Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM P3K

PENILAIAN PENDERITA

DISUSUN OLEH:

NAMA : LUFFY ARVIONITA

NRP : 6512040026

PROGRAM STUDI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI
SURABAYA
2013/2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia kerja atau industri , sering kali terjadi kecelakaan kerja baik besar
maupun kecil yang tidak bisa di prediksi kapan terjadinya. Oleh karena itu ,
dibutuhkan keahlian dalam melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan.
Dalam pertolongan pertama pada kecelakaan , pemberian pertolongan segera
kepada penderita sakit atau korban kecelakaan yang memerlukan penanganan
medis dasar untuk mencegah cacat atau maut sangat penting peranannya. Dalam
perkembangannya tindakan pertolongan pertama diharapkan menjadi bagian dari
suatu sistem yang dikenal dengan istilah Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu, yaitu sistem pelayanan kedaruratan bagi masyarakat yang membutuhkan,
khususnya di bidang kesehatan.
Dalam upaya memberiakan pertolongan kepada orang lain (korban/penderita)
penolong harus terlebih dahulu mengerti apa yang terjadi dan bagaimana kondisi
penderita saat ditemukan. Dengan demikian pertolongan yang akan diberikan
dapat sesuai dengan keadaan penderita. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu
adanya langkah yang disebut dengan Penilaian (Assesment).
Penilaian keadaan dilakukan untuk memastikan situasi yang dihadapi dalam
suatu upaya pertolongan. Sebagai penolong kita harus memastikan apa yang
sebenarnya kita hadapai, apakah ada bahaya susulan atau hal yang dapat
membahayakan seorang penolong. Ingatlah selalu bahwa seorang atau lebih sudah
menjadi korban, jangan ditambah lagi dengan penolong yang menjadi korban.
Keselamatan penolong adalah nomor satu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja bahaya lain yang dapat terjadi pada penderita serta factor-
faktor apa saja yang mendukung hal tersebut terjadi?
2. Bagaimana cara pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital pada manusia?
3. Bagaimana kesimpulan yang didapat setelah melakukan penilaian
penderita ?

1.3 Tujuan
TIU : Diharapkan dapat mengaplikasikan teori Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)
TIK : 1. Dapat memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang di
hadapi . Faktor-faktor yang mendukung & menghambat serta menilai
bahaya-bahaya lain yang dapat terjadi terhadap penderita,penolong
maupun orang-orang yang ada disekitarnya.
2. Mampu melakukan penilaian terhadap tanda vital kehidupan dan
pemeriksaan fisik penderita.
3. Mampun membuat kesimpulan dari hasil temuannya.

1.4 Manfaat
a) Mampu memperoleh gambaran umum tentang apa yang sedang
dihadapi, factor-faktor yang mendukung dan menghambat serta
menilai bahaya-bahaya yang lain yang dapat terjadi terhadap penderita
b) Mampu lakukan penilaian terhadap tanda-tanda vital kehidupan dan
pemeriksaan fisik penderita
c) Mampu membuat kesimpulan dari hasil temuannya

1.5 Ruang Lingkup


Kegiatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) lebih mengutamakan
pada pertolongan pertama, artinya korban sebelum dibawa ke rumah sakit terlebih
dahulu dilakukan penyelamatan. Misalnya terjadi kecelakaan terkena pisau
dengan luka yang dalam, sambil menunggu kendaraan atau pertolongan medis
tiba, sebaiknya dilakukan tindakan penyelamatan seperti pembalutan dengan
diberi betadin dan sejenisnya. Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang
harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi
situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah – langkah penilaian pada
penderita yaitu Penilaian Keadaan , Penilaian Dini , Pemeriksaan Fisik , Riwayat
Penderita , Pemeriksaan Berkala atau Lanjut , Serah terima dan pelaporan

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Defini Pertolongan Pertama Pada Kecelakan (P3K)
Pertolongan pertama adalah perawatan yang diberikan segera pada
orang yang cedera atau mendadak sakit. Pertolongan pertama tidak
menggantikan perawatan medis yang tepat. Pertolongan pertama hanya memberi
bantuan sementara sampai mendapatkan perawatan medis yang kompeten. Jika
perlu, atau sampai kesempatan pulih tanpa perawatan medis terpenuhi (Alton
Thygerson, 2011)
Sedangkan Shinta Margareta mengatakan (Buku Cerdas P3K: 101
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, 2012), “pertolongan pertama merupakan
tindakan pertama terhadap seseorang yang mengalami penderitaan atau
kecelakaan. Tindakan ini dilakukan sebelum orang yang mengalami sakit atau
derita dibawa ke dokter”
Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pertolongan pertama pada kecelakaan adalah suatu bentuk pertolongan sementara
terhadap korban yang dilakukan secepat dan setepat mungkin sebelum
mendapatkan pertolongan dari dokter agar korban tidak menjadi lebih parah.

