Anda di halaman 1dari 18

Nama : Susan Mery Handayani

NIM :

1. Jelaskan arti BEP dan sertakan contohnya


Break Even Point (BEP)

Analisa BEP adalah suatu keadaan kinerja suatu usaha pada posisi tidak memperoleh
keuntungan dan tidak mengalami kerugian karena pada posisi tersebut pada omset tertentu
laba yang diperoleh sama dengan biaya tetap yang dikeluarkan. Rumusnya sbb:

Total Fixed Cost


BEP = __________________________________ x Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost

Fixed Cost suatu toko lampu : Rp.200,000,-


Variable cost Rp.5,000 / unit
Harga jual Rp. 10,000 / unit

Maka BEP per unitnya adalah

Rp 200.000
BEP = _________ _ = 40 unit
10.000 – 5.000

Artinya perusahaan perlu menjual 40 unit lampu agar terjadi Break Even Point. Pada
pejualan unit ke 41, baru mulai memperoleh keuntungan

2. Rumus BEP untuk menghitung berapa uang penjualan yang perlu diterima agar terjadi
BEP :

Total Fixed Cost


BEP = __________________________________ x Harga jual / unit
Harga jual per unit dikurangi variable cost

Dengan menggunakan contoh soal sama seperti diatas maka uang penjualan yang harus
diterima agar terjadi BEP adalah

Rp.200,000
_________ x Rp.10,000 = Rp.400,000,-
10,000 – 5,000
2. Jelaskan arti ROI dan sertakan contohnya

ROI (Return on Investment)


Return on Investment (ROI) atau rentabilitas atau earning powermerupakan perbandingan antara
pendapatan bersih dengan aktiva bersih rata-rata yang digunakan. Hal ini penting untuk mengetahui
kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan. ROI dapat dihitung dengan rumus :

ROI = (Laba Bersih/Total Investasi) x 100%

ROI dapat dinaikkan dengan cara:


a. Menaikkan margin
1) Hasil penjualan (total sales) dinaikkan lebih besar dibanding biaya.
2) Biaya diturunkan lebih besar dibanding penjualannya.
b. Menaikkan perputaran
1) Menaikkan hasil penjualan (laba) dibanding aktivanya (modal lancarnya).
2) Menurunkan aktivanya lebih besar dibanding hasil penjualan (laba).
ROI merupakan analisa hasil usaha. Hal ini tergantung dari tujuan perusahaan, tapi secara
umum dapat dikatakan ROI yang baik adalah lebih besar daripada jasa pinjaman rata-rata. Besarnya
ROI yang diperoleh merupakan tingkat pengembangan usaha suatu perusahaan (Anief, 2001).

Contoh soal

jika investasi sebesar Rp 10.000.000 menghasilkan penjualan sebesar Rp 15.000.000, berarti


diperoleh laba sebesar Rp 5.000.000

Maka secara sederhana perhitungan ROI dalam presentase adalah = ((Rp 15.000.000 – Rp
10.000.000) / Rp 10.000.000) x 100% adalah sebesar 50%. Maka dapat disimpulkan tingkat ROInya
adalah sebesar 50%

3. Jelaskan arti Pay Back dan sertakan contohnya

Pay Back Period merupakan suatu analisa untuk mengetahui berapa lama modal yang kita
investasi akan kembali (balik modal). PBP merupakan rasio dari total investasi dibandingkan dengan
laba bersih. Pay Back Period dapat dihitung dengan rumus:

Payback Period = n + (a-b) /(c-b) x 1 tahun

n = Tahun terakhir dimana jumlah arus kas masih belum bisa menutup investasi
mula-mula.
a = Jumlah investasi mula-mula.
b = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke – n
c = Jumlah kumulatif arus kas pada tahun ke n + 1

Semakin kecil waktu pengembalian modal maka semakin prospektif pendirian apotek yang
menandakan semakin besar tingkat pengembalian modal dan keuntungan bersih rata-rata
juga akan semakin besar. Pay back period tergantung dari jumlah investasi dan modal tetap
yang dikeluarkan. Investasi juga berasal dari modal operasional dan modal cadangan (Anief,
2001).

