Anda di halaman 1dari 13

Journal of Borneo Holistic Health, Volume 1 No.

2 Desember 2018 hal 217 -229


P ISSN 2621-9530 e ISSN 2621-9514

ANALISIS MOTIVASI IBU HAMIL DALAM MENGIKUTI


KELAS IBU HAMIL DI DAERAH PESISIR WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PANTAI AMAL KOTA TARAKAN
Yuni Retnowati1, Sulidah2
1.2 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Borneo Tarakan
Jl. Amal Lama No. 01 Kelurahan Pantai Amal Kota Tarakan
*E-mail: retnowati.yuni@yahoo.co.id

Abstrak

Pembelajaran kelas ibu hamil merupakan inovasi pelayanan antenatal yang terbukti dapat
menurunkan AKI dan AKB. Tingkat partisipasi mengikuti kelas ibu hamil di Indonesia masih
rendah; termasuk di Kota Tarakan. Rendahnya motivasi ibu hamil diduga menjadi faktor penyebab
utama ketidakikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalis faktor motivasi ibu hamil di daerah pesisir dalam mengikuti kelas
ibu hamil. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pantai Amal. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan case control. Populasi penelitian ini adalah ibu
hamil yang melakukan kunjungan di Puskesmas Pantai Amal sebanyak 118 orang. Besar sampel 64
orang yang terdiri dari 32 responden kelompok pengamatan dan 32 responden kelompok kontrol.
Teknik sampling yang digunakan adalah puposive sampling. Hasil penelitian ini mengidentifikasi
sebagian besar responden berusia 20-35 tahun dengan tingkat pendidikan menengah ke bawah;
hampir seluruh responden tidak bekerja dan memiliki anak 1-2 orang. Motivasi mengikuti kelas ibu
hamil umumnya rendah pada kelompok perlakuan, sedang pada kelompok kontrol memiliki
motivasi tinggi. Analisis hubungan antara motivasi dan partisipasi kelas hamil menggunakan uji
Mann-Whitney ditemukan p = 0,000 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi
dengan tingkat partisipasi dalam kelas ibu hamil. Tingkat pengetahuan yang rendah diduga menjadi
faktor penyebab utama rendahnya motivasi mengikuti kelas ibu hamil. Direkomendasikan untuk
menggiatkan program pendidikan kesehatan tentang kelas ibu hamil bagi ibu hamil diwilayah
pesisir.

Kata Kunci : Ibu Hamil, Kelas Ibu Hamil, Motivasi.

Abstract

Learning classes for pregnant women is an innovation in antenatal care that is proven to reduce AKI
and AKB. The level of participation in the class of pregnant women in Indonesia is still low;
including in the City of Tarakan. The low motivation of pregnant women is suspected to be the main
factor in the absence of pregnant women in the class of pregnant women. This study aims to identify
and analyze the motivational factors of pregnant women in coastal areas in taking classes in pregnant
women. The location of this research was carried out in the Pantai Amal Health Center area. This
research is a quantitative study with a case control approach. The study population was 118 pregnant
women who visited Pantai Amal Health Center. The sample size was 64 people consisting of 32
respondents in the observation group and 32 respondents in the control group. The sampling
technique used is purposive sampling. The results of this study identified the majority of respondents
aged 20-35 years with a lower secondary education level; almost all respondents do not work and
have 1-2 children. Motivation to take classes in pregnant women is generally low in the treatment
group, while in the control group they have high motivation. The analysis of the relationship between
motivation and classes in pregnant women participation using the Mann-Whitney test was found to
be p=0,000, which meant that there was a significant relationship between motivation and the level
of participation in the class of pregnant women. The low level of knowledge is thought to be the
main cause of low motivation to take classes in pregnant women. It is recommended to encourage
health education programs about the importance of the class of pregnant women for pregnant women
in the coastal region.
Keywords: Pregnant Women, Class of Pregnant Women, Motivation

217
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

Pendahuluan yang tepat setelah tiba di tempat

Program Pembangunan kesehatan pelayanan kesehatan (Varney, 2007).

di Indonesia dewasa ini masih Penyebab kematian ibu terbagi

diprioritaskan pada upaya peningkatan atas dua yaitu penyebab langsung dan

derajat kesehatan ibu dan anak, terutama tidak langsung. Penyebab langsung dari

pada kelompok yang paling rentan kematian ibu eklampsi (50%),

kesehatan yaitu ibu hamil, bersalin dan Perdarahan (16,7%), infeksi nifas

bayi pada masa perinatal. Hal ini ditandai (16,7%) serta penyebab obstetri lain

dengan tingginya Angka Kematian Ibu (16,7%), sedangkan penyebab tidak

(AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) langsung meliputi tingkat pendidikan,

