350/surat-tanah-pemberian-hak-milik-
perorangan-badan-hukum/bpn

Yusrizal. 2013. Dunia Hukum. http://myrizal-76.blogspot.co.id/2013/02/tata-cara-


pemberian-hak-milik-atas.html. Diakses pada tanggal 29 September 2016 pukul
10:12

III-2

Anda mungkin juga menyukai