2.2 Tujuan P3K


Menurut Tito Sucipto (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan, 2009), tujuan
dari P3K adalah:
1. Mencegah bahaya maut
2. Mencegah pendarahan yang lebih banyak
3. Mencegah bahaya terhadap jasmani dan rohani
4. Mencegah infeksi
5. Mengurangi rasa sakit
6. Mempercepat penyembuhan

2.3 Penilaian Penderita


Dalam upaya memberiakan pertolongan kepada orang lain (korban/penderita)
penolong harus terlebih dahulu mengerti apa yang terjadi dan bagaimana kondisi
penderita saat ditemukan. Dengan demikian pertolongan yang akan diberikan
dapat sesuai dengan keadaan penderita. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu
adanya langkah yang disebut dengan Penilaian (Assesment).
Tindakan penilaian merupakan urutan langkah yang harus dilakukan dalam
memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan, yaitu :
1.Penilaian Keadaan
Penilaian keadaan dilakukan untuk menentukan adanya faktor pendukung
atau penghambat dalam melakukan tindakan pertolongan nantinya. Dalam
fase ini penolong terlebih dulu harus memastikan situasi aman untuk
“penolong, orang sekitar/lingkungan dan korban” dengan jalan :
1)Bagaimana kondisi saat itu
Apa yang terjadi, mekanisme kejadian, berapa jumlah korban,
amankah lingkungan, perencanaan pertolongan, sesuatu yang bisa
dimanfaatkan (improfisasi)
2)Kemungkinan apa yang akan terjadi
Bahaya susulan apa yang akan terjadi dari kejadian tersebut
3)Bagaimana mengatasinya
Rencanakan dan lakukan langkah-langkah untuk mengamankan
keadaan atau bahaya yang akan timbul (safety plan)

Saat dilokasi kejadian, penolong harus :


1. Memastikan keselamatan diri, orang sekitar dan penderita (korban)
2. Penolong memperkenalkan diri
3. Menentukan keadaan umum dan mulai melakukan penilaian dini
4. Mengenali dan mengatasi gangguan yang mengancam jiwa
5. Stabilkan penderita dan teruskan pemantauan
6. Minta bantuan

1)Penilaian Dini
Dalam langkah ini penolong harus mengenali dan mengatasi secara tepat,
cepat dan sederhana keadaan yang mengancam jiwa (masalah yang
berhubungan dengan sistem pernapasan dan sirkulasi).

Langkah-langkah penilaian dini :


1. Kesan umum
Bedakan antara kasus medis dan kasus trauma :
>> Kasus trauma : kasus yang disebabkan oleh trauma (ruda paksa) dan
biasanya mempunyai tanda-tanda yang jelas.
>> Kasus medis : kasus yang diderita seseorang tanpa didahului oleh ruda
paksa. Pada kasus ini penolong harus mencari riwayat gangguannya.
Kesan umum ini dapat mulai dilakukan saat kita mendekati penderita,
untuk memperoleh gambaran secara ringkas keadaan penderita, namun hal
ini bukan merupakan kesimpulan akhir dari keadaan penderita.

2. Respon (pemeriksaan respon)


Hal ini untuk mengetahui berat – ringannya gangguan dalam otak
penderita. Untuk menetukan tingkatan respon seseorang berdasarkan
rangasangan yang diberikan ada 4 tahapan :
>> A (Awas) : penderita sadar penuh dan mengenali lingkungan
>> S (Suara) : penderita bereaksi hanya bila dipanggil atau
mendengar suara
>> N (Nyeri) : penderita bereaksi hanya bila mendapat rangsang
nyeri.
>> T (Tidak respon) : penderita tidak respon terhadap rangsang apapun

3. Airway (memastikan jalan napas terbuka dengan baik)


>> Bila penderita dengan respon baik
Perhatikan saat penderita bersuara atau menjawab pertanyaan, adakah
gangguan dalam suara napasnya
>> Bila penderita tidak respon
Akan dipelajari dalam Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Resusitasi
Jantung Paru (RJP)

4. Breathing (menilai pernapasan)


Setelah jalan napas dipastikan terbuka dengan baik dan bersih dari
sumbatan, maka tentukan ada tidaknya napas dengan cara LIHAT,
DENGAR dan RASA-kan. Untuk menetukan ada tidaknya napas ini
dilakukan dalam 3 – 5 detik. Bila tidak ada napas maka lakukan tindakan
resusitasi napas (dipelajari dalam BHD dan RJP)

5. Circulation (menilai sirkulasi dan perdarahan hebat)


Pastikan adanya denyut nadi dan tidak ada perdarahan yang
membahayakan nyawa, jangan terpaku pada cedera yang terlihat,
perdarahan dalam akan lebih membahayakan.
Menilai sirkulasi (nadi) dapat dilakukan :

