A. TINJAUAN TEORI
1. Definisi Persalinan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup
bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpatru)
sejak uterus berkontrasi dan menyebabkan perubahan pada servik (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu bila
kontrasi uterus tidak mengakibatkan perubahan servik (Manuaba, 2010).
Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman dari setiap
tahapan persalinan dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan
pascapersalinan dan hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir (APN, 2008).
Persalinan adalah Proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus
ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37
minggu) tanpa disertai adanya penyulit (APN, 2007).
Jadi persalinan adalah Proses pengeluaran hasil konsepsi (bayi, plasenta dan
selaput ketuban) yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain dengan/tanpa bantuan
2. Jenis Persalinan
Menurut Manuaba (2010), persalinan dibedakan menjadi:
1. Persalinan spontan
Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri
2. Persalinan buatan
Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar.
3. Persalinan anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan
rangsangan.
Macam-macam persalinan :
1. Partus precipitates
Bila persalinan berlangsung sangat cepat (2 jam sejak tanda persalinan janin
sudah lahir)
2. Partus dengan tindakan
Bila persalinan dilakukan dengan bantuan alat
3. Painless Labor
Merupakan persalinan dengan mengurangi rasa nyeri pada ibu.
6.5 Extention
Extention adalah defleksi kepala yang terjadi karena sumbu pintu bawah panggul
mengarah ke depan dan ke atas. Setelah subocciput tertahan pada pinggir bawah
symphysis sebagai hypomoclion, maka lahirlah occiput, muka dan dagu.
7. Kala Persalinan
Persalinan dibagi menjadi 4 yaitu :
7.1 Kala I Persalinan :
7.1.1 Tanda dan gajala inpartu termasuk:
a. Penipisan dan pembukaan servik.
b. Kontrkasi uterus yang mengakibatkan perubahan pada servik (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit)
c. Cairan lendir bercampur darah (“show”)
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontrasi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga servik membuka lengkap
(10 cm).
7.1.2 Kala I persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
a. Fase laten pada kala I persalinan:
(1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servik secara bertahap
(2) Berlangsung hingga servik membuka kurang 4 cm.
(3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
(4) Kontraksi mulai teratur tetapi intervalnya diantara 20 -30 detik.
b. Fase aktif pada kala satu persalinan :
(1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat atau memadai jika terjadi 3x atau lebih
dalam waktu sepuluh menit, dan berlangsung selama 40 detik atau
lebih).
(2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai bukaan lengkap atau 10 cm,
akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau
primagravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara).
(3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
(4) Fase aktif dibagi menjadi 3 periode:
a. periode akselerasi : pembukaan 3 menjadi pembukaan 4 cm
dalam waktu 2 jam
b. periode dilatasi maksimal: pembukaan berlangsung sangat cepat
deri pembukaan 4 cm menjadi 9 cm dalam waktu 2 jam
c. periode deselerasi: pembukaan menjadi lambat kembali dari
pembukaan 9 cm menjadi 10 cm dalam waktu 2 jam (Sarwono,
2008).
7.1.3 Perubahan fisiologis pada Kala I:
- Perubahan Kardiovaskuler
Pada setiap kontraksi, 400 ml darah dialirkan dari uterus dan masuk ke dalam
system vaskuler ibu. Hal ini akan meningkatkan curah jantung meningkat 10 % -
15 %.
- Perubahan Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama terjadi kontraksi (systole rata-rata naik 15
mmHg, diastole 5-10 mmHg), antara kontraksi tekanan darah kembali normal
pada level sebelum persalinan. Rasa sakit, takut dan cemas juga akan
meningkatkan tekanan darah.
- Perubahan Pernapasan
Peningkatan aktivitas fisik dan pemakaian oksigen, terlihat dari peningkatan
frekuensi pernapasan. Hyperventilasi dapat menyebabkan alkalosis respiratorik
(pH meningkat), hipoksia dan hypocapnea (CO2 menurun)
- Perubahan muskuloskletal
Sistem menngalami stress selama persalinan. Nyeri punggung dan nyeri sendi
(tidak berkaitan dengan posisi janin) terjadi sebagai akibat semakin renggangnya
sendi pada masa aterm.
- Perubahan neurologi
Perubahan sensoris terjadi pada saat wanita memasuki tahap pertama persalinan.
- Perubahan Pencernaan
Ibu dapat mengalammi diare pada awal persalinan. Mual dan sendawa dapat
terjadi sebagai respon reflek terhadap dilatasi serviks lengkap.
- Perubahan Endokrin
Sistem endokrin aktiif selama persalinan. Permulaan persalinan dapat diakibatkan
oleh penurunan kadar progesterone dan peningkatan kadar estrogen, prostaglandin
serta oksitosin.
