Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN HIPOSPADIA
 
Kasus :
An. Laki-laki usia 6 tahun dibawa ke RS karena BAK tidak lancar dan tidak
memancar. Dari hasil diagnosa medis anak mengalami hipospadia dan akan
direncanakan untuk program operasi. Perawat melakukan pengkajian
didapatkan hasil mengatakan cemas menghadapi operasi dan terlihat gelisah.
Setelah dilakukan operasi perawat melakukan pengkajian ulang didapatkan
hasil terdapat Luka post op. Sepanjang penis, dari scrotum sampai glans
penis, dan melingkar sepanjang glans (± 5 cm), letak meaatus uretra di penis.
An. mengatakan merasakan nyeri didaerah sekitar penis, dengan skala 7, nyeri
tiba-tiba berlangsung sekitar 2 menit, an. terlihat meringis, dan tampak
berhati-hati ketika merubah posisi. Terpasang prosedur invasi kateter
 Riwayat Kesehatan
 Keluhan Utama

Pasien mengatakan bahwa saat BAK tidak lancar.


 Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dari IGD pada hari sabtu jam 08.30 pagi 29 Januari
2020. Saat dilakukan pengkajian pasien mengatakan BAK tidak lancar
dan tidak memancar sejak 2 hari lalu. Pasien mengatakan cemas dan
terlihat gelisah karena akan operasi, dengan tekananan darah : 157/110
mmHg, nadi: 68 x/menit, RR:26x/menit dan suhu:36,1°C. Setelah
dilakukan pengkajian ulang pada tanggal 30 Januari 2020 pasien
mengatakan merasakan nyeri didaerah sekitar penis dengan skala 7,
nyeri tiba-tiba berlangsung sekitar 2 menit-an, pasien terlihat meringis,
dan tampak berhati-hati saat merubah posisi, terpasang prosdur invasi
kateter. Dengan tekanan darah 110/90 mmHg, nadi:65x/menit, RR:
25x/menit, dan suhu 36°C.
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Riwayat Prenatal
 Selama hamil, Ibu kontrol rutin di Puskesmas dan bidan dekat
tempat tinggalnya dan ANC dilakukan sebanyak 4-5 kali selama
kehamilan. Terdapat riwayat muntah. Tidak mempunyai riwayat
hipertensi, maupun perdarahan selama kehamilan.
 Riwayat Natal
 Pasien (anak) lahir di klinik bidan, ditolong bidan, secara spontan,
pada umur kehamilan 38 minggu, BBL 3000 gram, PB 42 cm.Anak
langsung menangis, tidak ada kejang maupun ikterik.
Riwayat Postnatal
 Ibu menyatakan rutin membawa anaknya untuk imunisasi di bidan
dan kontrol di Puskesmas. Imunisasi yang pernah dilakukan: vaksin
BCG, Hepatitis B, DPT, Polio dan campak.
Riwayat Penyakit yang pernah diderita
 Keluarga pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang di
derita pasien.
Riwayat Alergi
 Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi.

Imunisasi
 Ibu menyatakan rutin membawa anaknya untuk imunisasi di bidan.
Imunisasi Sudah/belum Umur (bulan)

BCG √ (1x) 0 bulan (scar 2x2 mm)

Hepatitis √ (4x) 0, 2, 3, 4

DPT √ (3x) 2, 3, 4

Polio √ (3x) 2, 3, 4

Campak √ (1x) 9

Imunisasi lainnya - -
Riwayat Pertumbuhan
 Umur tengkurap : 4 bulan
 Umur duduk : 8 bulan
 Umur mengoceh : 8 bulan
 Umur bicara : 12 bulan
 Umur berjalan : 17 bulan
Riwayat Penyakit Keluarga
 Pasien mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga seperti
hipertensi, diabetes, atau penyakit genetic lainnya.
No Symptom Etiologi Problem
1 DS : Pasien mengatakan Prosedur Ansietas
cemas menghadapi operasi pembedahan
DO : Pasien terlihat
gelisah
2 DS : Pasien mengatakan Agen Nyeri Akut
nyeri setelah dilakukan pencedera fisik
operasi
P : pasien mengalami nyeri
saat diam dan merubah
posisi
Q : nyeri seperti di tusuk
benda tajam karena pasien
selalu meringis
R : nyeri pada daerah
sekitar penis
S : skala nyeri 7
T : nyeri tiba-tiba
berlangsung sekitar 2
menit
DO
- Terdapat luka bedah pada
penis dan terbalut kassa
steril.
- Pasien tampak menahan
nyeri

