Anda di halaman 1dari 8

METODE INOVATIF DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS

Pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar” yang berarti sebuah proses, cara, perbuatan
sehingga orang atau siswa belajar dan memperoleh ilmu pengetahuan. Atau belajar berarti
berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu (KBBI, 1989).[1] Jadi kata pembelajaran adalah
suatu proses belajar mengajar (PBM) yang merupakan keterpaduan antar kegiatan guru
sebagai pengajar dan kegiatan siswa sebagai pelajar sehingga terjadi saling interaksi
keduanya dalam situasi instruksional yang bersifat pengajaran.

Dilihat dari makna dan konsep pembelajaran tersebut diatas, maka model pembelajaran
merupakan sebuah model proses belajar mengajar yang meliputi pendekatan, metode, dan
teknik yang digunakan guru dalam kelas sehingga siswa mampu memahami materi yang
diajarkan. Dalam kaitan dengan konsep pembelajaran tersebut, perlu dikemukakan
mengenai konsep atau definisi pendekatan, metode, dan teknik. Oleh karena itu, agar
proses belajar mengajar di dalam kelas berjalan dengan baik, maka diperlukan sebuah
strategi pembelajaran yang secara teknis menguraikan langkah-langkah belajar secara
teratur. Sejalan dengan konsep tersebut Dick and Carey (1978:162) mengatakan bahwa
strategi pembelajaran (instructional strategy) menguraikan komponen umum mengenai
separangkat materi dan prosedur yang digunakan dalam menyampaikan materi untuk
mendapatkan hasil belajar siswa. Adapun Nunan menafsirkan strategi pembelajaran sebagai
proses mental yang digunakan pembelajar untuk mempelajari dan menggunakan bahasa
sasaran

Pembelajaran menurut Hamalik ( 1995 ), adalah merupakan suatu usaha untuk


mengkondisikan seseorang untuk belajar. Biasanya mengkombinasikan unsur manusia,
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk pencapaian tujuan.
Pembelajaran lebih memfokuskan pada siswa untuk belajar secara optimal untuk bisa
mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengelolaan kelas seperti adanya perbedaan individu siswa yang mempengaruhi
terhadap pelayanannya secara individu juga.

Brownell dan Van Engen ( 1935 ), bahwa belajar itu pada hakekatnya merupakan suatu
proses yang bermakna. Pembelajaran Bahasa Inggris merupakan proses belajar secara
realita yang bermakna, dimana siswa dapat secara langsung merangkai kata-kata serta
menggunakannya untuk berinteraksi. Thorndike ( 1874 - 1949 ), Mengemukakan teori
belajar bahwa pada hakekatnya belajar merupakan proses pembentukan hubungan antara
stimulus dan respon. Menurut hukum ini belajar lebih berhasil bila respon siswa terhadap
suatu stimulus segera diikuti dengan rasa senang atau kepuasan. Rasa senang atau puas ini
bisa timbul sebagai akibat siswa mendapat pujian atau ganjaran, sehingga ia bisa merasa
puas dari sukses yang diraihnya dan sebagai akibatnya akan mengantarkan dirinya kejenjang
kesuksesan berikutnya. Stimulus linguistik dapat berupa benda, sifat benda, jumlah benda,
perlakuan yang tepat terhadap benda tersebut dan hubungan interaksi benda tersebut
dengan manusia. Selanjutnya respon yang timbul adalah bunyi bahasa yang sesuai dengan
stimulus yang diberikan.

Dalam Buku Belajar dan Pembelajaran 2 Suciati ( 2005:2.2 ), menuliskan pendapat Piaget
secara umum perkembangan intelektual anak melalui empat tahapan yaitu sensori motorik (
umur 0 – 2 tahun ), pra operasional ( Umur 2 – 7 tahun ), operasional konkret ( umur 7 – 11
tahun ), dan operasi formal ( umur 11 tahun keatas ). Anak mengenal lingkungan melalui
inderanya pada tahap sensori motorik, anak mulai menggunakan bahasa simbol pada tahap
pra operasional, anak mampu mengembangkan pikirannya, berpikir logis terhadap respon
lingkungannya dan mulai berpikir konkret pada tahap mengenal operasi konkret, sedangkan
pada tahap operasi formal anak sudah bisa berpikir abstrak serta mampu menganalisa
permasalahan yang dihadapinya.

2. Konsep Belajar Bahasa Menurut Jean Piaget, anak SD (7 – 12 tahun) berada pada tahap
perkembangan operasional konkrit (concrete operational). Pada tahap ini, pemikiran anak
bersifat holistik dan konkret. Mereka belum mampu melihat suatu fenomena secara diskrit
dan tidak mampu belajar hal-hal yang abstrak. Piaget selanjutnya menekankan, bahwa
keberhasilan pembelajaran di SD ditentukan oleh dua hal, kebermaknaan dari apa yang
dipelajari, dan ketercernaan materi pelajaran tersebut oleh siswa. Piaget memformulasikan
konsep belajar ini sebagai Developmentally Appropriate Practices (DAP), yaitu perancangan
kegiatan belajar yang harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak tersebut.
Implikasi dari ciri-ciri anak SD seperti di atas, memberi petunjuk kepada kita bagaimana
seharusnya guru Bahasa Inggris SD merancang pembelajarannya. Sifat anak yang
operasional mengharuskan guru merancang pembelajaran yanglearning by doing (belajar
dengan cara praktek langsung/ Suatu contoh, mengajarmelakukan). Pembelajaran harus
juga bersifat konkret (otentik/nyata/tidak abstrak) karena mereka hanya mampu mencerna
hal-hal yang nyata saja. Suatu contoh, memperkenalkan kosakata kepada anak harus
dimulai dari benda-benda yang dekat dengan mereka. Bila di sekolah, misalnya, kosakata
yang paling dekat adalah lingkungan sekolah dan benda- benda di sekitarnya. Sangat sulit
bagi anak untuk mencerna kosakata baru seperti snow, winter, karena sangat jauh dari
keseharian mereka.

Hal ini sangat penting dipahami oleh seorang pendidik guna dapat memberikan bimbingan
belajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak, lingkungan sesuai sehingga pola
berpikir anak dapat berkembang secara wajar pada tingkat umurnya. Strategi pengelolaan
kelas dalam pembelajaran yang menggunakan pendekatan pakem membuat siswa aktif,
kreatif serta menyenangkan dapat menambah semangat siswa untuk lebih giat belajar,
apalagi guru yang pemegang kendali dalam pembelajaran itu memiliki kharisma seorang
guru yang profesional, yang selalu mengedepankan tugas, bertanggung jawab, mampu
berinovasi, memiliki dedikasi yang tinggi dalam mencerdaskan anak bangsa.

APA PERBEDAANNYA : MODEL, METODE, STRATEGI, PENDEKATAN DAN TEKNIK


PEMBELAJARAN

17 Maret 2012 oleh Herdian,S.Pd., M.Pd.

Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan
(2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered
approach).

Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran
adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip
pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya
masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu
pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke
dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual
learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara
pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran
induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran
yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1)
ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman
lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.

Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran.


Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak
membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan
penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Sementara taktik
pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik
pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama
menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor
karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi
kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik
karena dia memang sangat menguasai bidang itu

model pembelajaran. pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari
awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model
pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode,
dan teknik pembelajaran. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model
pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.

H. Agus Maimun. Dosen UIN Malang menulis Teori pembelajaran adalah fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur pembelajaran yang telah diuji kebenarannya melalui pendekatan
ilmiah (behavioristik, kognitivistik, konstruktivistik, perilaku sosial/social behavior).

Disain pembelajaran adalah upaya untuk merencanakan dan menyusun, melaksanakan


proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran secara sistematis.

Pendekatan pembelajaran adalah muatan-muatan etis-paedagogis yang menyertai kegiatan


proses pembelajaran yang berisi religius/spiritual, Rasional/intelektual, Emosional,
Fungsional, Keteladanan, Pembiasaan, dan Pengalaman.

Strategi pembelajaran adalah cara-cara tertentu yang digunakan secara sistematis &
prosedural dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar. Contoh : contextual teaching-learning, Quantum teaching-learning, Active learning,
Mastery learning, Discovery-inquiry learning, cooperative Learning dan PAIKEM.
Metode pembelajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil belajar yang
berbeda dalam kondisi yang berbeda berdasarkan kompetensi pembelajaran yang telah
ditetapkan ( Ceramah, tanya jawab, diskusi, dll ).

Model pembelajaran kerangka konseptual yang melukiskan prosedur secara sistematis


dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (dick &
carey, weils, benety, dll)

Kesimpulan.

Dari hasil pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara model
pembelajaran, pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, tehnik dan metode
pembelajaran. Walaupun perbedaan itu tidak begitu tegas, karena semua istilah merupakan
satu kesatuan yang saling menunjang, untuk melaksanakan proses pembelajaran. Jadi
model pembelajaran adalah pembungkus proses pembelajaran yang didalamnya ada
pendekatan, strategi, metode dan tehnik. Contoh : model yang digunakan guru PAIKEM,
Pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan pemerintah adalah pendekatan
pembelajaran yang terfokus pada siswa, dimana strategi pembelajaran siswa aktif, bisa
mengungkapan gagasan, penemuan-penemuan

Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum
aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara
merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi
pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan
tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo,
rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan
dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue
print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan
langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai
dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional,
seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam
mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan,
sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para


guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran,
yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian
tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru
(calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk
pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas,
maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan
model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja
masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi
guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model
pembelajaran yang telah ada.

Sumber:
Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah).
Bandung: FPTK-IKIP Bandung.

S. Nasution.Prof. Dr. M.A, 2003, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar,
Jakarta, Bumi Aksara, Jakarta.

Syaiful Sagala,H. DR. M.Pd, 2003, Konsep dan Makna Pembelajaran, Penerbit ALFABETA,
Bandung.

Suyatno, www. Klub guru. Com.

Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas
Terbuka.

Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Zainal Aqib Elham Rohmanto,2006, Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas


Sekolah,Bandung, Yrama Widya, Bandung.

………………………, 2008, Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran
(http://smacepiring.wordpress.com/).
PERBEDAAN PENGGUNAAN ISTILAH PENDEKATAN, MODEL, STRATEGI,
METODE DAN TEKNIK PEMBELAJARAN
09 Jul @Opini
Dear sahabat cerdas yg bermartabat..serta berakhlak mulia..

Kadang terlihat sepele namun penting bagi guru tetapi kenyataannya masih banyak
yang salah dalam menggunakan/menyebutkan istilah Pendekatan, Model, Startegi,
Metode dan Teknik dalam penyusunan RPP .

Untuk itu saya mencoba menjabarkan definisi pendekatan, model, strategi, metode
dan teknik.

1.Pendekatan pembelajaran,

Pendekatan memiliki arti adalah cara pandang terhadap suatu subject matter.
Misalkan cara pandang terhadap proses pembelajaran sehingga memunculkan istilah
pendekatan pembelajaran (Novan Ardy Wiyani, 2013:165).

Pendekatan merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang


suatu permasalahan atau objek kajian yang akan menentukan arah, menggambarkan
dan mendeskripsikan untuk melaksanakan ide-ide tersebut.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran adalah Suatu langkah


awal untuk memfokuskan ide atau gagasan sebagai tolak ukur mengenai bagaimana
cara mengelola proses kegiatan belajar dan mendapat reaksi perilaku siswa agar
dapat aktif melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan namun masih bersifat teoritis dan sangat general atau umum. Dilihat dari
jenisnya, pendekatan pembelajaran terbagi menjadi dua jenis pendekatan, yaitu
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik dan pendekatan
pembelajaran yang berorientasi pada pendidik.
contoh jika kelas merupakan kelas siswa pandai dan kritis- analitis maka guru
kemungkinan dapat memilih pendekatan scietifik.

2. Model pembelajaran

Menurut Wikipedia model adalah gambaran sederhana yang dapat menjelaskan


objek, sistem atau suatu konsep.

