Anda di halaman 1dari 18

DEFISIENSI ASAM FOLAT

Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Metabolisme Zat Gizi

Dosen Pengampu: Yeny Sulistyowati, SKM,M.Si.Med

Disusun Oleh :

WAWAN SETIAWAN 13120002

PROGRAM STUDI S-1 ILMU GIZI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA

2014/2015

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. banyak nikmat yang

Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk

Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-

Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah

dengan judul ” DEFISIENSI ASAM FOLAT”.

Dalam penyusunannya, saya memperoleh banyak bantuan dari berbagai

pihak, karena itu saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Meskipun saya berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan

kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, saya mengharapkan

kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata

saya berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Yogyakarta, 16 Nopember

2014

Wawan Setiawan

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................. 3

1.3 Tujuan ................................................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4

2.1 Sejarah asam folat ................................................................................................................. 4

2.2 Pengertian asam folat ............................................................................................................ 4

2.3 Sumber dan kebutuhan asam folat ........................................................................................ 5

2.4 Metabolisme asam folat ........................................................................................................ 6

2.5 Manifestasi dan patogenesis defisiensi asam folat ................................................................ 7

2.5.1 Anemia megaloblastik............................................................................................... 7

2.5.2 Neural tube defect ..................................................................................................... 8

2.5.3 Hiperhomosisteinemia .............................................................................................. 9

2.6 Pengobatan dan pencegahan ............................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ....................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 14

iii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asam folat (bahasa Inggris: folic acid, folate, folacin, vitamin B9

vitamin BC, pteroyl-L-glutamic acid, pteroyl-L-glutamate,

pteroylmonoglutamic acid) adalah vitamin yang larut air. Vitamin B9 sangat

penting untuk berbagai fungsi tubuh mulai dari sintesis nukleotid ke

remetilasi homocysteine. Vitamin ini terutama penting pada period

pembelahan dan pertumbuhan sel. Anak-anak dan orang dewasa

memerlukan Asam Folat untuk memproduksi sel darah merah dan

mencegah anemia Folat dan asam folat mendapatkan namanya dari kata

latin folium (daun). Asam folat dan vitamin B12 tidak dapat dibentuk oleh

tubuh tapi berasal dari makanan atau suplemen dari luar tubuh. Asam folat

memiliki berbagai peran penting bagi tubuh, terutama dalam pembentukan

DNA dan pembentukan sel-sel baru. Asam folat bekerja dengan bantuan

vitamin B12 untuk membentuk hemoglobin pada sel darah merah dan

membantu pembentukan asam amino homosistein menjadi methionin. Asam

folat mudah rusak akibat pemanasan, proses memasak, dan cahaya. Vitamin

B12 secara perlahan dapat rusak oleh asam encer, alkali, dan cahaya.

Asam Folat juga sangat penting bagi wanita hamil. Asupan asam

folat yang cukup sebelum dan selama kehamilan akan mencegah timbulnya

kecacatan tabung saraf (Neural Tube Defects) NTDs pada bayi, yaitu spina
1
bifida (kelainan pada tulang belakang) dan anencephaly (kelainan dimana

otak tidak terbentuk). Dengan asupan asam folat yang cukup pada masa

sebelum dan selama kehamilan yaitu sekitar 0.4 - 0.8 mg per hari, risiko

timbulnya NTDs pada bayi dapat diturunkan hingga 80 %.

Wanita yang berencana hamil perlu mengonsumsi asam folat secara

cukup, minimal 4 bulan sebelum kehamilan karena kekurangan asam folat

berisiko bayi lahir dengan cacat pada sistem saraf (otak) atau cacat tabung

saraf (Neural Tube Deffect).

2
1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Sejarah asam folat

2. Pengertian asam folat

3. Sumber dan kebutuhan asam folat

4. Metabolisme asam folat

5. Manifestasi dan patogenesis defisiensi asam folat

6. Pengobatan dan pencegahan

1.3 Tujuan

Memberikan gambaran secara umum tentang Asam folat yang

meliputi sejarah dari asam folat, sumber dari asam folat tersebut,

metabolisme dari asam folat, manifestasi dan pathogenesis defesiensi dari

asam folat dan pengobatan serta cara pencegahan dari defisiensi asam

folat.

3
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Sejarah asam folat

Sejarah asam folat dimulai dari seorang dokter yang bernama L.

Wills yang berasal dari Inggris, meneliti penyebab anemia makrositik di

Bombai pada tahun 1930-an di antara pekerja tekstil wanita. Anemia ini

dihubungkan dengan kemiskinan dan makanan yang kurang dalam protein

hewani dan sayuran. Anemia ini pada tikus dan monyet dapat

disembuhkan dengan khamir atau ekstrak hati. Dicobakan pada pasien

anemia bahan-bahan ini ternyata juga dapat menyembuhkan. Setelah asam

folat dapat disintesis pada tahun 1946, ternyata vitamin ini dapat

menyembuhkan anemia makrositik yang banyak terdapat pada masyarakat

miskin.