3 DS : Pasien menyatakan Resiko Infeksi


nyeri pada penis karena
bekas operasi
DO : Pasien terpasang
kateter yang dapat
Diagnosa keperawatan
1) Ansietas berhubungan dengan
Prosedur pembedahan
2) Nyeri Akut berhubungan dengan Agen
pencedera fisik
3) Resiko infeksi
Dx keperawatan Tujuan Intervensi
Ansietas Setelah dilakukan Teknik Menenangkan
berhubungan tindakan keperawatan 3 (Kode SIKI : I.08248)
dengan Prosedur x 24 jam pada pasien An. 1. Identifikasi
pembedahan L dengan ansietas masalah yang
dapat teratasi dengan dialami
kriteria 2. Ciptakan ruangan
hasil : yang tenang dan
Tingkat Ansietas (Kode nyaman
SLKI : L.09093) 3. Anjurkan
mendengarkan
Indikator
Awal Akhir
musik yang

Perilaku disukai
3 5
gelisah 4. Anjurkan berdoa,
Perilaku
3 5 berdzikir, ibadah
tegang
Pola
3 5 sesuai yang dianut
tidur
5. Anjurkan keluarga
untuk
menenangkan
anaknya hingga
perasaannya
menjadi tenang
Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
berhubungan keperawatan 3 x 24 jam (Kode SIKI : I.08238)
dengan Agen pada pasien An. L dengan 1. Kaji tingkat nyeri
pencedera fisik nyeri akut dapat teratasi secara
dengan kriteria komprehensif
hasil : 2. Kaji tanda-tanda
Tingkat Nyeri (Kode SLKI vital
: L.08066) 3. Berikan posisi
Indikator Awal Akhir yang nyaman
Keluhan 2 5 4. Ajarkan terapi
nyeri non farmakologi
Meringis 2 5 (napas dalam,
Kesulitan 2 5 Mendengakan
tidur musik)
5. Kolaborasi
pemberian
analgetik
Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi
keperawatan 3 x 24 jam pada (kode SIKI : I.14539)
pasien An. L dengan resiko 1. Kaji tanda-tanda
infeksi dapat teratasi dengan vital
kriteria hasil : 2. Kaji luka post
Resiko infeksi (Kode SLKI : operasi meliputi
L.14128) kebersihan dan
1. Tidak ada tanda- tanda-tanda infeksi
tanda inflamasi
3. Lakukan
(rubor, kalor, dolor)
2. Suhu dalam batas perawatan luka
normal (36,5-
dengan prinsip
37,50C)
3. Melakukan strategi steril
kontrol risiko 4. Anjurkan keluarga
Indikator Awal Akhir untuk menjaga
Tidak ada 3 5 area post operasi
tanda- tetap bersih dan
tanda kering
inflamasi 5. Kolaborasi
Suhu 3 5 pemberian
dalam antibiotic
batas
normal
Melakukan 3 5
strategi
kontrol
risiko
5. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Diagnosa 1 : Ansietas berhubungan dengan Prosedur pembedahan
IMPLEMENTASI EVALUASI
29 Januari 2020 1. S : Pasien menyatakan masih
1. 15.00 Mengidentifikasi masalah merasa cemas karena akan
yang dialami diakukan tindakan operasi
2. 15.05 Menciptakan ruangan 2. O:
yang tenang dan nyaman a. RR: 24 kali/menit
3. 15.05 Menganjurkan b. Nadi: 96 kali/menit
mendengarkan musik c. Pasien masih tampak cemas
yang disukai 3. A: Cemas belum teratasi
4. 15.10 Menganjurkan berdoa, indikator Awal Tujuan Akhir
berdzikir, ibadah sesuai Perilaku 3 4 5
yang dianut gelisah
5. 15.10 Menganjurkan keluarga Perilaku 3 4 5
untuk menenangkan tegang
anaknya hingga Pola 3 4 5
perasaannya menjadi tidur
tenang
1. P: Lanjutkan intervensi
a. Ciptakan ruangan yang
tenang dan nyaman
b. Anjurkan mendengarkan
musik yang disukai
c. Anjurkan berdoa,
berdzikir, ibadah sesuai
yang dianut
d. Anjurkan keluarga untuk
menenangkan anaknya
hingga perasaannya
menjadi tenang
30 Januari 2020 1. S : Pasien menyatakan sudah
1. 07.30 Menciptakan ruangan yang tidak cemas
tenang dan nyaman 2. O:
2. 07.30 Menganjurkan a. RR: 24 kali/menit
mendengarkan musik yang b. Nadi: 96 kali/menit
disukai c. Pasien tampak sudah tenang
3. 07.35 Menganjurkan berdoa, 3. A: Cemas sudah teratasi
berdzikir, ibadah sesuai Indikator Awal Tujuan Akhir
yang dianut
Perilaku 3 5 5
4. 07.35 Menganjurkan keluarga
gelisah
untuk menenangkan
Perilaku 3 5 5
anaknya hingga
tegang
perasaannya menjadi
Pola 3 5 5
tenang
tidur