(Kemenkes, 2011). kondisi lingkungan dan tingkat

Angka Kematian Ibu (AKI) dan pelayanan kesehatan bagi ibu hamil,

Angka Kematian Bayi (AKB) di bersalin dan nifas (Dinkes Tarakan,

Indonesia masih cukup tinggi 2012).

dibandingkan dengan negara ASEAN Usaha untuk menurunkan angka

lainnya. Menurut data Survei Demografi kematian ibu dan bayi baru lahir (new-

Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, born) dilakukan melalui pengawasan

AKI di Indonesia adalah 228 per 100.000 yang sempurna yang terdiri atas tiga

kelahiran hidup, dan AKB adalah 34 per bagian yaitu: Asuhan pranatal (prenatal

1000 kelahiran hidup, serta Angka care) yaitu asuhan dan pengawasan

Kematian Neonatal (AKN) adalah 19 per terhadap ibu sewaktu hamil, pertolongan

1000 kelahiran hidup (Kemenkes PWS- waktu persalinan serta asuhan pasca salin

KIA, 2010). (postpartum care) yaitu asuhan dan

Penyebab kematian ibu yang pengawasan ibu dan anak pasca

paling utama adalah perdarahan, persalinan) (Wirakusumah, 2012).

preeklampsi/eklampsi dan infeksi Berdasarkan standar World Health

(Wirakusumah, 2012). Kematian ibu juga Organization (WHO) semua wanita

dapat diakibatkan oleh hubungan antara hamil harus memiliki setidaknya empat

keterlambatan yaitu: keterlambatan kali kunjungan ANC penilaian oleh atau

dalam mengenali bahwa ada suatu di bawah pengawasan petugas yang

masalah, keterlambatan dalam mencapai terampil. Untuk mencegah, komplikasi

tingkat perawatan yang tepat begitu kehamilan serta untuk memberikan

masalah/komplikasi dikenali, serta informasi yang tepat dan saran agar

terlambat dalam menerima perawatan kehamilan berjalan dengan normal,


persalinan dan pemulihan pasca

218
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

melahirkan, termasuk perawatan bayi keluhan selama kehamilan, perawatan


yang baru lahir, promosi awal ASI kehamilan, persalinan, perawatan nifas,
ekslusif dan merencanakan kehamilan perawatan bayi baru lahir,
(WHO, 2006). mitos/kepercayaan/adat istiadat
Upaya promotif dan preventif setempat, penyakit menular dan akte
dalam kunjungan ANC selama ini pada kelahiran. Dengan adanya kegiatan kelas
umumnya masih banyak dilakukan ibu tersebut diharapkan dapat
melalui konsultasi perorangan atau kasus menurunkan AKI dan AKB (Kemenkes,
per kasus yang diberikan pada waktu ibu 2011).
memeriksakan kandungan atau pada Menurut penelitian di negara
waktu kegiatan posyandu. Kegiatan Nepal yang dilakukan oleh Dharma S
penyuluhan semacam ini bermanfaat Manandhar mengenai pengaruh
untuk menangani kasus per kasus namun partisipasi kelompok wanita hamil
memiliki kelemahan antara lain terhadap hasil kelahiran terlihat bahwa
pengetahuan yang diperoleh hanya partisipatif berbasis masyarakat dapat
terbatas pada masalah kesehatan yang mengurangi angka kematian neonatal
dialami saat konsultasi serta penyuluhan 64–40 per 1000 kelahiran hidup atau
yang diberikan tidak terkoordinir sekitar 30% dari angka kematian
sehingga ilmu yang diberikan kepada ibu neonatal sebelum dilakukan intervensi
hanyalah pengetahuan yang dimiliki oleh serta mengurangi angka ibu menjadi pada
petugas saja (Kemenkes, 2011). kelompok intervensi 69/100.000 KH
Guna mengatasi permasalahan di sedangkan pada kelompok kontrol yang
atas, sejak tahun 2006 direncanakan tidak mengikuti kelas ibu 341/100.000
metode pembelajaran kelas ibu hamil. KH (Manandhar, 2010).
Kegiatan yang direncanakan adalah Menurut hasil penelitian dari
pembahasan materi Buku KIA dalam Initiatives for Governance Innovation
bentuk tatap muka dalam kelompok yang (IGI) mengenai pemantauan kehamilan
diikuti diskusi dan tukar pengalaman melalui kelas ibu hamil di Kabupaten
antara ibu-ibu hamil dan petugas Bulukumba bahwa di desa-desa yang
kesehatan. Kegiatan kelompok belajar ini menyelenggarakan kelas ibu hamil
diberi nama “Kelas Ibu Hamil”. Tujuan menunjukkan kemajuan yang positif
pelaksanaan kelas ibu adalah untuk dimana terjadi penurunan kasus kematian
meningkatkan pengetahuan, merubah ibu menjadi nol, peningkatan cakupan K4
sikap dan perilaku ibu agar memahami dimana sebelum dilaksanakan kelas ibu
tentang kehamilan, perubahan tubuh dan hamil hanya 77,8 % pada tahun 2009