>> Penderita sadar


Dewasa dan anak dapat dilakukan di nadi radialis (pergelangan tangan),
untuk bayi lakukan di nadi bracialis (lengan atas bagian dalam)

>>Penderita tidak sadar


Dewasa dan anak lakukan di nadi karotis (leher), untuk bayi lakukan di
nadi bracialis (lengan atas bagian dalam)
Untuk memastikan ada tidaknya denyut jantung (nadi) diperiksa selama 5
– 10 detik. Bila tidak ditemukan adanya denyut nadi maka dilakukan
Resusitasi Jantung Paru (dipelajari di BHD dan RJP)

6. Menghubungi batuan
Bila dirasa perlu segera minta bantuan untuk rujukan.

2)Pemeriksaan Fisik
1. Kasus Trauma
Penolong harus menentukan penderita mengalami cedera signifiakan atau
tidak. Penentuan signifiakn atau tidak tergantung dari mekanisme
cederanya. Beberapa contoh cedera signifikan :
>> Terpental dari kendaraan
>> Adanya penumpang lain yang meninggal
>> Jatuh dari ketinggian lebih dari 5 m (kecuali bayi, jatuh dari 1 m sudah
termasuk cedera signifikan)
>> Tidak respon
>> Luka tusuk di kepala, dada atau perut

Mekanisme cedera tidak signifikan


· Cari penyebab terjadinya cedera (mekanisme cedera)
· Wawancara penderita sambil menilai pernapasan dan perdarahan
· Temukan riwayat yang berhubungan dengan kejadian dan pemeriksaan
sesuai dengan keluhan
· Nilai tanda-tanda vital
· Lakukan pemeriksaan fisik sesuai kebutuhan

Mekanisme cedera signifikan :


· Nilai keadaan dan tentukan kemungkinan penyebab cedera
· Wawancara saksi, nilai hal-hal yang mengancam nyawa, stabilkan tulang
leher
· Lakukan pemeriksaan fisik cepat, lakukan penanganan
· Nilai tanda vital dan ulangi beberapa saat kemudian (catat bila terjadi
perubahan)
· Lakukan pemeriksaan fisik menyeluruh (bila memungkinkan)

2. Kasus Medis
Pada kasus medis penderita dibagi berdasar ada tidaknya respon. Penderita
tidak respon pemeriksaan fisik dilakukan cepat hanya untuk mengetahui
bahwa tidak ada trauma.
Penderita respon :
· Mulai dengan wawancara dan lanjutkan selama menilai dan
menanganinya
· Ajukan pertanyaan yang mengarah pada riwayat penyakitnya
· Pemerikasaan fisik dilakukan sesuai keluhan
· Nilai tanda fital
Penderita tidak respon :
· Wawancarai saksi/keluarga (bila ada) untuk mencari riwayat penderita
· Pastikan ABC baik
· Periksa tanda khas suatu penyakit
· Nilai tanda vital (catat)

Prinsip pemeriksaan fisik menyeluruh penderita :


a. Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan seluruh tubuh, dengan
tujuan mencari berbagai tanda
b. Pemeriksaan dilakukan secara sistematis dan berurutan dari ujung
kepala sampai ujung kaki, namun bisa berubah sesuai dengan kondisi
penderita

Pemeriksaan fisik ini melibatkan panca indra kita :


a. Inspeksi (penglihatan)
b. Palpasi (perabaan)
c. Auskultasi (pendengaran)

Pada penderita cedera, harus dicari adanya :


1. Perubahan bentuk (P)
2. Luka terbuka (L)
3. Nyeri tekan (N)
4. Bengkak (B)

3)Riwayat Penderita
Wawancara sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi penderita. Hal ini
bisa dilakukan kepada penderita langsung (bila sadar) atau saksi/keluarga
(bila penderita tidak sadar). Untuk memudahkan wawancara kita mengenal
akronim :KOMPAK
· K : Keluhan utama (gejala dan tanda)
· O : Obat-obatan yang diminum
· M : Makanan/minuman yang terakhir
· P : Penyakit yang diderita
· A : Alergi yang dialami (dimiliki)
· K : Kejadian yang dialami

4)Pemeriksaan Berkala atau Lanjut


Setelah melakukan rangkaian pemeriksaan diatas bukan berarti tugas
penolong selesai, namun harus dilakukan pemeriksaan ulang (lanjutan)
sampai mendapatkan pertolongan medis. Pemeriksaan ini bisa juga
mencari hal-hal yang terlewatkan.
Secara umum pemeriksaan berkala, harus dinilai kembali :
a. Keadaan respon
b. Nilai kembali ABC
c. Nilai kembali keadaan kulit : suhu, kelembaban dan periksa ulang dari
ujung kepala sampai ujung kaki
d. Periksa secara seksama bila ada hal-hal yang belum diperiksa
e. Nilai kembali penatalaksanaan
f. Pertahankan komunikasi dengan penderita

