Anda di halaman 1dari 9

Tugas Individu

Laporan Tutorial Skenario 1

Disusun oleh :

Nama : Kharismawan Amsal Efendi


Nim : 171610101050

KEMENTRIAN RISET , TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Jl. Kalimantan 37 Jember Telp. (031)333536, Fax. (0331) 331 991


1. Pendahuluan

A. Skenario 1: Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Informasi

Aldo sebagai mahasiswa baru di fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember merasa
kesulitan menyesuaikan cara belajarnya dengan strategi belajar Problem Based Learning yang
diterapkan di Fakultas Kedokteran Gigi. Selama ini Aldo terbiasa belajar dengan metode
menghafal, tetapi dengan tuntutan baru sekarang harus bisa berpikir kritis, terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan dan menerapkan cara-cara pemecahan masalah yang efektif.
Hal lain yang harus ia kuasai adalah ketrampilan teknologi informasi untuk penelusuran
sumber belajar. Ini cukup sulit baginya. Ia memang sering mencari artikel melalui internet,
tetapi ternyata ia kesulitan membedakan mana artikel yang sahih digunakan sebagai rujukan
ilmiah mana yang tidak. Saat ini ia mendapat tugas membuat makalah. Ia ingin mendapat
nilai baik pada tugas tersebut namun tidak tahu harus berbuat apa supaya makalahnya
memenuhi kaidah ilmiah yang ditetapkan.

Diskusikan masalah-masalah yang dialami Aldo dan cara-cara menyelesikanya!

B. Mapping
Metode Belajar

PBL

Sumber Informasi Berpikir Kritis

Kaidah Ilmiah Rujukan Ilmiah

Artikel Sahih

Pemecahan
Masalah Efektif
C. Learning Objective (LO)

1. Mahasiswa mampu mengetahui , memahami dan menjelaskan tentang


PBL.
2. Mahasiswa mampu mengetahui , memahami dan menjelaskan berpikir
kritis.
3. Mahasiswa mampu mengetahui , memahami dan menjelaskan kaidah
ilmiah.
4. Mahasiswa mampu mengetahui , memahami dan menjelaskan rujukan
ilmiah.
5. Mahasiswa mampu mengetahui , memahami dan menjelaskan artikel
sahih.
2. Pembahasan

1. Mahasiswa mampu mengetahui , memahami dan menjelaskan tentang


PBL.

Problem BasedLearning atau biasa disingkat dengan PBL merupakan satu bentuk motode
pembelajaran inovatif yang berpusat padasiswa (student centered learning) sehingga dapat
memberikan kondisi belajar aktif dan menempatkan dosen sebagai fasilitator serta
menghadapkan mahasiswa padas uatu masalah konkret yang ada di sekitar mereka.
Motode pembelajaran PBL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang
memiliki karakteristik: 1) Learning is student-centered, proses pembelajaran dalam PBL
lebih menitikberatkan kepada siswa sebagai orang belajar. Oleh karena itu, PBL didukung
juga oleh teori konstruktivisme dimana siswa didorong untuk dapat mengembangkan
pengetahuannya sendiri, 2) Authentic problems form the organizing focus for learning,
Masalah yang disajikan kepada siswa adalah masalah yang otentik sehinggamsiswa mampu
dengan mudah memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan
profesionalnya nanti, 3) New information is acquired through self-directed learning, dalam
proses pemecahan masalah mungkin saja siswa belum mengetahui dan memahami semua
pengetahuan prasyaratnya, sehingga siswa berusaha untuk mencari sendiri melalui
sumbernya, baik dari buku atau informasi lainnya, 4) Learning occurs in small groups,agar
terjadi interaksi ilmiah dan tukar pemikiran dalam usaha membangun pengetahuan secara
kolaborative, maka PBL dilaksakan dalam kelompok kecil. Kelompok yang dibuat menuntut
pembagian tugas yang jelas dan penetapan tujuan yang jelas, 5)Teachers act as facilitators,
pada pelaksanaan PBL, guru berperan sebagai fasilitator. Namun, walaupun begitu guru harus
selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong siswa agar mencapai target
yang hendak dicapai
LANGKAH-LANGKAH PBL
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode PBL, materi yang diajarkan harus sesuai dengan
langkah-langkah yang disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Langkah-langkah tersebut
adalah a) Orientasi Pembelajaran, b) Pengorganisasian Mahasiswa, c) Belajar Mandiri

1. Orientasi Pembelajaran
Langkah pertama dari metode ini,dosen/fasilitator memberikan orientasi pembelajaran
kepada mahasiswa, dengan menyampaikan topik materi pembelajaran dan tujuan
pembelajaran sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai, termasuk memberikan referensi
sebagai acuan sesuai materi yang dibahas. Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa mempunyai
gambaran yang jelas tentang arah dan tujuan dalam perkuliahan.
Dalam hal ini dosen tidak memaparkan materi secara detail tetapi hanya garis besarnya saja
dengan tujuan mahasiswa yang bertugas mengembangkan materi secara mandiri dan
mendalam. Agar mahasiswa dapat memahami proses pembelajaran ini, mka harus benar-
benar mengikuti langkah-langkah PBL sesuai dengan petunjuk.
2. Pengorganisasian Mahasiswa
Langkah kedua dari metode ini, mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompokdengan
memperhatikan heterogenitas anggota kelompok, di mana dalam satu kelompok anggotanya
mempunyai kemampuan logika berpikir tinggi maupun rendah.Tiap-tiap kelompok
menentukan atau memilih ketua kelompok. Selanjutnya dosen memberikan permasalahan
pada mahasiswa, dan mahasiswa melakukan beberapa kegiatan, yang pertama, penyampaian
curah pendapat, di mana dalam satu kelompok melakukan diskusi untuk menyampaikan
pandangan, gagasa, ide, pendapat, dan tanggapan, sehingga akan muncul beragam pendapat

3. Belajar Mandiri
Langkah ketiga, mahasiswa saling memberikan penjelasan kepada teman yang lain dalam
satu kelompok, dan apabila ada masalah yang belum dapat dipecahkan maka akan ditulis
sebagi permasalahan dalam kelompok. Selanjutnya dilakukan reduksi dari pendapat-
pendapat yang telah disampaikan untuk menentukan permasalahan atau hipotesis yang akan
dipecahkan dan membagi tugas secar individu untuk mencari refenrensi yang sesuai deng
permasalahan yang dibahas, kenudian mahasiswa melakukan investigasi dengan mencari
berbagai sumber sesuai dengan masalah yang dibahas. Dalam tahap ini mahasiswa
melakukan belajar mandiri, proses pelaksanaannya pada saat mahasiswa mendapatkan tugas
untuk melakukan pendalaman materi dengan mencari referensi (buku, jurnal, artikel ilmiah,
majalah ilmiah, internet, dll)

2. Mahasiswa mampu mengetahui , memahami , dan menjelaskan berpikir


kritis
Berpikir kritis (critical thinking) adalah proses mental untuk menganalisis atau mengevaluasi
informasi. Informasi tersebut bisa didapatkan dari hasil pengamatan, pengalaman, akal sehat
atau komunikasi. R. Matindas (1996:71) menyatakan bahwa: "Berpikir kritis adalah aktivitas
mental yang dilakukan untuk mengevaluasi kebenaran sebuah pernyataan. Umumnya
evaluasi berakhir dengan putusan untuk menerima, menyangkal, atau meragukan kebenaran
pernyataan yang bersangkutan".
Ennis dan Norris (Nitko, 1996) membagi kompenen kemampuan penguasaan pengetahuan
menjadi lima keterampilan, yang selanjutnya di-sebut keterampilan berpikir kritis, yaitu:
(1) Klarifikasi elementer (elementary clarificat-ion), meliputi: memfokuskan pertanyaan,
menganalisis argumen, bertanya dan men-
jawab pertanyaan yang membutuhkan pen-jelasan atau tantangan.
(2) Dukungan dasar (basic support), meliputi:
mempertimbangkan kredibilitas sumber dan melakukan pertimbangan observasi.
(3) Penarikan kesimpulan (inference), meliputi: melakukan dan mempertimbangkan deduksi,
melakukan dan mempertimbangkan induksi, melakukan dan mempertimbangkan nilai ke-
putusan.
(4) Klarifikasi lanjut (advanced clarification), meliputi: mengidentifikasi istilah dan mem-
pertimbangkan definisi, dan mengidentifikasi asumsi.
(5) Strategi dan taktik (strategies and tactics), meliputi: menentukan suatu tindakan, ber-
interaksi dengan orang lain.

3. Mahasiswa mampu mengetahui , memahami dan menjelaskan kaidah


ilmiah.

Kaidah ilmiah adalah suatu aturan dan norma yang ada dalam suatu penelitian ilmiah sebagai
patokan dan dasar penelitian . Penelitian ilmiah memiliki norma-norma dan kaidah yang
menjadi prinsip untuk dipegang dan dijalankan peneliti dalam proses penelitian. Berikut adalah
kaidah dan norma penelitian ilmiah.
1. Skepticism: Peneliti harus bersifat terbuka terhadap hal-hal baru namun tetap kritis untuk tidak
menerima secara utuh tanpa mempelajari hal baru tersebut.
2. Curiosity: Peneliti harus memiliki rasa ingin tahu yang tinggi karena rasa ingin tahu merupakan
sumber motivasi utama peneliti untuk mengungkap pertanyaan penelitian yang muncul.
3. Communalism: Pengetahuan ilmiah harus disebarluaskan dan dimiliki bersama. Temuan
ilmiah merupakan milik publik yang dapat digunakan oleh semua orang. Proses riset harus
dipaparkan secara rinci.
4. Honesty: Merupakan norma budaya utama bagi seorang peneliti dan ilmuwan. Ketidakjujuran
merupakan tabu besar.

4. Mahasiswa mampu mengetahui , memahami dan menjelaskan rujukan ilmiah.

Rujukan ikmiah adalah suatu referesni yang digunakan untuk menunjang data data
yang ada dalam suatu penelitian ilmiah , yang iddasari oleh berbagia macam data yang valid ,
benar dan terpercaya. Ada bedbrapa cara untuk mengambil beberapa rujukan.
1. Cara Merujuk
Perujukan dilakukan dengan menggunakan nama akhir dan tahun diantara tanda kurung. Jika
ada dua penulis, perujukan dilakukan dengan cara menyebut nama akhir ledua penulis
tersebut. Jika penulis lebih dari dua orang, penulisan rujukan dilakukan dengan cara menulis
nama pertama dari penulis tersebut diikuti dengan dan kawan-kawan. Jika nama penulis tidak
disebutkan, yang dicantumkan dalam rujukan adalah nama lembaga yang menerbutkan, nama
dokumen yang diterbitkan, atau nama koran. Untuk karya terjemahan, perujukan dilakukan
dengan cara menyebutkan nama penulis aslinya, rujukan dari dua sumber yang ditulis oleh
penulis yang berbeda dicantumkan dalam satu tanda kurung, dengan titik, sebagai tanda
pemisahnya.
2. Cara Merujuk Kutipan-Kutipan Langsung
a. Kutipan Kurang dari 40 Kata
kutipan yang berisi kurang dari 40 kata diantara tanda kutip (“…”) sebagai bagian yang
terpadu dalam teks utama, dan diikuti nama penulis, tahun dan nomor halaman. Nama penulis
dapat ditulis secara terpadu dalam teks atau menjadi satu dengan tahun dan nomor halaman di
dalam kurung. Lihat contoh berikut:
Nama penulis disebut dalam teks secara terpadu.
Contoh:
Soebronto (1990: 123) menyimpulkan “ada hubungan yang erat antara faktor sosial ekonomi
dengan kemajuan belajar”.
Nama penulis disebut dengan tahun penerbit dan nomor halaman.
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah: “ada hubungan yang erat antara faktor sosial
ekonomi dengan kemajuan belajar”( Soebronto, 1990: 123).
Jika ada tanda kutip dalam kutipan, digunakan tanda kutip tunggal (‘…’).
Contoh:
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah “terdapat kecenderungan semakin banyak
‘campur tangan’ pimpinan perusahaan semakin rendah tingkat partisipasi karyawan di daerah
perkotaan” (Soewignyo, 1991: 101).
b. Kutipan 40 Kata atau Lebih
Kutipan yang berisi 40 kata atau lebih ditulis tanpa tanda kutip secara terpisah dari teks yang
mendahului ditulis 1,2 cm atau terus 7 ketukan dari garis tepi sebelah kiri dan kanan, dan
diketik dengan spasi tinggal. Nomor halaman juga harus ditulis.
Contoh:
Smith (1990: 276) menarik kesimpulan sebagai berikut:
The ‘plecebo effect’. Which had been verified in previous studies, dissappeared whwn
behavior were studied in this manner. Furthermore, the behavior were never exhibited again,
even when real drugs were administered Earlier student were clearly premature in attributing
the results to aplecebo effect.
c. Kutipan Yang Sebagian Dihilangkan
Apabila dalam mengutip langsung ada kata-kata dalam kalimat yang dibuang, maka kata-kata
yang dibuang diganti dengan tiga titik.
Contoh:
“Semua puhak yang terlibat dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah… diharapkan sudah
melaksanakan kurikulum baru” (Manan, 1995: 278).
Apabila ada kalimat yang dihubungkan, maka kalimat yang dibuang diganti dengan empat
titik.
Contoh:
“Gerak manipulatif adalah keterampilan yang memerlukan koordinasi antara mata, tangan,
atau bagian tubuh lain…yang termasuk gerak manipulatif adalah menangkap bola,
menendang bola, dan menggambar” (Asim, 1995:319).
5. Mahasiswa mampu mengetahui , memahami dan menjelaskan artikel
sahih.

Artikel sahih atau bisa disebut dengan artikel yang benar (faktual) adalah
suatu artikel / literature yang memiliki sumber / background yang terpercaya ,
benar , dan dapat dipercaya keberadaanya. Ada beberapa strruktur yang harus
ada dalam suatu artikel ilmiah yang sahih / benar.
 Judul: Tidak terlalu panjang (5-14 kata BI, 5-12 BIng); tidak ada kata klise (studi
tentang,
kajian tentang, penelitian pendahuluan, pengaruh pemberian, dsb)
 Baris kepemilikan/kredit: Nama tanpa gelar; nama lembaga asal; alamat
korespondensi dan e-mail.
 Abstrak: Ada tujuan, metode, dan hasil; ditulis 1 paragraf; panjang 200 kata;
berbahasa
Inggris dan Indonesia; Jika teks naskah berbahasa Inggris, pada Abstrak berbahasa
Indonesia diawali judul bahasa Indonesia, begitu juga bila sebaliknya.
 Kata kunci: Ada kata kunci dan dibahas dalam teks; Maksimal 5 kata kunci
 Pendahuluan: Panjang 15-20% dari total panjang artikel
 Metode (Lokasi, bahan, dan cara): Panjang 10-15% dari total panjang artikel
 Hasil (penyajian data) dan Pembahasan: Panjang 40-60% dari total panjang
artikel;
 Simpulan: Paparan simpulan jelas; idak enumeratif
 Persantunan: Bilamana penelitian ada Lembaga yang membiayai, cantumkan nama
lembaga beserta nomor kontrak kerjasama.
 Pustaka acuan/Daftar Acuan: Cara/gaya penulisan yang digunakan oleh jurnal
yang kita kelola mutlak harus diikuti.
3. Daftar Pustaka

1. jurnalppkn fkip uksw (henny dewi k.)


2. forumkependidikan.unsri.ac.id
3. marno.lecture.ub.ac.id
4. fathur.dosen.unimus.ac.id
5. dosen.uta45jakarta.ac.id

Anda mungkin juga menyukai