219
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

kemudian meningkat menjadi 92,85 % yang tidak mengikuti kelas ibu hamil 80
pada tahun 2011 setelah dilaksanakan ibu hamil (68%).
kelas ibu hamil. Angka persalinan oleh Upaya yang telah dilakukan oleh
nakespun meningkat dari 80 % pada pihak Puskesmas dalam rangka
tahun 2009 menjadi 111 % pada tahun meningkatkan keikutsertaan ibu hamil
2011 (Izzah A, 2011). dalam mengikuti kelas ibu hamil
Puskesmas Pantai Amal diantaranya adalah dengan menyediakan
merupakan puskesmas yang berada di sarana dan prasarana, membuat
daerah pesisir dimana mayoritas undangan yang ditempel di buku KIA
penduduk bekerja sebagai nelayan baik saat ibu hamil datang ANC di
untuk mencari ikan dilaut maupun Puskesmas, termasuk melalui bidan
nelayan rumput laut. Dari hasil penjangkau dilapangan yang juga
wawancara yang dilakukan ketika mengundang ibu hamil untuk datang di
rumput laut sudah dipanen para ibu kelas ibu hamil pada saat
termasuk ibu hamil bekerja mabetang melaksananakan home care. Setelah itu
dari pagi samapai sore sampai para bidan juga mengingatkan kembali
mengabaikan kebutuhan ibu hamil melalui telepon atau sms sehari sebelum
termasuk juga pengetahuan-pengetahuan kegiatan dilaksanakan. Bahkan bidan
yang seharusnya mereka dapat didalam bersama dengan pihak manajemen
kelas ibu hamil. Dinas Kesehatan Kota Puskesmas menawarkan untuk
Tarakan Propinsi Kalimantan Utara telah menjemput para ibu hamil di beberapa
menyelenggarakan program kegiatan titik yang jaraknya agak jauh dari
Kelas Ibu Hamil dan dilaksanakan oleh Puskesmas dan diperkirakan mereka
seluruh Puskesmas (7 Puskesmas) yang kesulitan dalam hal transportasi
ada sejak tahun 2011 dan masih terus (Retnowati, 2013).
berlanjut sampai dengan sekarang. Dari Berdasarkan keterangan tersebut
ketujuh Puskesmas di Kota Tarakan, peneliti menduga faktor motivasi
Puskesmas Pantai Amal memiliki tingkat memiliki peran penting terhadap
keikut sertaan kelas ibu hamil cukup keikutsertaan ibu hamil dalam kelas ibu
rendah. Data ibu hamil di Kota hamil. Penelitian ini bertujuan untuk
Puskesmas Pantai amal bulan Januari- mengidentifikasi motivasi ibu hamil di
Mei 2018 adalah sebanyak 118 ibu hamil, daerah pesisir dalam mengikuti kelas ibu
dari jumlah tersebut yang mengikuti hamil serta menganalisis hubungan
kelas ibu 38 ibu hamil (32%), sedangkan motivasi dengan keikutsertaan ibu hamil
dalam kelas ibu hamil.

220
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

Metode keeratan hubungan antara motivasi

Penelitian ini merupakan studi dengan keikutsertaan kelas ibu hami diuji

kuantitatif dengan desain cross-sectional dengan menggunakan Mann-Whitney.

yang dilakukan di Wilayah Kerja


Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan Hasil
yang termasuk kategori daerah pesisir. Pengumpulan data melalui
Penelitian ini memiliki tingkat wawancara terstruktur kepada seluruh
kepercayaan 95%. Populasi penelitian ini responden terpilih dilakukan pada bulan

adalah ibu hamil yang melakukan Agustus sampai September 2018.


Responden dapat menjawab pertanyaan
kunjungan di Puskesmas Pantai Amal
peneliti kemudian peneliti mengisi
yaitu sebanyak 118 ibu hamil. Kriteria
kuesioner sesuai jawaban responden atau
inklusi yang ditetapkan yaitu: ibu hamil
responden menjawab sendiri kuesioner
yang berada di Puskesmas Pantai
yang diberikan. Berikut ini diuraikan
Amal, tidak mengikuti kelas ibu
temuan penelitian ini yang ditunjukkan
hamil, dan usia kehamilan 436 oleh diagram dibawah ini.
minggu. Penelitian ini melibatkan dua
kelompok subyek, yaitu kelompok kasus
> 35 thn
yang merupakan kelompok ibu hamil
20 - 35 thn
yang tidak mengikuti kelas ibu hamil dan
< 20 thn
kelompok kontrol yang merupakan
kelompok ibu hamil yang mengikuti 0 10 20 30

