Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FISIOLOGI

PENGARUH KEDUDUKAN KEPALA DAN MATA TERHADAP


KESEIMBANGAN

Disusun oleh:

FANI SHOLEHA

15171054

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ABULYATAMA

ACEH BESAR

2017

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang “Pengaruh kedudukan
kepala dan mata terhadap keseimbangan tubuh”. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan
dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun.
Terima kasih.

Lampoh Keude, 1 Juni 2017

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar ........................................................................................ 2

Daftar Isi.................................................................................................. 3

BAB I. Pendahuluan ............................................................................... 4

A. Latar Belakang ............................................................................ 4

BAB II. Landasan Teori .......................................................................... 5

BAB III. Strategi Pembelajaran .............................................................. 11

BAB IV. Hasil Pembelajaran .................................................................. 12

BAB V. Kesimpulan ............................................................................... 15

Daftar Pustaka ......................................................................................... 16

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keseimbangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia agar dapat


hidup mandiri. Keseimbangan adalah istilah umum yang menjelaskan kedinamisan
postur tubuh untuk mencegah seseorang terjatuh. Secara garis besar keseimbangan
dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengontrol pusat massa tubuh atau pusat
gravitasi terhadap titik atau bidang tumpu, maupun kemampuan untuk berdiri tegak
dengan dua kaki penting dalam diri seseorang dan sebagai prekursor untuk inisiasi
kegiatan lain hidup sehari-hari, terutama bagi manula.

Sistem pengaturan keseimbangan semakin lama semakin memburuk seiring


dengan bertambahnya usia. Penurunan dalam pengaturan keseimbangan dan gaya
berjalan yang memburuk adalah faktor kunci dalam kejadian jatuh dan masalah
motorik lainnya pada lanjut usia. Sayangnya, cedera dan hilangnya nyawa karena
jatuh pada manula adalah faktor yang utama yang dihadapi manula.

Perasaan "takut jatuh" adalah awal penyebab umum aktivitas fisik yang
menurun disertai dengan penurunan kekuatan otot tungkai bawah, yang semakin
mengakibatkan seseorang untuk jatuh lagi.

Keseimbangan diasumsikan sebagai sekelompok refleks yang memicu


pusat keseimbangan yang terdapat pada visual, vestibuler dan system sensori.
Sistem Visual atau sistem penglihatan adalah sistem utama yang terlibat dalam
perencanaan gerak dan menghindari rintangan di sepanjang jalan.

Sistem vestibuler dapat diumpamakan sebagai sebuah giroskop yang


merasakan atau berpengaruh terhadap percepatan linier dan anguler, sedangkan
sistem somatosensori adalah sistem yang terdiri dari banyak sensor yang
merasakan posisi dan kecepatan dari semua segmen tubuh, kontak mereka
(dampak) dengan objek-objek eksternal (termasuk tanah), dan orientasi gravitasi.

4
BAB II

LANDASAN TEORI

Keseimbangan merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan individu


dalam melakukan gerak yang efektif dan efisiensi selain fleksibilitas (fleksibility),
keoordinasi (coordination), kekuatan (power) dan daya tahan (endurance).
Keseimbangan yang baik akan memungkinkan seseorang melakukan aktivitas
atau gerak yang efektif dan efisien dengan risiko jatuh yang minimal. Dimana
tubuh mampu mempertahankan posisinya dalam melawan gravitasi dan faktor
eksternal lain, untuk mempertahankan pusat massa tubuh agar seimbang dengan
bidang tumpu serta menstabilisasi bagian tubuh ketika bagian tubuh lain bergerak.
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan equilibrium
baik statis maupun dinamis ketika tubuh ditempatkan pada berbagai posisi.
Equilibrium adalah sebuah bagian penting dari pergerakan tubuh dalam
menjaga tubuh tetap stabil sehingga manusia tidak jatuh walaupun tubuh berubah
posisi. Statis equlibrium yaitu kemampuan tubuh untuk menjaga keseimbangan
pada posisi diam seperti pada waktu berdiri dengan satu kaki atau berdiri di atas
balance board. Dinamik equilibrium adalah kemampuan tubuh untuk
mempertahankan posisi pada waktu bergerak. Keseimbangan bukanlah
kualitasyang terbatas, namun mendasari kapasitas kita untuk melakukan berbagai
kegiatan yang merupakan bagian kehidupan sehari-hari.
Keseimbangan merupakan integrasi yang kompleks dari sistem
somatosensorik (visual, vestibular, proprioceptive) dan motorik (musculoskeletal,
otot, sendi jaringan lunak) yang keseluruhan kerjanya diatur oleh otak terhadap
respon atau pengaruh internal dan eksternal tubuh. Bagian otak yang mengatur
meliputi basal ganglia, cerebellum, dan area assosiasi. Keseimbangan merupakan
integrasi yang kompleks dari sistem
somatosensorik (visual, vestibular, proprioceptive) dan motorik (musculoskeletal,
otot, sendi jaringan lunak) yang keseluruhan kerjanya diatur oleh otak terhadap
respon atau pengaruh internal dan eksternal tubuh. Bagian otak yang mengatur

