Anda di halaman 1dari 20

Sumber: Berek & Novak’s Gynecologi 14 th edition

Buku Ajar Ilmu Kandungan: Sarwono Prawirohardjo 2007


Endokrinologi Ginekologi ed.3. Prof. Dr. Med Ali Baziad, SpOG-KFER
Clinical Gynecologic Endocrinology and Infertility. Speroff and Fritz. ed.7
DEFINISI
Dismenorea Primer
 Yaitu rasa nyeri yang saat haid tanpa kelainan
patologi pada organ panggul
 Dibedakan dengan dismenorea sekunder 
nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan
patologis pada organ panggul
EPIDEMIOLOGI
Dismenorea
• Angka kejadian pasti dismenorea di Indonesia
belum ada (jarang yang datang berobat)
• Jakarta, 2002  penelitian di 4 SLTP, 74,1% nyeri
haid derajat ringan sampai berat
• Di Amerika Serikat, prevalensi dismenorea 30-50%
wanita usia reproduksi
• Swedia, kejadian dismenorea pada usia 19 tahun
74,42%
• Paling banyak ditemukan pada siklus ovulatorik 
hubungannya ?
• Dismenorea primer banyak ditemukan usia muda
PATOGENESIS
Dismenorea Primer
 Banyak teori menerangkan penyebab
dismenorea primer, tetapi patofisiologi ?

 Beberapa faktor berperan sebagai


penyebab dismenorea primer:
1. Faktor Kejiwaan
2. Faktor Obstruksi kanalis servikalis
3. Faktor Endokrin
4. Faktor Alergi
5. Peningkatan prostaglandin F2alpha
(PGF2alpha)
PATOGENESIS
Dismenorea Primer
1. Faktor Kejiwaan
Pada gadis2 yang secara emosional tidak
stabil,apalagi tidak mendapatkan penerangan
yang baik tentang proses haid timbul
dismenorea

2. Faktor Obstruksi canalis cervicalis


Teori yang paling tua untuk menerangkan
etiologi dismenorea primer. Pada wanita
dengan uterus hiperanteflexi mungkin terjadi
stenosis canalis cervicalis sekarang
tidak dianggap sebagai etiologi dismenorea
primer
PATOGENESIS
Dismenorea Primer
3. Faktor Endokrin
Anggapan umum bahwa kejang (kram) pada
dismenorea primer kontraksi uterus yang
berlebihan dimana faktor endokrin berhubungan
dgn tonus & kontraktilitas otot usus

Penelitian Novak & Reynold pd uterus kelinci:


estrogen merangsang kontraktilitas uterus
sedangkan progesteron menghambat atau
mencegahnya.
PATOGENESIS
Dismenorea Primer
4. Faktor Alergi
Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya
asosiasi antara dismenorea dengan urtikaria,migrain,
atau asma bronkial.
Smith menduga penyebab alergi adalah toksin
haid.

5. Peningkatan prostaglandin F2alpha (PGF2alpha)


Penelitian beberapa tahun terakhir: menunjukkan bahwa
kadar prostaglandin berperan penting dalam etiologi
dismenorea primer.
PATOGENESIS
Dismenorea Primer
 PG endometrium pada fase sekresi &
mencapai puncaknya waktu haid

 Dengan menurunnya kadar progesteron,maka


lisosom enzim litik yang kemudian
melepaskan fosfolipid yang akan mengaktifkan
alur siklooksigenase asam arakidonat dalam
proses sintesis PG

 PG yg tinggi kontraksi uterus meningkat


seiring amplitudo yg tinggi maka terjadi
iskemik, sehingga timbul nyeri
PATOGENESIS
Dismenorea Primer
 Hormone vasopressin kemungkinan menyebabkan
hipersensitifitas miometrium  menurunkan
uterine blood flow dan menimbulkan nyeri pada
dismenorea primer (Akerlund, 1979). Pengaruh
Vasopressin pada endometrium berhubungan
dengan sintesis dan pelepasan prostaglandin.

 Leukotrien sebagai mediator yang berperan dalam


meningkatkan persyarafan nyeri pada uterus (Helsa,
1992). Pengaruh Leukotrien scr signifikan telah
dibuktikan pd endometrium wanita dgn dismenorea
primer yg tdk respon dgn terapi antagonis PG
(Demers, 1984; Rees, 1987; Chegini, 1988; Sundell,
1990; Nigam, 1991).
KRITERIA DIAGNOSTIK
Dismenorea Primer
1. Anamnesis
 Nyeri terjadi beberapa saat sebelum atau saat
mulai haid dan meningkat pada hari pertama
atau hari kedua haid (berlangsung 48-72 jam)
 Nyeri mungkin mirip dengan nyeri melahirkan
yaitu nyeri pada perut bagian bawah (supra
pubis), dan menjalar sampai punggung
bawah dan pangkal paha depan
 Kadang-kadang disertai mual, muntah, diare
dan sinkope
KRITERIA DIAGNOSTIK
Dismenorea Primer
 Nyeri mulai beberapa bulan dan tahun awal
sesudah menarke, saat ovulasi sudah mulai
teratur
 Rasa nyeri lebih hebat pada wanita yang
belum pernah melahirkan
 Persepsi nyeri berbeda-beda sesuai dengan
gradasi nyerinya
KRITERIA DIAGNOSTIK
Dismenorea Primer
2. Pemeriksaan Fisik
 Tanda vital masih dalam batas normal
 Tidak didapatkan nyeri tekan pada perut bagian
bawah
 Pada pemeriksaan dalam vagina, tidak
didapatkan nyeri goyang portio dan kedua
adneksa normal

Diagnosis ditegakkan dengan menyingkirkan


adanya kelainan patologis pada organ panggul 
perlu USG, laparoskopi,
MANAJEMEN
Dismenorea Primer
 Pemberian kontrasepsi oral dapat mengurangi
sintesis prostaglandin melalui atrofi
endometrium desidua.
 Kontrasepsi oral adalah pilihan terapi yang
baik, menggabungkan tujuan kontrasepsi
dengan efek manfaat pada dismenorea,
lamanya menstruasi dan irregularitas
menstruasi.
MANAJEMEN
Dismenorea Primer
 Penggunaan kontrasepsi dapat
berupa
– MPA 150 mcg, IM, 3 bulan sekali
– IUD-melepas Levonorgestrel-
– Pil oral kombinasi Ethynil estradiol +
Progestin, 1 hari sekali selama 21 hari
dan 7 hari lepas pengobatan
MANAJEMEN
Dismenorea Primer
 Pada wanita yang tidak menghendaki
kontrasepsi dapat menggunakan agent yang
menghambat sintesis prostaglandin
 Ada beberapa kelompok NSAID’s yang dapat di
gunakan
 Kelompok asetosal, seperti indometasin,
berefek samping lebih banyak dan bukanlah
terapi pilihan untuk dismenorea
MANAJEMEN
Dismenorea Primer
 Turunan asam propionat (ibuprofen, naproxen
dan ketoprofen) dan fenamat (asam mefenamat,
meklofenamat dan asam flufenamik) merupakan
terapi yang cukup efektif pada dismenorea
 Efek samping obat-obatan ini cukup minimal,
termasuk didalamnya penglihatan kabur,
pusing, sedikit disorientasi, keluhan
gastrointestinal- yang terakhir dapat dikurangi
dengan minum obat dengan susu atau makan
terlebih dulu.
MANAJEMEN
Dismenorea Primer
 Setidaknya 80 % wanita dysmenore berkurang
gejalanya dengan pemakaian prostaglandin
inhibitor.
 Perbaikan gejala yang berhubungan dengan
menstruasi antara lain adalah : kram, nyeri
punggung, mual, muntah, disorientasi, nyeri
tungkai, insomnia dan nyeri kepala
 Pengobatan dapat efektif jika di mulai pada saat
awal menstruasi, yang juga menurunkan
kemungkinan minum obat ini pada awal
kehamilan
MANAJEMEN
Dismenorea Primer
 Penggunaan NSAID dapat berupa :
– Naproxen, oral, dosis awal 500 mg 6-8 jam
kemudian 250 mg atau 500 mg tiap 12 jam (tidak
melebihi 1.25 gr/hari)
– Ibuprofen, oral, 400 mg tiap 4-6 jam (tidak lebih
3.2 g/hari)
– Ketoprofen, oral, 25-50 mg setiap 6-8 jam setelah
makan (tidak lebih 300 mg/hari)
– Asam mefenamat, oral, awal 500 mg di lanjutkan
250 mg tiap 6 jam selama 2-3 hari (tidak lebih 1
gr/hari)
MANAJEMEN
Dismenorea Primer
 Jika dismenore tidak berkurang dengan
pemberian NSAID’s atau analgesik
antiinflamasi, harus dipertimbangkan tindakan
laparoskopi untuk menentukan penyebab gejala
 Alternatif : akupuntur (transcutaneus electrical
nerve stimulation)  efektif pada nyeri haid
yang berfrekuensi tinggi
 Operatif : laparoskopi ablasi nervus uterina,
neurektomi presacral  sangat jarang

Anda mungkin juga menyukai