PENDAHULUAN
Keadaan ini sering terjadi pada pasien anak-anak, yaitu merupakan keluhan utama dari
50% pasien anak di UGD di Amerika Serikat, Eropa dan Afrika. Tidak hanya pada pasien anak-
anak, tetapi pada pasien dewasa maupun lansia febris juga dapat sering terjadi tergantung dari
sistem imun. Pada febris ini juga tidak ada perbedaan insidens dari segi ras atau jenis kelamin.
Pasien dengan gejala febris dapat mempunyai diagnosis definitif bermacam-macam atau
dengan kata lain febris merupakan gejala dari banyak jenis penyakit. Febris dapat berhubungan
dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain. (Julia,
2000).
Contoh penyakit infeksi bakteri yang memberikan gejala febris adalah meningitis,
bakteremia, sepsis, enteritis, pneumonia, pericarditis, osteomyelitis, septik arthritis, cellulitis,
otitis media, pharyngitis, sinusitis, infeksi saluran urin, enteritis, appendicitis. Sedangkan untuk
penyakit infeksi virus yang memberikan gejala febris adalah adalah ISPA, bronkiolitis,
exanthema enterovirus, gastroenteritis, dan para flu. Selain dari penyakit, penyebab lain dari
febris adalah cuaca yang terlalu panas, memakai pakaian yang terlalu ketat dan dehidrasi.
Untuk febris yang disebabkan oleh penyakit infeksi biasanya akan diberikan obat antibiotic
sedangkan dari non infeksi akan dilihat penyebab dari febris itu sendiri. Febris dapat segera
teratasi dengan terapi dan perawatan yang tepat. Namun, apabila febris tidak diatasi dan
diberikan perawatan yang tepat maka akan menjadi suatu kegawatan yang mengancam jiwa
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana penerapan asuhan kebidanan pada klien dengan kasus Febris di Poliklinik Anak
RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar.
1.3 Tujuan
Untuk mempelajari dan menerapkan asuhan kebidanan pada klien dengan kasus Febris di
Poliklinik Anak RSUD Sanjiwani Gianyar
Dapat melakukan asuhan kebidanan pada klien dengan kasus Febris dengan menggunakan
SOAP.
1.4 Manfaat
Hasil penulisan laporan kasus ini dapat dimanfaatkan oleh institusi maupun profesi dalam upaya
penyempurnaan asuhan kebidanan pada kasus febris
1.4.1 Pendidikan
Hasil laporan kasus ini di pergunakan untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan praktek
klinik kebidanan 2.
1.4.2 Bidan
Sebagai tambahan referensi bagi profesi kebidanan dalam asuhan kebidanan pada kasus Febris.
1.4.3 Penulis
Menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam melakukan asuhan kebidanan pada
Febris di Rumah Sakit.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 380 C atau lebih. Ada
juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,80C. Sedangkan bila suhu tubuh lebih dari
400C disebut demam tinggi (hiperpireksia) . (Julia, 2000)
3
3. Hangat pada sentuhan
4. Peningkatan frekuensi pernapasan
5. Menggigil
6. Dehidrasi
7. Kehilangan nafsu makan
4
Krisis/flush. Bila faktor yang menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan,
termostat hipotalamus dengan mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali
ke tingkat normal. (Guyton, 1999)
5
menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur suhu
tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah
tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit
terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
2. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan kembali
menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan mengurangi
pengeluaran panas tidak ada lagi.
Petunjuk pemberian antipiretik:
a. Bayi 6 – 12 bulan : ½ – 1 sendok the sirup parasetamol
b. Anak 1 – 6 tahun : ¼ – ½ parasetamol 500 mg atau 1 – 1 ½ sendokteh sirup parasetamol
c. Anak 6 – 12 tahun : ½ 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh
manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran obat dengan
ukuran 5 ml setiap sendoknya.
6
cairan glukosa dan NaCL dan pemberian makanan tambahan dan makanan lunak yang
mudah dicerna seperti bubur halus.
c. Kurangnya pengetahuan orang tua mengenai penyakit
Dapat diberikan penyuluhan terhadap keluarga tentang bagaiman cara mengatasi bila anak
sedang kejang dan demam sehingga anak terhindar dari cidera dan mengurangi kepanikan
orang tua. Disamping itu juga menjelaskan tentang penyakit dan bahayanya.
7
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas
1. Balita
Nama : balita “AS”
Umur/tgl/jam lahir : 1 tahun / 17 - 10 – 2015 pukul 08.20 wita
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak ke- : III
Status anak : Kandung
8
D. Riwayat prenatal (Buku KIA)
1) GPA : G3P2A0
2) Masa gestasi : 40 Minggu
3) Riwayat ANC : Ibu mengatakan selama kehamilannya, ibu sudah 5 kali
melakukan kunjungan ANC di bidan dan 2 kali di dokter SpOG :
TW I:Ibu ANC di bidan sebayak sebanyak 1 kali, ibu mengatakan tidak ada
keluhan saat pemeriksaan kehamilan 3 bulan pertama. Ibu mendapat terapi asam
folat 30 tablet dan SF sebanyak 30 tablet .
TW II: Ibu ANC di bidan 2 kali, tidak ada keluhan, mendapat SF sebanyak 40
tablet dan kalk sebanyak 30 tablet, serta mendapat imunisasi TT sebanyak 2 kali.
TW III: Ibu ANC di bidsn sebanyak 2 kali, tidak ada keluhan, mendapat SF
sebanyak 20 tablet dan kalk sebanyak 10 tablet.
4) Penerimaan kehamilan : ibu mengatakan kehamilannya memanng
direncakan dan diterima oleh keluarga
5) Penyulit selama masa prenatal : ibu mengatakan tidak ada penyullit selama
kehamilannya
6) Imunisasi TT : ibu sudah mendapatkan imunisasi TT 1 dan 2
7) Perilaku/kebiasaan yang memengaruhi kesejahteraan janin : ibu mengatakan tidak
memiliki perilaku atau kebiasaan yang memengaruhi kesejahteraan janinnya seperti
merokok, minum – minuman keras, mengonsumsi narkoba, minum jamu, diurut dukun
maupun konrak dengan binatang.
E. Riwayat intranatal
Ibu mengatakan melahirkan secara SC di Rumah Sakit ditolong oleh dokter SpOG
F. Riwayat postnatal
1) APGAR SKOR :9
2) IMD : IMD dilakukan selama 60 menit bayi berhasil mencapai
puting susu ibu setelah 30 menit.
3) Skor bounding : melihat : 4, meraba : 4, memanggil : 4, total skor : 12
4) Rooming in dilakukan
5) Neonatus sebelumnya mendapatkan Vit. K, salep mata tetrasiklin, imunisasi Hb0,
9
6) BB lahit: 3000 gr PB lahir : 50 cm
7) Tidak ada tanda – tanda bahaya yang dialami
H. Riwayat Imunisasi
Bayi sudah mendapatkan imunisasi BCG dan polio 1 pada tanggal 18 – 11 – 2015
Bayi sudah mendapatkan imunisasi DPT HIB HBI dan Polio 2 pada tanggal 18 –12 –2015
Bayi sudah mendapatkan imunisasi DPT HIB HB2 dan Polio 3 pada tanggal 17 – 1– 2016
Bayi sudah mendapatkan imunisasi DPT HIB HB3 dan Polio 4 pada tanggal 17– 2 – 2016
I. Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual
1) Biologis
a. Pernapasan : tidak ada gangguan saat bernapas
b. Nutrisi : ibu mengatakan anak makan 3 kali dalam sehari porsi sedang
jenis nasi, sayur, ayam gorem, tahu, tempe. Anak minum 7 sampai 8 gelas air putih
dan susu setiap hari. Tidak ada keluhan dalam hal makan dan minum.
c. Eliminasi : BAB 1-2 kali dalam sehari. Warna kekuningan, bau khas,
konsistensi lunak BAK 5-7 kali dalam sehari, warna kuning jernih, bau pesing
d. Istirahat : ibu mengatakan anaknya tidur kurang lebih 8 jam. Anak tidak
tidur siang dan tidak ada keluhan dalam istirhat tidur.
e. Aktifitas : ibu mengatakan gerakan aanaknya ktif
2) Psikologis
a. Penerimaan orang tua dan keluarga terhadap anak
10
Ibu mengatakan suami dan keluarga besarnya senang atas kelahiran anaknya
b. Dukungan keluarga
Ibu mengatakan keluarganya sangat mendukung dan membantu dalam merawat
anaknya
3) Social
a. Pengambilan keputusan dalam keluarga
ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan secara musyawarah
b. Kebiasaan dalam keluarga yang memengaruhi kesehatan bayi
ibu mengatakan tidak ada kebiasaan dalam keluarga yang memengaruhi kesehatan anak
4) Spiritual
Ibu mengatakan tidak ada ritual atau kepercayaan yang memengaruhi kesehatan anak
J. Pengetahuan orang tua
Ibu mengatakan sudah mengetahui mengenai tumbuh kembang anaknya dan cara
menstimulasi anaknya.
11
n. Anus : tidak ada kelainan, ada lubang anus
o. Ekstremitas : tangan simetris, jumlah jari tangan lengkap,kuku jari tangan kemerahan,
kaki simetris, jumlah jari kaki lengkap, kuku jari kaki kemerahan, tidak ada kelainan
2. Pemeriksaan penunjang : tidak ada
III. ANALISA
Balita sakit umur 1 tahun dengan febris
VI. PENATALAKSANAAN
1. Memberi informasi kepada ibu dan suami mengenai hasil pemeriksaan, ibu dan suami mengerti
dengan kondisi anaknya.
2. Memberitahu ibu mengenai pemeriksaan yang akan dilakukan, ibu setuju dengan tindakan
yang akan dilakukan.
3. Menganjurkan ibu tetap memenuhi kebutuhan nutrisi anaknya, ibu bersedia untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi anaknya dengan baik dan member minum yang baik.
4. Melakukan kolaborasi dengan dr. Sp.A mengenai pemberian terapi yang akan diberikan pada
anak, kolaborasi sudah dilakukan dan anak mendapatkan obat yaitu :
- paracetamol syr
- ambroxol syr
- pseudoefidin syr
5. Menganjurkan ibu untuk datang apabila anaknya memiliki keluhan, ibu setuju untuk datang
kembali apabila anak memiliki keluhan.
12
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan pada balita sakit ditemukan hasil antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus sebagai berikut:
Pada langkah pertama ini pada tinjauan teori dikumpulkan semua informasi yang akurat dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. pada tinjauan kasus, penulis
sudah mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan kondisi klien seperti
1. Identitas pasien
Berisi nama, umur, jenis kelamin, anak ke, dan status anak
Berisi keluhan yang dirasakan saat ini dan keluhan utama yang sedang dirasakan oleh
anak.
3. Riwayat prenatal
4. Riwayat intranatal
6. Riwayat imunisasi
13
7. Riwayat Bio,psiko,social,spiritual
1. Biologi
- Bernafas
Menggambarkan kemampuan anak dalam pemenuhan kebutuhan O2 dan
keluhan yang dirasakan.
- Pola nutrisi
Menggambarkan frekuensi makan dalam sehari, porsi makan, keluhan saat
makan, ada tidaknya pantangan/ alergi pada makanan tertentu.
- Eliminasi
Menggambarkan frekuensi BAB dan BAK, konsistensi, jumlah, warna dan
ada tidaknya keluhan saat BAB dan BAK, apakah ada kesulitan dalan BAB
dan BAK.
- Aktivitas sehari-hari
Menggambarkan aktifitas anak sehari – hari.
2. Psikologis
Menggambarkan psikologis ibu sehubungan dengan penerimaan anak saat ibu
lahir.
3. Sosial
Berisi informasi tentang budaya, adat istiadat, dan kebiasaan atau mitos-mitos
yang dipercaya sehubungan dengan hal yang bisa merugikan kesehatan anak.
14
4. Spiritual
Berisi informasi tentang ada tidaknya kepercayaan yang dapat merugikan
kesehatan anak.
9. Pengetahuan Ibu
Antara tinjauan teori dan kasus tidak ada kesenjangan karena tinjauan kasus sudah sesuai dengan
tinjauan teori.
4.2 OBYEKTIF
2. Pemeriksaan Umum
Dikaji untuk mengetahui status kesehatan anak secara umum yang meliputi :
- Keadaan umum
- BB dan TB
- Vital sign (TD, nadi, respirasi, suhu)
3. Pemeriksaan Sitematis
- Abdomen
Untuk mengamati ada tidaknya bising usus, ada atau tidaknya kelainan.
15
- Anogenital
Untuk mengamati pengeluaran per. Ada tidaknya lubang pada vagina.
- Ekstremitas
Pada data obyektif tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus karena pada kasus sudah sesuai
dengan tinjauan teori.
4.3 ANALISA
Pada penulisan analisa penulisan diagnose sudah sesuai dengan nomenklatur. Jadi tidak ada
kesenjangan antara tinjauan teori dan kasus.
4.5 PENATALAKSANAAN
Pada penatalaksanaan sudah diberikan asuhan kebidanan yang sesuai dengan kebutuhan dari
masalah yang dimiliki oleh klien. pada evaluasi, setelah klien diberikan asuhan, klien dapat
mengerti dan bersedia mengikuti asuhan yang diberikan oleh bidan. Jadi tidak ada kesenjangan
antara teori dan kasus
16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Febris atau yang biasa disebut dengan demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh
diatas batas normal biasa, yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat
toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau
dehidrasi.
Demam terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat
berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen, keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit
lain (Julia, 2000).
Menurut Pelayanan kesehaan maternal dan neonatal 2000 bahwa etiologi
febris,diantaranya
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
5.2 Saran
Demikian pembuatan kasus yang ini,dan kami mohon kritikan dan saran yang
membangun karena bagaimanapun kami tidak lepas dari kekurangan dan kelemahan dalam
membuat dan menyusun makalah.oleh karena itu dengan kritik dan saran bisa memperbaiki dan
juga dalam pembuatan makalah selanjutnya bisa lebih baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Betz, Sowden. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatrik, Edisi 2. Jakarta, EGC.
Guyton, Arthur C. (1990). Fisiologi manusia danmekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta, EGC.
Guyton, Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.
Julia Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat Mengatasi Demam. www. Google. Com
Sinarty hartanto. (2003). Anak Demam Perlu Kompres. www. Pediatrik. Com/knal.php
18