Anda di halaman 1dari 10

LTM PBL I ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE

MEILINDA TRI RATNASARI


Mahasiswa Program Studi S1 Ekstensi Keperawatan
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia
*Email: meilindatrir@gmail.com

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIARE

Diare saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada
masyarakat. Diare juga merupakan penyebab utama kesakitan dan kematian pada
anak di berbagai negara (Widoyono, 2011). World Health Organizatin (WHO)
(2012), menyatakan bahwa diare merupakan 10 penyakit penyebab utama
kematian. Tahun 2012 terjadi 1,5 juta kematian akibat diare. Sepanjang tahun 2012,
terdapat sekitar 5 juta bayi meninggal pada tahun pertama kehidupan. Kematian
tersebut disebabkan karena pneumonia (18%), komplikasi kelahiran preterm (14%)
dan diare (12%). Maka dari itu perlu pembahasan lebih lanjut mengenai asuhan
keperawatan pada anak dengan diare. Dalam penulisan kali ini akan di ilustrasikan
sebuah kasus klien anak dengan diare.

Kasus:

Seorang anak laki-laki berusia 21 bulan dibawa oleh ibunya ke IGD dengan keluhan
BAB cair 7-9x per hari selama 3 hari disertai panas dan muntah. Anak terlihat
menangis aktif dan tidak mau lepas dari ibunya, Nafsu makan anak menurun sejak
sebelum sakit dan anak hanya mau minum air putih. Mata anak tidak terlihat cekung
namun ibu klien mengatakan mata anak tidak seperti biasanya, saat menangis air
mata mulai berkurang, bibir terlihat kering, turgor kulit masih baik, Ibu tidak ingat
kapan terakhir mengganti diapers, saat di cek diapers klien masih kering terakhir
BAB sebelum di bawa Ke RS. Ibu mengatakan anak tidak memiliki riwayat alergi
dan tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Berat badan anak saat ini 10,5 kg
(sebelum sakit 12 kg). Suhu tubuh anak saat ini 39,2o C dengan TD : 90/60 mmHg,
Hr : 135 x/m RR : 45 x/ m, ibu mengatakan anak suka bermain di tanah. Ibu klien
mengatakan anak nya terkadang makan, makanan yang sama dengan keluarga yang
lainnya.

A. Pengkajian pada pasien anak dengan diare menurut Hockenberry & Wilson
(2015)

Pengkajian keperawatan terhadap diare dimulai dengan mengamati keadaan


umum dan prilaku anak.

Pengkajian fisik meliputi semua parameter yang dijelaskan untuk pengkajian


dehidrasi seperti berkurangnya haluaran urine, menurunnya berat badan, membrane
mukosa yang kering, turgor kulit yang pucat, dingin serta kering. Pada dehidrasi
yang berat, gejala meningkatnya frekuensi nadi dan respirasi, menurunnya tekanan
darah, dan waktu pengisian ulang kapiler yang memanjang (>2 detik) dapat
menunjukan syok yang mengancam.

Riwayat pengkajian akan memberikan informasi penting mengenai


kemungkinan agens penyebabnya sperti pengenalan makanan yang baru, kontak
dengan agens yang menular, berwisata ke daerah suseptibilitas tinggi, kontak
dengan makanan yang mungkin terkontaminasi dan kontak dengan hewan yang
diketahui sebagai sumber infeksi enteric. Riwayat alergi, penggunaan obat dan
makanan dapat menunjukan kemungkinan alergi terhadap makanan, penggunaan
obat pencahar atau antibiotic atau konsumsimakanan yang banyak mengandung
fruktosa.