kelas ibu hamil. Besar sampel 64 Kelp Kontrol Kelp Kasus


responden yang terbagi dalam dua
kelompok yaitu kelompok kasus dan Diagram 1: Distribusi responden menurut
usia
kelompok kontrol masing-masing
sebanyak 32 responden. Pengambilan Berdasarkan diagram diatas
sampel dilakukan dengan teknik diketahui bahwa usia ibu hamil yang
purposive sampling. Pengumpulan data menjadi responden penelitian ini
menggunakan kuesioner terstruktur jenis umumnya berusia antara 20-35 tahun.
pertanyaan tertutup yang diukur Kelompok kasus maupun kelompok
menggunakan skala likert dengan Alpha kontrol mempunyai karakteristik usia
Cronbach 0,80. Seluruh data penelitian yang sama.
bersifat rahasia dan hanya digunakan
untuk keperluan penelitian ini. Analisis

221
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

responden pada penelitian ini berbeda


antara kelompok kasus dengan kelompok
PT
Kelp kontrol. Pada kelompok kasus, sebagian
SLTA Kontrol
besar responden memiliki 1-2 orang anak
SLTP
Kelp yaitu sebanyak 22 responden (68,8%);
SD Kasus
sedang pada kelompok kontrol umumnya
0 10 20
responden memiliki 3 orang anak atau
lebih yaitu sebanyak 26 responden
Diagram 2: Karakteristik responden
berdasarkan tingkat pendidikan. (81,3%).

Penelitian ini mengidentifikasi


26
sebagian besar responden memiliki 30 22 Kelp
25
Kasus
tingkat yang rendah yaitu pendidikan 20
15 10
menengah kebawah. Pada kelompok 6 Kelp
10
Kontrol
5
kasus terdapat 19 responden (59,4%) 0
berpendidikan SD dan 9 responden Rendah Tinggi

(28,1%) berpendidikan SLTP. Pada Motivasi

kelompok kontrol terdapat 13 responden


(40,6%) berpendidikan SD serta 12 Diagram 3: Karakteristik Responden
Berdasarkan Motivasi Mengikuti Kelas
responden (37,5%) berpendidikan SLTP. Ibu Hamil

Tabel 1: Karakteristik Responden Motivasi responden mengikuti


Berdasarkan Pekerjaan dan Paritas.
kelas ibu hamil berbeda antara kelompok
Pekerjaan Kelp Kasus Kelp Kontrol kasus dengankelompok kontrol.
Bekerja 3 7 Berdasarkan diagram diatas diketahui
Tidak Kerja 29 25
bahwa pada kelompok kasus terdapat 22
Paritas Kelp Kasus Kelp Kontrol
1-2 anak 22 10 responden (68,8%) yang memiliki
> 2 anak 6 26 motivasi rendah, selebihnya terdapat 10
responden (31,2%) yang memiliki
Berdasarkan tabel tersebut motivasi tinggi untuk mengikuti kelas ibu
diketahui bahwa sebagian besar hamil. Keadaan sebaliknya terdapat pada
responden adalah tidak bekerja. Pada kelompok kontrol dimana teridentifikasi
kelompok kasus terdapat 29 responden responden dengan motivasi tinggi untuk
(90,6%) tidak bekerja dan pada mengikuti kelas ibu hamil sebesar 26
kelompok kontrol terdapat 25 responden orang (81,3%) dan hanya terdapat 6
(78,1%) tidak bekerja. Status paritas

