Anda di halaman 1dari 9

Lex Crimen Vol. IV/No.

1/Jan-Mar/2015

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP tindak pidana yang dilakukan dan dapat
PENGAMANAN PEREDARAN MAKANAN dibuktikan melalui pemeriksaan di
DAN MINUMAN MENURUT pengadilan. Melalui pemberlakuan sanksi
UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 20121 pidana ini diharapkan tujuan pengamanan
Oleh : Rivalno Daniel Ilat2 peredaran makanan dan minuman dapat
tercapai guna memberikan perlindungan
ABSTRAK hukum bagi masyarakat.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah Kata kunci: Pengamanan, makanan,
untuk mengetahui bagaimanakah minuman.
pengaturan hukum mengenai pengamanan
peredaran makanan dan minuman dan PENDAHULUAN
bagaimanakah pemberlakuan sanksi pidana A. LATAR BELAKANG
untuk pengamanan peredaran makanan Pangan merupakan kebutuhan dasar
dan minuman. Denagn menggunakan manusia yang paling utama dan
metode penelitian yuridis normative, maka pemenuhannya merupakan bagian dari hak
dapat disimpulkan: 1. Pengaturan hukum asasi setiap rakyat Indonesia. Pangan harus
pengamanan peredaran makanan dan senantiasa tersedia secara cukup, aman,
minuman sesuai dengan peraturan bermutu, bergizi, dan beragam dengan
perundang-undangan yang berlaku di harga yang terjangkau oleh daya beli
bidang kesehatan, pangan dan konsumen masyarakat, serta tidak bertentangan
pada dasarnya mengatur mengenai dengan agama, keyakinan, dan budaya
perlindungan terhadap masyarakat agar masyarakat. Untuk mencapai semua itu,
dalam mengkonsumsi makanan dan perlu diselenggarakan suatu sistem Pangan
minuman yang beredar terjamin yang memberikan pelindungan, baik bagi
keamanannya, sesuai dengan standar pihak yang memproduksi maupun yang
dan/atau persyaratan kesehatan, memiliki mengonsumsi pangan.3 Keamanan pangan
izin edar dan setiap makanan dan minuman di Indonesia masih jauh dari keadaan aman,
yang dikemas wajib diberi tanda atau label yang dapat dilihat dari peristiwa keracunan
sesuai dengan peraturan perundang- makanan yang banyak terjadi belakangan
undangan yang berlaku. Makanan dan ini. Dalam kondisi demikian, konsumen
minuman yang tidak memenuhi ketentuan pada umumnya belum mempedulikan atau
standar, persyaratan kesehatan, dan/atau belum mempunyai kesadaran tentang
membahayakan kesehatan dilarang untuk makanan yang mereka konsumsi, sehingga
diedarkan, ditarik dari peredaran, dicabut belum banyak menuntut produsen untuk
izin edar dan disita untuk dimusnahkan menghasilkan produk makanan yang
sesuai dengan ketentuan peraturan aman.4
perundang-undangan. 2. Pemberlakuan Hal ini menyebabkan juga produsen
sanksi pidana untuk pengamanan makanan semakin mengabaikan
peredaran makanan dan minuman keselamatan konsumen demi memperoleh
terhadap perseorangan maupun korporasi keuntungan yang sebanyak-banyaknya.
dapat dikenakan pidana penjara, pidana Sebagai contoh masih banyak produsen
denda dan pidana tambahan sesuai dengan
3
Penjelasan Atas Undang-Undang Republik
1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Telly Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan I.
Sumbu, SH, MH; Henry R. Ch. Memah, SH, MH; Umum.
4
Dr.Denny B. A. Karwur, SH, M.Si. Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan
2
Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat. NIM. Konsumen, Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta,
100711299 2008, hal. 170.

114
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

makanan yang senang menggunakan zat Hormon itu digunakan untuk mempercepat
pewarna tekstil untuk berbagai produk pertumbuhan sebelum hewan dipotong.
makanan dan minuman karena Zat tambahan lainnya ialah raksa dan logam
pertimbangan ekonomis. Berkembangnya lainnya. 8 Karena keterbatasan
industri tekstil di Indonesia menyebabkan pengetahuan dan kemampuan dalam
zat pewarna tekstil menjadi murah dan memperoleh informasi, konsumen
disalahgunakan pemamanfaatannya oleh seringkali beranggapan bahwa pangan
kalangan produsen makanan.5 dengan harga tinggi identik dengan mutu
Di lain pihak, konsumen memiliki yang tinggi pula. Bagi golongan ekonomi
kemampuan yang terbatas dalam lemah, mereka akan memilih harga yang
mengumpulkan dan mengolah informasi murah yang mampu mereka beli. Golongan
tentang makanan yang dikonsumsinya, ini lebih menitikberatkan pada harga yang
sehingga mereka mempunyai keterbatasan terjangkau dari pada pertimbangan
dalam menilai makanan dan sulit untuk lainnya.9 Mereka sudah merasa puas jika
menghindari risiko dari produk-produk dapat membeli makanan dengan harga
makanan tersebut karena penampilan yang murah, meskipun produk tersebut bermutu
menarik dengan harga yang lebih murah, rendah dan tidak terjamin keamanannya.
padahal pewarna tersebut merupakan Bagi golongan ekonomi tinggi, memilih
bahan yang berbahaya dan menjadi sumber pangan dengan harga yang tinggi atau
dan penyebab keracunan.6 Bahan makanan memilih produk impor juga menjadi
yang diperlukan manusia ialah karbohidrat, perhatian, namun apakah produk tersebut
protein, lemak, vitamin, mineral dan air. Di sesuai atau tidak dengan kondisi di
samping itu ada zat tambahan dan obat- Indonesia dan bagaimana cara mereka
obatan yang dengan sengaja atau tidak memperlakukan makanan tersebut
sengaja ditambahkan kepada makanan. sehingga aman untuk dikonsumsi.10
Kualitas makanan, kemurnian air dan udara Perkembangan teknologi pengolahan
merupakan bagian lingkungan kita. Untuk pangan, di satu pihak memang membawa
kesegaran diperlukan jumlah yang cukup, hal-hal yang positif seperti peningkatan
murni dan bebas dari penyakit. Selain itu pengawasan mutu, perbaikan sanitasi,
mengandung bahan nutrisi, menyenangkan standarisasi pengepakan dan labeling serta
dari segi estetika dan bebas dari bahan grading. Namun di sisi lain teknologi
pencemar.7 pangan akan menyebabkan semakin
Bila zat tambahan itu ada dalam tumbuhnya kekhawatiran, semakin tinggi
makanan, mungkin hal itu disengaja atau risiko tidak aman bagi makanan yang
tidak disengaja, misalnya pestisida ada dikonsumsi. Teknologi pangan telah
dalam makanan, jelas itu tidak disengaja mampu membuat makanan-makanan
dan yang lainnya misalnya salmonella, sintetis, menciptakan berbagai zat
stafilokus dan racun botulisme dalam pengawet makanan, zat additives dan zat-
makanan kaleng. Mungkin hal ini zat flavor. Zat-zat kimia tersebut
disebabkan cara yang tidak benar dalam merupakan zat-zat yang ditambahkan pada
penyediaan makanan. Biskuit beracun produk-produk makanan sehingga produk
adalah contoh yang pernah terjadi dan tersebut lebih awet, indah, lembut dan
telah menelan banyak korban. Sisa hormon lezat.11 Produk-produk inilah yang
dalam daging merupakan zat tambahan. disukai konsumen untuk dikonsumsi, akan