4. P : Intervensi dihentikan
Diagnosa 2 : Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisik
IMPLEMENTASI EVALUASI
30 Januari 1. S: Pasien menyatakan masih
1. 17.00 Mengkaji tingkat merasakan nyeri dengan skala
nyeri secara 7 pada rentang 1-10
komprehensif P : pasien mengalami
2. 17.00 Mengkaji tanda- nyeri saat diam dan
tanda vital merubah posisi
3. 17.00 Memberikan posisi Q : nyeri seperti di tusuk
yang nyaman benda tajam karena
4. 17.30 Mengajarkan terapi pasien selalu meringis
non farmakologi R : nyeri pada daerah
(napas dalam, sekitar penis
Mendengakan S : skala nyeri 7
musik) T : nyeri tiba-tiba
5. 17.30 Kolaborasi berlangsung sekitar 2
pemberian menit
analgetik 2. O:
- RR: 24 kali/menit
- Nadi: 96 kali/menit
- Pasien masih tampak
menahan nyeri
3. A: Nyeri belum teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Keluhan 2 2 5
nyeri
Meringis 2 2 5
Kesulitan 2 2 5
tidur

4. P: Lanjutkan intervensi
a. Kaji tingkat nyeri
a. Kaji tanda-tanda vital
b. Ajarkan teknik napas dalam

Kelola pemberian Novalgin 2x 300 mg


31 Januari 2020 1. S: Pasien menyatakan masi h
1. 14.30 Mengkaji tingkat merasakan nyeri dengan skala 5
nyeri secara pada rentang 1-10 dan sudah lebih
komprehensif baik dari kemarin
2. 14.45 Mengkaji tanda- P : pasien mengalami
tanda vital nyeri merubah posisi saja
3. 14.45 Memberikan posisi Q : pasien masih meringis
yang nyaman R : nyeri pada daerah
4. 14.50 Mengajarkan terapi sekitar penis
non farmakologi S : skala nyeri 5
(napas dalam, T : nyeri tiba-tiba
Mendengakan berlangsung sekitar 2
musik) menit
5. 18.00 Kolaborasi 2. O:
pemberian - RR: 24 kali/menit
Novalgin 2x 300 - Nadi: 96 kali/menit
mg - Pasien masih tampak
menahan nyeri
3. A: Nyeri belum teratasi
Indikator Akhir Tujuan Awal
Keluhan 2 3 5
nyeri
Meringis 2 3 5
Kesulitan 2 3 5
tidur

4. P: Lanjutkan intervensi
a. Kaji tingkat nyeri
b. Kaji tanda-tanda vital
c. Ajarkan teknik napas dalam
d. Kelola pemberian Novalgin
2x 300 mg
1 Febuari 2020 1. S: Pasien menyatakan sudah tidak
1. Mengkaji tingkat nyeri merasakan nyeri
secara komperhensif P : pasien sudah tidah nyeri
2. Mengkaji tanda-tanda vital pada saat merubah posisi
3. Memberikan posisi yang Q : pasien sudah tidak meringis
nyaman R : sudah nyeri pada daerah
4. Mengajarkan terapi non penis
farmakologi (napas dalam, S : skala nyeri 0
Mendengakan musik T : sudah tidak nyeri tiba-tiba
5. Kolaborasi pemberian
Novalgin 2x 300 mg 2. O:
a. RR: 24 kali/menit
b. Nadi: 96 kali/menit
c. Pasien sudah tidak nyeri
3. A: Nyeri sudah teratasi
Indikator Awal Tujuan Akhir
Keluhan 2 5 5
nyeri
Meringis 2 5 5
Kesulitan 2 5 5
tidur

4. P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai