Ekspansi volume plasma mulai pada minggu ke-6 kehamilan dan mencapai
maksimumpada minggu ke-24 kehamilan, tetapi dapat terus meningkat sampai minggu ke-37.
Pada titk puncaknya, volume plsam sekitar 40% lebih tinggi pada ibu hamil dibandingkan
perempuan yang tidak hamil. Penurunan hematokrit, konsentrasi Hb dan hitung eritrosit
biasanya tampak pada minggu ke-7 sampai ke-8 kehamilan dan terus menurun sampai
minggu ke-16 sampai ke-22 ketika titik keseimbangan tercapai.
Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Seringkali defisiensinya
bersifat multiple dengan manifestasi klinik yang disertai infeksi, gizi buruk, dan kelainan
herediter seperti hemoglobinopati. Namun penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi
asupan yang tidak cukup, absorpsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang,
kebutuhan yang berlebih. Sekitar 75% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi
besi. Penyebab tersering kedua adalah anemia megaloblastik yang dapat disebabkan oleh
kekurangan asam folat dan vitamin B12. Penyebab anemia lainnya yang jarang ditemui
adalah hemoglobulinopati, proses inflamasi, toksisitas zat kimia, dan keganasan.
Diet berpantang telur, daging, hati atau ikan dapat membuka kemungkinan
menderita anemia karena diet.
c. Mal Absorbsi
Penderita gangguan penyerapan zat besi dalam usus dapat menderita anemia.
Bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau dikonsumsinya substansi
penghambat seperti kopi, teh atau serat makanan tertentu tanpa asupan zat besi
yang cukup.
e. Penyakit-Penyakit Kronis
Penyakit-penyakit kronis seperti : TBC Paru, Cacing usus, dan Malaria dapat
menyebabkan anemia.
3. Klasifikasi dan Penanganan
a. Defisiensi Besi
Defisiensi besi merupakan defisiensi nutrisi yang paling sering ditemui baik di
Negara maju maupun berkembang. Resikonya meningkat pada kehamilan dan berkaitan
dengan asupan besi yang tidak adekuat dibandingkan kebutuhan pertumbuhan janin yang
cepat.
Anemia defisiensi besi merupakan tahap defisiensi besi yang paling parah, yang
ditandai dengan penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, dan saturasi transferin
yang rendah, dan konsentrasi Hb dan hematokrit yang menurun. Pada kehamilan,
kehilangan zat besi terjadi akibat pengalihan zat besi ke janin untuk eritropoesis,
kehilangan darah saat persalinan, dan laktasi.
Pencegahan anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan suplementasi besi dan
asam folat. WHO menganjurkan untuk memberikan 60 mg besi selama 6 bulan untuk
memenuhi kebutuhan fisiologikselama kehamilan.
. Oleh karena itu pencegahan anemia terutama di daerah-daerah dengan frekuensi
kehamilan yang tinggi sebaiknya wanita hamil diberi sulfas ferrossus atau glukonas
ferrosus, cukup 1 tablet sehari, selain itu wanita dinasihatkan pula untuk makan lebih
banyak protein dan sayur-sayuran yang banyak mengandung mineral serta vitamin.
Terapinya adalah oral (pemberian ferro sulfat 60 mg / hari menaikkan kadar Hb 1,00 gr%
dan kombinasi 60 mg besi + 500 mcg asam folat) dan parenteral (pemberian ferrum
dextran sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2 x 50 ml gr diberikan secara
intramuskular pada gluteus maksimus dapat meningkatkan Hb relatif lebih cepat yaitu
2,00 gr% (dalam waktu 24 jam). Pemberian parentral zat besi mempunyai indikasi kepada
ibu hamil yang terkena anemia berat). Sebelum pemberian rencana parenteral harus
dilakukan test alergi sebanyak 0,50 cc / IC.
Tanda dan Gejala
Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis, rata, dan mudah patah.
Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis
angularis, pecah-pecah serta kemerahan dan nyeri sudut mulut.
Gejala – Gejalanya :
Malnutrisi
Glositis berat ( lidah meradang, nyeri )
Diare
Kehilangan nafsu makan
c. Anemia Aplastik
Ada beberapa laporan mengenai anemia aplastik yang terkait dengan kehamilan,
tetapi hubungan antara keduanya tidak jelas. Pada beberapa kasus, yang terjadi adalah
eksaserbasi anemia aplastik yang telah ada sebelumnya oleh kehamilan dan hanya membaik
setelah terminasi kehamilan. Pada kasus-ksus lainnya, aplasia terjadi selama kehamilan dan
dapat kambuh pada kehamilan berikutnya. Terminasi kehamilan atau persalinan dapat
memperbaiki sumsum tulang, tetapi penyakit dapat memburuk bahkan menjadi fatal setelah
persalinan. Terapi meliputi terminasi kehamilan elektif, terapi suportif, imunosupresi, atau
transplantasi sumsum tulang setelah persalinan.
Ibu hamil yang mengalami anemia memiliki resiko yang meningkat untuk hasil
kehamilan yang buruk, terutama jika mereka anemia pada trimester pertama. Komplikasi
anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin, sedangkan
pengaruh komplikasi pada kehamilan dapat diuraikan, sebagai berikut :
Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : P.T. Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Sulistiyanto, Henri. 2010. Panduan Super Lengkap Kehamilam Sehat dan Menyenangkan.
Yogyakarta : New Diglossia.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU”AP” G2P1001 UK 36 MINGGU PRESKEP U PUKI JANIN
TUNGGAL HIDUP INTRA UTERI DENGAN ANEMIA RINGAN
DI POLIKLINIK KEBIDANAN, BRSU TABANAN
RABU, 13 – 11 - 2013
OLEH :
NI MADE ARI WAHYUNI
NIM. (11096)