Oleh:
Dosen Pengampu:
FAKULTAS TARBIYAH
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sehingga menjadi bangsa atau masyarakat yang kurang atau bahkan tidak
beradab. Karena itu, sebuah peradaban yang memberdayakan akan lahir dari
suatu pola Pendidikan dalam skala luas yang tepat guna dan efektif bagi konteks
Selain itu, Pendidikan adalah salah satu wahana sangat penting bagi masa
depan bangsa ini. Tanpa adanya Pendidikan yang baik dan berkualitas, tentu saja
bangsa ini akan terancam karena anak mudanya dididik secara sembarangan dan
tidak sesuai dengan kemajuan zaman yang semkain cepat ini dan untuk
baik, tentu saja segala pihak harus bekerjasama secara baik dalam memajukan
segala bidang, sehingga diharapkan sumber daya Indonesia bisa bersaing dengan
kemampuan dirinya sebagai sosok manusia yang Tangguh, kreatif, mandiri dan
professional dibidangnya.
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa. Berbudi
B. Rumusan Masalah
1
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 1 Ayat 1, (2003).
3
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para ahli Pendidikan
2. Secara praktis
tujuan Pendidikan.
E. Definisi Operasional
ini.
a. Wahjosumidjo
kesanggupan.
5
b. Sutarto
situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
c. Stoner
organisasi.
3. Kepala sekolah adalah seorang guru yang diberikan tugas tambahan untuk
tempat terjadi interaksi anatara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
menerima pelajaran.
Pendidikan yaitu orang yang diberi wewenang dan tanggung jawab untuk
profesional.
6. SMA N 1 Lamongan
F. Penelitian Terdahulu
tenaga pendidik.
SLTPN 2 kragan rembang jawa tengah” pada tahun 2009. Persamaan hasil
rembang, jawa tengah. Dan penelitian saya lebih focus pada keterampilan
4. Penelitian yang dilakukan oleh Annisa Maulida yang berjudul “peran kepala
2008 sebelum
mengajar
(mempersi
apkan
strategi
terlebih
dahulu).
2 Kepemimpinan Kepemimpinan Mengguna Sama-sama Perbedaan
partisipatif
, membuat
kebijakan
untuk
meningkat
kan
profesional
isme guru.
3 Upaya kepala Upaya kepala Uoaya Sama-sama Perbedaan
Tengah guru
pendidikan
akan
10
meningkat
kan
profesional
isme guru
di sekolah.
4 Peran kepala Peran kepala Peran Sama-sama Perbedaan
menjadi me tenaga
manager pendidikan
yang
selalu
mengawasi
kegiatan
berlangsun
gnya
belajar
mengajar
di sekolah
11
dapat
meningkat
kan
profesional
isme guur
pendidik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kepala Sekolah
yang lebih baik. Kepala sekolah harus bertanggung jawab atas kelancaran
anak didiknya.
sekolah.3
Sri Damayanti, kepala sekolah berasal dari dua kata, yaitu ‟kepala‟
dan ‟sekolah‟ dapat diartikan sebagai ketua atau pemimpin dalam suatu
lembaga tempat menerima dan memberi pelajaran. Jadi, secara umum, kepala
2
Sulistiyorini, (2009), Manajemen Pendidikan Islam, Surabaya: Elkaf, cet. ke-1, hlm. 133.
3
Jamal Ma‟mur Asmani, (2012), Tips Menjadi Kepala Sekolah Profesionali, Jogjakarta: Diva Press,
cet. Ke 1 - hlm 16.
13
sekolah dapat diartikan sebagai pemimpin sekolah atau suatu lembaga tempat
daya yang ada disuatu sekolah mau bekerja sama dalam mencapai tujuan
berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan.
mengemukakan :
1) Akseptabilitas
keberadaanya diterima dan didukung secara bulat. Para guru dan karyawan
juga memberikan dukungan. Dalam teori organisasi, aksep tabilitas ini disebut
2) Kapabilitas
dengan baik dan penuh tanggung jawab, serta mengakomodasi hal-hal yang
3) Integritas
15
Komitmen moral dan prinsip berpegang teguh pada aturan main yang
dalam ranah agamapun ditentukan bahwa pemimpin adalah sosok yang jujur,
jantung organisasi.6
kurikulum.
17) Menjalin kerja sama dengan orang tua, msyarakat, dan komite sekolah.
sistem sehingga bisa lebih afektif dan efisien. Dalam hal ini, kepala
dan tenaga kependidikan lainnya. Dalam hal ini, kepala sekolah harus
memiliki:
bekerja sama dalam mencapai visi dan tujuan bersama. Dalam hal ini
6) Inovator, kepala sekolah adalah pribadi yang manis dan kreatif. Dalam hal
sekolah,
B. Profesionalisme
1. Pengertian Profesionalisme
pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau
21
sikap, dan memiliki rasa kesejawatan menjunjung tinggi etika profesi dalam
yunani “propbaino‟ yang berarti menyatakan secara public dan dalam bahasa
publik yang dibuat oleh seorang yang bermaksud menduduki suatu jabatan
lebih besar yang diberikan masyarakat kepadanya. Hal ini terwujud dalam
7
Oemar Hamalik, 2006, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi, Jakarta: PT. Bumi
Aksara, cet. ke-4, hlm. 27
8
Kunandar, 2009, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, cet. ke-2, hlm. 45.
22
dalam suatu kode etik professional yang dibuat oleh asosiasi atau organisasi
pendidikan yang relativ lama. Disamping itu profesi ditandai juga oleh
bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yang terkondisi. Tetapi
9
Anwar Jasin, 2005, Profesionalisme Guru Dalam Rangka Peningkatan Mutu Sumber Daya Manusia,
Jakarta: Intermasa, cet. ke-5, hlm. 35.
23
mata pencaharian. Adapun guru yang profesional itu sendiri adalah guru yang
prestasi belajar serta mempengaruhi proses belajar siswa yang nantinya akan
sebagai pendidik profesional disekolah, dalam hal ini guru sebagai uswatun
C. Tenaga Pendidik
10
Yunus Abu Bakar dkk, 2009, Profesi Keguruan, Surabaya: AprintA, cet. ke-5, hlm. 1- 10.
11
Samana, 2006, Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius, cet. ke-4, hlm. 13.
24
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam
Pendidik mempunyai du aarti, yaitu arti yang luas dan arti yang sempit.
Dalam arti luas luas, seorang pendidik adalah semua orang yang berkewajiban
membina peserta didik. Dalam arti sempit, pendidik adalah orang yang dengan
sengaja dipersiapkan menjadi guru atau dosen. Guru dan dosen adalah jabatan
pekerjaannya
perlu: (1) memiliki sikap suka belajar (2) mengetahui cara belajar (3) memiliki
rasa percaya diri (4) mencintai prestasi tinggi (5) memiliki etos kerja produktif
dan kreatif, serta (6) puas terhadap kesuksesan yang dicapai dan berusaha
meningkatkannya.
Penelitian yang relevan dan telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yang
bahwa: perhatian guru dalam kegiatan yang dilakukan oleh kepala sekolah
26
umumnya sama, hanya yang menjadi perhatian guru adalah kegiatan kepala
peranan yang sangat penting, baik dalam memberdayakan sumber daya yang
13
R.m. Imam, I. Tunggara. 2001. “Peranan Kepala Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu
Pendidikan Melalui Konsep Manajemen Berbasis Sekolah‟ Kasus pada SLTP Swasta Kota Bandung),
„‟ Skripsi, Bandung: Program Studi Administrasi Pendidikan, Program Pasca sarjana universitas”.
14
Rosilawati. 2001. „Pemberdayaan Kemampuan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru‟ (Studi Evaluatif pada SDN di Lingkungan Cabang Dinas P & K Kecamatan
Sukasari Kota Bandung), ‟ Skripsi, Bandung: Program Studi Administrasi Pendidikan (S2), Program
Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia”, hlm. 158.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
Secara holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dalam
Bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dnegan memanfaatkan
dan menganalisis data berupa kata-kata (lisan maupun tulisan) dan perbuatan-
data-data secara deskriptif untuk menggambarkan isi data yang ada dalam ini
menangkap fakta berdasarkan data yang diperoleh dari kepala sekolah dan
guru sebagai subjek penelitian dengan didukung informasi dari kepala sekolah
N 1 yang menjadi pusat penelitian penulis yang relevan baik dan hamper
C. Instrument Penelitian
penelitian adalah peneliti itu sendiri atau dengan bantuan orang lain
instrument manusia pulalah yang dapat menilai apakah hal seperti ini pantas
atau tidak. Atau hanya jadi faktor pengganggu saja dan pasti dapat
1. Sumber data primer yaitu sumber pokok yang diterima langsung dalam
2. Sumber data sekunder, sumber ini berasal dari program tajunan kepsek,
buku profil sekolah, data guru, data siswa, buku kurikulum sekolah,
kerja tenaga pendidik, buku pembagian kerja, buku agenda kepsek, data
tenaga pendidik.
Pada tahap ini penelitian ini agar diperoleh data yang valid dan bisa
1. Wawancara
2. Observasi Langsung
Lamongan.
3. Realisasi Dokumen
adalah data kulitatif berupa kumpulan berwujud kata-kata dan bukan rangkaian
Menurut miles dan husberman, kegiatan anisis terdiri dari tiga alat
kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
berbagai bentuk jenis matriks, grafiks, jaringan dan bagan. Semua dirancang
lain :
1) Kredibilitas
2) Keteralihan
asumsi seperti rata-rata populasi dan rata-rata sampai atau asumsi kurva
norma. Cara yang ditempuh untuk menjamin keteralihan ini adalah dengan
melakukan uraian rinci dari data teori, atau dari kasus ke kasus lain. Sehingga
3) Ketergantungan
dan analisis data lapangan serta saat penyajian data laporan penelitian. Dalam
4) Keteralihan
penelitian.