Contoh :
Contoh kasus arus kas setiap tahun jumlahnya sama :

PT. Semakin Jaya melakukan investasi sebesar $ 45.000, jumlah proceed per tahun adalah $
22.500, maka payback periodnya adalah :
Payback Period = (investasi awal) /(arus kas) x 1 tahun
Payback Period = ($ 45.000) /($ 22.500) x 1 tahun
Payback Period = 2 tahun

Payback Period dari investasi diatas yaitu dua tahun. Itu berarti uang yang tertanam
dalam aktiva sebesar $ 45.000 bisa kembali dalam jangka waktu dua tahun. Jika investor
diberikan dua pilihan investasi, maka memilih payback period yang paling kecil.

4. Sebutkan Syarat – syarat feasibility suatu Apotik

Beberapa faktor yang harus diperhatikan sebelum mendirikan apotek ialah:

a. Lokasi
Banyak faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan lokasi suatu
usaha. Sebagai faktor yang digunakan sebagai dasar pertimbangan pada umumnya Pasar, sebab
merupakan masalah yang tidak boleh diabaikan, selain itu faktor pembeli harus diperitungkan dahulu.
Oleh karenanya hendaknya diperhitungkan lebih dulu :
1) Ada tidaknya apotek lain
2) Letak apotek yang akan didirikan, mudah tidaknya pasien untuk parkir kendaraannya
3) Jumlah penduduk
4) Jumlah Dokter
5) Keadaan sosial ekonomi rakyat setempat untuk diketahui
6) Selain keadaan tersebut perlu dipertimbangkan ada tidaknya fasilitas kesehatan lain seperti
: rumah sakit, puskesmas, poliklinik. Sebab tempat-tempat tersebut juga memberi obat langsung pada
pasien.
b. Perundang-undangan farmasi dan ketentuan lainnya.
c. Pembelian.
d. Penyimpanan barang/pergudangan.
e. Penjualan, yang terpenting ialah kalkulasi harga atas resep Dokter.
f. Administrasi, menyangkut pula laporan-laporan.
g. Evaluasi apotek pada akhir tahun (Anief, 2001).
Secara umum studi kelayakan dari suatu usaha mencakup 4 aspek
penilaian, yaitu:
1) Aspek Manajemen
Apotek perlu mendapat dukungan tenaga manajemen yang ahli dan berpengalaman, serta
memiliki motivasi dan dedikasi yang tinggi untuk mengembangkan apotek. Karena itu hendaknya
disusun tugas-tugas pokok yang harus dijalankan agar apotek dapat berjalan dengan baik. Tugas-tugas
tersebut kemudian dituangkan dalam jabatan-jabatan tertentu dan disusun dalam satu organisasi,
dengan tersusunnya struktur organisasi lebih mudah untuk menentukan apa yang harus dipenuhi oleh
calon pegawai apotek. Aspek manajemen, meliputi :
a. Strategi manajemen (Visi, Misi, Strategi, Program Kerja, SOP )
b. Bentuk badan usaha
c. Struktur organisasi
d. Jenis pekerjaan
e. Kebutuhan tenaga kerja
f. Program kerja
(Anief, 2001)

2) Aspek Teknis
Aspek teknis yang dimaksud di sini adalah kondisi fisik dan peralatan yang
dibutuhkan untuk menunjang pelayanan kefarmasian di apotek. Aspek teknis, meliputi :
a. Peta lokasi dan lingkungan (posisi apotek terhadap sarana
pelayanan kesehatan lain)
b. Tata letak bangunan
c. Interior dan peralatan teknis
(Anief, 2001).