7.1.4 Pendampingan pada kala I:
(1) Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji ibu.
(2) Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
(3) Melakukan massage pada tubuh ibu dengan lembut.
(4) Menyeka wajah ibu dengan lembut menggunakan kain.
(5) Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
(6) Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.
(7) Menjadi teman bicara dan pendengar yang baik.
(8) Memberikan cairan nutrisi dan hidrasi untuk memenuhi kecukupan energi dan
mencegah dehidrasi. Oleh karena dehidrasi menyebabkan kontraksi tidak teratur
dan kurang efektif.
(9) Membantu ibu dalam memenuhi kebutuhan eliminasi (Pusdiknakes-WHO-
JHPIEGO, 2003).
7.2 Kala II Persalinan
Merupakan stadium ekpulsi, berlangsung mulai dari dilatasi serviks lengkap
hingga kelahiran bayi.
Kala II berlangsung selama rata-rata 1 ½ hingga 2 jam pada primigravida dan
selama ½ hingga 1 jam pada multipara.
Transisi dari kala I ke kala II kerap kali terjadi dengan sangat cepat pada
multipara.
Kala II terjadi dengan kontraksi uterus yang kuat, penggunaan otot abdomen dan
diafragma untuk menekan janin kebawah, pergeseran otot dasar panggul, dilatasi
vagina, penipisan dan pemanjangan perineum, serta penonjolan vulva yang
puncaknya adalah dengan kelahiran bayi.
7.2.1 Perubahan fisiologis kala II :
- Perubahan kardiovaskuler
Terjadinya peningkatan curah jantung sekitar 30-50 % pada tahap kedua
persalinan.
- Perubahan pernapasan
Pada tahap kedua persalinan, jika wanita tidak diberi obat-obatan, maka dia akan
mengkonsumsi oksigen hampir 2 kali lipat. Kecemasan juga akan meningkatkan
pemakaian oksigen.
- Perubahan integument
Jelas terlihat khususnya pada daya distensibilitas daerah introitus vagina.
Tingkatannya berbeda-beda pada setiap individu. Meskipun daerah itu dapat
meregang namun dapat terjadi robekan –robekan kecil pada kulit sekitar introitus
vagina sekaligus tidak dilakukan episitomy.
- Perubahan Muskuloskletal
Proses persalinan itu sendiri dan gerakan melluruskan jari-jari kaki dapat
menimbulkan kram kaki.
- Perubahan Neurologi
Endorphin endogen meningkatkan ambang nyeri dan menimbulkan sedasi. Selain
itu anesthesia fisiologis jaringan perineum, yang ditimbulkan tekanan bagian
presentasi menurunkan persepsi nyeri.
- Perubahan Pencernaan
Bibir dan mulut dapat menjadi kering akibat wanita bernapas melalui mulut,
dehidrasi dan sebagai respon emosi terhadap persalinan. Selama kala II, motilitas
dan absorpsi saluran cerna menurun dan pengosongan lambung menjadi lambat.
Wanita seringkali merasa mual dan memuntahkan makanan yang belum dicerna
setelah bersalin.
8.5 Rujukan
Persiapan rujukan sebaiknya sudah dilakukan pada waktu asuhan antenatal yang
melibatkan ibbu, keluarga dan masyarakat sekitarnya, sehingga rujukan dapat
dilakukan secara efektif dan efisien sebagai salah satu asuhan sayang ibu dan bayi
dalam mendukung keselamatan ibu dan bayi. Rujukan dilakukan dengan memakai
prinsip BAKSOKUDA (Bidan Alat Keluarga Surat Obat Kendaraan Uang DArah).
B: (Bidan) Pastikan ibu dan atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong
persalinan yang kompeten untuk menatalaksana gawat darurat
obstetric dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan.
A: (Alat) Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk auhan persalinan,
masa nifas, dan bayi baru lahir bersama ibu ke tempat rujukan.
K: (Keluarga) Beritahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan atau
bayi dan mengapa ibu dan atau bayi perlu rujukan.
S: (Surat) Berikan surat ke tempat rujukan. Sertakan juga partograf yang
dipakai untuk mempuat keputusan klinik.
O: (Obat) Bawa obat-obatan esensial yang mungkin diperlukan selama di
perjalanan.
K: (Kendaraan) Siapkan kendaraan dan pastikan kondisi kendaraan cukup baik
untuk mencapai tujuan pada waktu yang tepat.
U: (Uang) Ingatkan keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup
untuk membeli obat-obatan yang diperlukan dan bahan-bahan
kesehatan lain yang diperlukan selama ibu dan atau bayi baru lahir
tinggal di fasilitas rujukan (APN, 2008).
DA:(Darah) Siapkan donor darah untuk mengantisipasi kekurangan darah bila
ibu mengalami pendarahan.