Anda di halaman 1dari 18

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini merupakan rancangan penelitian eksperimen,

karena penelitian eksperimen bertujuan untuk menguji secara langsung pengaruh

suatu variabel terhadap variabel lain (Sukmadinata, 2013: 194). Variabel yang

dimaksud adalah variabel bebas dan variabel terikat. Jenis penelitian eksperimen

yang digunakan adalah quasy eksperimental design (rancangan eksperimental

semu). Eksperimen semu ini sesuai karena digunakan untuk menguji

perbandingan pengaruh dalam berbagai situasi dimana penelitian eksperimen

sepenuhnya itu tidak dapat dilakukan (Neuman dalam Nyoto, 2007).

Oleh karena itu, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji perbandingan

model pembelajaran mind mapping (mind mapping silabus dan bab) dan motivasi

belajar (tinggi dan rendah) terhadap keaktifan proses pembelajaran dan tingkat

pemahaman materi kompetensi dasar clutch system. Selain dari itu juga untuk

mengetahui pengaruh model pembelajaran mind mapping dan motivasi belajar

terhadap keaktifan proses pembelajaran dan tingkat pemahaman materi

kompetensi dasar clutch system.

Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 2.

Pratiwi, dkk (2010) mengemukakan desain faktorial adalah desain yang dapat

memberikan perlakuan dua variabel bebas atau lebih pada waktu yang

25
26

bersamaan. Hal ini dilakukan untuk melihat efek masing-masing variabel bebas

secara terpi-

26
26

sah dan secara bersamaan terhadap variabel terikat dan efek-efek yang terjadi

akibat adanya interaksi beberapa variabel dalam penelitian. Desain faktorial

membagi kelompok sesuai dengan jumlah kelompok yang ditentukan berdasarkan

jumlah perlakuan yang dilakukan. Prosedur pengelompokan subjek penelitian

disajikan pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian Eksperimen Semu dengan Desain Faktorial 2x2

Tingkat Motivasi Belajar


Model Pembelajaran
Motivasi Belajar Tinggi Motivasi Belajar Rendah
Mind Mapping Silabus Y11 Y12
Mind Mapping Bab Y21 Y22

Keterangan:

Y11 = Hasil belajar model pembelajaran mind mapping silabus dan motivasi belajar

tinggi

Y12 = Hasil belajar model pembelajaran mind mapping silabus dan motivasi belajar

rendah

Y21 = Hasil belajar model pembelajaran mind mapping bab dan motivasi belajar tinggi

Y22 = Hasil belajar model pembelajaran mind mapping bab dan motivasi belajar

rendah

Tabel 3.1 menunjukkan bahwa ada 2 kelompok yang memperoleh

perlakuan, yakni kelompok yang belajar dengan pembelajaran mind mapping

silabus dan kelompok dengan pembelajaran mind mapping bab. Dari

masing-masing kelompok terdiri dari dua kategori siswa yakni siswa yang

memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah, maka dapat disimpulkan seperti

berikut: (1) kelompok pertama (pembelajaran mind mapping silabus) terdiri dari

siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan rendah; (2) kelompok kedua

(pembelajaran mind mapping bab) terdiri dari siswa yang memiliki motivasi
27

belajar tinggi dan rendah. Kedua kelompok mendapatkan perlakuan yang sama

dari segi tujuan dan materi pelajaran, tetapi berbeda dalam hal perlakuannya.

B. Variabel Penelitian

Variabel Bebas 1
Model Pembelajaran:
1. Mind Mapping Silabus
2. Mind Mapping Bab
Variabel Terikat
1. Keaktifan Proses Pembelajaran
2. Tingkat Pemahaman Materi
Kompetensi Dasar Clutch System
Variabel Bebas 2
Tingkat Motivasi Belajar
1. Motivasi Belajar Tinggi
2. Motivasi Belajar Rendah

Gambar 3.1 Hubungan Antar Variabel

Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Variabel

bebasnya adalah model pembelajaran mind mapping dan motivasi belajar. Model

pembelajaran mind mapping ini memiliki 2 dimensi yaitu: mind mapping silabus

dan bab sedangkan motivasi belajar juga memiliki 2 dimensi yaitu: motivasi

belajar tinggi dan rendah. Variabel terikatnya adalah keaktifan proses

pembelajaran dan tingkat pemahaman materi kompetensi dasar clutch system.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, maka populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR)

kelas XI pada semester genap. SMK yang dipilih untuk dijadikan sasaran
28

penelitian adalah SMK Negeri 10 Malang dan SMK Nasional Malang yang

berstatus Negeri dan Swasta.

Pemilihan SMK tersebut berdasarkan pertimbangan sebagai berikut: (a)

sekolah ini sangat terbuka bagi mahasiswa untuk pelaksanaan penelitian, guna

untuk menemukan terobosan baru yang dapat membangun SMK yang lebih baik.

Saat ini dikedua SMK tersebut masih terdapat berbagai permasalahan diantaranya

adalah kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran dan terdapat siswa yang sulit

dalam memahami materi clutch system, serta nilai hasil belajar siswa pun

rendah. Oleh karena itu, peneliti akan mencoba menerapkan model pembelajaran

Mind Mapping ini di SMK untuk melihat apakah model pembelajaran Mind

Mapping dapat berpengaruh yang signifikan; (b) pihak SMK mengizinkan

peneliti melakukan penelitian dengan syarat harus ada surat resmi dari Perguruan

Tinggi dan Dinas Pendidikan Malang.

Jumlah populasi pada kedua SMK tersebut disajikan pada tabel berikut ini.

Kelas Jurusan Populasi


No Nama Sekolah
Teknik Kendaraan Ringan (TKR) Siswa
1 TKR 1 27
2 SMK Negeri 10 TKR 2 31
3 Malang TKR 3 32
4 TKR 4 27
Junlah 4 117
1 SMK Nasional TKR 1 20
2 Malang TKR 2 25
Jumlah 2 45
Tabel 3.2 Populasi SMK Negeri 10 Malang dan SMK Nasional Malang

2. Sampel Penelitian
29

Sampel penelitian adalah sebagian atau wakil dari populasi yang sedang

diteliti oleh peneliti. Teknik sampling yang digunakan pada kedua SMK adalah

sebagai berikut.

a. SMK Negeri 10 Malang

Populasi pada SMK Negeri 10 Malang kelas XI Jurusan TKR berjumlah 4

kelas seperti yang disajikan pada tabel 3.2. Namun berdasarkan observasi yang

dilakukan, 2 kelas melakukan PRAKERIN (Praktik Kerja Industri) dan 2 kelas

yang lain tetap berada di sekolah sehingga 2 kelas yang tidak PRAKERIN

itulah akan dijadikan subjek penelitian. Kelas yang tidak PRAKERIN adalah

TKR 1 dan TKR 4.

Menurut Arikunto (2015: 95), apabila subyek dalam populasi di bawah

antara 100-150 orang, maka lebih baik diambil secara keseluruhan subyek

tersebut sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika subjeknya

lebih dari 150 orang, maka dapat diambil antara 25-30%. Oleh sebab itu, sampel

yang dijadikan sasaran adalah keseluruhan siswa yang tidak menjalankan

PRAKERIN.

b. SMK Nasional Malang

Populasi pada SMK Nasional Malang kelas XI Jurusan TKR berjumlah 2

kelas yang disajikan pada tabel 3.2. Seperti halnya pada SMKN 10 Malang,

bahwa sampel penelitian diambil secara keseluruhan dikarenakan jumlah siswa di

bawah dari 100-150 orang, maka penelitian pada SMK Nasional Malang adalah

penelitian populasi karena populasi berjumlah 45 siswa.


30

Penentuan kelas yang digunakan sebagai kelompok pertama (mind

mapping silabus) dan kelompok kedua (mind mapping bab) pada kedua SMK

dilakukan dengan cara random assignment sampling (random kelompok)

terhadap kelas yang ada di sekolah, karena sesuai dengan pendapat Mukhadis

(2016: 246), bahwa penentuan kelas untuk penerapan perlakuan pada penelitian

eksperimental semu adalah dengan random assignment sedangkan untuk

penelitian eksperimental sungguhan dengan menggunakan random individu. Oleh

karena itu, pada penelitian eksperimental semu random kelompok diberlakukan

pada kedua kelompok subjek tersebut, yang kemudian nantinya diberi perlakuan

yang berbeda. Hasil random assignment sampling disajikan pada tabel 3.5 di

bawah ini.

Tabel 3.3 Hasil Random Assignment Sampling

No SMK Kelompok Perlakuan Kelas Jumlah Siswa


Mind Mapping Silabus TKR 1 27
1 SMK Negeri 10 Malang
Mind Mapping Bab TKR 4 27
Jumlah 2 54
Mind Mapping Silabus TKR 1 20
2 SMK Nasional Malang
Mind Mapping Bab TKR 2 25
Jumlah 2 45

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk

mengumpulkan informasi dan data-data tentang variabel yang sedang ditelitinya.

Dalam penelitian ini digunakan 3 instrumen penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Instrumen Tingkat Pemahaman Materi

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tingkat pemahaman

materi adalah instrumen tes. Instrumen tes digunakan untuk mengukur tingkat
31

kemampuan awal (pre test) dan kemampuan akhir (post test). Soal yang

digunakan sebagai instrumen tes dibuat berdasarkan kompetensi dasar yang

diterapkan yakni pada kompetensi dasar sistem kopling yang terdapat pada RPP

dan berisi 30 butir soal pilihan ganda dengan kisi-kisi seperti disajikan pada tabel

3.4. berikut ini.

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Tes

Kompetensi Indikator Nomor


Indikator Soal
Dasar Pencapaian Kompetensi Soal
3. Mendiag- Menjelaskan fungsi sistem kopling Mengetahui fungsi sistem kopling
nosis Mengklasifikasikan jenis kopling Mengetahui jenis kopling dan
kerusakan dan karakteristiknya karakteristiknya
sistem Menjelaskan
Mengetahui komponen-komponen
kopling komponen-komponen yang
yang terdapat pada sistem kopling
terdapat pada sistem kopling
beserta fungsinya
beserta fungsinya
Menjelaskan mekanisme kerja Mengetahui mekanisme kerja
sistem kopling sistem kopling
Menjelaskan prosedur perawatan Mengetahui prosedur perawatan
sistem kopling sistem kopling
Mengidentifikasi apa saja Mengetahui apa saja komponen
komponen kopling yang harus kopling yang harus dilakukan
dilakukan pemeriksaan pemeriksaan
Menganalisis penyebab terjadinya Mengetahui penyebab terjadinya
trouble dalam sistem kopling trouble dalam sistem kopling
Jumlah Soal

Instrumen tes dibuat berdasarkan kisi-kisi tersebut, selanjutnya diberikan

pedoman penentuan skor. Menurut Sari (2017), fungsi pedoman skor adalah

untuk mempermudah pemberian nilai setelah tes tersebut dilakukan pada sampel.

Tiap soal mendapat nilai 1 jika benar dan jika salah maka nilainya 0. Pedoman

penentuan skor yang diperoleh siswa dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut.
32

Gambar 3.2 Rumus Menentukan Skor Soal Tes

Instrumen yang telah dibuat akan diuji validitasnya untuk mengetahui

bahwa tes yang dibuat sudah valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2017: 173).

Oleh karena itu, sebelum instrumen tersebut digunakan, terlebih dahulu

dikonsultasikan kepada ahli untuk diuji validitasnya, yakni di uji validitas isinya.

Dalam hal ini ahli materi adalah Dosen mata kuliah Sistem Pemindah Tenaga.

Validitas isi dilakukan oleh ahli untuk menelaah konsep materi, hubungan

indikator dengan isi tes, dan konsep bahasa yang digunakan dalam soal tes.

Instrumen soal tes akan dikoreksi kemudian direvisi apabila terdapat indikator

yang tidak sesuai dengan materi dalam soal tes dan penggunaan bahasa yang

kurang tepat dan sulit dipahami. Sudjana (2011: 14), mengemukakan bahwa jika

menggunakan validitas isi maka tidak perlu lagi menggunakan uji coba dan

analisis statistik ataupun dinyatakan dalam bentuk angka-angka.

2. Instrumen Motivasi Belajar

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tingkat motivasi

belajar siswa adalah dengan angket atau kuesioner. Angket merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pernyataan

tertulis kepada siswa untuk dijawab (Sugiyono, 2017: 199). Pada dasarnya jenis

angket dipandang dari cara menjawabnya ada 2 jenis, yaitu angket terbuka dan

tertutup (Nurwijayanti, 2010). Angket ini digunakan untuk mengukur tingkat

motivasi belajar tinggi dan rendah. Pembuatan angket dilakukan di bawah kontrol
33

para ahli agar angket yang digunakan layak untuk diberikan kepada siswa. Jenis

angket yang digunakan adalah angket tertutup dengan 25 butir soal.

Instrumen motivasi belajar ini terdiri dari 6 indikator sesuai yang

dipaparkan oleh (Uno dalam Nayantaka & Savira, 2017), yaitu: (a) adanya hasrat

dan keinginan berhasil; (b) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (c)

adanya harapan dan cita-cita untuk masa depan; (d) adanya penghargaan dalam

pembelajaran; (e) adanya kegiatan yang menarik dalam pembelajaran di kelas; (f)

adanya lingkungan belajar yang kondusif. Adapun kisi-kisi dari angket instrumen

motivasi belajar adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar

Nomor
Variabel Indikator Variabel Sub Indikator
Angket
 Tidak mudah menyerah
Adanya hasrat dan
 Tidak mudah puas terhadap hasil
keinginan berhasil
yang dicapai
Adanya dorongan dan  Rasa ingin tahunya tinggi
kebutuhan dalam belajar  Minat dalam hal belajar
Adanya harapan dan  Ketekunan dalam hal belajar
cita-cita untuk masa  Kemauan untuk menggapai cita-cita
Motivasi depan untuk masa depan
Belajar Adanya penghargaan  Mendapat pujian dari pengajar
dalam pembelajaran  Mendapat nilai yang baik
Adanya kegiatan yang  Menarik dalam menyajikan materi
menarik dalam  Menarik dalam menyampaikan
pembelajaran di kelas materi
 Suasana belajar di kelas
Adanya lingkungan
 Hubungan dengan teman dalam
belajar yang kondusif
belajar kelompok

Perhitungan skor motivasi belajar menggunakan pernyataan “YA” dan

“TIDAK” sehingga siswa hanya dapat memilih satu diantara dua pernyataan.

Tingkat motivasi yang dilihat adalah motivasi belajar rendah dan tinggi. Setelah
34

instrumen motivasi belajar selesai dibuat, maka instrumen akan divalidasi oleh

ahli, dalam hal ini Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.

3. Instrumen Keaktifan Proses Pembelajaran

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data keaktifan proses

pembelajaran adalah menggunakan lembar observasi. Lembar observasi

digunakan saat pembelajaran berlangsung. Lembar ini bertujuan untuk

mempermudah observer untuk memperoleh informasi dan data tentang

bagaimana jalannya keaktifan proses pembelajaran dengan model yang

diterapkan. Lembar ini berisi penilaian keaktifan proses pembelajaran dengan 20

item keaktifan dan untuk kisi-kisinya disajikan pada tabel 3.6 berikut ini.

Tabel 3.6 Kisi-Kisi Keaktifan Proses Pembelajaran

No.
No Aspek Indikator Aspek Deskriptor
Item
Visual Mencari informasi  Siswa membaca materi melalui buku
1
Activities materi  Siswa membaca materi melalui internet
 Siswa mengajukan pertanyaan
Mengemukakan
Oral  Siswa menjawab pertanyaan yang
2 Pendapat atau pokok
Activities diajukan oleh siswa yang lain
pikiran
 Siswa mengeluarkan gagasan
Mendapatkan
Listening informasi melalui  Siswa mendengarkan dan memperhatikan
3
Activities mendengarkan dan sanggahan dan pendapat siswa yang lain
memperhatikan
Menjelaskan
 Siswa mencatat materi yang telah
Writing pemahamannya
4 dipelajari pada mind map dengan lengkap
Activities melalui tulisan pada
dan jelas
mind map
 Membuat desain variasi mind map dengan
Menampilkan
Drawing garis-garis penghubung
5 garis-garis dan
Activities  Membuat desain variasi mind map dengan
gambar-gambar
gambar-gambar
Melaksanakan
Motor  Siswa berdiskusi (tukar pikiran) dalam
6 keterampilan dalam
Activities membuat mind map
berkelompok
35

No.
No Aspek Indikator Aspek Deskriptor
Item
 Ide-ide pada mind map sesuai dengan
Mental
7 Menguraikan ide-ide topik yang dibahas (tidak melenceng
Activities
dengan materi)
Menunjukkan
 Siswa tidak mengantuk saat pembelajaran
Emotional antusias dalam
8 berlangsung
Activities mengikuti
 Siswa tidak keluar masuk kelas tanpa izin
pembelajaran

Instrumen yang telah disusun selanjutnya diberikan pedoman penskoran.

Tujuan dari pedoman penskoran adalah sebagai acuan untuk melakukan penilaian

keaktifan proses pembelajaran siswa. Rubrik penskoran yang digunakan dalam

instrumen ini seperti pada gambar 3.3. Setelah instrumen ini dibuat maka akan

divalidasikan kepada ahli untuk dilihat tingkat kevalidan instrumen, dalam hal ini

Dosen Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang.

 Skor 1 : Siswa melakukan keaktifan sesuai dengan item


 Skor 0 : Siswa tidak melakukan keaktifan sesuai dengan item

Gambar 3.3 Keterangan Penskoran Keaktifan Proses Pembelajaran

E. Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut.

Tabel 3.7 Teknik Pengumpulan Data

No Variabel Penelitian Teknik Pengumpulan Data


Tingkat Pemahaman Materi
1 Tes
Kompetensi Dasar Clucth System
2 Motivasi Belajar Angket/Kuesioner
3 Keaktifan Proses Pembelajaran Observasi

2. Prosedur Pengumpulan Data


36

Prosedur pengumpulan data adalah tahapan yang dilakukan dalam

mengumpulkan data. Dalam penelitian ini tahapan-tahapannya, sebagai berikut.

a. Tahap Persiapan

Tahap pertama sebelum dilaksanakan pengumpulan data adalah telah

menentukan kelas sampel yang terdiri dari kelas mind mapping silabus dan kelas

mind mapping bab, membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat

instrumen penelitian (lembar tes, observasi, angket) yang digunakan, dan

kemudian memvalidasikan kepada ahli. Tahap kedua, membuat surat ijin

penelitian agar peneliti dapat langsung bisa ke lapangan.

b. Tahap Pelaksanaan

1) Pelaksanaan Model Pembelajaran Mind Mapping Silabus

a) Pertemuan I

 Menyampaikan maksud dan tujuan penelitian kepada siswa, agar siswa

tidak merasa takut dan pembelajaran dapat berjalan seperti biasanya.

 Memberikan angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa.

 Memberikan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

 Menyampaikan sedikit materi tentang dasar clutch system.

 Melakukan pembagian kelompok.

 Memberikan penugasan mind mapping silabus dan menjelaskan prosedur

penugasan serta contohnya.

 Siswa dapat melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing untuk

membuat mind map.

b) Pertemuan II
37

 Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing. Kemudian

melaksanakan pembelajaran model mind mapping silabus dengan

melakukan presentasi terkait mind map yang telah dibuat, sesuai dengan

topik masing-masing. (Skenario presentasi mind map terlampir).

c) Pertemuan III

 Memberikan post test pada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman

materi clutch system.

Gambar 3.4 Alur Proses Aktivitas dalam Pembelajaran Mind Mapping Silabus

2) Pelaksanaan Model Pembelajaran Mind Mapping Bab

a) Pertemuan I

 Menyampaikan maksud dan tujuan penelitian kepada siswa, agar siswa

tidak merasa takut dan pembelajaran dapat berjalan seperti biasanya.

 Memberikan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

 Memberikan angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa.

 Menyampaikan sedikit materi tentang dasar clutch system.

 Melakukan pembagian kelompok.


38

 Memberikan penugasan mind mapping bab dan menjelaskan prosedur

penugasan serta contohnya.

 Siswa dapat melakukan diskusi dengan kelompok masing-masing untuk

membuat mind map.

b) Pertemuan II

 Siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing. Kemudian

melaksanakan pembelajaran model mind mapping silabus dengan

melakukan presentasi terkait mind map yang telah dibuat, sesuai dengan

topik masing-masing. (Skenario presentasi mind map terlampir).

c) Pertemuan III

 Memberikan post test pada siswa untuk mengetahui tingkat pemahaman

materi clutch system.

Gambar 3.5 Alur Proses Aktivitas dalam Pembelajaran Mind Mapping Bab

c. Tahap Analisis
39

Tahap ini dilakukan setelah selesai pengumpulan data. Data dapat

diperoleh melalui tes tingkat pemahaman materi, angket motivasi, dan lembar

observasi keaktifan proses pembelajaran. Data tersebut disusun dan diolah

dengan menggunakan teknik dan rumus dalam analisis data yang digunakan.

START
40

Studi
Literature

Identifikasi Masalah

Tujuan Penelitian

Pembuatan Instrumen
Penelitian

Penerapan Model
Pembelajaran Di Kelas

Kelompok
Kelompok 2
1

Pre Test & Angket Pre Test & Angket


Motivasi Belajar Motivasi Belajar

Pembelajaran Mind Pembelajaran Mind


Mapping Silabus Mapping Bab

Post Test Post Test

Pengolahan Data

Data
Invalid Invalid

Analisis Data
Valid Kesimpulan
Valid

Finish

Gambar 3.6 Flowchart Penelitian

F. Analisis Data
41

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas atau independen (model

pembelajaran dan motivasi belajar) dan dua variabel terikat atau dependen

(keaktifan proses pembelajaran dan tingkat pemahaman materi kompetensi dasar

clutch system). Untuk mendapatkan data empiris tentang perbedaan pada setiap

variabel penelitian, digunakanlah analisis MANOVA (Multivariate Analysis Of

Variance) dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solutions)

dengan versi 24. Analisis MANOVA dilakukan melalui proses: (a) uji normalitas;

(b) uji homogenitas; dan (c) uji hipotesis.

Uji normalitas dilakukan untuk memenuhi prasyarat uji hipotesis. Uji

normalitas berguna untuk mengetahui data yang diambil berdistribusi normal atau

tidak. Data dikatakan normal jika nilai Sig. > 0,05. Uji ini menggunakan metode

uji Kolmogorov-Smirnov karena terdapat dua kelas pembelajaran.

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat homogen tidaknya varian tiap

kelompok yang dijadikan subjek penilitian dan juga sebagai prasyarat uji

hipotesis. Untuk mengujinya menggunakan metode uji Levenes Test For Equality

Of Variances. Data dikatakan homogen apabila nilai Sig. > 0,05.

Pada analisis MANOVA, hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol (H0)

dan hipotesis alternatif (H1). H0 artinya tidak ada perbedaan yang signifikan

antara rata-rata dua dimensi yang diuji (H0 : µ1 = µ2) sedangkan H1 artinya ada

perbedaan yang signifikan antara rata-rata dua dimensi yang diuji (H1 : µ1 ≠ µ2).

Untuk prosedur pengambilan keputusan diuraikan sebagai berikut.

1. Jika nilai Sig. < 0,05, maka H0 ditolak.

2. Jiks nilai Sig. > 0,05, maka H0 diterima.

Anda mungkin juga menyukai