5
meliputi basal ganglia, cerebellum, dan area assosiasi. Keseimbangan adalah
kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi atas
dasar dukungan, biasanya ketika dalam posisi tegak.
a. Keseimbangan Dinamis
Keseimbangan terbagi atas dua kelompok, yaitu : 1) Keseimbangan statis
yang merupakan kemampuan untuk mempertahankan posisi tubuh dimana Center
of Gravity (COG) tidak berubah atau menjaga kesetimbangan pada posisi tetap.
Contoh keseimbangan statis saat berdiri dengan satu kaki menggunakan papan
keseimbangan, dan 2) Keseimbangan dinamis adalah kemampuan untuk
mempertahankan posisi tubuh dimana COG selalu berubah atau kemampuan
untuk mempertahankan kesetimbangan ketika bergerak pada landasan yang
bergerak (dynamic standing) yang akan menempatkan tubuh ke dalam kondisi
yang tidak stabil, contoh keseimbangan dinamis yaitu saat berjalan atau bergerak
dari satu tempat ke tempat lain.
Tubuh manusia memiliki semua komponen yang bisa membuatnya bergerak
bebas dan berfungsi baik salah satunya komponen keseimbangan dan stabilisasi
dalam gerak dan fungsi. Namun saat ini banyak masyarakat yang sehat maupun
yang sakit sering mengalami gangguan gerak dan fungsi. Keseimbangan dan
stabilisasi dinamis sangat berhubungan dalam setiap gerakan salah satunya
gerakan melompat, dimana dalam melompat ada beberapa unsur yang diperlukan
yaitu kecepatan, kekuatan otot tungkai (power otot), keseimbangan dan stabilisasi
dinamis. Manusia dan gerak yang tak terpisahkan menunjukkan betapa pentingnya
peran keseimbangan dinamis pada tubuh manusia untuk mendukung aktivitas
hariannya.
b. Fisiologi Keseimbangan
Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan dan kestabilan
postur oleh aktivitas motorik tidak dapat dipisahkan dari faktor lingkungan dan
sistem regulasi yang berperan dalam pembentukan keseimbangan. Banyak
komponen fisiologis dari tubuh manusia memungkinkan kita untuk melakukan
reaksi keseimbangan. Beberapa jenis reseptor sensorik di seluruh kulit, otot,
kapsul sendi dan ligamen memberikan tubuh kemampuan untuk mengenali