222
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

responden (18,8%) yang memiliki masih banyak dilakukan. Sayangnya hal


motivasi rendah. tersebut umumnya dilakukan dalam
bentuk konsultasi perorangan, misalnya
Tabel 2: Hasil Uji Statistik Hubungan
pada saat kunjungan posyandu.
Motivasi Mengikuti Kelas Ibu Hamil
Dengan Partisipasi Dalam Kegiatan Meskipun aktifitas penyuluhan tersebut
Kelas Ibu Hamil.
cukup bermanfaat untuk menyelesaikan
Test Statistics Partisipasi Kelas Ibu Hamil permasalahan secara kasus per kasus,
Mann-Whitney U 248.000
tetapi bentuk pendidikan kesehatan yang
Wilcoxon W 654.000
Z -4.000 demikian memiliki sejumlah kekurangan.
Asymp. Sig.(2-tailed) ,000
Exact sig.(1-tailed Sig) ,001
Menurut Depkes RI (2009)
terdapat beberapa kelemahan penyuluhan
Uji statistik menggunakan Mann- dalam bentuk konsultasi perorangan,
Whitney diperoleh tingkat signifikansi p yaitu : (1) transfer pengetahuan dan
= 0,000 yang berarti terdapat hubungan penyelesaian masalah hanya terbatas
yang bermakna antara motivasi pada masalah kesehatan yang dialami
mengikuti kelas ibu hamil dengan saat konsultasi; (2) penyelesaian
keikutsertaan dalam kegiatan kelas ibu permasalahan hanya didasarkan pada
hamil. Meskipun motivasi bukan pengetahuan yang dimiliki oleh tenaga
merupakan faktor tunggal, tetapi kesehatan yang bertugas saat itu sehingga
motivasi merupakan faktor terpenting sangat mungkin pengetahuan petugasnya
untuk terbentuknya perilaku mengikuti tidak komprehensif; (3) tidak ada
kelas ibu hamil. pemantauan lintas program dan lintas
sektor karena kegiatan penyuluhan
Pembahasan kurang terencana dan lebih bersifat
Angka Kematian Ibu (AKI) dan kasuistik; dan (4) umumnya kegiatan
Angka Kematian Bayi (AKB) di konsultasi tersebut tidak terjadwal dan
Indonesia hingga saat ini terbilang masih tidak berkesinambungan.
tinggi. Hal ini memberi indikasi bahwa Kementerian Kesehatan telah
Indonesia masih banyak menghadapi mengupayakan penurunan AKI dan
permasalahan yang berkaitan dengan AKB, diantaranya melalui
kehamilan, persalinan, nifas dan pengembangan Kelas Ibu Hamil. Kelas
perawatan bayi baru lahir. Pendidikan ibu hamil merupakan sarana belajar
kesehatan dalam bentuk kegiatan bersama yang dilakukan pada ibu hamil
penyuluhan kesehatan kepada berusia 20-32 minggu usia kehamilan.
masyarakat sesungguhnya telah dan Kelas ibu hamil melibatkan peserta ibu

223
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

hamil paling banyak 10 orang, masing- motivasi responden mengikuti kelas ibu
masing memiliki pengetahuan, hamil menunjukkan hasil yang berbeda
pengalaman, dan permasalahan yang karena kelompok kasus memiliki
berbeda-beda. Dengan demikian, dalam motivasi rendah sedang kelompok
kelas ibu hamil peserta akan belajar, kontrol memiliki motivasi tinggi; maka
diskusi dan bertukar pengalaman tentang peneliti beranggapan bahwa meskipun
kesehatan pada masa kehamilan, tingkat pendidikan mempunyai pengaruh
persalinan, dan nifas secara menyeluruh. terhadap motivasi tetapi bukan
Secara keseluruhan, keikutsertaan merupakan faktor dominan pembentuk
ibu hamil dalam kelas ibu hamil masih motivasi.
rendah. Berdasarkan penelitian Usia ibu hamil juga memiliki
Svensson, Barclay & Cooke (2008) pengaruh terhadap motivasi telah
diketahui bahwa tingkat partisipasi ibu teridentifikasi pada beberapa penelitian;
hamil mengikuti kelas ibu hamil kurang tetapi pada penelitian ini menunjukkan
dari 50%. Kajian lebih lanjut penelitian hasil berbeda. Responden penelitian ini
tersebut teridentifikasi dampak baik kelompok kasus maupun kelompok
ketidakikutsertaan dalam kelas ibu hamil kontrol sama-sama berada pada usia
berupa ketidaktahuan tentang resiko atau matang untuk menjalani kehamilan yaitu
tanda bahaya kehamilan. Faktor motivasi berusia 20-35 tahun. Kondisi yang sama
diduga menjadi penyebab utama juga berlaku untuk faktor status
ketidakikutsertaan ibu hamil dalam kelas pekerjaan. Responden penelitian ini baik
ibu hamil. Motivasi itu sendiri kelompok kasus maupun kelompok
dipengaruhi oleh banyak faktor, antara kontrol umumnya sama-sama tidak
lain tingkat pendidikan dan pengetahuan, bekerja tetapi memiliki tingkat motivasi
usia, status pekerjaan, paritas, dukungan yang berbeda karena kelompok kasus
suami, dan sebagainya (Indah & Julyarni, memiliki motivasi rendah sedang
2014; Impartina, 2017; dan Masini, kelompok kontrol memiliki motivasi
2015). tinggi mengikuti kelas ibu hamil. Maka,
Pada penelitian ini sebagian besar usia ibu hamil dan status pekerjaan
responden memiliki tingkat pendidikan dianggap bukan faktor dominan
yang rendah, yaitu Sekolah Dasar dan pembentuk motivasi. Meskipun
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama. demikian, sejumlah penelitian
Mengingat tingkat pendidikan yang sebelumnya justru menunjukkan hasil
rendah ini terjadi pada kelompok kasus yang bertentangan. Hal ini dapat terjadi
maupun kelompok kontrol, sedang sebagai akibat perbedaan karakteristik

