Anda di halaman 1dari 14

KATA KUNCI

1. Laki laki umur 24 tahun


2. Mengamuk
3. Belum menikah
4. Dialami sejak 2 minggu
5. Gangguan siklus tidur
6. Riwayat pengguanan shabu, bat-obatan seperti THD, diazepam sejak tahun
2007
7. Hendaya sosial, keluarga dan penggunaaan waktu senggang
8. Tidak dapat mengontrol emosi
9. Gelisah dan berbicara sendiri
10. Riwayat obat di dapatkan dari teman
11. Afek tumpul
12. Halusinasi di sangkal
13. Produktifitas berlebihan
14. Norma sosial terganggu
15. Pada pemeriksaan internus dan neurologi tidak ada kelainan
PERTANYAAN

1. Apa yang dimaksud dengan gangguan jiwa dan kriteria dikatakan


gangguan jiwa ?
Terjadi perubahan fungsi jiwa yang menyebabkan perubahan fungsi jiwa yang
menimbulkan hambatan dalam melaksanakan peran sosial, adanya gejala klinis yang
bermakna yang dapat menyebabkan distress dan disability.Gangguan jiwa adalah
suatu sindrom atau pola prilaku seseorang yang bermakna yang menyebabkan distress
dan disability.

2. Apa DD pada kasus ?


a. Gangguan mental dan prilaku akibat multiple zat dan zat psikoaktif lainnya
DSM-IV Diagnostic Criteria for Substance Dependence/Ketergantungan Zat.
Suatu pola pengguanaan zat yang maladaptif mengarah pada gangguan atau
penderitaan yng bermakna klinis, bermanifestasi sebagai 3 (tiga) atau lebih hal-hal
berikut yang terjadi pada tiap saat dalam periode 12 bulan:
1) Toleransi yang didefinisikan sbb:
a) Peningkatan nyata jumlah kebutuhan zat untuk mendapatkan efek yang
didamba atau mencapai intoksikasi.
b) Penurunan efek yang nyata dengan penggunaan kontinyu jumlah yang sama
dari zat.
2) Withdrawal, bermanifestasi sebagai salah satu dari:
a) Sindroma withdrawal khas untuk zat penyebab ( criteria A dan B dari gejala
withdrawal zat).
b) Zat yang sama atau sejenis digunakan untuk menghilangkan atau menghindari
gejala-gejala withdrawal.
3) Zat yng dimaksud sering digunakan dalam jumlah yang besar atau lewat dari
batas waktu pemakaiannya.
4) Adanya hasrat menetap atau ketidakberhasilan mengurangi atau mengendalikan
pemakaian zat.
5) Adanya aktifitas yang menyita waktu untuk kebutuhan mendapatkan zat
(mis.mendatangi berbagai dokter atau sampai melakukan perjalan jauh), untuk
menggunakan zat (merokok tiada sela) atau untuk pulih dari efeknya.
6) Kegiatan-kegiatan sosial yang penting,pekerjaan atau rekreasi dilalaikan atau
dikurangi karena penggunaan zat.
7) Penggunaan zat tetap berlanjut meskipun mengetahui bahwa problem fisik dan
fisiologis menetap atau berulang disebabkan oleh penggunaan zat (mis.sementara
menggunakan kokain meskipun mengetahui itu menginduksi depresi atau tetap
meneguk-alkohol- meskipun mengetahui hal itu memperburuk ulcus gaster).
8) Tentukan jika:
9) Dengan ketergantungan fisiologis: terbukti adanya toleransi atau
withdrawal.Tanpa ketergantungan fisiologis: tidak terbukti adanya toleransi
atau withdrawal.
Tentukan perlangsunganya :
 Remisi dini penuh
 Pemisi dini parsial
 Remisi penuh menetap
 Remisi parsial menetap
 Dalam terapi agonis

b. Skizofrenia
Kriteria Diagnosis Skizofrenia menurut DSM IV
a) Gejala Karakteristik
Dua atau lebih berikut ditemukan selama periode 1 bulan.
1) Waham
2) Halusinasi
3) Bicara terdisorganisasi (sering menyimpang/inkoheren)
4) Perilaku terdisorganisasi atau katatonik yang jelas
5) Gejala negative yaitu pendataran afektif, alogia atau tidak ada
kemauan(avolition).
b) Disfungsi sosial/pekerjaan Seperti pekerjaan, hubungan interpersonal atau
perawatan diri.
c) Durasi sekurang-kurangnya 6 bulan
d) Penyingkiran gangguan skizoafektif dan gangguan alam perasaan Gangguan
skizoafektif dan gangguan alam perasaan dengan ciri psikotik telah disingkirkan
karena:
- Tidak terdapat episode depresif berat, manik atau campuran yang terjadi
bersama-sama dalam fase aktif, atau
- Jika episode suasana perasaan terjadi selama gejala fase aktif, durasi totalnya
lebih singkat dibanding durasi periode aktif dan residual.
e) Penyingkiran zat/kondisi medis umum
f) Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasive

PEDOMAN DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA MENURUT PPDGJ III


1. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala-gejala itu kurang tajam atau kurang
jelas) :
a) “Thought echo“ = isi pikiran dirinyasendiri yang berulang atau bergema
dalam kepalanya (tidak keras) , dan isi pikiran ulangan, walaupun isi sama,
namun kualitasnya berbeda; atau
“Thought insertion or withdrawal” = isi pikiran yang asing dari luar masuk
kedalam pikirannya (insertion) atau isi pikirannya diambil keluar oleh
sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
“Thought broadcasting” = isi pikirannya tersiar keluar sehingga orang lain
atau umum mengetahuinya;
b) “Delusion of control” = waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
“Delusion of influence” = waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu
kekuatan tertentu dari luar; atau
“Delusion of passivity” = waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah
terhadap suatu kekuatan tertentu dari luar; (tentang “dirinya“ = secara jelas
merujuk ke pergerakan tubuh atau anggota gerak atau ke pikiran, tindakan,
atau penginderaan khusus);
“Delusional perception” = pengalaman inderawi yang tak wajar, yang
bermakna, sangat khas bagi dirinya, biasanya bersifat mistik atau mukjizat;
c) Halusinasi auditorik:
- Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap
perilaku pasien, atau
- Mendiskusikan perihal pasien diantara mereka sendiri (diantara berbagai
suara yang berbicara), atau
- Jenis suara halusinasi lain yang berasla dari salah satu bagian tubuh
d) Waham – waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal
keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan
diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau
berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain).
2. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara
jelas :
a) Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide – ide berlebihan (over loaded
ideas) yang menetap, atau yang apabila terjadi setiap hari selama berminggu –
minggu atau berbulan – bulan terus menerus;
b) Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan
(interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak
relevan atau neologisme;
c) Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme dan stupor;
d) Gejala – gejala “negatif”, seperti sangat apatis, bicara yang jarang, dan
respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja
sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh
depresi atau medikasi neuroleptika;
3. Adanya gejala – gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun
waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik
prodormal);
4. Harus ada suatu perbuatan yang konsisten dan bermakna dalam mutu
keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal
behaviour), bermanifestasi sebagai hilangnya minat, hidup tak bertujuan, tidak
berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan
penarikan diri secara sosial.
.
c. Gangguan depresi
KRITERIA DIAGNOSTIK DSM-IV-TR
a) Adanya suatu episode depresif mayor tunggal
b) Episode depresif mayor tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan
skizoafektif dan tidak bertumpang tindih dengan skizofrenia, gangguan
skizofreniform, gangguan waham atau gangguan psikotik yang tak
tergolongkan
c) Tidak pernah terdapat suatu episode manik, episode campuran atau episode
hipomanik.
Catatan : penyingkiran ini tidak berlaku jika semua episode mirip manik,
mirip campuran atau mirip hipomanik adalah diinduksi oleh zat atau
pengobatan atau oleh efek fisiologis langsung dari suatu kondisi medis umum.
Jika kriteria lengkap memenuhi suatu Episode Depresif Mayor, tentukan
status klinis dan atau gambaran sekarang : Ringan, sedang, berat tanpa ciri
psikotik, berat dengan ciri psikotik

KRITERIA DIAGNOSIS DEPRESI PPDGJ-III (ICD-10)


a. Gejala utama (minimal 2) :
1) Suasana perasaan (mood) yang depresif
2) Kehilangan minat dan kegembiraan
3) Berkurangnya energy/mudah lelah dan menurunnya aktivitas
b. Gejala lainnya yang lazim (minimal 2) :
1) Kosentrasi dan perhatian berkurang
2) Harga diri dan percaya diri berkurang
3) Gagasan perasaan bersalah dan tidak berguna
4) Pandangan masa depan yang suram dan pesimitis
5) Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri
6) Tidur terganggu
7) Nafsu makan berkurang
c. Waktu : minimal 2 minggu (kecuali gejala berat)
d. Gangguan anxietas

3. Sebutkan penggolongan napza berdasarkan mekanisme kerjanya?


1) Depresan (menekan aktifitas fungsi otak) Seperti : Alkohol, benzodiazepin,
solven, kanabis dosis rendah.
2) Stimulan (meningkatkan kerja ssp) Seperti : amphetamin, metamfetamin,
kokain, kafein.
3) Halusinogen (menyebabkan halusinasi)seperti : mescalin, kanabis dosis
tinggi, MDMA. PCP.