2.2 Pengertian asam folat

Asam folat merupakan senyawa induk dari sekumpulan senyawa

yang secara umum disebut folat. Senyawa ini mempunyai berat molekul

(BM) 441. Molekul asam folat terdiri dari tiga gugus yaitu pteridin, suatu

cincin yang mengandung atom nitrogen, cincin psoriasis aminobenzoic

acid (PABA) dan asam glutamat. Tubuh manusia tidak dapat mensintesis

struktur folat, sehingga membutuhkan asupan dari makanan. Walaupun

banyak bahan makanan yang mengandung folat, tetapi karena sifatnya

4
termolabil dan larut dalam air, sering kali folat dari bahan-bahan makanan

tersebut rusak karena proses memasak.

Defisiensi asam folat biasanya terjadi pada minggu-minggu

pertama kehidupan bayi prematur, walaupun defisiensi yang berat jarang

tejadi. Kelompok yang paling sering memperlihatkan gejala-gejala

defisiensi.

2.3 Sumber dan kebutuhan asam folat

Folat tersebar luas pada berbagai tumbuh-tumbuhan dan jaringan

hewan, terutama sebagai poliglutamat dalam bentuk metil atau formil

tereduksi. Sumber-sumber yang paling kaya akan asam folat adalah ragi,

hati, ginjal, sayur-sayuran berwarna hijau, kembang kol, brokoli; dalam

jumlah yang cukup terdapat dalam makanan yang terbuat dari susu, daging

dan ikan, dan sedikit dalam buah-buahan.

Folat bersifat labil. Penyimpanan dan proses memasak sering

menyebabkan hilangnya kandungan folat dalam makanan. Pemanasan

dapat merusak 50-90% folat yang terdapat dalam makanan. Asupan folat

yang direkomendasikan setiap harinya untuk orang dewasa adalah 0.4 mg,

untuk di Indonesia asupan sebanyak 3,1 mg/kgbb/hari dapat memenuhi

angka kecukupan gizi, 0.6μg untuk wanita hamil, 0.5μg untuk wanita

menyusui dan jumlah yang lebih sedikit untuk usia anak-anak. Apabila

kebutuhan asam folat tercukupi, tubuh menyimpan sekitar 5-10 mg folat,

5
dan hampir setengahnya disimpan di hati. Cadangan ini cukup untuk 3-6

bulan tanpa asupan folat dari makanan.

Batas normal serum folat antara 3-15 ng/mL. Folat eritrosit batas

normalnya dari 150 – 600 ng/mL dan kadar dibawah 150 ng/mL

merupakan diagnosis defisiensi.

2.4 Metabolisme asam folat

Sebagian besar asam folat dari makanan masuk dalam bentuk

poliglutamat. Absorpsi terjadi sepanjang usus halus, terutama di

duodenum dan jejunum proksimal dan 50-80% di antaranya dibawa ke hati

dan sumsum tulang. Folat diekskresi melalui empedu dan urin. Di mukosa

usus halus, poliglutamat dari makanan akan dihidrolisis oleh enzim pteroil

poliglutamathidrolase menjadi monoglutamat yang kemudian mengalami

reduksi/metilasi sempurna menjadi 5 metil tetrahidrofolat (5-metil THF).

Metil THF masuk ke dalam sel dan mengalami demetilasi dan konjugasi.

Dengan bantuan enzim metil transferase, 5-metil THF akan melepaskan

gugus metilnya menjadi tetrahidrofolat (THF). Metilkobalamin akan

memberikan gugus metil tersebut kepada homosistein untuk membentuk

asam amino metionin.

6
2.5 Manifestasi dan patogenesis defisiensi asam folat

2.5.1 Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah suatu keadaan yang ditandai

oleh adanya perubahan abnormal dalam pembentukan sel darah,

sebagai akibat adanya ketidaksesuaian antara pematangan inti dan

sitoplasma pada seluruh sel seri myeloid dan eritorid. Anemia

megaloblastik merupakan manifestasi yang paling khas untuk

defisiensi folat.

Mekanisme biokimiawi yang mendasari terjadinya

perubahan megaloblastik adalah terganggunya konversi dump

menjadi dTMP. Dalam keadaan normal dump dikonversi menjadi

dTMP dengan adanya enzim timidilat sintetase yang membutuhkan

koenzim folat. Pada defisiensi folat dump diubah menjadi dUTP

melebihi kapasitas kerja enzim dUTP dalam sel melalui konversi

kembali menjadi dump, akibatnya terjadi penumpukan dUTP di

dalam sel, sehingga terjadi kelambatan dalam sintesis DNA.

Gambaran darah tepi yang paling sering dihubungkan

dengan anemia megaloblastik adalah makrositosis. Makrositosis

yang khas adalah makroovalositosis. Hipersegmentasi neutrofil

merupakan tanda pertama dari anemia megaloblastik di daerah

tepi; bila ditemukan 5% neutrofil dengan lobus lebih dari lima

kemungkinan adanya defisiensi asam folat meningkat menjadi

7
98%. Pansitopenia dapat juga ditemukan pada anemia

megaloblastik dengan derajat yang bervariasi dan merupakan

atribut langsung dari proses hemopoesis yang inefektif dari

sumsum tulang. Sumsum tulang menunjukkan gambaran

hiperselular dengan hiperplasi seri eritroid. Prekursor eritroid

tampak sangat besar yang disebut megaloblas. Pada seri mieloid

dijumpai adanya sel batang dan metamielosit yang sangat besar

(giantmeta) myelocyte.

2.5.2 Neural tube defect

Neural tube defect (NTD) atau defek tuba neuralis adalah

suatu kelainan kongenital yang terjadi akibat kegagalan penutupan

lempeng saraf (neural plate) yang terjadi pada minggu ketiga

hingga keempat masa gestasi.16 Defisiensi folat ternyata dapat

menyebabkan kelainan berat yang mengenai jaringan non

hemopoietik, yaitu neural tube defect NTD yang terjadi dapat

merupakan isolate NTD (tanpa disertai kelainan kongenital lain)

yang kekambuhannya dapat dicegah dengan pemberian folat.

Walaupun telah diketahui bahwa suplemen asam folat pada

masa perikonsepsi dapat menurunkan risiko terjadinya kehamilan

dengan NTD, namun penyebab pasti terjadinya NTD masih belum

diketahui. Diduga bahwa gangguan metabolisme homosistein

berperan dalam terjadinya NTD. Hal ini ditunjang oleh beberapa

8
studi yang menunjukkan kadar homosistein total dalam plasma

yang lebih tinggi pada pasien NTD maupun wanita hamil dengan

NTD, juga ditemukan kadar homosistein yang lebih tinggi pada

cairan amnion kehamilan dengan NTD. Brouwer dkk,

mengemukakan kemungkinan gangguan metabolism pada ibu atau

gangguan transport dari ibu ke janin merupakan faktor penting

dalam terjadinya NTD. Van der Put dan Whitehead dalam studinya

masing-masing menemukan bahwa mutasi C677T pada gen

metilen tetra hidrofolat reduktase merupakan salah satu penyebab

peningkatan konsentrasi homosistein plasma total. Coelho dkk

mengemukakan bahwa metionin diperlukan untuk penutupan

tabung neural dan hal ini tidak dapat diatasi dengan suplementasi

folat.

2.5.3 Hiperhomosisteinemia

Metionin merupakan salah satu asam amino esensial yang

dalam tubuh akan dikonversi menjadi Sadenosilmetionin oleh

enzim methionine adeno sytrasferase. S-adenosilmetionin akan

melepaskan gugus metilnya menjadi S-adensolhomosistein, yang

kemudian akan dihidrolisis menjadi homosistein. Bila terjadi

defesiensi folat, proses remetilasi homosistein terganggu, sehingga

homosistein tidak dapat diubah menjadi metionin, yang pada

akhirnya akan berakibat terjadinya peningkatan kadar homosistein

9
di dalam darah. Kelompok wanita yang pernah mengalami

kehamilan dengan NTD mempunyai kadar homosistein total

plasma yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

Peningkatan kadar homosistein total plasma juga dianggap

sebagai salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular. Hasil studi

Brouwer, dkk. Menunjukkan bahwa suplementasi 500ug asam folat

per hari dapat menyebabkan terjadinya penurunan kadar

homosistein total plasma terutama pada dua minggu pertama.

Hiperhomosisteinemi pada ibu hamil dapat menyebabkan

terjadinya trombus pada arteri spiralis endometrium dan

miometrium yang berakibat infark dan insufisiesi plasenta. Mutasi

gen pengatur metabolisme homosistein menyebabkan kelainan

pembuluh darah koroner.

2.6 Pengobatan dan pencegahan

Penggunaan terapi asam folat dalam klinik terbatas pada

pencegahan dan pengobatan defisiensi vitamin. Penggunaan asam folat

secara efektif tergantung pada keakuratan diagnosis dan pemahaman

mengenai mekanisme terjadinya penyakit.

Prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan: pemberian asam

folat profilaksis harus dengan indikasi yang jelas, pada setiap pasien

dengan defisiensi asam folat, harus dicari penyebabnya dengan teliti,

sebaiknya merupakan terapi yang spesifik, dan folat tidak dapat

10
memperbaiki kelainan neurologis, yang disebabkan oleh defisiensi vitamin

B12

Folat tersedia sebagai asam folat dalam bentuk tablet 0,1, 0,4, 10,

20 dan dalam bentuk injeksi asam folat 5 mg/cc. Selain itu terdapat pula

dalam berbagai sediaan multivitamin dan mineral. Pengobatan pasien

dengan anemia megaloblastik akut berupa asam folat 1-5 mg intra

muskular dan dilanjutkan dengan maintenance 1-2 mg/hari oral selama 1-2

minggu. Pemberian asam folat secara oral dengan dosis 0,5-1 mg sehari

pada pasien anemia megaloblastik umumnya memuaskan. Terapi

profilaktiks pada bayi prematur 50 mg/hari. Terapi selama 4 bulan

biasanya cukup untuk memperbaiki gejala klinis dan untuk mengganti sel

darah; Namun bila penyebab defisiensi belum dapat diatasi, perlu terapi

yang lebih lama. Rekomendasi dari US Public Health Service (USPHS),

semua wanita usia subur harus mengkonsumsi 400mg (0,4 mg) asam

folat/hari untuk mencegah NTD. Pemberian sejak 1 bulan konsepsi sampai

kehamilan trimester pertama dapat mencegah NTD 50% atau lebih. Pada

wanita hamil yang pernah melahirkan anak dengan NTD dianjurkan untuk

diberikan asam folat 4 -5mg/hari sejak 1 bulan sebelum konsepsi sampai

kehamilan trimester pertama.

11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Sejarah asam folat dimulai dari seorang dokter yang bernama L. Wills

yang meneliti penyebab anemia makrositik di Bombai pada tahun 1930-an

di antara pekerja tekstil wanita.

3.3 Asam folat merupakan senyawa induk dari sekumpulan senyawa yang

secara umum disebut folat. Senyawa ini mempunyai berat molekul (BM)

441. Molekul asam folat terdiri dari tiga gugus yaitu pteridin, suatu cincin

yang mengandung atom nitrogen, cincin psoriasis aminobenzoic acid

(PABA) dan asam glutamat.

3.4 Sumber-sumber yang paling kaya akan asam folat adalah ragi, hati, ginjal,

sayur-sayuran berwarna hijau, kembang kol, brokoli; dalam jumlah yang

cukup terdapat dalam makanan yang terbuat dari susu, daging dan ikan,

dan sedikit dalam buah-buahan.

3.5 Sebagian besar asam folat dari makanan masuk dalam bentuk

poliglutamat.

3.6 Manifestasi dan patogenesis defisiensi asam folat yang di bahas ada 3

yaitu : Anemia megaloblastik, Neural tube defect (NTD) atau defek tuba

neuralis dan Hiperhomosisteinemia

12
3.7 Pengobatan bisa berupa: Penggunaan terapi asam folat, Folat tersedia

sebagai asam folat dalam bentuk tablet 0,1, 0,4, 10, 20 dan dalam bentuk

injeksi asam folat 5 mg/cc, multivitamin dan mineral. Pengobatan pasien

dengan anemia megaloblastik akut berupa asam folat 1-5 mg intra

muskular dan dilanjutkan dengan maintenance 1-2 mg/hari oral selama 1-2

minggu. Terapi profilaktiks pada bayi prematur 50 mg/hari.

Pencegahan . Pada wanita hamil yang pernah melahirkan anak dengan

NTD dianjurkan untuk diberikan asam folat 4 -5mg/hari sejak 1 bulan

sebelum konsepsi sampai kehamilan trimester pertama.

13
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier Sunita, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.

Anonymous, 2014. Asam Folat, id.wikipedia.org diakses tanggal 16


Nopember 2014.

Indra Rahayuda, Made Gian, and Sianny Herawati. "SERUM


METHYLMALONIC ACID DAN HOMOCYSTEIN DALAM
MENDIAGNOSIS ANEMIA MEGALOBLASTIK AKIBAT
DEFISIENSI KOBALAMIN DAN FOLAT PADA TRAVEL
MEDICINE." E-Jurnal Medika Udayana 3.7 (2014).

Muchtadi, Deddy. Prof., Dr., Ir., Ms., Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Penerbit
alfabeta.

Pudjaatmaka, A. Hadyana, 2002. Kamus Kimia. Jakarta : Balai Pustaka.

Tangkilisan, Helena Anneke, and Debby Rumbajan. "Defisiensi Asam Folat".

14

Anda mungkin juga menyukai