224
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

setiap wilayah dan perbedaan individu dimaksud dengan motivasi mengikuti


individu. astut kelas ibu hamil.
Keadaan status paritas ternyata Hasil uji statistik menggunakan
berbanding terbalik dengan motivasi Mann-Whitney membuktikan ada
mengikuti kelas ibu hamil. Pada hubungan yang sangat bermakna antara
kelompok kasus, motivasi mengikuti motivasi mengikuti kelas ibu hamil
kelas ibu hamil umumnya rendah; sedang dengan keikutsertaan dalam kegiatan
pada kelompok kontrol umumnya kelas ibu hamil. Motivasi yang tinggi
memiliki motivasi tinggi mengikuti kelas memberi dorongan dan energi yang besar
ibu hamil. Hasil ini berbeda dengan pula untuk mewujudkannya dalam
dengan penelitian sebelumnya oleh perilaku nyata. Motivasi yang rendah
Marsini (2015) yang menyimpulkan memberi dorongan dan energi yang kecil
tidak ada hubungan antara status gravida untuk mewujudkannya menjadi perilaku
dengan partisipasi mengikuti kelas ibu nyata. Dengan demikian keikutsertaan
hamil. atau ketidakiktsertaan ibu hamil dalam
Secara sederhana motivasi kelas ibu hamil menunjukkan tinggi atau
diartikan sebagai segala sesuatu yang rendahnya motivasi yang dimiliki oleh
mendorong seseorang untuk melakukan ibu hamil. Energi yang menggerakkan
sesuatu (Mustikasari, 2008). Timbulnya ibu hamil mengikuti kelas ibu hamil pada
dorongan untuk melakukan suatu dasarnya merupakan akumulasi hasil
perbuatan umumnya dipengaruhi oleh interaksi dengan lingkungannya berupa
adanya pengetahuan dan keyakinan faktor pendorong dan penghambat baik
terhadap perbuatan yang akan dilakukan. dari dalam maupun dari luar dirinya.
Seorang ibu hamil yang memiliki Dalam hal ini faktor pendorong lebih
pengetahuan yang baik tentang kelas ibu besar dibandingkan dengan faktor
hamil akan muncul kesadaran dan penghambat. Sebaliknya keengganan ibu
kemauan untuk ikut serta dalam kegiatan hamil mengikuti kelas ibu hamil
kelas ibu hamil. Pengetahuan yang terbentuk sebagai akibat energi yang
dimiliki tentang kelas ibu hamil kecil yang disebabkan faktor penghambat
mengantarkan kesadaran dan pemikiran dari dalam maupun dari luar dirinya lebih
yang benar tentang kelas ibu hamil dan besar dibandingkan dengan faktor
pada akhirnya menimbulkan kemauan pendorong (Chasanah & Ratifah, 2013).
untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelas Penelitian sebelumnya oleh Astuti,
ibu hamil. Hal seperti inilah yang Sofianti & Widyaningsih (2016) telah
mengidentifikasi beberapa faktor yang

225
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

mempengaruhi keikutsertaan ibu hamil mengantarkan ibu hamil ke puskesmas.


dalam kelas ibu hamil. Pada penelitian ini Sedang para suami mereka umumnya
juga terdapat beberapa faktor yang bekerja sebagai nelayan atau petani
mempengaruhi rendahnya motivasi ibu rumput laut yang seringkali
hamil dalam mengikuti kelas ibu hamil menghabiskan waktunya dilaut. Acapkali
yaitu : (1) kurangnya pengetahuan ibu ibu hamil juga membantu suami dengan
hamil tentang manfaat mengikuti kelas melakukan kegiatan “membetang” yang
ibu hamil, (2) jarak tempat tinggal merupakan aktifitas mempersiapkan
dengan Puskesmas Pantai Amal yang rumput laut yang akan ditanam.
menjadi tempat penyelenggaraan kelas Pekerjaan ini sering dilakukan oleh ibu
ibu hamil terbilang cukup jauh, (3) tidak hamil meskipun dalam pengisian
tersedia sarana transportasi umum yang kuesioner menyebutkan status pekerjaan
mudah diakses untuk menuju tempat mereka sebagai ibu rumah tangga atau
penyelenggaraan kelas ibu hamil, (4) tidak bekerja. Status pekerjaan dan
pekerjaan ibu hamil, dan (5) kurangnya ketidaktahuan suami tentang manfaat
dukungan suami kepada ibu hamil untuk mengikuti kelas ibu hamil menyebabkan
mengikuti kelas ibu hamil. suami umumnya tidak memberi
Penelitian ini memiliki kesamaan dukungan kepada istri mereka untuk
dengan penelitian Baroroh, Jannah dan mengikuti kelas ibu hamil (Indah &
Meikawati (2017). Pengetahuan ibu Julyarni, 2014).
hamil tentang kelas ibu hamil pada Menurut Aribowo (2007), tinggi
kelompok kasus umumnya sangat rendahnya motivasi ibu hamil mengikuti
rendah; hal ini diketahui melalui kelas ibu hamil dapat diukur
wawancara tidak terstruktur yang menggunakan beberapa indikator, yaitu
membuktikan bahwa ibu hamil tersebut frekuensi keiktsertaan kelas ibu hamil,
umumnya tidak mengetahui tentang kelas durasi dalam kegiatan kelas ibu hamil,
ibu hamil, lebih-lebih tentang manfaat ketabahan dan keuletan menghadapi
mengikuti kelas ibu hamil. Ibu hamil rintangan dalam mengikuti kelas ibu
yang menjadi responden penelitian ini hamil, usaha dan pengorbanan untuk
umumnya tinggal di Desa Binalatung mengikuti kelas ibu hamil, dan tingkat
yang jaraknya ke Puskesmas Pantai Amal kualifikasi prestasi yang dihasilkan dari
cukup jauh, apalagi tidak tersedia alat keikutsertaan dalam kelas ibu hamil.
transportasi umum menuju puskesmas. Kelas ibu hamil merupakan sarana
Ibu hamil hanya mengandalkan belajar yang baik bagi ibu hamil dalam
kesediaan suami atau keluarga untuk menjalani kehamilannya maupun dalam