5)Pelaporan
Semua pemeriksaan dan tindakan pertolongan dilaporkan secara singkat
dan jelas kepada penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya
dicantumkan :
· Umur dan jenis kelamin penderita
· Keluhan utama
· Tingkat respon
· ABC
· Pemeriksaan fisik yang penting
· KOMPAK yang penting
· Penanganan (penatalaksanaan)
· Perkembangan lain yang penting

Pemeriksaan tanda vital


Tanda - tanda vital pada manusia yang menunjukan adanya kehidupan dapat
dilihat antara lain pada :
Frekuensi nadi, termasuk kualitas denyutnya, kuat atau lemah, teratur
atau tidak
Frekuensi napas, juga apakah proses bernapas terjadi secara mudah,
atau ada usaha bernapas, adakah tanda-tanda sesak napas.
Tekanan darah, tidak dilakukan pemeriksaan oleh KSR dasar
Suhu, diperiksa suhu relatif pada dahi penderita. Periksa juga kondisi
kulit: kering, berkeringat, kemerahan, perubahan warna dan
lainnya.

Denyut Nadi Normal :


Bayi : 120 – 150 x/menit
Anak : 80 – 150 x/menit
Dewasa : 60 – 90 x/menit
Frekuensi Pernapasan Normal:
Bayi : 25 – 50 x/ menit
Anak : 15 – 30 x/ menit
Dewasa : 12 – 20 x/ menit
Tekanan Darah
Tekanan darah normal pada manusia adalah :
Sistolik : 100 - 140 mmHg
Diastolik : 60 - 90 mmHg
Suhu Tubuh
Suhu tubuh normal pada manusia adalah 37'
Kulit
Kulit lembab , jika diraba terasa hangat dan warnanya kemerah - merahan
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1 Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk mengukur tanda vital adalah :
1)Jam tangan dengan penunjuk detik yang jelas atau stop watch
2)Senter kecil
3)Stetoskop
4)Tensimeter/stigmomanometer (pengukur tekanan darah)
5)Alat tulis untuk mencatat
6)Termometer badan

3.2 Langkah Percobaan


A. Penilaian Keadaan
Pada tahap ini penolong harus melakukan pengaman lokasi kejadian.
Sebagai panduan jawablah pertanyaan dibawah ini :
1. Bagaimana Kondisi saat ini ?

2. Kemungkinan apa saja yang akan terjadi ?

3. Bagaimana mengatasinya ?

B. Penilaian Dini
Pada tahap ini penolong harus mengenali dan mengatasi keadaan yang
mengancam nyawa penderita dengan tepat , cepat , dan sederhana.
Langkah - langkah penilaian dini :
B.1 Kesan Umum
Kasus Trauma Kasus Medis
Alasan :

B.2 Memeriksa Respon


Tahap ini adalah cara sederhana untuk mengetahui berat/ringannya
gangguan pada otak penderita
A = Awas N = Nyeri
B = Suara T = Tidak respon
Alasan :

Kesimpulan sementara :

B.3 Memeriksa jalan nafas ( Airway ) , pernafasan (Breathing) dan


peredaran darah (Circulation) ABC

AIRWAY

a) Penderita dengan respon baik

Suara tambahan : ada tidak

b) Penderita tidak respon

Cara :

1. Tekan dahi penderita

2. Angkat dagu penderita ( kecuali kalo dicurigai cedera tulang


belakang dan tulang leher )

BREATHING

Cara melihat ada / tidaknya nafas :

 Dilihat naik turunnya dada penderita

 Didengar ada/tidaknya hembusan & tarikan nafas

 Dirasakan ada/tidaknya hembusan nafas

Nafas penderita : ada tidak

Jika penderita tidak ada nafas maka perlu Resusitasi Jantung Paru (RJP/CPR)

CIRCULATION
Tahap ini penolong menilai apakah jantung dapat bekerja dengan baik atau tidak ,
serta untuk melihat ada tidaknya perdarahan yang harus segera ditangani.

Cara menilai circulation / peredaran darah adalah :

a) Penderita Respon baik

Periksa nadi radial (pergelangan tangan), brakial (bagian dalam lengan)


dan karotis (leher) untuk melihat ada/tidaknya kerja jantung.

Nadi penderita : ada tidak

b) Penderita Tidak Respon

Periksa nadi seperti pada penderita respon baik. Jika tidak ada nadi maka
lakukan RJP/CPR

Nadi penderita : ada tidak

Kesimpulan
sementara : ....................................................................................................
........................................................................................................................
......................................................

C. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan seluruh anggota badan


penderita yang dilakukan berurutan mulai dari ujung rambut s/d ujung
kaki. Pemeriksaan fisik ini dilakukan dengan penglihatan (inspeksi) ,
perabaan (palpasi) , dan pendengaran (auskultasi). Pada penderita trauma
harus dicari :

1. Perubahan bentuk (P)

2. Luka Terbuka (L)

3. Nyeri Tekan (N)

4. Bengkak (B)

C.1 Kepala

P L N B
Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
.................