1. Pengkajian
a. Anamnesis: pengkajian mengenai nama lengkap, jenis kelamin, tanggal
lahir, umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang
tua, dan penghasilan. (Anak B laki-laki berusia 21 bulan)
- Keluhan Utama: dengan keluhan BAB cair 7-9x per hari selama 3 hari
disertai panas dan muntah
b. Riwayat kesehatan sekarang

Biasanya pasien mengalami:

 Bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat,
nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan kemungkinan timbul diare.
 Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau lendir dan darah. Warna tinja
berubah menjadi kehijauan karena bercampur empedu.
 Anus dan daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan sifatnya
makin lama makin asam.
 Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Apabila pasien
telah banyak kehilangan cairan dan eletrolit, maka gejala dehidrasi mulai
tampak.
 Diuresis: terjadi oliguri (kurang 1 ml/kg/BB/jam) bila terjadi dehidrasi.
Pada kasus:
BAB cair 7-9x per hari selama 3 hari disertai panas dan muntah. Nafsu
makan anak menurun sejak sebelum sakit dan anak hanya mau minum air
putih. Mata anak tidak terlihat cekung, saat menangis air mata mulai
berkurang, bibir terlihat kering, turgor kulit masih baik.
c. Riwayat kesehatan dahulu
 Kaji riwayat imunisasi
 Kaji penggunaan obat sebelumnya
 Kaji riwayat penyakit sebelumnya
 Kaji riwayat alergi
Pada kasus:
Ibu mengatakan anak tidak memiliki riwayat alergi dan tidak pernah
sakitseperti inisebelumnya
d. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya anggota keluarga yang menderita diare sebelumnya, yang dapat
menular ke anggota keluarga lainnya. Dan juga makanan yang tidak dijamin
kebersihannya yang disajikan kepada anak. Riwayat keluarga melakukan
perjalanan ke daerah tropis
Pada kasus : tidak ada anggota keluarga yang terkena diare
e. Riwayat pemberian nutrisi
Kaji bagaimana cara orangtua memberikan nutrisi pada anak
2. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Anak tampak tenang tidak gelisah
b. Berat badan

Berat badan anak saat ini 10,5 kg (sebelum sakit 12 kg)

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala

Anak berusia di bawah 2 tahun yang mengalami dehidrasi, ubun-ubunnya


biasanya cekung

b. Mata

Mata anak tidak terlihat cekung, saat menangis air mata mulai berkurang.

c. Hidung
Biasanya tidak ada kelainan dan gangguan pada hidung, tidak sianosis,
tidak ada pernapasan cuping hidung.
d. Telinga
Biasanya tidak ada kelainan pada telinga.
e. Mulut
bibir terlihat kering
f. Leher
Tidak ada pembengkakan pada kelenjar getah bening, tidak ada kelainan
pada kelenjar tyroid.
g. Thorak
- Jantung
 Inspeksi
Pada anak biasanya iktus kordis tampak terlihat.
 Auskultasi
Pada diare tanpa dehidrasi denyut jantung normal, diare dehidrasi
ringan atau sedang denyut jantung pasien normal hingga meningkat,
diare dengan dehidrasi berat biasanya pasien mengalami takikardi
dan bradikardi.
- Paru-paru
 Inspeksi
Diare tanpa dehidrasi biasanya pernapasan normal, diare dehidrasi ringan
pernapasan normal hingga melemah, diare dengan dehidrasi berat
pernapasannya dalam.
h. Abdomen
- Inspeksi
Anak akan mengalami distensi abdomen, dan kram.
- Palpasi
turgor kulit masih baik, kurang dari 2 detik
- Auskultasi
Biasanya anak yang mengalami diare bising ususnya Meningkat
i. Ektremitas

turgor kulit masih baik, CRT kurang dari 2 detik

j. Genitalia

Anak dengan diare akan sering BAB maka hal yang perlu di lakukan
pemeriksaan yaitu apakah ada iritasi pada anus.

4. Pemeriksaan diagnostik
a. Pemeriksaan laboratrium
Pemeriksaan AGD, elektrolit, kalium, kadar natrium serum, urin, dan
feses
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Endoskopi

B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul pada kasus diare pada anak
menurut Hockenberry & Wilson (2015) dan NANDA 2018-2020 :
a. Kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kehilangan cairan
yang berlebihan dari traktus GI ke dalam feses atau muntahan
b. Diare berhubungan dengan terpapar pada kontaminan
c. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi, peningkatan laju metabolisme,
penyakit.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
kehilangan cairan akibat diare dan asupan cairan yang tidak adekuat
e. Resiko menularkan infeksi yang berhubungan dengan mikroorganisme
yang menginvasi traktus GI
f. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan iritasi karena defekasi
yang sering dan feses cair
g. Ansietas yang berhubungan dengan keterpisahan anak dari orangtuanya,
lingkungan yang tidak biasa, dan procedure yang menimbulkan distress
h. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan krisis situasi dan
kurangnya pengetahuan