3) Aspek Pasar
Dalam pendirian apotek, aspek pemasaran mendapat prioritas utama agar laju perkembangan
apotek sesuai dengan yang diharapkan Aspek ini diantaranya menyangkut jumlah praktek dokter yang
ada di sekitar apotek dan jumlah apotek pesaing di lokasi tersebut. Aspek pasar meliputi :
a. Jenis produk yang akan dijual
b. Cara (dari mana, bagaimana) mendapatkan produk yang akan dijual
c. Bentuk pasar(Persaingan Sempurna, Monopoli, Oligopoli, Monopsoni)
d. Potensi pasar (Q = N.P)
e. Target pasar (Individu, Korporasi, Reseller)
f. Target konsumen
(Anief, 2001)

4) Aspek Keuangan
Aspek finansial ditujukan untuk memperkirakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan untuk
membangun dan kemudian untuk mengoperasikan apotek. Sumber pembiayaan apotek dapat
menggunakan dua sumber, yaitu : pertama modal sendiri, dapat satu orang pribadi atau beberapa orang
dengan pembagian saham. Kedua dapat dengan pinjaman dengan melalui bank atau lembaga non
bank. Aspek keuangan, meliputi :
a. Investasi dan modal kerja
b. Penilaian analisis keuangan (PBP, ROI, NPV, IRR, BEP)
Yaitu analisa yang berkenaan dengan biaya operasional dan biaya investasi.
Penilaian analisis keuangan tersebut dapat menggunakan analisisPBP, ROI, NPV, IRR,
BEP
PBP : Pay Back Periode
ROI : Return On Investment
NPV : Net Present Value
IRR : Internal Rate of Return
BEP : Break Even Point
c. Cash Flow Analysis

4. Sebutkan Contoh Obat –obatan yang dikelompokkan obat – obatan VEN (vital, Esensial, Non
Esensial)
Jawab :

- Obat Vital Contohnya

Adrenalin :Ephineprin

Antitoksin : atropine sulfas, nalokson, Anti bisa Ular

Insulin : lantus

Obat jantung : digoksin

Obat Esensial Contohnya

NSAID : Natrium diclofenak, Meloxicam

Antibiotic : cefadroksil, azitromisin

obat gastrointestinal: antasida, loperamid, metoklopramid

Obat Non Esensial Contohnya

Vitamin : vit A, Vitamin B komplek, Vit C


suplemen : Minyak ikan, probiotik, prebiotik

5. Tuliskan Pemabian obat berdasarkan suhu penyimpanan

Jawab :

1. Penyimpanan suhu beku (-20° dan -10° C) untuk vaksin


2. Penyimpanan suhu dingin (2° – 8° C) untuk obat sitotoksik, sediaan suppositoria, insulin dan
serum.
3. Penyimpanan suhu sejuk (8° – 15° C) untuk injeksi, sediaan tetes mata, tetes telinga
4. Penyimpanan suhu kamar (15° – 30° C) : sediaan padat atau oral dan alkes

6. Jelaskan apa yang dimaksud dengan DOWA dan contoh obatnya serta jumlah pemberiannya

Jawab :

OWA (obat Wajib Apotik) adalah Obat dengan penanda huruf K dalam lingkaran merah, yang
dikenal dengan Obat Keras, seharusnya hanya dapat diserahkan dengan resep dokter (ethical
drugs), namun beberapa obat keras ternyata dapat diserahkan apoteker kepada pasien tanpa
resep.

Obat Wajib Apotek 1

No Nama Obat Ketentuan


1 Kontrasepsi oral 1. Untuk pertama kali penggunaan
a. Tunggal Lynestrenol pasien harus ke dokter terlebih d
(Exluton®) ahulu (penggunaan pertama
b. Kombinasi: dengan resep dokter)
1). Ethinylestradiol – 2. Obat yang diserahkan hanya
Norgestrel (Microdi satu siklus
ol®) 3. Kontrol kedokter tiap 6 bulan sekal
2). Ethinylestradiol – i
Levonorgestrel
(Cycloginon®,
Pilkab®,
Sydnaginon®)
3). Ethinylestradiol –
Desogestrel (Marv
elon
28 ®, Mercilon 28®)
2 Obat saluran cerna
Metoklopramid (Antimual) Indikasi:
mual/muntah
Maksimal 20 tablet

Bila mual, muntah berkepanjangan p


asien
dianjurkan agar kontrol ke dokter
Bisakodil Suppo (Laksan) Indikasi: konstipasi
Maksimal 3 suppo
3 Obat mulut dan
tenggorokan
Hexetidin Indikasi: sariawan, radang tenggorokan
Maksimal 1 botol

Diubah menjadi Obat Bebas Terbatas u


ntuk obat luar mulut dan tenggorokan
(kadar < 0,1%)
Triamcinolone acetonide Indikasi: sariawan berat
Maksimal 1 tube
4 Obat saluran napas
a. Mukolitik
Asetilsistein Maksimal 20 dus; sirup 1 botol
Karbosistein Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol
Bromheksin Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol

Diubah menjadi Obat Bebas Terbatas


b. Asma Pemberian obat asma hanya
atas dasar
pengobatan ulangan dari resep dokter
Salbutamol Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol;
inhaler 1
tabung
Terbutalin Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol;
inhaler 1
tabung
Ketotifen Maksimal 10 tablet; sirup 1 botol
5 Obat yang mempengaruhi
sistem neuromuskular
Metampiron Indikasi: sakit kepala, pusing, demam, m
yeri
haid
Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol
Asam mefenamat Indikasi: sakit kepala, gigi
Maksimal 20 tablet; sirup 1 botol
Metampiron + Diazepam Indikasi: sakit kepala yang disertai keteg
angan
Maksimal 20 tablet
Mebhidrolin Indikasi: alergi
Maksimal 20 tablet
Dexchlorpheniramine Indikasi: alergi
maleat Maksimal 20 tablet biasa; 3 tablet lepas
lambat
6 Antiparasit
Mebendazol Indikasi cacingan
Maksimal 6 tablet; sirup 1 botol

Diubah menjadi Obat Bebas Terbatas


7 Obat kulit topikal
Nistatin Indikasi: infeksi jamur
lokal Maksimal 1 tube
Desoksimetason Indikasi: alergi dan peradangan kulit
Maksimal 1 tube
Betametason Indikasi: alergi dan peradangan kulit
Maksimal 1 tube
Triamsinolon Indikasi: alergi dan peradangan kulit
Maksimal 1 tube
Hidrokortison Indikasi: alergi dan peradangan kulit
Maksimal 1 tube
Kloramfenikol Indikasi: infeksi bakteri pada kulit (lokal)
Maksimal 1 tube
Gentamisin Indikasi: infeksi bakteri pada kulit (lokal)
Maksimal 1 tube
Eritromisin Indikasi: acne vulgaris
Maksimal 1 sirup

Obat Wajib Apotek no 2

No Nama Obat Ketentuan Maksimal pemberian


1 Albendazol 6 Tab 200 mg
3 Tab 400 mg
2 Bacitracin Indikasi: infeksi pada kulit
1 Tube
3 Bismuth subsilate 10 Tablet
4 Clindamisin Indikasi: acne
1 Tube
5 Dexametason Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
1 Tube
6 Diclofenak Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
1 Tube
7 Fenoterol 1 Tabung
8 Flumetason Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi

1 Tube
9 Hidrokortison Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
1 Tube
10 Ibuprofen Tab 400 mg, 10 tablet
Tab 800 mg, 10 tablet

Diubah menjadi Obat Bebas Terbatas


11 Ketokonazol Indikasi: obat luar infeksi jamur lokal
1 Tube
12 Metilprednisolon Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
1 Tube
13 Omeprazol 7 Tablet
14 Piroksikam Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
1 Tube
15 Prednison Indikasi: obat luar untuk antiinflamasi
1 Tube
16 Scopolamin 10 Tablet
17 Sucralfat 20 tablet
18 Sulfasaladin 20 tablet
Obat Wajib Apotek no 3

No Nama Obat Ketentuan


1 Saluran pencernaan
Famotidin Indikasi: antiulkus peptik
Maksimal 10 tablet 20/40
mg
Pengulangan dari resep
Ranitidin Indikasi: antiulkus peptik
Maksimal 10 tablet 150
mg Pengulangan dari
resep
2 Sistem muskuloskeletal
Alopurinol Indikasi: antigout
Maksimal 10 tablet 100
mg
Pengulangan dari resep
Diklofenak natrium Indikasi: antiinflamasi dan
antirematik Maksimal 10 tablet
25 mg
Pengulangan dari resep
Piroksikam Indikasi: antiinflamasi dan
antirematik Maksimal 10 tablet
10 mg
Pengulangan dari resep
3 Antihistamin
Cetirizin Indikasi:
antihistamin
Maksimal 10 tablet
Pengulangan dari resep
Siproheptadin Indikasi: antihistamin
Maksimal 10 tablet
Pengulangan dari
resep
4 Antiasma Indikasi:
Orsiprenalin asma 1
tabung
Pengulangan dari resep

5 Organ sensorik
Gentamisin Indikasi: obat mata
Maksimal 1 tube 5 gram atau botol
5 ml Pengulangan dari resep
Kloramfenikol Indikasi: obat mata
Maksimal 1 tube 5 gram atau botol
5 ml Pengulangan dari resep
Kloramfenikol Indikasi: obat teling
a
Maksimal 1 botol 5
ml
Pengulangan dari resep
6 Antiinfeksi umum
a. Kategori I
Satu paket
(2HRZE/4H3R3) Sebelum fase lanjutan, penderita
harus kembali ke dokter
b. Kategori II Satu paket
(2HRZES/HRZE/5H3R Sebelum fase lanjutan, penderita
3E3) harus kembali ke dokter
c. Kategori Satu paket
III (2HRZ/4H3R3) Sebelum fase lanjutan, penderita
harus kembali ke dokter

7. Jabarkan lah Aspek – aspek GPP atau CPFB


Jawab : Cara Pelayanan Kefarmasian yang Baik (CPFB) dilaksanakan melalui
:
 Sistem Manajemen Mutu
Manajemen mutu meliputi :
 lnsfrastruktur atau "Sistem Mutu" terdiri dari struktur organisasi, prosedur,
proses dan sumber; dan
 Tindakan sistematis yang menjamin kepelayaan yang ada bahwa produk
baik dari segi pelayanan dan dokumentasinya mendukung mutu, keseluruhan
dari tindakan ini disebut "Jaga Mutu".

 Sumber Daya Manusia (SDM), meliputi :

A. Persyaratan/Kualifikasi

1. Harus memenuhi persyaratan administrasi:


a. Memiliki ljazah dari institusi pendidikan farmasi yang terakreditasi. Khusus
untuk lulusan luar negeri harus melalui mekanisme adaptasi sesuai dengan
ketentuan Yang berlaku
b. Memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker
c. Memiliki Sertifikat Kompetensi yang masih berlaku
d. Memiliki Surat lzin Praktik Apoteker
2. Memiliki kesehatan fisik dan mental
3. Berpenampilan Profesional, sehat, bersih, rapih
4. Menggunakan atribut praktik (antara lain: baju praktik, tanda pengenal dan lain-lain).
5. Wajib mengikuti Continuing Professianal Development (CPD) dan mampu
memberikan pelatihan berkesinambungan tentang Cara Pelayanan Kefarmasian Yang
Baik (CPFB) untuk seluruh personil

B. Seven Star Plus


petensi sesuai dengan standar kompetensi yang berlaku, dan menjalankan peran sebagai
a. Care-giver( Pemberi layanan)
b. Decision-maker (Pengambil keputusan)
c. Communicator (Komunikator)
d. Leader (Pemimpin)
e. Manager (Pengelola)
f. Life-long-learner (Pembelajar seumur hidup)
g. Teacher (Pengajar)
h. Researcher (Peneliti)
C. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh
D. Training Need Assessment (Continuing Professional Development)

 Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana pelayanan kefarmasian meliputi:
a) sarana pelayanan
b) sarana penyimpanan
c) sarana peracikan
d) sarana pengemasan kembali

 Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan


a) pemilihan
b) perencanaan
c) Penganggaran
d) Pengadaan
e) penerimaan,
f) Produksi
g) Penyimpanan
h) Distribusi
i) Pengembalian
j) pemusnahan,
k) pencatatan dan pelaporan

 Pelayanan Farmasi Klinik


a) Penelusuran Riwayat Penggunaan Obat dan Preferensi
Pasien
b) Skrining Resep
c) Penyerahan
d) Konsultasi Informasi dan Edukasi (KIE)
e) Pemantauan
f) Monitoring Efek Samping Obat (MESO) dan Reaksi Obat Tidak Diharapkan
(ROTD)
g) Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
h) Ronde (Visite)

 Dokumentasi
a) Panduan ( Pedoman) mutu
b) Standar Prosedur Operasional (SPO)
c) lnstruksi kerja, protokol kerja
d) Catatan, laporan, label / penandaan, dsb.

8. Jelaskan tentang fitofarmaka, OHT, jamu, sebutkan beserta contoh obatnya dan jelaskan cara
pakai, dosis.
No Golongan/pengertian Lambang Contoh/dosis

1 Fitofarmaka
1.Stimuno 100
obat tradisionalyang dapat
2.Tensigard
disejajarkan dengan obat
3.X-gra
modernkarenaproses pembuatannya
yang telah terstandar dan
4.Rheumaneer
khasiatnya telah dibuktikan melalui 5.Nodiar
uji klinis. 6 Diabetadex

2 Jamu
sebutan untuk obat tradisional dari 1. Batugin
Indonesia. Belakangan populer 2. Tolak angin
dengan sebutan herba atau 3. Kuku Bima
herbal. Jamu dibuat dari bahan- 4. Amuraten
bahan alami, berupa bagian dari 5. Bugarin
tumbuhan seperti rimpang (akar-
akaran), daun-daunan, kulit batang,
dan buah

3 OHT (Obat Herbal terstandar)

obat tradisional yang telah teruji 1. LELAP


berkhasiat secara pra-klinis 2. Diapet
(terhadap hewan percobaan), lolos 3. Mastin
uji toksisitas akut maupun kronis, 4. Antangin
terdiri dari bahan yang terstandar 5. Kuranti
(Seperti ekstrak yang memenuhi
parameter mutu), serta dibuat
dengan cara higienis

A. Jamu

Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk
serbuk seduhan atau cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu
tersebut serta digunakan secara tradisional. Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada
resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak,
berkisar antara 5 – 10 macam bahkan lebih.

Golongan ini tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai dengan klinis, tetapi cukup dengan
bukti empiris. Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama berpuluh-puluh tahun
bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk
tujuan kesehatan tertentu.

Kriteria jamu antara lain adalah sebagai berikut:


 Aman
 Klaim khasiat dibuktikan secara empiris
 Memenuhi persyaratan mutu.
Jumlah produk jamu di Indonesia mencapai ribuan, salah satunya adalah ProRhoid. Produk
jamu ini memiliki kandungan yang hampir sama dengan Nodiar dan Diapet, yaitu mengandung
Curcuma domestica rhizome (rimpang kunyit) sebanyak 750 mg. Selain itu, bahan-bahan yang
terkandung dalam ProRhoid adalah Grapthophyllum pictum folium (daun ungu) 750 mg, dan Centella
asiatica herb (pegagan) 1000 mg. Karena jumlahnya paling banyak, kemungkinan kandungan
utamanya adalah Centella asiatica (pegagan). ProRhoid memiliki khasiat untuk meringankan wasir.
B. Obat Herbal Terstandar
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat
berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal, ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung
dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan ekstrak.

Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang
dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan
berkhasiat, standart pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang
higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis.
Kriteria Obat Herbal Terstandar antara lain
 Aman
 Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah atau pra-klinik
 Bahan baku yang digunakan telah mengalami standarisasi
 Memenuhi persyaratan mutu

Hingga saat ini, baru 38 obat herbal terstandar (OHT) yang sudah bisa diresepkan oleh dokter
khusus yang memiliki kompetensi. Dari 38 OHT tersebut, 6 diantaranya sudah fitofarmaka (lulus uji
klinis pada manusia) yang bisa disetarakan pemanfaatannya dengan obat kimia moderen. Menurut
dr Abidinsyah, 38 jenis OHT tersebut sudah bisa masuk ke layanan kesehatan karena sudah lulus uji
pra klinik dan uji klinik, tapi tentunya dengan melihat kondisi pasien. Dokter harus bisa membedakan
mana kondisi kritis, urgent, preventif dan promotif.
Selain 38 OHT tersebut, saat ini juga sedang dikembangkan 4 jenis obat tradisional yang tengah
disaintifikasi dan diteliti di 60 puskesmas, yaitu obat untuk anti hipertensi (tekanan darah tinggi), anti
kolesterolemia (kolesterol tinggi), anti hiperlipidemia (kadar lemak tubuh tinggi), anti hiperdiabetik
(kadar gula darah tinggi). Di Indonesia sendiri, telah beredar 17 produk OHT, seperti : diapet®,
lelap®, kiranti®, dll.

C. Fitofarmaka

Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan
obat modern karena proses pembuatannya yang telah tersandar, ditunjang dengan bukti
ilmiah sampai uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih menyakinkan para
profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat
juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan
pembuktian secara ilmiah.

Syarat fitofarmaka yang lain adalah:

 Klaim khasiat dibuktikan secara klinik


 Menggunakan bahan baku terstandar
 Memenuhi persyaratan mutu
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan
obat modern karena :
 Proses pembuatannya yang telah terstandar,
 Ditunjang bukti ilmiah s/d uji klinik pada manusia yang memenuhi syarat
 ilmiah
 Protokol uji yang telah disetujui,
 Dilakukan oleh pelaksana yang kompeten,
 Memenuhi prinsip etika,
 Tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat.
Saat ini di Indonesia baru terdapat 6 fitofarmaka yaitu;
1. Nodiar® Kimia Farma, fitofarmaka diare

2. X-Gra ® Phapros, fitofarmaka lemah syahwat

3. Stimuno ® Dexa Medica, fitofarmaka modulator imun

4. Tensigard ® Phapros, fitofarmaka hipertensi

5. Rheumaneer ® Nyonya Meneer, fitofarmaka rematik

6. Diabmeneer ® Nyonya Meneer, fitofarmaka diabetes

Fitofarmaka
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan
obat modern karena proses pembuatannya yang telah tersandar, ditunjang dengan bukti
ilmiah sampai uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih menyakinkan para
profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Masyarakat
juga bisa didorong untuk menggunakan obat herbal karena manfaatnya jelas dengan
pembuktian secara ilmiah.
Syarat fitofarmaka yang lain adalah:

 Klaim khasiat dibuktikan secara klinik


 Menggunakan bahan baku terstandar
 Memenuhi persyaratan mutu
Fitofarmaka adalah obat tradisional dari bahan alam yang dapat disetarakan dengan
obat modern karena :
 Proses pembuatannya yang telah terstandar,
 Ditunjang bukti ilmiah s/d uji klinik pada manusia yang memenuhi syarat
 ilmiah
 Protokol uji yang telah disetujui,
 Dilakukan oleh pelaksana yang kompeten,
 Memenuhi prinsip etika,
 Tempat pelaksanaan uji memenuhi syarat.
Saat ini di Indonesia baru terdapat 6 fitofarmaka yaitu;
1. Nodiar® Kimia Farma, fitofarmaka diare

2. X-Gra ® Phapros, fitofarmaka lemah syahwat

3. Stimuno ® Dexa Medica, fitofarmaka modulator imun

4. Tensigard ® Phapros, fitofarmaka hipertensi

5. Rheumaneer ® Nyonya Meneer, fitofarmaka rematik

6. Diabmeneer ® Nyonya Meneer, fitofarmaka diabetes


9. Jelaskan Cara Pemusnahan Obat

Pemusnahan dan penarikan


a. Obat kadaluwarsa atau rusak harus dimusnahkan sesuai dengan jenis dan bentuk
sediaan. Pemusnahan Obat kadaluwarsa atau rusak yang mengandung narkotika
atau psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Pemusnahan Obat selain narkotika dan psikotropika dilakukan oleh Apoteker dan
disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat izin praktik atau surat
izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara pemusnahan
menggunakan Formulir 1 sebagaimana terlampir.
b. Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh sekurang-
kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain
yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep menggunakan Formulir 2
sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota.
c. Pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai yang tidak
dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang- undangan.
d. Penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standard/ketentuan peraturan
perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan perintah penarikan
oleh BPOM (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi sukarela oleh pemilik izin edar
(voluntary recall) dengan tetap memberikan laporan kepada Kepala BPOM.
Penarikan Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dilakukan terhadap produk yang izin
edarnya dicabut oleh Menteri.

Anda mungkin juga menyukai