6
perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal pada setiap sendi dan
akhirnya berpengaruh pada peningkatan keseimbangan. Bagian paling penting
adalah proprioception yang bertugas menjaga keseimbangan.
Proprioception dihasilkan melalui respon secara simultan dari sistem
visual, vestibular dan sensorimotor yang masing-masing memainkan peran
penting dalam menjaga stabilitas postural. Informasi yang berguna untuk alat
keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh respetor vestibuler, visual dan
propioseptik. Pusat integrasi alat keseimbangan tubuh pertama ada di inti
vertibularis yang menerima impuls aferen dari propioseptik, visual dan vestibuler.
Cerebellum selain merupakan pusat integrasi kedua juga merupakan pusat
komparasi informasi yang sedang berlangsung dengan informasi gerakan yang
sudah lewat, oleh karena memori gerakan yang pernah dialami masa lalu diduga
tersimpan di vestibuloserebeli. Selain cerebellum, informasi tentang gerakan juga
tersimpan di pusat memori prefrontal korteks cerebri. Integrasi sensorik, motorik
dan komponen pengolahan yang terlibat dalam mempertahankan homeostasis
bersama selama tubuh bergerak.
Sistem sensorimotor mencakup informasi yang diterima melalui reseptor
saraf yang terletak di ligamen, kapsul sendi, tulang rawan dan geometri tulang
yang terlibat dalam struktur setiap sendi. Bagian yang bertanggung jawab untuk
proprioception umumnya terletak di sendi, tendon, ligamen dan kapsul sendi
sementara tekanan reseptor sensitif terletak di fasia dan kulit (Rieman dkk, 2002).
Menurut Sherwood (2002) mekanisme fisiologi terjadinya keseimbangan dimulai
ketika reseptor di mata menerima masukan penglihatan, reseptor di kulit
menerima masukan kulit, reseptor di sendi dan otot menerima masukan
proprioseptif dan reseptor di kanalis semikularis dan organ otolith (yaitu organ
yang mengandung sel rambut dan sel penyangga yang ditutupi oleh suatu
membran yang pada permukaannya tertanam kristal-kristal kalsium karbonat atau
otolith) menerima masukan vestibuloSeluruh masukan atau input sensoris yang
diterima disalurkan ke nukleus vestibularis yang ada di batang otak, kemudian
terjadi proses di cerebellum dan dari cerebellum informasi disalurkan kembali ke
nukleus vestibularis. Terjadilah output atau keluaran ke neuron motorik otot

7
ekstremitas dan badan berupa pemeliharaan keseimbangan dan postur yang
diinginkan. Keluaran ke neuron motorik otot mata eksternal berupa kontrol
gerakan mata dan keluaran ke sistem saraf pusat (SSP) berupa persepsi gerakan
dan orientasi. Mekanisme tersebut jika berlangsung dengan optimal akan
menghasilkan keseimbangan yang optimal.
Sistem indera yang bekerja secara bersamaan juga berperan menjaga
keseimbangan tubuh, jika salah satu sistem mengalami gangguan maka akan
terjadi gangguan keseimbangan pada tubuh (inbalance). Sistem indera
yangberperan mengatur/mengontrol keseimbangan seperti visual, vestibular dan
somatosensoris (tactile dan proprioceptive).
1. Sistem Vestibular
Secara sederhana, sistem vestibular merupakan sebuah sistem yang
bertanggungjawab terhadap orientasi tubuh dalam ruang, baik saat kita sedang
duduk, berdiri, tidur dan lain sebagainya. Sistem vestibular berperan penting
dalam keseimbangan, gerakan kepala dan gerak bola mata. Sistem vestibular
meliputi organ-organ di telinga bagian dalam dan berhubungan dengan sistem
visual dan pendengaran untuk merasakan arah dan kecepatan gerakan kepala.
Gangguan fungsi vestibular dapat menyebabkan vertigo atau gangguan
keseimbangan. Alergi makanan, dehidrasi dan trauma kepala atau leher dapat
menyebabkan disfungsi vestibular. Melalui refleks vestibulo-occular, mereka
mengontrol gerak mata terutama ketika melihat obyek yang bergerak.
Kemudian pesan diteruskan melalui saraf kranialis VIII ke nukleus vestibular
yang berlokasi di batang otak (brain stem). Beberapa stimulus tidak menuju
langsung ke nukleus vestibular tetapi ke cerebellum, formatio retikularis,
thalamus dan korteks serebri. Nukleus vestibular menerima masukan (input) dari
reseptor labyrinth, formasi
(gabungan reticular) dan cerebellum. Hasil dari nukleus vestibular menuju
ke motor neuron melalui medula spinalis, terutama ke motor neuron yang
menginervasi otot-otot proksimal, kumparan otot pada leher dan otot-otot
punggung (otot-otot postural). Sistem vestibular bereaksi sangat cepat
sehingga membantu mempertahankan keseimbangan tubuh dengan

8
mengontrol otot-otot postural.
2. Sistem Visual
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Mata melakukan
hal sederhana yaitu mengetahui apakah lingkungan sekitarnya terang atau gelap.
Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian visual.
Visual memegang peran penting dalam sistem sensoris. Keseimbangan akan
terus berkembang sesuai umur dan mata akan membantu agar tetap fokus pada
titik utama untuk mempertahankan keseimbangan serta sebagai monitor tubuh
selama melakukan gerak statik atau dinamik.
Penglihatan merupakan sumberutama informasi tentang lingkungan dan
tempat kita berada, penglihatan memegang peran penting untuk mengidentifikasi
dan mengatur jarak gerak sesuai lingkungan tempat kita berada. Penglihatan
muncul ketika mata menerima sinar yang berasal dari obyek sesuai jarak
pandang. Dengan input visual, maka tubuh manusia dapat beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi di lingkungan sehingga sistem visual langsung
memberikan informasi ke otak, kemudian otak memberikan informasi agar system
musculoskeletal (otot dan tulang) dapat bekerja secara sinergis untuk
mempertahankan keseimbangan tubuh.
Dengan informasi visual, maka tubuh dapat menyesuaikan atau bereaksi
terhadap perubahan bidang pada lingkungan aktivitas sehingga memberikan kerja
otot yang sinergis untuk mempertahankan keseimbangan tubuh

Tujuan Pembelajaran
Pada akhir latihan ini mahasiswa harus dapat:
1. Mendemostrasikan kepentingan kedudukan kepala dan mata dalam
mempertahankan keseimbangan badan pada manusia.
2. Mendemostrasikan dan menerapkan pengaruh percepatan sudut:
a. dengan kursi barany terhadap:

9
Gerakan bola mata
Tes penyimpangan penunjukan
jatuh (sensasi)
b. dengan berjalan mengelilingi statif

10
BAB III

STRATEGI PEMBELAJARAN

Alat dan Bahan


1. Kursi Putar
2. Tongkat Statis
3. Alat tulis
4. Buku catatan
Prosedur/Cara Kerja
a. Pengaruh Kedudukan Kepala dan Mata yang Normal terhadap
Keseimbangan Badan
1. Instruksikan OP untuk berjalan mengikuti suatu garis lurus di lantai
dengan mata terbuka dan kepala serta badan dalam sikap yang biasa.
Perhatikan jalannya dan tanyakan apakah ia mengalami kesulitan dalam
mengikuti garis lurus tersebut.
2. Ulangi percobaan nomor 1 dengan mata tertutup.
3. Ulangi percobaan 1 dan 2 dengan:
a) Kepala dimiringkan dengan kuat ke kiri.
b) Kepala dimiringkan dengan kuat ke kanan.

b. Kesan (Sensasi)
1. Gunakan OP yang lain. Perintahkan OP duduk di kursi Barany
dan tutuplah kedua matanya dengan saputangan.
2. Putar kursi tersebut ke kanan dengan kecepatan yang
berangsur-angsur bertambah dan kemudian kurangi kecepatan
putarannya secara berangsur-angsur pula sampai berhenti.
3. Tanyakan kepada OP arah perasaan berputar:
a) sewaktu kecepatan putar masih bertambah
b) sewaktu kecepatan putar menetap
c) sewaktu kecepatan putar dikurangi
d) segera setelah kursi dihentikan
4. Berikan keterangan tentang mekanisme terjadinya arah
perasaan berputar yang dirasakan oleh OP

11
Pertanyaan:

1. Bagaimana pengaruh sikap kepala dan mata terhadap keseimbangan badan?


2. Apa yang saudara harapkan terjadinya pada orang percobaan ketika
berjalan lurus ke muka setelah berputar 10 kali searah dengan jarum jam?

BAB IV

HASIL PEMBELAJARAN

Pengaruh kedudukan kepala dan mata terhadap keseimbangan badan :


1. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal terhadap keseimbangan badan:
a. Orang percobaan jalannya: berjalan lurus seperti biasa
b. Kesukaran melewati dalam mengikuti garis lurus: tidak ada kesukaran melewati
dalam mengikuti garis lurus
c. Jika ada kesukaran, keadaan ini disebabkan oleh: tidak ada kesukaran.

2. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang ditutup terhadap keseimbangan badan:
a. Orang percobaan jalannya: berjalan lurus seperti biasa
b. Kesukaran melewati dalam mengikuti garis lurus: tidak ada kesukaran melewati
dalam mengikuti garis lurus
c. Jika ada kesukaran, keadaan ini disebabkan oleh: tidak ada kesukaran.

3. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal dengan kepala dimiringkan ke
kiri terhadap keseimbangan badan:
a. Orang percobaan jalannya: berjalan lurus seperti biasa
b. Kesukaran melewati dalam mengikuti garis lurus: tidak ada kesukaran melewati
dalam mengikuti garis lurus

12
c. Jika ada kesukaran, keadaan ini disebabkan oleh: tidak ada kesukaran.

4. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang normal dengan kepala dimiringkan ke
kanan terhadap keseimbangan badan:
a. Orang percobaan jalannya: berjalan lurus seperti biasa
b. Kesukaran melewati dalam mengikuti garis lurus: tidak ada kesukaran melewati
dalam mengikuti garis lurus
c. Jika ada kesukaran, keadaan ini disebabkan oleh: tidak ada kesukaran.

5. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang ditutup dengan kepala dimiringkan ke
kiri terhadap keseimbangan badan:
a. Orang percobaan jalannya: berjalan tidak lurus melainkan miring ke kanan
b. Kesukaran melewati dalam mengikuti garis lurus: ada kesukaran melewati dalam
mengikuti garis lurus
c. Jika ada kesukaran, keadaan ini disebabkan oleh: mata yang tertutup sehingga
orang percobaan tidak dapat menentukan titik basedline (titik sudut normal)

6. Pengaruh kedudukan kepala dan mata yang ditutup dengan kepala dimiringkan ke
kanan terhadap keseimbangan badan:
a. Orang percobaan jalannya: berjalan tidak lurus melainkan miring ke kiri
b. Kesukaran melewati dalam mengikuti garis lurus: ada kesukaran melewati dalam
mengikuti garis lurus
c. Jika ada kesukaran, keadaan ini disebabkan oleh: mata yang tertutup sehingga
orang percobaan tidak dapat menentukan titik basedline (titik sudut normal)
· Percobaan dengan kursi putar
1. Posisi mata pada orang percobaan adalah:
a. Rotatory nistagmus adalah: ke kiri dan ke kanan
b. Postrotatory nistagmus adalah: ke kiri dan ke kanan

2. Pada test penunjukkan orang percobaan melakukan: kesalahan penunjukkan yaitu


menunjuk ke kanan jari pemeriksa

13
Orang percobaan tidak mengalami kesalahan dalam penunjukkan setelah 40 detik
Past pointing terjadi oleh karena: Posisi kepala yang diubah.

Kesan (sensasi)
a. Sewaktu kecepatan putar masih bertambah, orang percobaan merasa berputar ke
arah: kanan
b. Sewaktu kecepatan putar menetap, orang percobaan merasa berputar ke arah:
orang percobaan tidak bisa merasakan ia diputar ke kanan atau ke kiri
c. Sewaktu kecepatan putar dikurangi, orang percobaan merasa berputar ke arah: kiri
d. Segera setelah kursi dihentikan, orang percobaan merasa berputar ke arah: ke kiri
(lebih besar tarikannya dibanding sewaktu kecepatan putar dikurangi)
e. Mekanisme terjadinya arah perasaan berputar yang dirasakan oleh orang percobaan
adalah sbb: Saat kecepatan putar ditambah OP merasa diputar ke kanan, saat
kecepatan putar menetap OP tidak dapat merasakan arah putarannya , dan saat
kecepatan putar dikurangi OP merasa diputar ke kiri serta saat kursi putar
dihentikan OP semakin merasa berputar ke arah kiri.

14
BAB V

KESIMPULAN

Posisi kepala dan rotasi akan memberikan rangsangan terhadap kanalis


semisirkularis.
 Mata dan posisi kepala mempengaruhi keseimbangan seseorang.
 Komponen cepat nistagmus pascarotasi berlawanan dengan arah rotasi
sedangkan komponen lambat searah dengan rotasi.
 Arah penunjukan pascarotasi akan berdeviasi ke arah rotasi yang dilakukan.
 Aliran endolimfe akan mempengaruhi kesan terhadap arah rotasi yang terjadi.
 Kanalis semisirkularis mendeteksi mendeteksi akselerasi atau deselerasi angular
atau rotasional kepala.

15
DAFTAR PUSTAKA

1. Marieb EN, Hoehn K. Human anatomy & physiology. Edisi 7


2. Sherwood L. Human Physiology from Cells to System, 7. Edition. Australia.
3. Guyton AC, Hall JE. Neurology Penglihatan Sentral, Dalam: buku Ajar
Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. Jakarta:EGC

16

Anda mungkin juga menyukai