 Hidung dan Telinga

P L N B

Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
..................

 Mulut

P L N B

Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
..................

 Mata

P L N B

Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
..................
C.2 LEHER

P L N B

Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
..................

C.3 DADA

P L N B

Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
..................

C.4 PERUT

P L N B

Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
.................

C.5 PUNGGUNG

P L N B
Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
..................

C.6 PANGGUL

P L N B

Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
..................

C.7 EXREMITAS ATAS DAN BAWAH

 Tangan

P L N B

Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
..............

 Kaki

P L N B

Gambaran
Umum :......................................................................................................................

....................................................................................................................................
.................
.

C. 8 PENGUKURAN TANDA VITAL

 Denyut nadi :.............................................. kali/menit

 Frekuensi nafas :.............................................. kali/menit

 Suhu badan : ..................... 0C

 Tekanan Darah

Sistolik : ..........................................mmHg

Diastolik : ..........................................mmHg

Cara mengukur tekanan darah:

1. Mengencangkan klep pada tensimeter

2. Melilitkan manset sampai menutupi setengah lengan atas arteri brakialis

3. Memompa dengan cepat sampai arteri tidak teraba, kemuadian


tambakan 30 mmHg

4. Mengurangi tekanan manset dengan cara membuka klep secara


perlahan-lahan dan jangan terlalu cepat

5. Saat mendengar denyutan pertama membaca angkanya . Itu merupakan


angka sistolik.

6. Saat mendengar denyutan pertama membaca angkanya. Itu merupakan


angka sistolik

7. Terus kurangi tekanan manset sampai tidak terdengar denyutan. Ini


merupakan nilai diastolik.

8. Mencatat nilai sistolik dan nilai diastolik dalam mmHg.

9. Paling efektif penderita diukur dalam keadaan telentang. Apabila tidak


memungkinkan, mencatat posisi penderita pada saat diukur.

Kesalahan pengukuran dapat terjadi karena:

a. Bising

b. Bagian telinga stetoskop tidak terpasang dengan baik

c. Manset tidak terpasang dengan baik


d. Nilai sistolik belum pada nilai maksimal

e. Ukuran manset tidak sesuai

f. Bagian balon terlalu besar atau terlalu kecil

g. Pengurangan tekanan manset terlalu cepat

D. RIWAYAT PENDERITA

Selain penilaian seperti yang disebutkan di atas, tetap harus dilakukan wawancara
terhadap penderita jika memungkinkan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
penyebab atau pencetus suatu kejadian, mekanisme kejadian, atau perjalanan
suatu penyakit. Wawancara ini dapat dilakukan dengan penderita, keluarga atau
saksi mata. Hal-hal yang perlu ditanyakan dalam wawancara adalah:

1. Keluhan utama (gejala dan tanda)

Gejala adalah hal-hal yang hanya dirasakan oleh penderita. Tanda adalah hal-
hal yang dapat diamati oleh orang lain, baik dilihat, didengar maupun diraba.
Saat tanya jawab hindari jawaban “ya” dan “tidak”. Jadi gunakan pertanyaan
terbuka.

2. Obat-obatan yang diminum

Tanyakan apakah pada saat ini penderita sedang menjalani suatu pengobatan.
Mungkin gangguan yang dialami adalah akibat lupa minum atau menelan obat
tertentu. Ini sering menjadi petunjuk dalam menghadapi kasus medis.

3. Makanan/minuman terakhir

Pertanyaan ini bermanfaat bila menemui kasus keracunan, terutama keracunan


racun melalui saluran cerna.

4. Penyakit yang diderita

Riwayat penyakit yang pernah diderita mungkin berhubungan dengan keadaan


yang dialami penderita pada saat ini.

5. Alergi yang dialami

Perlu dicari apakah penyebab kelainan pada penderita ini adalah suatu bentuk
alergi terhadap bahan-bahan tertentu. Umumnya penderita atau keluarga sudah
mengetahuinya.

6. Kejadian
Pertanyaan ini dapat membantu menentukan apakah suatu kasus yang kita
hadapi murni trauma atau medis atau gabungan dari keduanya.

E. PEMERIKSAAN BERKALA

Penilai dari penatalaksanaan yang sudah selesai tidak berarti bahwa tugas
seseorang penolong sudah selesai. Pemeriksaan harus diteruskan secara berkala
dengan mengulang memeriksa dari awal atau mencari hal yang terlewati.

