2. Penyebab diare?
Pengobatan
Pengobatan pada pasien bayi/balita dan anak agak sedikit berbeda dengan dewasa. Namun pada
intinya pengobatan diare adalah Rehidrasi (penggantian cairan).
Diare akut pada orang dewasa selalu terjadinya singkat bila tanpa komplikasi, dan kadang-
kadang sembuh sendiri meskipun tanpa pengobatan. Tidak jarang penderita mencari pengobatan
sendiri atau mengobati sendiri dengan obat-obatan anti diare yang dijual bebas. Biasanya
penderita baru mencari pertolongan medis bila diare akut sudah lebih dari 24 jam belum ada
perbaikan dalam frekuensi buang air besar ataupun jumlah tinja yang dikeluarkan. Prinsip
pengobatan adalah menghilangkan penyebab diare dengan memberikan antimikroba/antibiotik
yang sesuai dengan etiologi, terapi supportive atau fluid replacement dengan intake cairan yang
cukup atau dengan Oral Rehidration Solution (ORS) yang dikenal sebagai oralit, dan tidak jarang
pula diperlukan obat simtomatik untuk menyetop atau mengurangi frekuensi diare. Obat yang
digunakan untuk mengurangi frekuensi diare contohnya attalpugite, loperamide, kaolin pektin.
Pengobatan pada bayi/balita dan anak menggunakan Lintas Diare (Lima Langkah Tuntaskan
Diare) :
1. Rehidrasi menggunakan oralit osmolaritas rendah
2. Zinc selama 10 hari berturut-turut
3. Pemberian ASI dan makanan
4. Pemberian antibiotik sesuai indikasi
Antibiotik jangan diberikan kecuali atas indikasi misalnya pada diare berdarah dan kolera,
pemberian antibiotik yang tidak tepat akan memperpanjang lamanya diare karena akan
mengganggu flora usus. Selain itu pemberian antibiotik yang tidak tepat akan mempercepat
resistensi kuman terhadap antibiotik dan menambah resistensi kuman.
5. Nasihat pada ibu/ pengasuh anak
Nasihat diberikan kepada orang tua/ pengasuh bagaimana memberikan pengobatan diare di
rumah, pemberian makan dan segera kembali ke petugas kesehatanan /puskesmas bila
terdapat tanda bahaya yang berupa demam, tinja berdarah, muntah berulang, makan atau
minum sedikit, sangat haus dan diare makin sering.
Selain LINTAS DIARE di atas, pada kasus diare anak dan balita dapat diberikan probiotik yang
berfungsi juga untuk membantu mempercepat penyembuhan diare. Pengobatan pada anak tidak
boleh diberikan obat yang langsung menghentikan diare (adsorben dan antimotilitas) seperti yang
diberikan pada orang dewasa. Pemberian adsorben pun dikatakan tidak efektif karena adsorben
hanya sedikit mengubah konsistensi tinja tetapi tidak bisa mengurangi kehilangan cairan dan
mineral. Dan antimotilitas berbahaya bila diberikan pada anak balita karena dapat menyebabkan
ileus paralitik (terhalangnya pencernaan karena tidak adanya gerakan peristaltik). Selain itu
antimotilitas menghambat pengeluaran organisme penyebab diare dan dapat memperpanjang
penyakitnya. Jadi intinya, pada anak balita jangan diberikan obat yang aneh-aneh, cukup
penanganan awal dan segera ke dokter jika diare tidak dapat ditangani dan sudah ada tanda-tanda
dehidrasi.
Kotoran bayi berwarna hijau bisa terjadi karena ketidakseimbangan asupan foremilk dan
hindmilk. Dalam arti yang sederhana, foremilk merupakan ASI yang masih sangat encer yang
pertama kali keluar saat ibu mulai menyusui. Sebaliknya, hindmilk ialah ASI yang lebih kental
lantaran keluar paling akhir. Jika di dalam foremilk ada kandungan rendah kalori dan tinggi
laktosa, maka hindmilk mengandung lemak yang tinggi. Biasanya bayi yang telalu banyak
meminum foremilk akan membuat fesesnya berwarna hijau. Karena itu, bayi harus menyusu
lebih lama pada satu payudara hingga hindmilk-nya dikonsumsi secara sempurna. Selain itu,
kotoran berwarna kehijauan juga dapat disebabkan infeksi virus (disertai diare), penggunaan susu
formula yang tidak cocok pada bayi, MPASI yang mengandung sayuran hijau, ibu mengonsumsi
sayuran hijau, dan mengonsumsi antibiotik/obat tertentu.