226
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

menghadapi persalinan dan nifas. dalam kelas kelas ibu hamil dengan
Testimoni pengalaman ibu hamil pada tingkat kemagnaan p = 0,000. Rendahnya
kehamilan, persalinan dan nifas tingkat motivasi ibu hamil mengikuti
sebelumnya merupakan sumber belajar kelas ibu hamil diduga disebabkan
yang efektif. Ibu hamil dapat mencontoh kurangnya pengetahuan ibu hamil
hal baik dari pengalaman ibu hamil tentang kelas ibu, akses menuju tempat
lainnya atau belajar mencegah hal buruk penyelenggaraan kelas ibu hamil yang
dari pengalaman sebelumnya. sulit dan kurangnya dukungan suami.
Keberadaan bidan atau tenaga kesehatan
lain dalam kelas ibu hamil tentu juga Referensi
dapat memberi justifikasi, klarifikasi, Alison T, Leap N, Rising SS, Homer CS.
atau informasi yang dibutuhkan oleh ibu 2009. Women’s experience of group
antenatal care in Australia, the
hamil. centering Pregnancy Pilot Study
Elsevier, 138-42.
Aribowo, P. 2007. Motivasi. Available
Kesimpulan from: http//www.aknasudrajat.
wordpress.com. Diakses pada
Penelitian ini mengidentifikasi ibu tanggal 14 Oktober 2018.
hamil umumnya berusia 20-35 tahun baik Astuti, W.W., Sofianti, I., Widyaningsih,
A. 2016. Faktor-faktor yang
pada kelompok kasus maupun kelompok berhubungan dengan keikutsertaan
kontrol dengan tingkat pendidikan kelas ibu hamil di Puskesmas
Candiroto Kabupaten Temanggung.
sebagian besar sekolah dasar dan sekolah Rekernas AIPKEMA 2016.
lanjuta tingkat pertama. Hampir seluruh Baroroh, I., Jannah, M., Meikawati, P.R.
2017. Hubungan Pengetahuan Ibu
ibu hamil yang menjadi responden ini Hamil Dengan Keikutsertaan Kelas
merupakan masyarakat umum yang tidak Ibu Hamil Di Wilayah Kerja
Puskesmas Jenggot Kota
bekerja (ibu rumah tangga). Terdapat pekalongan. Jurnal Siklus Volume 6
perbedaan motivasi ibu hamil dalam Nomor 2 Juni 2017. e-ISSN : 2089-
6778.
mengikuti kelas ibu hamil. Pada Benediktsson I, McDonald SW, Vekved
kelompok kasus sebagian besar M, McNeil DA, Dolan SM, Taugh
S. 2013. Comparing Centering
responden memiliki motivasi rendah Pregnancy® to standard prenatal
untuk mengikuti kelas ibu hamil, sedang care plus prenatal education.
Biomed Central, 13.
pada kelompok kontrol umumnya Depkes. 2009, Pedoman Manajemen
memiliki motivasi yang tinggi. Uji Kelas Ibu Hamil. Direktorat
Jenderal Bina Kesehatan
statistik menggunakan Mann-Whitney Masyarakat Depkes RI, Jakarta.
membuktikan ada hubungan yang sangat Depkes. 2009, Pegangan Fasilitator
Kelas Ibu Hamil, Direktorat
bermakna antara motivasi mengikuti Jenderal Bina Kesehatan
kelas ibu hamil dengan tingkat partisipasi Masyarakat Depkes RI, Jakarta.

227
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

Depkes. 2009, Pelatihan Kelas Ibu Hamil outcomes in Nepal: cluster-


dan Kelas Ibu Balita Untuk Petugas randomised controlled trial, Lancet.,
Kesehatan, Buku Panduan Untuk 970-9.
Peserta, Direktorat Jenderal Bina Masini. 2015. Pengaruh Gravida,
Kesehatan Masyarakat Depkes RI, Pekerjaan, Dukungan Suami,
Jakarta Dukungan Bidan/Tenaga Kesehatan
Depkes. 2009, Buku Kesehatan Ibu dan Terhadap Partisipasi Ibu Dalam
Anak. Jakarta: Departemen Kelas Ibu Hamil di Kabupaten
Kesehatan RI, Jakarta. Magelang. Jurnal Kebidanan.
Fuada, N & Setyawati, B. 2015. Volume 4 Nomor 8. April 2016.
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil di ISSN: 2089-7669.
Indonesia. Diakses tanggal 14 Mariani, S., Respati, S.H., Astirin, O.P.
Oktober 2018. 2016. Association Between
Hastuti PS, Nugroho HSW, Usnawati N. Pregnant Woman Class and
2011. Efektifitas Pelatihan Kelas Pregnancy Complication in Tegal
Ibu Hamil Untuk Meningkatkan District, Central Java. Journal of
Pengetahuan, Sikap, Keterampilan Maternal and Child Health, Volume
dan Kunjungan Antenatal Care. 1 Nomor 4: 214-219. e-ISSN: 2549-
Junal Penelitian Kesehatan Suara 0257.
Forikes, 11:122-34. Notoadmodjo S 2012, Promosi
Impartina, A. 2017. Hubungan Paritas Kesehatan dan Ilmu Perilaku,
Dengan Partisipasi Ibu Hamil Rineka Cipta, Jakarta.
Mengikuti Senam Hamil. Surya. Puspitasari L 2012, Gambaran
Vol. 09, No. 02, Agustus 2017. Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil Di
Indah, S & Julyarni, Y. 2014. Hubungan Puskesmas Bangetayu Kota
Dukungan Suami, Motivasi Ibu dan Semarang, Jurnal Kesehatan
Minat Terhadap Kunjungan Kelas Masyarakat FKM Undip, 1:1054-
Ibu Hamil Di Desa Dadaprejo 60.
Sengkaling Malang. Jurnal Retnowati Y 2013, Laporan Pelaksanaan
Kesehatan Masyarakat, Volume 2 Kelas Ibu Hamil di Puskesmas Kota
Nomor 2 Desember 2014. Tarakan, Tarakan.
Izzah A, Atmansyah L 2011, Memantau Sham WH, Chiang JCS, Chu JPS, Poon
Kehamilan melalui Kelas Ibu Hamil CM, Sit WS, Sze SF, et al. 2001.
di Kabupaten Factors Contributing to Non-
Bulukumba.,IInitiatives for Attendance of Antenatal Class in
Governance Innovation. Hong Kong -a Study of Postpartum
Kementerian Kesehatan republik Females in Tsan Yuk Hospital.
Indonesia. 2014, Pedoman Department of Obstetrics &
Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Gynaecology The University of
Jakarta: Direktorat jenderal Bina Hong Kong, 2:80-8.
Gizi dan KIA Kemenkes RI. Spinelli A. BG, Donati S, Grandolfo ME,
Kemenkes. 2011. Promosi Kesehatan Di Osborn J. 2003. Do antenatal
Daerah Bermasalah Kesehatan : classes benefit the mother and her
Panduan Bagi Petugas Kesehatan di baby, 13:94-101.
Puskesmas. Jakarta : Pusat Promosi Svensson J, Barclay L, Cooke M. 2008.
Kesehatan Kementerian Kesehatan Effective Antenatal Education:
RI. Strategies Recommended by
Expectant and New Parents. The
Manandhar DS, Osrin D, Shrestha BP, Journal of Perinatal Education,
Mesko N, Morrison J, 17:33-42.
Tumbahangphe KM,et al. 2004. Unicef Indonesia. 2012. Ringkasan
Effect of a participatory intervention Kajian : Kesehatan Ibu & Anak.
with women’s groups n birth Tersedia pada www.unicef.or.id.

228
Yuni. R., & Sulidah, Analisis Motivasi Ibu Hamil Dalam Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Daerah Pesisir Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Amal Kota Tarakan

Uswatun Chasanah & Ratifah. Hubungan


Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Kelas Ibu Hamil Dengan Motivasi
Mengikuti Kelas Ibu Hamil Di
Puskesmas 2 Mandiraja Kabupaten
Banjarnegara. Bidan Prada : Jurnal
Ilmiah Kebidanan, Vol. 4 No. 1
Edisi Desember 2013, hlm. 211-
219.
Ye Y.Y. 2010. Factors Affecting the
Utilization of Antenatal Care
Services Among Women in Kham
Distric, Xieng Khouang Provice,
Lao PDR. Nagayo. J Med, 72:23-
33.

229

Anda mungkin juga menyukai