F. PELAPORAN

Setelah selesai menangani penderita, maka perlu dilaporkan secara singkat dan
jelas kepada penolong selanjutnya. Dalam laporan sebaiknya dicantumkan :

1. Umur dan jenis kelamin penderita

2. Keluhan utama

3. Tingkat respon

4. Keadaan jalan nafas

5. Pernafasan

6. Sirkulasi

7. Pemeriksaan fisik yang penting

8. Wawancara yang penting

9. Penatalaksanaan

10. Perkembangan lain yang dianggap penting


BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

Dari hasil praktikum Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) tentang


Penilaian Dini pada tanggal 18 dan 25 september 2014 di Laboratorium Ergonomi
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dengan menggunakan alat sarung tangan
steril sebagai APD , maka didapatkan hasil sebagai berikut :
Kelompok : 1

KARTU PENDERITA (A)

Nama : Firdha Nur Aliyah


Umur : 21 tahun
Riwayat Penderita : Alergi
Kasus 1 pada
Obat yang diminum tanggal
: Obat Alergi18 September 2014
Tanggal : 18 September 2014
Tipe Kasus : Trauma
Perkiraan Kejadian : Terjatuh dari sepeda motor

Respon :a) Awas : -


b) Suara : √
c) Nyeri : -
d) Tidak respon : -
Airway : Terbuka
Breathing : Ada
Circulation : Ada
Kulit : Kering
Nafas : 20 kali / menit
Nadi : 70 kali / menit
Suhu Tubuh : 34 ' C
Sistole : 90 mmHg
Diastole : 60 mmHg
Fisik :a) P : -
b) L : √
c) N : √
d) B : -
Kesimpulan : Korban bernama Firdha mempunyai riwayat alergi.
Mengalami kejadian jatuh dari motor . korban merespon suara dengan
menggerakan jarinya. ABC ada , nafas lemah , denyut nadi normal , kulit
kering , suhu tubuh normal. Tekanan darah dibawah rata-rata. Terdapat luka
ditangan dan kaki dan di pelipis mata. Juga terdapat nyeri pada bagian lutut
saat di sentuh.
Kelompok : 1

KARTU PENDERITA (A)

Nama : Anggi Sugeng Sulifani


Umur : 20 tahun
Riwayat Penderita : -
Obat yang diminum
Kasus 2 pada
:
tanggal
-
25 September 2014

Tanggal : 25 September 2014


Tipe Kasus : Trauma
Perkiraan Kejadian : Terjadi kecelakaan pada laboratorium
http://sbhbaturetno.blogspot.com/2013/05/p3k-penilaian.html

Respon :a) Awas : -


b) Suara : -
c) Nyeri : -
d) Tidak respon : -
Airway : Tertutp
Breathing : Ada
Circulation : Ada
Kulit : lembab
Nafas : 20 kali / menit
Nadi : 85 kali / menit
Suhu Tubuh : 34 ' C
Sistole : -
Diastole : -
Fisik :a) P : -
b) L : √
c) N : -
d) B : -
Kesimpulan : Korban bernama Anggie mengalami kecelakaan saat
berada di laboratorium. Setelah dilakukan penilaian , korban tidak merespon ,
ABC ada , nafas normal,denyut nadi normal dan suhu normal. Terdapat luka
bakar terkena bahan kimia pada lengan kiri dan terdapat terdapat luka terbuka
pada perut sebelah kiri. Pada awalnya airway tertutup sesuatu yang telah
dibuang saat melakukan pemeriksaan.
4.2 Pembahasan

Kasus 1

 Perkiraan Kejadian
Korban bernama Firdha Nur Aliyah (21tahun) sedang mengendarai sepeda
motor ketika akan pulang kerumah. Saat dijalan korban terserempet mobil
yang berjalan dengan kecepatan tinggi dari belakang dan menabrak bagian
belakang motor korban . sehingga korban terjatuh dari sepeda motor
 Tahap penilaian keadaan
Pada tahap ini menentukan apakah ada faktor pendukung atau hambatan
dalam melakukan pertolongan pada korban. Pada saat terjadi kecelakaan
korban dikelilingi banyak orang yang melihat keadaan korban. Untuk
mencegah terjadinya bahaya lain saya menyarankan untuk memindahkan
korban ke pinggir jalan untuk keselamatan korban dan menghindari
bahaya lain yang mungkin muncul. Setelah itu saya memperkenalkan diri
saya kepada korban dan orang sekitar sebagai penolong.
 Penilaian Dini
o Kesan Umum : korban termasuk pada jenis kasus trauma karena
pada korban terdapat tanda-tanda jelas seperti terdapat luka pada
tangan, kaki,dan pelipis mata
o Respon : korban merespon suara dengan menggerakan jarinya saat
saya mencoba memanggil korban.
o Pemeriksaan ABC : keadaan airway korban baik karena korban
bisa merespon saya, untuk pemeriksaan breathing korban dengan
cara mendekatkan pipi saya pada hidung korban dan melihat naik
turun dada korban , setelah itu circulation dengan memeriksa
denyut nadi korban.
 Pemeriksaan Fisik
Pada tahap ini saya mencoba meraba tubuh korban dari kepala hingga
ujung kaki untuk mencari apakah ada luka yang tersembunyi seperti
perubahan bentuk (P) , luka terbuka (L) , nyeri (N) , bengkak (B). Dan
melakukan pemeriksaan pada tanda vital seperti frekuensi yaitu 20
kali/menit , denyut nadi 70 kali / menit , suhu tubuh normal (34'C) ,
tekanan darah ( 90/60)
 Pemeriksaan riwayat penderita dengan wawancara KOMPAK
o K (keluhan) = korban sering mengeluh nyeri pada bagian lutut
korban
o O (Obat-obatan yang diminum) = jika korban telah mengkonsumsi
obat kita bisa mengetahui apakah kecelakaan tadi murni kesalahan
tersangka atau bisa juga karena kesalahan korban
o M (makanan/minuman) = faktor ini tidak mempengaruhi
kecelakaan karena ini murni kecelakaan
o P (penyakit yang diderita ) = karena ini murni kecelakaan
kendaraan maka faktor ini tidak mempengaruhi kejadian tersebut.
o A ( alergi yang diderita) : karena ini murni kecelakaan
kendaraan maka faktor ini tidak mempengaruhi kejadian tersebut.
o K (kejadian yang dialami ) = dari wawancara orang disekitar
Korban bernama Firdha Nur Aliyah (21tahun) sedang mengendarai
sepeda motor ketika akan pulang kerumah. Saat dijalan korban
terserempet mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi dari
belakang dan menabrak bagian belakang motor korban . sehingga
korban terjatuh dari sepeda motor
 Pemeriksaan Berkala atau lanjurtan
Saya melakukan pemeriksaan ulang setiap 10 menit sekali untuk
memastikan tanda vital masih normal dan memastikan tidak ada hal-hal
yang terlewatkan
 Pelaporan
Setelah bantuan datang saya melaporkan keadaan korban kepada petugas
medis atau polisi untuk mendapatkan perawatan yang selanjutnya.

Kasus 2
 Perkiraan Kejadian
Korban bernama Anggie Sugeng Sulifani (20 tahun) mengalami
kecelakaan saat korban berada dilaboratorium. Saat di laboratorium korban
tidak sengaja menjatuhkan bahan kimia dan mengenai tangan korban , saat
korban kaget korban terjatuh dan perut korban terkena ujung meja.
 Tahap penilaian keadaan
Pada tahap ini menentukan apakah ada faktor pendukung atau hambatan
dalam melakukan pertolongan pada korban. Pada saat terjadi kecelakaan
korban masih berada di tempat kecelakaan dan dikelilingi banyak orang
yang melihat keadaan korban. Untuk mencegah terjadinya bahaya lain
saya menyarankan untuk memindahkan korban ke tempat lain untuk
keselamatan korban dan menghindari bahaya lain yang mungkin muncul.
Setelah itu saya memperkenalkan diri saya kepada korban dan orang
sekitar sebagai penolong.
 Penilaian Dini
o Kesan Umum : korban termasuk pada jenis kasus trauma karena
pada korban terdapat tanda-tanda jelas seperti terdapat luka pada
tangan, kaki,dan pelipis mata
o Respon : korban tidak merespon mulai dari awas, suara dan nyeri.
Sehingga dapat disimpulkan korban tidak sadarkan diri.
o Pemeriksaan ABC : karena korban tidak sadarkan diri saat
melakuka pemeriksaan keadaan airway pada korban , saya
mencoba melihat apakah ada yang menyumbat pada airway korban
dengan cara menekan dahi dan mengangkat dagu kemudian
membuka mulut korban dan ditemukan benda yang telah
menyumbat pernafasan korban dan saya pun mengambil benda
tersebut. Untuk pemeriksaan breathing korban dengan cara
mendekatkan pipi saya pada hidung korban dan melihat naik turun
dada korban , setelah itu circulation dengan memeriksa denyut
nadi di leher korban karena korban dalam keadaan tidak sadar.
 Pemeriksaan Fisik
Pada tahap ini saya mencoba meraba tubuh korban dari kepala hingga
ujung kaki untuk mencari apakah ada luka yang tersembunyi seperti
perubahan bentuk (P) , luka terbuka (L) , nyeri (N) , bengkak (B). Dan
melakukan pemeriksaan pada tanda vital seperti frekuensi yaitu 20
kali/menit , denyut nadi 85 kali / menit , suhu tubuh normal (34'C) , dan
tekanan darah
 Pemeriksaan riwayat penderita dengan wawancara KOMPAK
o K (keluhan) = karena korban tidk sadarkan diri saya tidak dapat
mengetahui keluhan korban.
o O (Obat-obatan yang diminum) = karena korban tidak sadarkan
diri saya melakukan wawancara pada teman korban, dan ternyata
korban tidak mengkonsumsi obat apapun sebelum kecelakaan.
o M (makanan/minuman) = dari hasil wawancara teman korban
didapatkan hasil bahawa korban seharian belum makan, sehingga
ini mungkin mempengaruhi kondisi korban
o P (penyakit yang diderita ) = berdasarkan wawancara dari teman
korban , korban sempat mengeluh pusing karena belum makan
seharian, sehingga ini bisa dijadikan salah satu faktor kecelakaan
o A ( alergi yang diderita) : berdasarkan wawancara dengan
saksi dan teman, saya dapatkan informasi bahwa korban tidak
mempunyai alergi jadi kejadian ini tidak berhubungan dengan
alergi.
o K (kejadian yang dialami ) = dari wawancara orang disekitar
Korban bernama Anggie Sugeng Sulifani (20 tahun) mengalami
kecelakaan saat korban berada dilaboratorium. Saat di laboratorium
korban tidak sengaja menjatuhkan bahan kimia dan mengenai
tangan korban , saat korban kaget korban terjatuh dan perut korban
terkena ujung meja.