3. Mitos atau fakta jika merendam pakaian anak terlalu lama bisa menyebabkan diare? Boleh
diberikan penjelasan?
Kata orang dulu, saat mencuci pakaian anak, proses merendam tidak boleh terlalu lama. Bisa
membuat anak gampang masuk angin dan mencret-mencret, katanya. Hal ini sama sekali tidak
ada hubungannya. Mungkin masuk akal kalau anak mengalami gejala awal diare karena
pakaiannya masih lembab/belum terlalu kering saat digunakan ditambah pola makannya yang
tidak baik atau lingkungan yang kurang higienis.
4. Mitos atau fakta diet BRAT (Banana, Rice, Applesauce, Toast) dapat mengobati diare? Boleh
diberikan penjelasan? Mitos
Diet BRAT dikenal sebagai bagian dari tatalaksana diare. Anak-anak dengan diare tidak
dianjurkan makanan lain selain BRAT (Banana = pisang, Rice= nasi, Applesauce = saus apel,
Toast = Roti). Apakah diet BRAT ini masih digunakan hingga sekarang?
Pisang mengandung tinggi kalium dan serat yang tahan terhadap enzim amilase. Pada saat diare,
tubuh banyak mengeluarkan cairan dan elektrolit terutama kalium. Kekurangan kalium sering
menjadi komplikasi pada diare. Nasi (kadang diberikan dalam bentuk air tajin) dan roti
mengandung karbohidrat kompleks dengan daya tarik air yang rendah sehingga tidak
menyebabkan tinja menjadi encer. Nasi dianggap memiliki zat anti sekretorik (mencegah
pengeluaran air dari usus besar). Apel lebih terkenal di Negara empat musim, mengandung pectin
yang dapat mengeraskan tinja.
Namun seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, tatalaksana diare saat ini tidak lagi
bertujuan untuk mengurangi frekuensi diare ataupun mengentalkan tinja, tetapi untuk mencegah
dehidrasi. Sejak ditelitinya mekanisme penyerapan elektrolit dan air dalam saluran cerna pada
anak diare, cairan rehidrasi oral dikembangkan (sekitar tahun 1940an), dan menjadi terapi
utama pada diare. Saat ini, tatalaksana nutrisi yang dianjurkan AAP dan WHO pada anak diare
adalah “early feeding” yaitu tidak memuasakan anak, memberikan makan seperti biasa.
Pembatasan makanan saat diare dan hanya memberikan BRAT saja dinilai tidak efektif karena
diet BRAT memiliki kalori yang rendah.
5. Mitos atau fakta saat diare tidak boleh minum susu? Boleh diberikan penjelasan?
Anggapan ini mitos yang tidak terbukti. Justru, saat diare kita tidak boleh menurunkan asupan
makanan bernutrisi, termasuk susu, demi membuat tubuh lebih cepat pulih. Jika kita menurunkan
asupan makanan bernutrisi, bisa jadi kondisi diare yang dialami tak kunjung sembuh. Pada terapi
LINTAS DIARE pada bayi/balita dan anak, ASI tetap diberikan.
Jika diare yang menyerang adalah diare akut, kita juga sebaiknya memperbanyak asupan
makanan sehat seperti buah dan sayur. Banyak orang yang takut untuk mengonsumsi makanan
berserat karena berpikir jika kandungan ini bisa semakin ‘memperlancar’ pencernaan sehingga
membuat diare menjadi semakin parah. Padahal, serat tidak akan memperparah diare dan justru
bisa membantu proses pemulihannya.
Meskipun begitu, pengecualian minum susu saat diare bisa dilakukan jika yang dialami ternyata
disebabkan oleh intoleransi laktosa, kondisi yang membuat kita mengalami gangguan
pencernaan seperti kembung, mual-mual, atau diare akibat mengonsumsi makanan atau minuman
dari produk susu. Jika memang penyebabnya adalah masalah kesehatan ini, mau tidak mau kita
memang harus menurunkan asupan susu atau bahkan menghindarinya sama sekali dan
6. Mitos atau fakta suplemen bisa mempercepat penyembuhan diare? Boleh diberikan penjelasan?
Fakta. Beberapa penelitian menunjukkan suplemen zink atau zat seng bermanfaat untuk
memperbaiki dinding saluran cerna. Kekurangan zat ini dapat menyebabkan anak mudah terkena
infeksi salah satunya diare. Bahkan, suplementasi zink dapat memperbaiki gejala diare ringan
dan sedang. Suplemen zink juga masuk dalam LINTAS DIARE. Penelitian juga menunjukkan
laktobasillus atau suplementasi probiotik dan prebiotik dapat memperpendek waktu diare.
Zink penting untuk membantu proses sintesis protein, pertumbuhan sel, meningkatkan kekebalan
tubuh, menjaga metabolisme tubuh, serta menjaga keseimbangan air dan elektrolit dalam tubuh.
Kekurangan zat gizi zink dalam tubuh dapat dihubungkan dengan peningkatan risiko infeksi
saluran cerna dan penurunan fungsi kekebalan tubuh.
WHO dan UNICEF merekomendasikan agar anak balita yang menderita diare akut diberikan
suplemen zinc sebanyak 20 mg (1 tablet/1 sendok takar) selama 10-14 hari. Sedangkan anak usia
di bawah enam bulan cukup diberikan 10 mg (½ tablet/ ½ sendok takar) per hari. Orangtua bisa
melarutkan tablet suplemen zinc dengan air matang atau ASI, kemudian berikan ke anak untuk
diminum
7. Mitos atau fakta banyak pikiran bisa menyebabkan diare? Boleh diberikan penjelasan?
Fakta.
Para ahli telah mengonfirmasi adanya hubungan antara stres dengan diare. Selain diare, stres juga
dapat menyebabkan penyakit gangguan saluran cerna. Gangguan tersebut dikenal dengan
sebutan irritable bowel syndrome (IBS). Diperkirakan, IBS diderita oleh 15% penduduk dunia.
IBS dapat dialami oleh siapa saja, mulai dari anak-anak hingga lansia. Tercatat bahwa wanita
lebih banyak menderita IBS hingga 3 kali lipat dibandingkan pria. IBS menyebabkan berbagai
gejala yang sangat mengganggu, seperti nyeri perut, kembung, diare, atau konstipasi. Meski
demikian, tidak ditemukan adanya kelainan organik pada saluran pencernaan. Penyebab pasti
dari IBS ini belum diketahui. Namun, salah satu faktor risiko utama IBS adalah stres psikologis.
Para ahli memperkirakan IBS yang disebabkan oleh stres mencakup 60-80% dari semua kasus
IBS. Selain itu, gangguan dari komposisi bakteri usus juga dapat memicu IBS–salah satu hal
yang dapat menyebabkan gangguan ini tidak lain adalah stres psikologis. Selain manajemen
stres, para ahli menyarankan penggunaan probiotik untuk membantu mengatasi IBS.
8. Mitos atau fakta pada umumnya para ibu meyakinin anak mandi terlalu sore dengan
menggunakan air dingin, bisa sebabkan perut kembung dan diare? Boleh diberikan penjelasan?
Mitos. Penggunaan air dingin saat mandi terlalu sore tidak sepenuhnya menyebabkan perut
kembung dan diare. Mungkin memang dapat menyebabkan perut kembung karena udara yang
terlalu dingin saat sore hari. Tapi jika dilihat dari penyebab diare, maka hal ini tidak terbukti
dapat menyebabkan anak menjadi diare. Namun, tidak ada salahnya jika memandikan anak-anak
lebih awal dan bisa menggunakan air hangat untuk menghindari perut kembung.