5 8
Ibid. Ibid.
6 9
Ibid. Celina Tri Siwi Kristiyanti, Loc.Cit.
7 10
Tresna Sastrawijaya, Pencemaran Lingkungan, Cet. Ibid, hal. 171.
11
2. Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hal. 254. Ibid.
115
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

tetapi, di balik semua itu, zat-zat kimia 2. Bagaimanakah pemberlakuan sanksi


tersebut mempunyai dampak yang tidak pidana untuk pengamanan peredaran
aman bagi kesehatan. Dalam hal ini jarang makanan dan minuman ?
sekali disadari konsumen, sehingga C. METODE PENELITIAN
konsumen tetap mengonsumsinya dan Bahan-bahan hukum yang diperlukan
semakin sering mengonsumsinya zat-zat untuk menyusun Skripsi ini diperoleh
tersebut semakin menumpuk dan menjadi melalui studi kepustakaan. Bahan-bahan
racun. 12 Zat pewarna seperti Borax, hukum primer yang terdiri dari peraturan
seharusnya tidak digunakan untuk perundang-undangan di bidang Kesehatan,
makanan. Apabila dikonsumsi secara terus Pangan, Perlindungan konsumen sebagai
menerus dapat menggangu gerak dasar hukum merupakan bahan hukum
pencernaan usus dan mengakibatkan usus primer. Bahan hukum sekunder, diperoleh
tak mampu mengubah zat makanan untuk dengan cara mengumpulkan berbagai
disalurkan ke seluruh tubuh.13 literatur-literatur dan karya-karya ilmiah
Pelaku Usaha Pangan dalam melakukan hukum yang membahas mengenai
Produksi Pangan harus memenuhi berbagai pengamanan peredaran makanan dan
ketentuan mengenai kegiatan atau proses minuman juga sebagai penunjang
Produksi Pangan sehingga tidak berisiko digunakan bahan hukum tersier yang
merugikan atau membahayakan kesehatan diperoleh dari kamus-kamus hukum. Untuk
manusia. Pelaku Usaha Pangan penyusunan Skripsi ini digunakan metode
bertanggung jawab terhadap Pangan yang penelitian hukum normatif.
diedarkan, terutama apabila Pangan yang
diproduksi menyebabkan kerugian, baik PEMBAHASAN
terhadap gangguan kesehatan maupun A. PENGATURAN HUKUM PENGAMANAN
kematian orang yang mengonsumsi Pangan PEREDARAN MAKANAN DAN
tersebut. Masyarakat juga perlu MINUMAN
mendapatkan informasi yang jelas Dasar hukum pengaturan pengamanan
mengenai setiap produk pangan yang peredaran makanan dan minuman yang
dikemas sebelum membeli dan dikonsumsi oleh masyarakat yaitu: Undang-
mengonsumsi Pangan. Informasi tersebut Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
terkait dengan asal, keamanan, mutu, Perlindungan Konsumen, Undang-Undang
kandungan Gizi, dan keterangan lain yang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
diperlukan. Sehubungan dengan hal tentang Kesehatan dan Undang-Undang
tersebut, perlu ditetapkan ketentuan Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012
mengenai label dan iklan pangan sehingga tentang Pangan dan peraturan perundang-
masyarakat dapat mengambil keputusan undangan lainnya. Undang-Undang
berdasarkan informasi yang akurat.14 Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2012
Tentang Pangan, Pasal 1 angka 26:
B. RUMUSAN MASALAH Peredaran Pangan adalah setiap kegiatan
1. Bagaimanakah pengaturan hukum atau serangkaian kegiatan dalam rangka
mengenai pengamanan peredaran penyaluran Pangan kepada masyarakat,
makanan dan minuman ? baik diperdagangkan maupun tidak.
Undang-Undang Republik Indonesia
12
Ibid. Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,
13
Tresna Sastrawijaya, Op.Cit, hal. 260. mengatur mengenai Pengamanan Makanan
14
Penjelasan Atas Undang-Undang Republik dan Minuman. Pasal 109: Setiap orang
Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan I. dan/atau badan hukum yang memproduksi,
Umum.

116
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

mengolah, serta mendistribusikan makanan denda paling banyak Rp100.000.000.000,00


dan minuman yang diperlakukan sebagai (seratus miliar rupiah).
makanan dan minuman hasil teknologi Pasal 134: Setiap Orang yang melakukan
rekayasa genetik yang diedarkan harus Produksi Pangan Olahan tertentu untuk
menjamin agar aman bagi manusia, hewan diperdagangkan, yang dengan sengaja tidak
yang dimakan manusia, dan lingkungan. menerapkan tata cara pengolahan Pangan
Undang-Undang Republik Indonesia yang dapat menghambat proses penurunan
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, atau kehilangan kandungan Gizi bahan baku
Pasal 1 angka 33: Rekayasa Genetik Pangan Pangan yang digunakan sebagaimana
adalah suatu proses yang melibatkan dimaksud dalam Pasal 64 ayat (1) dipidana
pemindahan gen (pembawa sifat) dari dengan pidana penjara paling lama 1 (satu)
suatu jenis hayati ke jenis hayati lain yang tahun atau denda paling banyak
berbeda atau sama untuk mendapatkan Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
jenis baru yang mampu menghasilkan Pasal 135 Setiap Orang yang
produk Pangan yang lebih unggul. Ayat 34: menyelenggarakan kegiatan atau proses
Pangan Produk Rekayasa Genetik adalah produksi, penyimpanan, pengangkutan,
Pangan yang diproduksi atau yang dan/atau peredaran Pangan yang tidak
menggunakan bahan baku, bahan memenuhi Persyaratan Sanitasi Pangan
tambahan Pangan, dan/atau bahan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat
yang dihasilkan dari proses rekayasa (2) dipidana dengan pidana penjara paling
genetik. Undang-Undang Republik lama 2 (dua) tahun atau denda paling
Indonesia Nomor 18 tahun 2012 Tentang banyak Rp 4.000.000.000,00 (empat miliar
Pangan, Pasal 1 angka 19: Pangan Olahan rupiah).
adalah makanan atau minuman hasil proses Pasal 136: Setiap Orang yang melakukan
dengan cara atau metode tertentu dengan Produksi Pangan untuk diedarkan yang
atau tanpa bahan tambahan. Pasal 73: dengan sengaja menggunakan: (a) bahan
Bahan tambahan Pangan merupakan bahan tambahan Pangan melampaui ambang
yang ditambahkan ke dalam Pangan untuk batas maksimal yang ditetapkan; atau (b)
mempengaruhi sifat dan/atau bentuk bahan yang dilarang digunakan sebagai
Pangan. Penjelasan Pasal 73: Sifat Pangan, bahan tambahan Pangan sebagaimana
antara lain, rasa dan warna Pangan. dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
B. SANKSI PIDANA UNTUK PENGAMANAN tahun atau denda paling banyak
PEREDARAN MAKANAN DAN Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
MINUMAN rupiah).
Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 137 (1): Setiap Orang yang
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, memproduksi Pangan yang dihasilkan dari
mengatur mengenai Ketentuan Pidana Rekayasa Genetik Pangan yang belum
Pasal 133: Pelaku Usaha Pangan yang mendapatkan persetujuan Keamanan
dengan sengaja menimbun atau Pangan sebelum diedarkan sebagaimana
menyimpan melebihi jumlah maksimal dimaksud dalam Pasal 77 ayat (1) dipidana
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
dengan maksud untuk memperoleh tahun atau denda paling banyak
keuntungan yang mengakibatkan harga Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar
Pangan Pokok menjadi mahal atau rupiah). (2) Setiap Orang yang melakukan
melambung tinggi dipidana dengan pidana kegiatan atau proses Produksi Pangan
penjara paling lama 7 (tujuh) tahun atau dengan menggunakan bahan baku, bahan
tambahan Pangan, dan/atau bahan lain
117
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