C. Analisa Data

Analisa masalah Etiologi Diagnosa


Data Subjektif : Terpapar pada Diare
- Ibu anak kontaminan
mengatakan, pasien
BAB cair 7-9 kali
per hari selama 3
hari, terakhir BAB
saat akan di bawa ke
RS
- ibu mengatakan
anak suka bermain
di tanah
- Ibu klien
mengatakan anak
nya terkadang
makan, makanan
yang sama dengan
keluarga yang
lainnya.
- ibu klien
mengatakan mata
anak tidak terlihat
seperti biasanya
Data Objektif :
- Mata anak tidak
terlihat cekung
- Saat menangis air
mata anak mulai
berkurang

- Bibir terlihat kering

- Turgor kulit masih


baik

- BB saat ini 10,5 Kg


sebelum sakit 12 Kg

Data Subyektif : kehilangan cairan Kekurangan


- Ibu anak volume cairan
yang berlebihan dari
mengatakan, pasien
BAB cair 7-9 kali traktus GI ke dalam
per hari selama 3
feses atau muntahan
hari
- Ibu anak
mengatakan pasien
muntah
- Ibu mengatakan,
nafsu makan anak
menurun dan hanya
mau minum air
putih
Data Obyektif :
- Mata anak tidak
terlihat cekung

- Saat menangis air


mata anak mulai
berkurang

- Bibir terlihat kering

- Turgor kulit masih


baik

- BB saat ini 10,5 Kg


sebelum sakit 12 Kg
Data Subyektif : dehidrasi, Hipertermi
- Ibu anak
peningkatan laju
mengatakan pasien
panas sejak 3 hari metabolisme,
yang lalu
penyakit.
- Ibu anak
mengatakan tidak
ada riwayat alergi
Data Obyektif :
- suhu pasien 39,2 C

Data Subjektif :
kehilangan cairan Perubahan nutrisi
- Ibu anak akibat diare dan kurang dari
mengatakan, pasien asupan cairan yang kebutuhan tubuh
BAB cair 7-9 kali tidak adekuat
per hari selama 3
hari
- Ibu anak
mengatakan pasien
muntah
- Ibu mengatakan,
nafsu makan anak
menurun dan hanya
mau minum air
putih

Data Obyektif :
- Mata anak tidak
terlihat cekung

- Saat menangis air


mata anak mulai
berkurang

- Bibir terlihat kering

- Turgor kulit masih


baik

- BB saat ini 10,5 Kg


sebelum sakit 12 Kg
Data Subjektif lingkungan yang ansietas
tidak biasa, dan
- Tidak dapat terkaji procedure yang
menimbulkan
Data objektif distress

- Anak terlihat
menangis aktif dan
tidak mau lepas dari
ibunya

- Ibu mengatakan
anak pertama kali
masuk RS

- Suhu tubuh anak


saat ini 39,2o C
dengan TD : 90/60
mmHg, Hr : 135
x/m RR : 45 x/ m

Data subjektif krisis situasi dan Perubahan proses


keluarga
- Ibu mengatakan kurangnya
anak tidak memiliki
pengetahuan
riwayat alergi dan
tidak pernah sakit
seperti ini
sebelumnya
Data objektif
- ibu terlihat
menayakan terus
mengenai procedure
tindakan
Refrensi :

- Bowden, V. R & Greenberg, C. S. (2010). Children and their families : the


continuum of care. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins
- Hockenberry, M. J & Wilson, D. (2015). Wong’s nursing care of infants and
children, 10th ed. Missouri : Elsevier
- Herdman,T.Heather. (2018). Nanda-I Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2018-2020. Jakarta : EGC.
- Nursalam, Susilaningrum, R.; & Utami, R. 2008. Asuhan keperawatan bayi
dan anak. Jakarta : Salemba Medika
- WHO. 2012. The 10 leading causes of death in the world, 2000 and 2012.
Dari http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/ diakses tanggal
05 sep 2019
- Widoyono. 2011. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &
Pemberantasannya Edisi 2. Jakarta: Erlangga

Anda mungkin juga menyukai