4. Bagaimana mekanisme napza di otak sehingga bisa menjadi manifestasi


klinis ?
Menekan aktifitas fungsi, merangsang aktifitas fungsi otak dan halusinoge.
Karena terjadi gangguan neurontransmiter pada pascasinap, pada narkoba zat kimia
nya mirip dengan neurontransmiter yang dalam tubuh sehingga jika jumlah dalam
tubuh berlebihan akan menimbulkan gejala. Contoh opioid yang mirip dengan
dopamin.Karena efek ketergantungan maka tubuh sulit berkompensasi menggunakan
zat yang ada di dalam tubuh melainkan zat narkotika tersebut sehingga menyebabkan
ketergantungan dengan beberapa manifestasi klinis yang mencul.

5. Bagaimana menentukan diagnosis multiaksial dari kasus ?


Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan perilaku dan psikologis yang secara
klinis bermakna seperti sering bicara sendiri, emosi tak terkendali, adanya halusinasi
serta menimbulkan gangguan dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari dan
fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita
gangguan jiwa.
Dari pemeriksaan status mental di dapatkan, Mood eutimia, daya ingat cukup,
Ada halusinasi auditorik. Pada pemeriksaan status internus dan neurologis tidak
ditemukan adanya klainan organobiologik sehingga kemungkinan gangguan mental
organik dapat tersingkirkan. Dengan demikian pasien di kategorikan ganguan jiwa
psikotik non organik.
Dari autoanamnesis bahwa pasien mempunyai riwayat merokok dan minum
alkohol sedangkan untuk penyalahgunaan zat, pasien mengkonsumsi
Trixexyphenidyl dan antimo sehingga menimbulkan halusinasi pada pasien. Dengan
demikian pasien masuk dalam kategori gangguan mental dan prilaku akibat
penggunaan zat psikoaktif.
Berdasarkan data-data di atas, maka sesuai dengan kriteria PPDGJ III diusulkan
diagnosis axis I pada pasien memenuhi kriteria diagnosis gangguan mental dan
perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif dan zat multiple psikoaktif lainnya
(F19).
Aksis II : Tidak ada diagnosis
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Primary Support grup
Aksis V : Skala GAF saat ini 60-51 gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang.

6. Bagaimana rencana terapi pada kasus ini ?


Pilihan terapi untuk pasien psikotik yaitu
a. OBAT ANTI PSIKOTIK TIPIKAL
1) Phenothiazine
 Rantai aliphatic : CHLORPROMAZINE
LEVOMEPROMAZINE
 Rantai piperazine : PERPHENAZINE
TRIFLUOPERAZINE
FLUPHENAZINE
 Rantai piperidine : THIORIDAZINE

2) Butyrophenone : HALOPERIDOL

3) Diphenyl-butyl-piperidine : PIMOZIDE

b. OBAT ANTI PSIKOTIK ATIPIKAL


1) Benzamide : SULPIRIDE
2) Dibenzodiazepine : CLOZAPINE
OLANZAPINE
QUETIAPINE
3) Benzisoxazole : RISPERIDON
N Dosis
Nama Generik Nama Dagang Sediaan
o Anjuran
LARGACTIL Tab. 25 mg, 100 mg
PROMACTIL 150-600
1 Chlorpromazine
MEPROSETIL mg/h
ETHIBERNAL Amp.25 mg/ml
SERENACE Tab. 0,5 mg, 1,5&5 5-15 mg/h
mg
Liq. 2 mg/ml
HALDOL Amp. 5 mg/ml
2 Haloperidol
GOVOTIL Tab. 0,5 mg, 2 mg
LODOMER Tab. 2 mg, 5 mg
HALDOL DECA- Tab. 2 mg, 5 mg 50 mg / 2-4
NOAS Amp. 50 mg/ml minggu
3 Perphenazine TRILAFON Tab. 2 mg, 4&8 mg 12-24 mg/h
Fluphenazine 10-15 mg/h
ANATENSOL Tab. 2,5 mg, 5 mg
4 Fluphenazine- 25 mg / 2-4
MODECATE Vial 25 mg/ml
decanoate minggu
Levomepromazin Tab.25 mg
5 NOZINAN 25-50 mg/h
e Amp. 25 mg/ml
6 Trifluoperazine STELAZINE Tab. 1 mg, 5 mg 10-15 mg/h
150-600
7 Thioridazine MELLERIL Tab. 50 mg, 100 mg
mg/h
DOGMATIL – Tab. 200 mg 300-600
8 Sulpiride
FORTE Amp. 50 mg/ml mg/h
9 Pimozide ORAP FORTE Tab. 4 mg 2-4 mg/h
RISPERDAL Tab. 1,2,3 mg
NERIPROS Tab. 1,2,3 mg
Tab 2-6
10 Risperidone NOPRENIA Tab. 1,2,3 mg
mg/h
PERSIDAL-2 Tab. 2 mg
RIZODAL Tab. 1,2,3 mg
11 Clozapine CLOZARIL Tab. 25 mg, 100 mg 25-100 mg/h
Tab. 25 mg, 100
12 Quetiapine SEROQUEL 50-400 mg/h
mg, 200 mg
13 Olanzapine ZYPREXA Tab. 5 mg, 10 mg 10.20g/h
7. Apa saja gangguan dari penggunaan napza?
a. Intoksikasi akut : Kondisi peralihan yang timbul akibat penggunaan napza
yang berlebihan, sehingga terjadi gangguan kesadaran, fungsi kognitif, dan
persepsi.
b. Penggunaan yang merugikan : Penggunaan zat yang merusak kesehatan baik
fisik maupun mental.
c. Sindrom ketergantungan.Dorongan kuat menggunakan zat psikoaktif, sulit
mengendalikan perilaku penggunaan zat.Gejala yang mered jika zat
dilanjutkan.

8. Sebutkan jenis2 napza?


1) Narkotika
- Zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman
- Baik sintetis maupun semisintetis
- Menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan.
PENGGOLONGAN
Golongan I :
a) Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan,
b) Tidak ditujukan untuk terapi
c) Potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan,
Contoh: heroin/putauw, kokain, ganja
Golongan II:
a) Berkhasiat pengobatan, sebagai pilihan terakhir
b) Digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan
c) Potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan
Contoh: morfin, petidin
Golongan III:
a) Berkhasiat pengobatan
b) Banyak digunakan dalam terapi atau pengembangan ilmu pengetahuan
c) Potensi ringan mengakibatkan ketergantungan
Contoh: kodein

2) Psikotropika
- Zat atau obat, alamiah maupun sintetis bukan narkotika
- Berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

PENGGOLONGAN
GOLONGAN I :
a) Digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan
b) Tidak digunakan dalam terapi
c) Potensi amat kuat mengakibatkan ketergantungan.
Contoh:ekstasi, shabu, LSD
GOLONGAN II:
a) Tujuan ilmu pengetahuan
b) Berkhasiat pengobatan, dapat digunakan dalam terapi,
c) Potensi kuat mengakibatkan ketergantungan.
Contoh: amfetamin, metilfenidat atau Ritalin
GOLONGAN III :
a) Berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
b) Tujuan ilmu pengetahuan
c) Potensi sedang mengakibatkan ketergantungan
Contoh: pentobarbital, flunitrazepam
GOLONGAN IV:
a) Berkhasiat Pengobatan Dan Sangat Luas Digunakan Dalam Terapi
b) Untuk Tujuan Ilmu Pengetahuan
c) Potensi Ringan Mengakibatkan Ketergantungan
Contoh: diazepam, bromazepam, fenobarbital, klonazepam,
klordiazepoxide, nitrazepam, seperti pil BK, pil Koplo, Rohipnol,
Dumolid, Mogadon

3) Zat Adiktif Lain


a. Alkohol
b. Jenis alkohol lain
 Metanol
 Inhalansia(gas yang dihirup) Solven (zat pelarut)
Contoh: Lem, tiner, penghapus cat kuku, bensin.
 Tembakau
 Kafein

9. Prognosis dari kasus ini?


Prognosis pada kasus ini termasuk dubia ad bonam karena berdasarkan kasus di
dapatkan adanya faktor yang baik dan memperburuk keadaan setara, sehingga
secara keeluruhan dapat di katakan dubia ad bonam
DAFTAR PUSTAKA

1. Martono, Lydia Harlina, dkk. 2000. Penanggulangan Terpadu Penyalahgunaan


Narkoba Berbasis Remaja. Jakarta : Pedoman bagi Penyusun Program dan
Pelaksana Lapangan Lembaga Pemerintah dan Masyarakat.
2. Maslim R. 2001. ed. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat.
in PPDGJ-III. Jakara : Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa FK-Unika Atmajawa.
3. Sadock BJ, Sadock VA. 2012. Gangguan Terkait Zat edited by Muttaqin H,
Sihombing Retna NE. in Kaplan&Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, 2nd ed.
Jakrta : EGC. 5
4. M. Arief Hakim. 2004. Bahaya Narkoba Alkohol : Cara Islam Mengatasi,
Mencegah dan Melawan, Bandung : Nuansa.
5. Sofyan, Ahmadi, 2007. Narkoba Mengincar Anak Anda Panduan bagi Orang
tua, Guru, dan Badan Narkotika dalam Penanggulangan Bahaya Narkoba di
Kalangan Remaja. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher

Anda mungkin juga menyukai