Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR KONSULTASI KEBIDANAN

Logo RS No. Dokumen No Revisi Halaman

Nomor Dokumen

Ditetapkan,
Direktur Rumah Sakit Umum
STANDAR
Tanggal Terbit
PROSEDUR
OPERASIONAL
Dd/mm/yyyy
(SPO)
Nama direktur
NIP/NIK Direktur
Prosedur Konsultasi Kebidanan adalah Prosedur dalam
mengonsultasikan keadaan pasien dalam kamar bersalin maupun
PENGERTIAN
ruang rawat kebidanan dengan kasus khusus yang memerlukan
penanganan lebih dari dokter spesialis.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
TUJUAN
terhadap pasien Kebidanan RUMAH SAKIT
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
2. Keputusan Menteri Kesehatan No. 228/2002 tentang
Pedoman Penyusunan Standar minimal Rumah Sakit yang
wajib dilaksanakan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 369/Menkes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Kebidanan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan No.938/Menkes/SK/VII/2007
KEBIJAKAN tentang Standar Asuhan Kebidanan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 01 Tahun 2008 tentang
Jabatan fungsional Bidan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 604/2008 tentang
Pelayanan Maternal dan Perinatal.
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1051/Menkes/SK/XI/2008
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obsterik
Neonatal Emergency dan Komprehensif (PONEK) 24 jam di
Rumah Sakit.
PROSEDUR 1. Bidan atau perawat jaga memeriksa kembali keadaan pasien
dan melaporkannya secara rinci kepada dokter penanggung
jawab atau dokter jaga yang bertugas.
2. Pada kasus tertentu dimana keadaan pasien tidak dapat
ditangani oleh kompetensi dokter umum, dokter jaga dapat
mengkonsultasikan keadaan pasien kepada dokter Spesialis
yang bertugas di RUMAH SAKIT secara rinci.
3. Setelah dokter spesialis memberikan saran atau instruksi ,
hasil instruksi kembali diulang untuk meminimalisir kesalahan
kemudian dicatat dalam status rekam medis pasien dan
ditanda tangani oleh dokter spesialis atau dokter jaga
(dengan metode CABAK-Catat, Baca dan Konfirmasi Ulang).
4. Petugas jaga mencantumkan hasil konsultasi dengan format
pada status rekam medis pasien:
a. Tanggal, hari dan waktu melakukan konsultasi,
b. Keadaan terakhir pasien dari segi subjektif dan objektif,
c. Pada point assesment pasien tertera diagnosis kerja
sebelum di konsultasikan,
d. Pada point plan, cantumkan “konsultasi dengan dr.
Spesialis ..., via ......, dengan instruksi therapy .....”
e. Cantumkan nama jelas dan tanda tangan dokter yang
melakukan konsultasi.
5. Apabila dokter spesialis yang memberikan instruksi
berhalangan untuk menanda tangani status rekam medis
pada saat saran atau instruksi diberikan,
bidan/perawat/dokter jaga bertugas untuk mengingatkan
kembali pada lain hari sehingga dokter spesialis dapat
melengkapi status rekam medis pasien yang telah di
konsultasikan sebelum status rekam medis pasien
dikembalikan ke unit RM.
6. Petugas jaga wajib melaporkan setiap hasil konsultasi
kepada dokter penanggung jawab ruangan pada keesokan
harinya (bila konsultasi dilakukan saat tidak ada dokter
penanggung jawab ruangan)
7. Bila dokter spesialis yang bertugas (on call) tidak dapat di
hubungi,petugas jaga mencantumkan dalam status rekam
medis
a. “ dokter spesialis tidak dapat terhubung via ... dan telah
diulang sebanyak ... kali percobaan, pada waktu ...,
kemudian ditanda tangani oleh petugas”,
b. Bila dokter spesialis yang bertugas (on call) tidak dapat
terhubung, proses konsultasi dapat dialihkan kepada
dokter spesialis keilmuan yang sama yang bekerja di
RUMAH SAKIT ,
c. bila dokter spesialis yang bertugas tidak dapat
dihubungi, petugas dapat mengkonsultasikan keadaan
pasien kepada dokter Kasie Yanmed sebagai second
opinion pengambilan keputusan,
8. Bila dokter Kasie Yanmed tidak dapat tersambung, petugas
jaga dapat menghubungi Direktur Rumah Sakit sebagai
langkah akhir pengambilan keputusan terhadap kasus
pasien.
1. Ruang Bersalin
UNIT TERKAIT
2. Ruang Rawat Bersalin.

Anda mungkin juga menyukai