b. Dismenore sekunder
- adalah nyeri saat menstruasi yang disebabkan oleh kelainan ginekologi atau
kandungan. Pada umumnya terjadi pada wanita yang berusia 25 tahun, penyebabnya
bias karena kelainan pelvis.
- Dismenore sekunder dikaitkan dengan penyakit pelvis organic, seperti endometriosis,
penyakit radang pelvis, stenosis serviks, neoplasma ovarium atau uterus, dan polip
uterus.
PATOFISIOLOGI
- Peningkatan produksi prostaglandin dan pelepasannya (terutama
PGF2α) dari endometrium selama menstruasi menyebabkan kontraksi
uterus yang tidak terkoordinasi dan tidak teratur sehingga
menimbulkan nyeri.
- Uterus lebih sering berkontraksi dan tidak terkoordinasi atau tidak
teratur. Akibat peningkatan aktivitas uterus yang abnormal tersebut,
aliran darah menjadi berkurang sehingga terjadi iskemia atau hipoksia
uterus yang menyebabkan timbulnya nyeri.
- Mekanisme nyeri lainnya disebabkan oleh protaglandin (PGE2) dan
hormon lain yang membuat saraf sensori nyeri diuterus menjadi
hipersensitif terhadap kerja bradikinin serta stimulus nyeri fisik dan
kimiawi lainnya
Penatalaksanaan
Dismenorea primer
• Beberapa obat penghilang nyeri dapat digunakan untuk dismenore
primer antara lain analgesic, obat-obatan NSAID, ibuprofen,
Dismenorea sekunder
• Penatalaksanaan atau terapi fisik untuk dismenore sekunder bergantung
dengan penyebabnya. Pemberian terapi NSAIDs, karena nyeri yang
disebabkan oleh peningkatan protaglandin. Antibiotik dapat diberikan
ketika ada infeksi dan pembedahan dapat dilakukan jika terdapat
abnormalitas anatomi dan struktural.
Pemeriksaan penunjang
Tes laboratorium
• Pemeriksaan darah lengkap
• Urinalisis
Tes diagnostic tambahan
• Ultrasound (USG) menggunakan gelombang suara untuk memeriksa
rahim, serviks, tuba fallopi, dan indung telur.
• CT (computerized tomography) scan atau MRI (Magnetic resonance
imaging) scan untuk melihat detail pada organ, tulang dan jaringan
untuk mendiagnosis penyebab.
• Laparoskopi untuk membantu melihat penyebab dari rasa sakit yang
Anda alami.