 Pemeriksaan Berkala atau lanjurtan


Saya melakukan pemeriksaan ulang setiap 10 menit sekali untuk
memastikan tanda vital masih normal dan memastikan tidak ada hal-hal
yang terlewatkan
 Pelaporan
Setelah bantuan datang saya melaporkan keadaan korban kepada petugas
medis atau polisi untuk mendapatkan perawatan yang selanjutnya.

Dari hasil pembahasan diatas bisa terjadi kesalahan saat melakukan


penilaian pada korban disebabkan oleh human eror , keadaan saat itu dan kondisi
pasien yang bisa berubah sewaktu-waktu. Selain itu bisa terjadi ketidakakuratan
pengukuran tensimeter saat mengukur tekanan darah korban.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam melakukan penilaian keadaan pada pasien dilakukan tindakan
penilaian sesuai dengan urutan langkah dalam memberikan pertolongan pertama
pada kecelakaan yaitu :
1. Penilaian keadaan
2. Penilaian dini yang terdiri dari kesan umum, pemeriksaan respon
dan pemeriksaan ABC (airway, breathing and circulation)
3. Pemeriksaan fisik terdiri dari pemeriksaan PLNB (perubahan
bentuk, luka terbuka, nyeri, bengkak) pada seluruh bagian tubuh dan
pemeriksaan tanda vital manusia.
4. Riwayat penderita terdiri dari KOMPAK (keluhan utama, obat yang
diminum, makanan/minuman yang terakhir imakan/diminum,
penyakit yang diderita, alergi, kejadian).
5. Pemeriksaan berkala atau lanjut
6. Pelaporan

Kasus 1
Korban bernama Firdha Nur Aliyah (21tahun) sedang mengendarai
sepeda motor ketika akan pulang kerumah. Saat dijalan korban
terserempet mobil yang berjalan dengan kecepatan tinggi dari belakang
dan menabrak bagian belakang motor korban . sehingga korban terjatuh
dari sepeda motor. korban merespon suara dengan menggerakan jarinya.
ABC ada , nafas lemah , denyut nadi normal , kulit kering , suhu tubuh
normal. Tekanan darah dibawah rata-rata. Terdapat luka ditangan dan
kaki dan di pelipis mata. Juga terdapat nyeri pada bagian lutut saat di
sentuh.

Kasus 2
Korban bernama Anggie Sugeng Sulifani (20 tahun) mengalami
kecelakaan saat korban berada dilaboratorium. Saat di laboratorium
korban tidak sengaja menjatuhkan bahan kimia dan mengenai tangan
korban , saat korban kaget korban terjatuh dan perut korban terkena
ujung meja. Setelah dilakukan penilaian , korban tidak merespon , ABC
ada , nafas normal,denyut nadi normal dan suhu normal. Terdapat luka
bakar terkena bahan kimia pada lengan kiri dan terdapat terdapat luka
terbuka pada perut sebelah kiri. Pada awalnya airway tertutup sesuatu
yang telah dibuang saat melakukan pemeriksaan
DAFTAR PUSTAKA

 Santiasih S.KM, Indri. 2014.Modul Praktikum Pertolongan Pertama pada


Kecelakaan. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya:Surabaya.
 Sucipto , Tito. 2009. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

 http://sbhbaturetno.blogspot.com/2013/05/P3K-PENILAIAN.HTML
(diakses pada tanggal 16 september 2014 , pukul 20.13)

 http://andrewloindong.blogspot.com/2012/12/materi-dasar-p3k-
pertolongan-pertama.html ( diakses pada tanggal 16 september 2014 pukul
20.15)

 http://pertolonganpertama-
pertolonganpertama.blogspot.com/2011/01/penilaian-korban-bag-2.html
(diakses pada tanggal 16 september 2014 , pukul 20.17)

 http://adirasoziety.blogspot.com/2012/08/dasar-dasar-p3k.html (diakses
pada tanggal 16 september 2014, pukul 20.19)

Anda mungkin juga menyukai