(ISPA)
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Management Safety yang diampun
oleh Ns. Agus Santosa M.Kep
Disusun oleh :
TAHUN 2019
DAFTAR ISI
A. LATAR BELAKANG
Infeksi saluran pernafasan atau ISPA adalah infeksi akut yang
menyerang satu komponen saluran pernafasan bagian atas. Bagian
saluran pernafaasan atas yang terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring,
laring.
ISPA menjadi salah satu penyebab utama dan penyakit menular di
dunia. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah infeksi yang terjadi
pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri.Saluran napas
terdiri dari saluran napas atas dan saluran napas bawah.Kelompok yang
paling beresiko adalah balita, anak -anak, dan orang lanjut usia, terutama
di negara-negara dengan pendapatan per kapita rendah dan menegah.ISPA
merupakan penyakit yang banyak terjadi di negara sedang berkembang.
Penularan penyakit ISPA ini juga disebabkan karena si penderita
mengalami batuk atau bersin, kemudian bakteri penyebab ISPA tersebut
menular kepada orang yang ada di dekatnya.
Penyakit ISPA atau infeksi salurah pernapasan akut sangat perlu
diwaspadai. Membekali diri dengan pengetahuan tentang perawatan
infeksi saluran pernapasan akut bisa membuat Anda terhindar dari
serangan penyakit ISPA yang sangat tidak menyenangkan ini. Kenali juga
gejala infeksi saluran pernafasan akut sebelum terlambat.Selain faktor
tersebut, peningkatan penyebaran penyakit ISPA juga dikarenakan
perubahan iklim serta rendahnya kesadaran perilaku hidup bersih dan sehat
dalam masyarakat.Dalam rangka memahami lebih jauh tentang ISPA maka
di dalam makalah ini akan dijabarkan secara lengkap semua hal yang
berkaitan dengan ISPA.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian ISPA itu?
2. Apa sajakah tanda dan gejala penyakit ISPA?
3. Bagaimana cara mengatasi penyakit ISPA?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui etiologi ISPA
2. Untuk mengetahui penularan ISPA
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit serta diagnosis ISPA
4. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit ISPA
5. Untuk mengetahui pengobatan ISPA
6. Untuk mengetahui komplikasi atau medis ISPA
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan ISPA
8. Untuk mengetahui intervensi keperawatan ISPA
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Infeksi saluran pernafasan atau ISPA adalah infeksi akut yang
menyerang satu komponen saluran pernafasan bagian atas. Bagian saluran
pernafaasan atas yang terkena bisa meliputi hidung, sinus, faring, laring.
Merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak dinegara
sedang berkembang. Pada umumnya penyakit ISPA ini terjadi pada anak
anak akan tetapi tidak sedikit pula terjadi pada orang dewasa.
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) adalah infeksi yang terjadi
pada saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri. Saluran napas
terdiri dari saluran napas atas dan saluran napas bawah. Saluran napas atas
adalah saluran napas yang paling sering terpapar pajanan polusi luar
sehingga seringkali terkena infeksi pertama kali.
Penyakit ISPA adalah infeksi yang sangat menular. Orang yang
menderita penyakit ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut ini bisa
menularkan penyakitnya kepada mereka yang berkontak langsung
dengannya.
Penularan penyakit ISPA ini juga disebabkan karena si penderita
mengalami batuk atau bersin, kemudian bakteri penyebab ISPA tersebut
menular kepada orang yang ada di dekatnya.
Penyakit ISPA atau infeksi salurah pernapasan akut sangat perlu
diwaspadai. Membekali diri dengan pengetahuan tentang perawatan
infeksi saluran pernapasan akut bisa membuat Anda terhindar dari
serangan penyakit ISPA yang sangat tidak menyenangkan ini. Kenali juga
gejala infeksi saluran pernafasan akut sebelum terlambat.
B. Etiologi
Jumlah penderita infeksi pernafasan akut kebanyakan pada anak.
Etiologi dan infeksinya mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat
tinggal, dan masalah kesehatan yang ada. Pada umumnya ISPA
mempengaruhi hidung, tenggorokan, dan saluran udara. Biasanya ISPA
bisa sembuh dalam 7-10 hari tergantung dengan bagaimana perawatan
ketika terkena ISPA.
Infeksi saluran pernafaan akut merupakan kelompok penyakit yang
komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi.
Kebanyakan infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus dan
mikroplasma. Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis bakteri, viruus, dan
jamur. Bakteri penyebab ISPA misalnya: Steptokokus Hemolitikus,
Stsfilokokus, Pneumokokus, Homofilus Influenza, Bordetella Pertusis, dan
Korinebakterium Differia. Bakteri tersebut di udara bebas akan masuk dan
menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan
hidung. Biasanya bakteri itu menyerang anak-anak yang kekebalan
tubuhnya lemah misalnya saat perubahan musim panas ke musim hujan.
Untuk golongan virus penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus
(termasuk di dalamnyab virus para influensa, virus influensa, dan virus
campak), danadenovirus. Virus para influesa merupakan penyebab terbesar
dari sindroma batuk rejan, bronkiolitis dan penyakit demam saluran nafas
bagian atas. Untuk virus influensa bukan penyebab terbesar terjadinya
sindroma saluran pernafasan kecuali hanya epidemi-epidemi saja. Pada
bayi dan anak-anak, virus-virus influza merupakan penyebab terjadinya
lebih banyak penyakit saluran nafas bagian atas dari pada nafas bagian
bawah.
F. Komplikasi
Jika infeksi terjadi diparu paru dan tidak ditangani dengan baik, dapat
terjadi komplikasi yang serius dan dapat berakibat fatal.
Komplikasi yang sering terjadi akibat ISPA adalah gagal nafas akibat
paru paru berhenti berfungsi , peninggakatan kadar karbon dioksida dalam
darah serta gagal jantung.
G. Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan.
a. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
infeksi
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia
c. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi pada membran mukosa
faring dan tonsil
d. Resti penularan infeksi berhubungan dengan tidak kuatnya
pertahanan sekunder (adanya infeksi penekanan imun)
e. Kebersihan jalan napas inefektif berhubungan dengan peningkatan
produksi secret
f. Pola napas inefektif berhubungan dengan penurunan fungsi paru.
g. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan efek inflamasi
h. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
2. Pengkajian
a. Indentitas
Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, no
CM, Tanggal MRS
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
2) Riwayat kesehatan sekarang
3) Riwayat penyakit dahulu
4) Riwayat penyakit keluarga
5) Riwayat sosial
c. Pengkajian data dasar
1) Aktivitas atau istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia.
Tanda : alergi, penurunan toleransi aktifitas
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya gejala kronis
Tanda : takikardia, penampilan wajah merah atau pucat
3) Integritas ego
Stresor, masalah finansial
4) Makanan atau cairan
Gejala : anoreksia, mual atau muntah riwayat DM
Tanda :a) distensi
b) Hiper aktif bunyi usus
c) Kulit kering dan turgor buruk
d) Malnutrisi
5) Neurosensori
Gejala : Sakit kepala daerah frontal, perubahan mental
Tanda : Pasien meringis kesakitan, bingung dan insomnia
6) Nyeri atau kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (pleuritik) meningkat oleh
batuk, nyeri pada dada subaternal (influensa), miargia
Tanda : melingdungi area yang sakit untuk membatasi gerak
7) Pernapasan
Gejala : riwayat ISK kronis, PPOM, merokok, takipnea,
dipsnea, progresif, pernapasan dangkal.
Tanda : sputum (taktil dan fokal bertahap meningkat dengan
konsolidasi), Fremitus (taktil dan fokal bertahap meningkat
napas konsoloidasi), Bunyi napas (menurun atau napas
bronkial)
8) Kemanan
Gejala : riwayat gangguan system imun (Demam 38,5oC-
40,5oC)
Tanda : berkeringat dan mengigil.
H. Intervensi Keperawatan
1. Diagnosa 1
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses
infeksi
Tujuan : suhu tubuh kembali normal (35oc-37,5oc)
Kriteria hasil : pasien mengatakan suhu tubuhnya tidak panas lagi
Intervensi :
a. Observasi tanda-tanda vital
Reaksi : pemantauan TTV yang teratur dapat menentukan
perkembangan selanjutnya
b. Anjurkan kepada klien untuk melakukan kompres hangat pada
aksila atau dahi
Reaksi : dengan memberikan kompres hangat maka akan
terjadi evaporasi atau penguapan, sehingga panasnya akan
berkurang.
c. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan
yang dapat menyerap keringat, seperti yang terbuat dari katun
Reaksi : untuk mempercepat evaporasi atau penguapan
d. Atur sirkulasi darah
Reaksi : penyediaan udara bersih
e. Anjurkan klien untuk minum air hangan ± 2000-2500 ml/hari
Reaksi : kebutuhan cairan meningkat karena proses penguapan
tubuh meningkat.
f. Anjurkan klien untuk istirahat di tempat tidur selama feblis
penyakit
Reaksi : tirah baring untuk mengurangi metabolisme dan panas
g. Kolaborasi
Pemberian terapi obat-obatan anti mikroba
Antipiretik
Reaksi : untuk mengontrol infeksi dan menurunkan panas
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit ISPA adalah penyakit yang banyak diderita oleh bayi dan
anak-anak.Penyakit ISPA Penularan penyakit ISPA ini juga disebabkan
karena si penderita mengalami batuk atau bersin, kemudian bakteri
penyebab ISPA tersebut menular kepada orang yang ada di
dekatnya.Infeksi saluran pernafaan akut merupakan kelompok penyakit
yang komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai
etiologi.Pengobatan ISPA pada anak dalam kondisi tidak aman atau
nyaman bisa salah satunya dilakukan dengan jaga kelembapan ruangan
dalam rumah agar anak bernafas lebih mudah.
B. SARAN
Karena yang terbanyak penyebab kematian dari ISPA adalah
karena pneumonia, maka diharapkan penyakit saluran pernapasan
penangannya dapat diprioritaskan.Disamping itu penyuluhan kepada ibu-
ibu tentang penyakit ISPA perlu ditingkatkan dan dilaksanakan secara
berkesinambungan, serta penatalaksanaan dan diharapkan lebih
ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA