Pendahuluan
1
Kemenkes (Rencana Strategis Kementrian Kesehatan) yang ingin dicapai
pada tahun 2014 adalah 24 per 1000 KH, dan target MDGs (Millenium
Development Goals) sebesar 23 per 1000 KH.4 Dalam Millenium
Development Goals (MDGs), Indonesia menargetkan pada tahun 2015
AKB menurun menjadi 17 bayi per 1000 kelahiran. Keterkaitan antara
pemberian ASI eksklusif dan pengurangan angka kematian anak dapat
dipahami melalui hasil telaah dari 42 negara yang menunjukkan bahwa ASI
eksklusif memiliki dampak terbesar terhadap penurunan angka kematian
balita yaitu 13%, dibandingkan intervensi kesehatan masyarakat lainnya.
Angka ini naik menjadi 22%, jika pemberian ASI dimulai dalam 1 jam
2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 World Health Organization/United Nations Children’s Fund
(WHO/UNICEF), melaporkan bahwa 60% kematian balita
langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh kurang gizi dan
2/3 dari kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian
makanan yang kurang tepat pada bayi dan anak.
1.2.2 Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
didapatkan masih tingginya Angka Kematian Bayi (AKB) yaitu
sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012.
1.2.3 Menurut Upaya Pelayanan Kesehatan Profil Kesehatan Provinsi
Jawa Barat Tahun 2016 cakupan ASI eklusif Kabupaten/Kota di
Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 masih dibawah cakupan nasional
dan untuk Kabupaten Karawang cakupan ASI eksklusif sebesar
31,2%.
1.2.4 Salah satu indikator untuk mencapai target cakupan pemberian ASI
eksklusif adalah dengan melaksanakan secara konsisten Sepuluh
Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (10 LMKM) di fasilitas
pelayanan kesehatan, Cakupan 10 LMKM di Indonesia baru
mencapai 40%.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program ASI Eksklusif
pada bayi berusia 0-6 bulan di Puskesmas Medangasem Kabupaten
Karawang pada bulan Januari hingga Juni Tahun 2019
menggunakan pendekatan sistem.
3
1.3.2.2 Diketahuinya cakupan bayi yang di Inisiasi Menyusu Dini
(IMD) di Puskesmas Medangasem Kabupaten Karawang pada
bulan Januari hingga Juni Tahun 2019.
1.3.2.3 Diketahuinya cakupan pelatihan kader ASI eksklusif di
Puskesmas Medangasem Kabupaten Karawang pada bulan
Januari hingga Juni Tahun 2019.
1.3.2.4 Diketahuinya cakupan penyuluhan mengenai ASI eksklusif
secara perorangan dan kelompok di Puskesmas Medangasem
Kabupaten Karawang pada bulan Januari hingga Juni Tahun
2019.
1.3.2.5 Diketahuinya penyediaan dan pemanfaatan ruang pojok ASI di
Puskesmas Medangasem Kabupaten Karawang pada bulan
Januari hingga Juni Tahun 2019.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Evaluator
Dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat
kuliah dan melatih mempersiapkan diri dalam menjalankan suatu
program khususnya program ASI eksklusif. Manfaat bagi evaluator
juga dapat menumbuhkan minat dan pengetahuan untuk
mengevaluasi dan mengembangkan kemampuan untuk berpikir
kritis.
1.4.2 Bagi Perguruan Tinggi
Dapat merealisasikan Tridarma Perguruan Tinggi dan mewujudkan
UKRIDA sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang Kesehatan dan juga mewujudkan Universitas Kristen Krida
Wacana (UKRIDA) sebagai Universitas yang menghasilkan dokter
yang berkualitas.
4
1.4.3 Bagi Puskesmas Medangasem Kabupaten Karawang
Mengetahui masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan
program ASI eksklusif disertai dengan usulan atau saran sebagai
pemecahan masalah. Dapat memberikan masukan dalam
meningkatkan kerjasama dalam melaksanakan program ASI
eksklusif secara optimal. Serta membantu kemandirian puskesmas
dalam upaya lebih mengaktifkan program ASI eksklusif sehingga
dapat memenuhi tolok ukur cakupan program.
1.4.4 Bagi Masyarakat
Dapat meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam
kegiatan ASI eksklusif. Serta masyarakat dapat memperoleh
pengetahuan dan informasi tentang ASI eksklusif sehingga perilaku
masyarakat dapat berubah terutama tentang ASI eksklusif.
1.5 Sasaran
Semua bayi berusia 0 – 6 bulan di seluruh wilayah kerja Puskesmas
Medangasem Kabupaten Karawang pada bulan Januari hingga Juni Tahun
2019.
5
Bab 2
Materi dan Metode
2.1 Materi
Materi yang dievaluasi terdiri dari laporan hasil dari kegiatan
Puskesmas mengenai program ASI eksklusif di Puskesmas Medangasem,
Kabupaten Karawang pada bulan Januari hingga Juni Tahun 2019,antara
lain:
a. Penyuluhan mengenai ASI eksklusif secara perorangan dan
penyuluhan kelompok.
b. Penerapan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
c. Penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM).
d. Pojok ASI eksklusif.
e. Pelatihan Kader.
f. Pencatatan dan pelaporan program ASI eksklusif.
2.2 Metode
Evaluasi program ini dilaksanakan dengan pengumpulan, analisis
dan pengolahan data dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga
dapat dicari masalah yang ada pada program ASI eksklusif dengan cara
membandingkan cakupan program ASI eksklusif di Puskesmas
Medangasem pada bulan Januari hingga Juni Tahun 2019 terhadap tolok
ukur yang telah ditetapkan dan menemukan penyebab masalah kemudian
dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah tersebut berdasarkan
penyebab masalah yang ditemukan.
6
Bab III
Kerangka Teoritis
7
pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan
pemantauan (controlling).
3. Keluaran (output)
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem
tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari
lingkungan fisik dan non fisik.
5. Umpan Balik (feedback)
Umpan balik adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem
tersebut, berupa pencatatan dan pelaporan yang lengkap, monitoring
dan rapat bulanan.
6. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.
8
Bab IV
Penyajian Data
9
Sebelah Selatan : Kecamatan Rengasdengklok
Sebelah Barat : Kecamatan Pebayuran Bekasi
Sebelah Timur : Wilayah kerja UPTD Puskesmas
Jayakerta
Wilayah Kerja Puskesmas Medangasem mempunyai 3 desa
binaan yaitu Desa Medangasem, Desa Ciptamarga, Desa Kampung
Sawah.
Jarak desa terjauh ke Puskesmas yaitu 5 km dan jarak
terdekat yaitu 2 km dengan waktu tempuh terlama adalah 15 menit
dan waktu tempuh tercepat 5 menit dengan demikian dapat
dikatakan bahwa seluruh desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Medangasem relatif terjangkau. Jarak antara Puskesmas
Medangasem ke pusat kota Karawang adalah + 23 km.
10
Agama yang dianut sebagaian besar penduduk adalah Islam
(99,9%) dan sebagian kecil lainnya adalah agama Kristen Protestan
(0,1%).
4.2.4 Data Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan yang ada di Puskesmas Medangasem
dapat dikategorikan menjadi fasilitas negara dan fasilitas swasta.
Fasilitas negara yang ada antara lain :
1. Dari jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah
Puskesmas Medangasem Puskesmas ada 2 dokter praktek
dan 11 orang bidan praktek (BPS).
2. Puskesmas Keliling yaitu kendaraan empat roda berjumlah
1.
3. Praktek swasta di wilayah kerja Puskesmas Medangasem
tahun 2018 berjumlah 14 yang terdiri dari Balai Pengobatan
(BP) 1 , dokter 2 dan BPS 11, yang melakukan praktek
swasta kebanyakannya adalah bidan dengan 78% dan yang
mempunyai BP sebanyak 7%.
4. Sarana upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat
(UKBM) seperti posyandu, pos obat desa, polindes, pos
upaya kesehatan kerja (Pos UKK), dana sehat dan tanaman
obat keluarga. Jumlah posyandu pada tahun 2018 adalah 24
buah (pratama 0 buah, madya 16 buah, purnama 8 buah dan
mandiri 0 buah) dengan jumlah kader aktif 120 orang.
11
Bidan Desa : 5 orang
Kader : 15 orang
Konselor ASI : 1 orang
Kelompok Pendukung ASI : Tidak ada
b. Dana (Money)
APBD : Tersedia
Biaya Operasional Kesehatan : Tersedia
c. Sarana (Material)
Proyektor in-fokus : Tersedia
Layar : Tersedia
Leaflet : Tidak ada
Materi presentasi power point : Tersedia
Poster : Tidak ada
Alat tulis : Tersedia
Ruang pojok ASI : Tidak ada
d. Metode (Method)
1. Penyuluhan
a. Perorangan
Penyuluhan perorangan yang diberikan oleh petugas
kesehatan Puskesmas kepada setiap ibu dan/atau
anggota keluarga dari bayi yang bersangkutan sejak
pemeriksaan kehamilan sampai dengan periode
pemberian ASI eksklusif (usia 0-6 bulan) yang datang
berobat di Puskesmas melalui pemberian informasi
mengenai manfaat ASI eksklusif secara singkat dan
jelas.
Penyuluhan diberikan dengan cara wawancara.
Informasi dan edukasi ASI eksklusif paling sedikit
mengenai keuntungan dan keunggulan pemberian ASI.
Gizi ibu dalam masa menyusu, persiapan dan
mempertahankan menyusu. Cara memberikan,
12
menyimpan, mengolah ASI perah pada ibu yang bekerja
yang mempunyai bayi berusia 0-6 bulan.
b. Kelompok
Pemberian informasi dan edukasi melalui
komunikasi dua arah, yaitu dengan membahas berbagai
manfaat ASI eksklusif bagi ibu dan bayi serta metode
penyimpanan serta pemberian ASI eksklusif dengan
baik. Memberikan motivasi kepada peserta ASI
eksklusif untuk meneruskan pemberian ASI eksklusif
hingga bayi berusia enam bulan dan melanjutkan
sampai usia dua tahun sesuai dengan keadaan pribadi
dan keluarganya.
Penyuluhan juga dengan menerapkan 10 langkah
keberhasilan menyusui ( 10 LMKM ) yang terdiri dari:
Membuat kebijakan tertulis tentang sepuluh langkah
menuju keberhasilan menyusu dan dikomunikasikan
kepada semua staf pelayanan kesehatan.
Melatih semua staf pelayanan dalam keterampilan
menerapkan kebijakan menyusu tersebut.
Menginformasikan kepada semua ibu hamil tentang
manfaat dan managemen menyusu.
Tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan
kesehatan wajib melakukan Inisiasi Menyusu Dini bayi
yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1
(satu) jam. Inisiasi Menyusu Dini dilakukan dengan cara
meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut ibu
sehingga kulit bayi melekat dengan kulit ibu.
Membantu ibu cara menyusu dan mempertahankan
menyusu meskipun ibu dipisah dari bayinya.
Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada
indikasi medis.
13
Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya
sepanjang waktu 24 jam.
Menganjurkan menyusu sesuai permintaan bayi.
Tidak memberi dot kepada bayi.
Mendorong pembentukan kelompok pendukung
menyusu, serta mengajak ibu kepada kelompok tersebut
setelah keluar dari fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Bidan desa/ bidan PONED/ kader akan berperan
memberikan pengarahan kepada ibu untuk memberikan
kesempatan kepada bayi memulai/inisiasi menyusui sendiri
segera setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi
dengan kulit ibu setidaknya satu jam atau lebih sampai
menyusui pertama selesai.
3. Pojok ASI
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013, harus
disediakan satu ruangan khusus untuk menyusu atau
memerah susu di sarana umum. Ruangan pojok ASI
Eksklusif yang digunakan untuk tujuan mempromosikan
program ASI Eksklusif dengan diawasi oleh seorang
fasilitator ASI yang telah dilatih dan memiliki kemampuan
untuk memberikan konsultasi kepada ibu-ibu dalam proses
menyusui dan memerah ASI. Ruang pojok ASI haruslah
diselenggarakan pada bangunan yang permanen, dapat
merupakan ruang tersendiri atau merupakan bagian dari
tempat pelayanan kesehatan yang ada di tempat kerja dan
tempat sarana umum.
4. Pelatihan Kader mengenai Asi eksklusif
Pelatihan kader kesehatan mengenai ASI eksklusif
dilakukan minimal satu kali per tahun. Pelatihan boleh
14
dilakukan oleh dokter, bidan, konselor ASI eksklusif atau
bagian promosi kesehatan.
4.3.2 Proses
4.3.2.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan tertulis mengenai:
1. Penyuluhan
Perorangan
Akan dilakukan pada setiap hari kerja oleh bidan
kepada ibu dan/atau anggota keluarga dari bayi yang
bersangkutan saat pemeriksaan kehamilan sampai
dengan periode pemberian ASI eksklusif selesai
melalui wawancara di Puskesmas Medangasem jam
08.00-12.00.
Kelompok
Akan diadakannya penyuluhan mengenai ASI
eksklusif dan manfaatnya serta cara menyusui yang
benar kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai
bayi usia 0-6 bulan. Pemberian informasi dan
edukasi melalui komunikasi dua arah (sesi tanya
jawab). Petugas memberikan motivasi kepada ibu
untuk memberikan ASI eksklusif hingga bayi
berusia 6 bulan dan melanjutkan hingga ke usia 2
tahun didampingi MP-ASI. Petugas juga
15
memberikan motivasi dan mengajarkan cara
memberi ASI perah pada ibu bekerja yang
mempunyai bayi usia 0-6 bulan. Petugas
memberikan lembar balik/kuesioner berisi
pertanyaan sekitar materi untuk melihat tingkat
pengetahuan ibu sesudah penyuluhan. Penyuluhan
akan dilaksanakan sebanyak satu bulan sekali
minimal satu tahun sekali di masing-masing
posyandu di wilayah kerja Puskesmas Medangasem
dan dibantu oleh kader ASI.
2. Inisiasi Menyusui Dini
Setiap persalinan yang dibantu oleh tenaga
kesehatan akan dilakukan upaya Inisiasi Menyusui Dini
oleh bidan desa atau bidan PONED yang mendampingi
persalinan. Bidan PONED (Pelayanan Obstetri
Neonatus Esensial Dasar) di Puskesmas Medangasem
dengan memberikan pengarahan kepada ibu yang baru
saja melahirkan untuk meletakkan bayi.
3. Pojok ASI
Akan disediakan suatu ruangan tertutup yang
khusus buat ibu menyusui di Puskesmas beroperasi
setiap hari selama 24 jam dengan persyaratan sesuai
ketentuan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 15 tahun 2013 yang didampingi dan
seorang petugas puskesmas yang dapat mempromosikan
usaha ASI eksklusif pada hari kerja jam 08.00-12.00
WIB.
4. Pelatihan Kader Mengenai Asi Ekslusif
Akan dilakukan penjadwalan pelatihan kader oleh
konselor ASI mengenai program ASI eksklusif yang
disediakan oleh petugas Program Gizi dan disesuaikan
16
dengan anggaran operasional yang tersedia setiap satu
tahun sekali.
5. Kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor
Akan dilakukan lintas program antara Program Gizi dan
program lain seperti Program KIA dan Program
Promosi Kesehatan. Pihak puskesmas juga akan
melakukan kerjasama dengan lintas sektor yang lain
seperti Tokoh Agama, Kepala Desa dan Camat untuk
mempromosikan pemberian ASI eksklusif kepada bayi
sehingga berusia 6 bulan pada saat pengajian atau
pertemuan mingguan.
6. Pencatatan dan pelaporan
Pencatatan
Dilakukan setiap bulan pada saat bayi
berkunjung ke posyandu oleh bidan desa di
KMS kemudian direkapitulasi pada register bayi
pada kunjungan bulan Februari dan Agustus.
Dibuat kebijakan tertulis tentang pencatatan
yang berasal dari fasilitas kesehatan dan bidan
swasta yang turut terlibat dalam program ASI
eksklusif.
Pelaporan
Dilakukan pelaporan 2 kali per tahun yaitu
Februari dan Agustus pada laporan tahunan
Puskesmas kepada Dinas Kesehatan. Dibuat
kebijakan tertulis tentang pelaporan yang berasal
dari fasilitas kesehatan dan bidan swasta yang
turut terlibat dalam program ASI Eksklusif.
17
Perencanaan tertulis mengenai pengangkatan
Konselor ASI : Pengangkatan konselor ASI yang
akan dilatih mengenai konseling menyusui dan
akan melatih kader secara aktif serta
mengusahakan terbentuknya Kelompok
Pendukung ASI (KP-ASI).
18
Melakukan evaluasi data hasil pelaksanaan
kegiatan gizi keluarga di wilayah kerja
Puskesmas Medangasem
19
kepada ibu hamil dan ibu yang mempunyai bayi
usia 0-6 bulan. Pemberian informasi dan edukasi
melalui komunikasi dua arah (sesi tanya jawab).
Petugas memberikan motivasi kepada ibu untuk
memberikan ASI Eksklusif hingga bayi berusia
6 bulan dan melanjutkan hingga ke usia 2 tahun
didampingi MP-ASI. Petugas juga memberikan
motivasi dan mengajarkan cara memberi ASI
perah pada ibu bekerja yang mempunyai bayi
usia 0-6 bulan. Petugas belum menyediakan
lembar balik/kuesioner. Penyuluhan hanya
dilaksanakan di 15 posyandu.
2. Pelatihan Kader Mengenai Asi eksklusif
Pelatihan kader terakhir dilakukan Agustus 2017.
Namun tidak ada data pencatatan dan dokumentasi
pelatihan kader.
3. Pojok Asi eksklusif.
Ruangan Pojok ASI tidak tersedia
4. Inisiasi Menyusui Dini
Bidan desa/ bidan PONED/ kader memberikan
pengarahan kepada ibu untuk memberikan kesempatan
kepada bayi memulai/inisiasi menyusui sendiri segera
setelah lahir dengan membiarkan kontak kulit bayi
dengan kulit ibu setidaknya satu jam atau lebih sampai
menyusui pertama selesai. Namun, tidak ada
dokumentasi atau pelaporan program ini.
5. Kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor
Akan dilakukan lintas program antara Program Gizi dan
program lain seperti Program KIA dan Program
Promosi Kesehatan. Pihak puskesmas juga akan
melakukan kerjasama dengan lintas sektor yang lain
seperti Tokoh Agama, Kepala Desa dan Camat untuk
20
mempromosikan pemberian ASI eksklusif kepada bayi
sehingga berusia 6 bulan pada saat pengajian atau
pertemuan mingguan.
4.3.3 Keluaran
4.3.3.1 Cakupan ASI Eksklusif 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Medangasem pada bulan Januari sampai Juni tahun 2019
Cara menghitung cakupan ASI Eksklusif adalah dengan
digunakan pedoman surveilans gizi dan pedoman penilaian kinerja
puskesmas provinsi Jawa Barat. Data diambil dari setiap bidan
desa. Definisi operasional cakupan ASI eksklusif menurut buku
surveilans gizi adalah seperti berikut:
Bayi umur 0–6 bulan adalah seluruh bayi umur 0 hari
sampai 5 bulan 29 hari.
21
Bayi mendapat ASI Eksklusif adalah bayi 0–6 bulan yang
diberi ASI saja tanpa makanan atau cairan lain kecuali obat,
vitamin dan mineral.
Bayi umur 0–6 bulan yang ada di suatu wilayah adalah
jumlah seluruh bayi umur 0 hari sampai 5 bulan 29 hari yang
tercatat pada register pencatatan pemberian ASI pada bayi
umur 0-6 bulan di suatu wilayah.
Persentase bayi umur 0–6 bulan mendapat ASI Eksklusif
adalah jumlah bayi 0–6 bulan yang diberi ASI saja tanpa
makanan atau cairan lain kecuali obat, vitamin dan mineral
dibagi jumlah seluruh bayi umur 0 – 6 bulan yang datang
dan tercatat dalam register pencatatan/KMS di wilayah
tertentu dikali 100%.
4.3.3.2 Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan yang Mendapat dan Gagal ASI Eksklusif
yang Tercatat Dalam Register Pencatatan di Wilayah Kerja
Puskesmas Medangasem pada bulan Januari sampai Juni 2019
Tabel 4.1 Catatan Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif
2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Medangasem pada bulan Januari 2019 sampai
Juni 2019
Desa
Bulan Medangasem Ciptamarga Kampungsawah Jumlah
Januari 2019 3 0 0 3
Februari 2019 23 1 1 25
Maret 2019 22 0 0 22
April 2019 21 0 0 21
Mei 2019 26 0 0 26
Juni 2019 40 0 0 40
Jumlah 137
22
Tabel 4.2 Catatan Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan yang Gagal ASI Eksklusif 2019 di
Wilayah Kerja Puskesmas Medangasem pada bulan Januari sampai Juni 2019
Desa
Bulan Medangasem Ciptamarga Kampungsawah Jumlah
Januari 2019 27 6 1 34
Februari 2019 7 1 0 8
Maret 2019 2 0 1 3
April 2019 10 0 1 11
Mei 2019 27 0 1 28
Juni 2019 4 0 1 5
Jumlah 89
Tabel 4.3 Catatan Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan yang Mendapat ASI Eksklusif
Bulan Febuari 2018 dan Agustus 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Medangasem
Desa Jumlah bayi usia 6 bulan
Februari 2018 Agustus 2018
Medangasem 4 18
Ciptamarga 29 4
Kampungsawah 1 9
Jumlah 34 31
Tabel 4.4 Catatan Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan yang Gagal ASI Eksklusif Bulan
Febuari 2018 dan Agustus 2018 di Wilayah Kerja Puskesmas Medangasem
Desa Jumlah bayi usia 6 bulan
Februari 2018 Agustus 2018
Medangasem 1 28
Ciptamarga 5 10
Kampungsawah 2 7
Jumlah 8 45
23
Tabel 4.5 Catatan Bayi Usia 6 Bulan yang Mendapat dan Gagal ASI Eksklusif di
Wilayah Kerja Puskesmas Medangasem periode Februari 2018 dan Agustus 2018
Bulan Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan Jumlah Bayi Usia 0-6 Bulan
Mendapat ASI Eksklusif Gagal ASI Eksklusif
Febuari 2018 34 8
Agustus 2018 31 45
Jumlah 65 53
4.3.3.3 Bayi Umur 6 Bulan yang Mendapatkan ASI pada bulan Januari
sampai Juni Tahun 2019
137
= ----------------------- X 100 % = 60,6 %
137 + 89
90,0% - 60,6 %
Besar Masalah = ----------------------- X 100 % = 29.4 %
90,0%
4.3.3.4 Bayi Umur 6 Bulan yang Mendapatkan ASI pada tahun 2018
65
= ----------------------- X 100 % = 55, 08 %
65+53
90,0% - 55,08%
Besar Masalah = ----------------------- X 100 % = 38, 8 %
90,0%
4.3.3.5 Jumlah Bayi Lahir Hidup yang Mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini
di Wilayah Kerja Puskesmas Medangasem pada bulan Januari
sampai Juni Tahun 2019
Tabel 4.5 Catatan Jumlah Bayi Lahir Hidup dan Jumlah yang Mendapatkan
Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Medangasem pada bulan
Januari sampai Juni Tahun 2019
Bulan Jumlah bayi lahir Jumlah bayi lahir hidup yang
Hidup diberikan IMD
Januari 2019 60 45
Februari 2019 49 51
Maret 2019 52 37
April 2019 62 61
Mei 2019 63 42
Juni 2019 55 43
Jumlah 341 279
25
Tabel 4.8 Catatan Jumlah Bayi Lahir Hidup dan Jumlah yang Mendapatkan
Inisiasi Menyusui Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Medangasem Tahun 2018
Bulan Jumlah bayi lahir Jumlah bayi lahir hidup yang
Hidup diberikan IMD
Januari 2018 56 45
Februari 2018 55 47
Maret 2018 57 38
April 2018 52 49
Mei 2018 52 33
Juni 2018 52 42
Juli 2018 50 44
Agustus 2018 57 57
September 2018 71 59
Oktober 2018 54 50
November 2018 52 32
Desember 2018 55 35
Jumlah 663 531
4.3.3.7 Presentase Bayi Lahir hidup yang Mendapatkan IMD Tahun 2018
531
= 663 x 100%
= 80,09%
Target : 100% per tahun berdasarkan PKP Puskesmas Medangasem tahun 2019
27
4.3.3.10 Cakupan Penerapan 10 Langkah Menuju Keberhasilan
menyusui (LMKM)
4.3.4 Lingkungan
Lokasi
Setiap desa telah memiliki bidan desa. Setiap desa terdapat akses
jalan yang bisa dilalui sepeda motor tetapi tidak mempengaruhi
pelaksanaan program secara signifikan.
Transportasi
Pengetahuan
Mata Pencarian
28
Sosial Budaya
4.3.6 Dampak
Dampak Langsung
29
Dampak Tidak Langsung
30
Bab V
Pembahasan Masalah
30
5.3 Masalah Menurut Variabel Proses
31
Dilakukan sistem Pencatatan yang
pencatatn dan pelaporan dilakukan belum
terpadu puskesmas lengkap. Tidak terdapat
pencatatan dan
dokumentasi
penyuluhan perorangan
dan pelatihan kader
32
5.4 Masalah Menurut Variabel Lingkungan
33
Bab VI
Perumusan Masalah
1. Cakupan ASI ekslusif sebesar 60,6 % dari tolok ukur 90% dengan besar masalah
29,4 %
2. Cakupan penyuluhan kelompok ASI Eksklusif sebesar 62,5% dari tolak ukur 100%
dengan besar masalah 37,5%
3. Cakupan pelatihan kader ASI sebesar 0% dari tolok ukur100% dengan besar
masalah 100%
5. Cakupan pojok ASI sebesar 0% dari tolok ukur 100% dengan besar masalah 100%
6.2.1 Masukan
6.2.2 Proses
Perencanaan
Pelaksanaan:
34
6.2.3 Masalah dalam Lingkungan
Masih kurangnya kesadaran dan perilaku gizi masyarakat yang baik dan atas
kesadaran sendiri serta kurangnya dukungan keluarga terhadap ibu untuk
memberikan ASI eksklusif dan memberikan MP-ASI sebelum waktunya.
Bab VII
Prioritas Masalah
35
A. Cakupan ASI ekslusif sebesar 60,6 % dari tolok ukur 90% dengan besar masalah
29,4%.
B. Cakupan penyuluhan kelompok ASI Eksklusif sebesar 62,5% dari tolak ukur 100%
dengan besar masalah 37,5%.
C. Cakupan pelatihan kader ASI sebesar 0% dari tolok ukur100% dengan besar
masalah 100%.
E. Cakupan pojok ASI sebesar 0% dari tolok ukur 100% dengan besar masalah 100%.
No Parameter Masalah
A B C D E
1 Besarnya masalah 4 4 5 5 5
Total 24 15 11 21 16
Koding: 5=sangat penting; 4=penting; 3=cukup penting; 2=kurang penting; 1=tidak penting
Bab VIII
Penyelesaian Masalah
8.1 Masalah 1:
Cakupan ASI ekslusif pada bulan Januari hingga Juni 2019 sebesar 60,6% dari tolok ukur 90%,
dengan besar masalah 29,4%.
36
Penyebab Masalah:
1. Masukan
Tidak terdapat ruang pojok ASI sebagai suatu ruangan khusus untuk ibu
menyusui dan mendapat konseling dari konselor ASI.
2. Proses
Perencanaan:
Pelaksanaan:
3. Lingkungan
Penyelesaian Masalah:
1. Masukan :
37
selama 6 bulan dan untuk memotivasi ibu – ibu lain yang memiliki bayi
berusia 0 – 6 bulan untuk memberikan ASI eksklusif.
2. Proses
Perencanaan :
Dibuat perencanaan untuk mengaktifkan ruang pojok ASI dengan satu petugas puskesmas.
Pelaksanaan
Melakukan kerjasama lintar sektor terutama dengan tokoh agama agar dapat
mempromosikan mengenai ASI eksklusif di setiap pengajian atau dengan
camat dan kepala desa agar dapat disosialisasikan secara berkala di
pertemuan mingguan atau bulanan kecamatan dan desa.
3. Lingkungan
8.2 Masalah 2 :
Cakupan program sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui tahun 2019 sebesar
0% dari tolok ukur 100% dengan besar masalah 100%.
38
Penyebab Masalah:
1. Proses
Perencanaan
Pelaksanaan
Penyelesaian masalah:
1. Proses
Perencanaan
Membuat kebijakan tertulis yang diketahui oleh seluruh staf puskesmas dan
ditanda-tangani oleh kepala puskesmas tentang sepuluh langkah menuju
keberhasilan menyusui.
Pelaksanaan
39
Bab IX
Penutup
9.1 Kesimpulan
Dari hasil penilaian Program ASI di Puskesmas Medangasem pada bulan Januari
hingga Juni tahun 2019, didapatkan beberapa permasalahan dalam Program ASI Eksklusif
yang mampu mempengaruhi keberhasilan program ini adalah sebagai berikut:
Cakupan inisiasi menyusui dini sebesar 81,8 % dari tolok ukur 44%
40
9.2 Saran
2. Membuat kebijakan yang diketahui oleh seluruh staf puskesmas tentang sepuluh
langkah menuju keberhasilan menyusui dan melaksanakannya di wilayah kerja
PuskesmasMedangasem.
3. Mewujudkan Pojok ASI dengan penjadwalan konseling ASI oleh konselor ASI.
Ruangan ini juga dapat dimanfaatkan untuk mempromosikan ASI Eksklusif.
5. Melakukan kerjasama lintar sektor terutama dengan Tokoh Agama agar dapat
mempromosikan mengenai ASI eksklusif di setiap pengajian atau dengan Camat
dan Kepala Desa agar dapat disosialisasikan secara berkala di pertemuan mingguan
kecamatan dandesa.
Apabila saran penyelesaian masalah ini dapat diterima dan dilaksanakan dengan
baik oleh petugas-petugas kesehatan, maka diharapkan dapat membantu keberhasilan
program ASI Eksklusif di Puskesmas Medangasem.
41
Daftar Pustaka
1) Kementerian Kesehatan RI Dirjen Bina Gizi dan kesehatan ibu dan Anak. Materi
penyuluhan pemberian air susu ibu dan makanan pendamping asi. Direktorat Bina Gizi;
2014
3) Ikatan Dokter Anak Indonesia. Rekomendasi praktik pemberian makan berbasis bukti
pada bayi dan batita di indonesia untuk mencegah malnutrisi. Diunduh
dari :http://www.idai.or.id/wp-content/uploads/2015/07/merged_document.pdf. Diunduh
tanggal 27 Agustus 2019.
5) Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia. Presentasi angka kematian bayi dan balita di
Indonesia; 2017.
7) Masyarakat DG, Masyarakat DJ. Buku saku pemantauan status gizi tahun 2017. Jakarta:
Direktorat Gizi Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI; 2018.
8) Kementerian Kesehatan RI. Pusat data dan informasi presentasi inisiasi menyusu dini dan
asi eksklusif di Indonesia. Jakarta;2017.p.118
42
Lampiran
43
Lampiran I
Leaflet ASI Eksklusif
44