Model pembelajaran Menurut Slavin (2010), model pembelajaran adalah suatu acuan
kepada suatu pendekatan pembelajaran termasuk tujuannya, sintaksnya,
lingkungannya, dan sistem pengelolaanya.

Sehingga Model pembelajaran dapat dikatakan adalah suatu konsep atau sistem
untuk mendeskripsikan bentuk pembelajaran yang akan dilakukan dari awal sampai
akhir pembelajaran yang dirancang secara khusus oleh seorang pendidik. Dengan
kata lain, model pembelajaran adalah wadah dari pengaplikasian suatu metode,
pendekatan dan teknik pembelajaran.

Namun demikian, terkadang penggunaan istilah model pembelajaran sering


disamakan dengan strategi pembelajaran ( padahal berbeda) contoh model
pembelajaran cooperative, model pembelajaran aktif, model pembelaran inovatif dan
lain sebagainya. Dalam kurikulum 2013 dikenal dengan menggunakan model
pembelajaran discovery, model pembelajaran Discovery _inquiry, model
pembelajaran berbasis masalah, model pembelaran berbasis project dan lain
sebagainya.

3. Strategi pembelajaran

merupakan suatu cara yang digunakan secara prosedural dan sistematis dalam
suatu proses kegiatan belajar mengajar, dalam rangka meningkatkan kualitas hasil
yang diharapkan dengan kata lain cara untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih
baik dari sebelumnya.

contoh: misalnya, jika kelas berisi siswa pandai menggunakan pendekatan scientifik
(keilmiahan) maka model yg dipakai Discovery learning dalam pelaksanaannya untuk
siswa ini menggunakan strategi mengamati atau mengobservasi terlebih secara
individual atau berkelompok, dan mendiskusikannya lalu menemukan suatu fakta
baru yang tidak terduga sebelumnya atau dapat menggunakan strategi menjelaskan
kemudian siswa memaparkan atau sebaliknya. secara teori berdasarkan jenisnya
strategi pembelajaran bisa dikelompokkan ke dalam dua bagian, yaitu exposition-
discovery learning dan group-individual learning. Sedangkan jika ditinjau dari cara
pengolahan dan penyajiannya, strategi pembelajaran bisa dibedakan menjadi 2
macam, yaitu strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.

4. Metode Pembelajaran

bisa diartikan sebagai suatu cara yang pilih pendidik atau dipergunakan dalam
pengimplementasian rencana yang telah disusun dalam suatu kegiatan nyata untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang optimal.

Metode pembelajaran memiliki peran yang penting dalam proses pembelajaran,


selain agar proses belajar mengajar tidak menjemukan dan siswa tidak merasa
bosan, peserta didik juga akan semakin mudah mencerna dan memahami materi dan
instruksi yang diberikan. Diharapkan untuk memilih sebuah metode pendidik harus
memperhatikan karakteristik peserta didik terlebih dahulu. Pendidik dapat
menggunakan metode yang ada, beberapa metode pembelajaran yang bisa
dipergunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, yaitu metode
ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, laboratorium, pengalaman lapangan,
brainstorming, debat dan lain sebagainya.

5. Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran menurut T. Raka Joni (dalam Abimanyu , 2008 ) menunjuk


kepada ragam khas penerapan sesuatu metode dengan latar tertentu , seperti
kemampuan dan kebiasaan guru , ketersediaan peralatan , kesiapan siswa dan
sebagainya. Sehingga

bisa diartikan sebagai sebuah cara yang dilakukan seorang guru dalam
mengimplementasikan metode pembelajaran secara lebih spesifik. Misalkan,
penggunaan metode ceramah di sebuah kelas dengan jumlah peserta didik yang
terbatas tentunya secara teknis harus berbeda dengan penggunaan metode ceramah
di kelas dengan jumlah peserta didik yang banyak.

Nah mungkin sekian saja artikel tentang; Perbedaan pendekatan, model, startegi
metode, dan teknik pembelajaran . Kata kuncinya : Model merupakan bingkai dari
pendekatan, strategi, metode dan teknik suatu pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai