Anda di halaman 1dari 3

LANDASAN TEORI

KETUBAN KERUH

1.1 Definisi

Air ketuban yang keruh adalah akibat dari keluarnya mekonium ( feces
pertama bayi dalam rahim), atau bisa juga disebabkan karena ibu mengkonsumsi
jamu atau minuman tradisional seperti loloh yang dapat menyebabkan air ketuban
menjadi keruh. Keluarnya mekonium adalah akibat dari gangguan aliran oksigen
atau penurunan dari fungsi plasenta. Pada kehamilan yang normal pada umumnya
hal ini disebabkan karena kehamilan lewat waktu. Namun ada kondisi lain pula
yang dapat menyebabkan hal ini,antara lain: gizi ibu yang buruk, anemia, penyakit
jantung dan hipertensi, serta gangguan kehamilan lain yang bersifat mendadak.

Selain hal-hal diatas, kelainan ini dapat pula akibat:

a. Gangguan pada tali pusat itu sendiri, seperti tekanan pada tali pusat, obat-
obatan anestesi, perdarahan, gangguan pernafasan pada ibu, dll

b. Gangguan kontraksi yang terlalu lama, penurunan tekanan darah mendadak,


lepasnya tali pusat dari rahim dll.

1.2 Akibat Ketuban Keruh

Pada 10 – 20% kasus persalinan cairan amnion berwarna kuning atau hijau
akibat bercampur dengan mekonium. Kejadian ini semakin sering ditemukan pada
kasus persalinan lewat bulan ( kehamilan post matur atau lewat 42 minggu )

Meskipun komplikasi janin atau neonatus lebih sering terjadi pada kualitas
cairan amnion yang hijau kental dibandingkan kualitas cairan amnion yang biasa
dan berwarna kuning kehijauan, penatalaksanaan persalinan kala I pada semua
kasus persalinan dengan air ketuban yang bercampur mekonium tanpa
memandang kwalitas cairan ketuban adalah sama.
1. Cairan ketuban yang bercampur mekonium menandakan bahwa janin
pernah atau sedang mengalami hipoksia. Dengan demikian maka keadaan
ini merupakan indikasi untuk mengetahui apakah janin sedang mengalami
Gawat Janin atau beresiko tinggi mengalami gawat janin.
2. Terdapat bahaya terjadinya aspirasi mekonium saat persalinan.

1.3 Penatalaksanaan

Melakukan observasi pada janin pada persalinan kala 1 bila cairan amnion
bercampur mekonium :

 Dengarkan DJJ secara teliti, apakah terdapat deselerasi lambat ? Bila


terdapat deselerasi lambat maka janin berada dalam keadaan GAWAT
JANIN.
 Bila tidak terjadi deselerasi lambat, lakukan observasi ketat selama
persalinan mengingat bahwa sekitar 30% janin dengan cairan amnion
bercampur mekonium akan menderita gawat janin.

Bila tersedia monitoring elektronik, lakukan pengamatan denyut jantung janin


secara berkelanjutan – continous fetal heart rate monitoring.

Penatalaksanaan persalinan kala ii bila cairan ketuban bercampur mekonium

1. Segera setelah kepala lahir, mulut dan jalan nafas anak harus dibersihkan
sebelum bahu dan dada lahir (sebelum bayi menangis). Ini harus
dikerjakan baik pada persalinan pervaginam atau per abdominal (sc) .
2. Lakukan antisipasi untuk mempersiapkan resuitasi neonatus saat
persalinan. Bila neonatus menderita asfiksia berat maka harus dikerjakan
intubasi. Lakukan pembersihan jalan nafas dengan memasang tabung
endotracheal sebelum memberikan pernafasan buatan.

3. Mulut dan faring harus segera dibersihkan setelah kepala anak lahir. Bila
setelah persalinan anak tidak segera bernafas maka harus dilakukan
intubasi dan pembersihan jalan nafas lebih lanjut sebelum memberikan
pernafasan bantuan.
Sumber :

- Sarwono. (2006). Ilmu Kebidanan. Jakarta. YBPSP


- Sarwono. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta. YBPSP

- Saifuddin. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal


dan Neonatal. Jakarta. YBPSP

Anda mungkin juga menyukai