yang dihasilkan dari Rekayasa Genetik Kemasan Pangan sebagaimana dimaksud


Pangan yang belum mendapatkan dalam Pasal 89 dipidana dengan pidana
persetujuan Keamanan Pangan sebelum penjara paling lama 2 (dua) tahun atau
diedarkan sebagaimana dimaksud dalam denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
Pasal 77 ayat (2) dipidana dengan pidana (empat miliar rupiah).
penjara paling lama 5 (lima) tahun atau Pasal 1 angka 5: Keamanan Pangan
denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 adalah kondisi dan upaya yang diperlukan
(sepuluh miliar rupiah). untuk mencegah Pangan dari kemungkinan
Pasal 138: Setiap Orang yang melakukan cemaran biologis, kimia, dan benda lain
Produksi Pangan untuk diedarkan, yang yang dapat mengganggu, merugikan, dan
dengan sengaja menggunakan bahan apa membahayakan kesehatan manusia serta
pun sebagai Kemasan Pangan yang dapat tidak bertentangan dengan agama,
melepaskan cemaran yang membahayakan keyakinan, dan budaya masyarakat
kesehatan manusia sebagaimana dimaksud sehingga aman untuk dikonsumsi.
dalam Pasal 83 ayat (1) dipidana dengan Pasal 1 angka 36: Mutu Pangan adalah
pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun nilai yang ditentukan atas dasar kriteria
atau denda paling banyak keamanan dan kandungan Gizi Pangan.
Rp4.000.000.000,00 (empat miliar rupiah). Keamanan pangan merupakan salah satu
Pasal 139 Setiap Orang yang dengan faktor penting yang harus diperhatikan
sengaja membuka kemasan akhir Pangan dalam konsumsi sehari-hari. Dengan
untuk dikemas kembali dan demikian, sesungguhnya pangan selain
diperdagangkan sebagaimana dimaksud harus tersedia dalam jumlah yang cukup,
dalam Pasal 84 ayat (1) dipidana dengan harga yang terjangkau juga harus
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun memenuhi persyaratan lain, yaitu sehat,
atau denda paling banyak aman dan halal. Jadi, sebelum pangan
Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar tersebut didistribusikan harus memenuhi
rupiah). persyaratan kualitas, penampilan dan cita
Undang-Undang Republik Indonesia rasa, maka terlebih dahulu pangan tersebut
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, harus benar-benar aman untuk dikonsumsi.
Pasal 1 angka 35: Kemasan Pangan adalah Artinya pangan tidak boleh mengandung
bahan yang digunakan untuk mewadahi bahan berbahaya seperti cemaran
dan/atau membungkus Pangan, baik yang pestisida, logam berat, mikroba pantogen
bersentuhan langsung dengan Pangan ataupun tercemar oleh bahan-bahan yang
maupun tidak. dapat mengganggu kepercayaan ataupun
Pasal 140 Setiap Orang yang keyakinan masyarakat misalnya tercemar
memproduksi dan memperdagangkan bahan berbahaya.15
Pangan yang dengan sengaja tidak Dalam Undang-Undang Pangan tersebut
memenuhi standar Keamanan Pangan terlihat jelas bahwa keamanan pangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 86 ayat terkait langsung dengan kesehatan manusia
(2) dipidana dengan pidana penjara paling yang dapat terjadi sebagai akibat cemaran
lama 2 (dua) tahun atau denda paling biologis, seperti bakteri, virus, parasit, dan
banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar cendawan; pencemaran kimia, seperti
rupiah). perstisida, toksin (racun) dan logam berat
Pasal 141 Setiap Orang yang dengan serta pencemaran fisik seperti radiasi.16
sengaja memperdagangkan Pangan yang
tidak sesuai dengan Keamanan Pangan dan 15
Mutu Pangan yang tercantum dalam label Celina Tri Siwi Kristiyanti, Op.Cit, hal. 169.
16
Ibid.

118
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

Pasal 63: Terhadap sanksi pidana paling banyak empat ribu lima ratus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62, rupiah.
dapat dijatuhkan hukuman tambahan, (2) Jika perbuatan itu mengakibatkan
berupa: orang mati, yang bersalah diancam
a. perampasan barang tertentu; dengan pidana penjara paling lama
b. pengumuman keputusan hakim; satu tahun empat bulan atau pidana
c. pembayaran ganti rugi; kurungan paling lama satu tahun.
d. perintah penghentian kegiatan tertentu (3) Barang-barang itu dapat disita.
yang menyebabkan timbulnya kerugian 3. Pasal 359: Barangsiapa karena
konsumen; kesalahannya (kealpaannya)
e. kewajiban penarikan barang dari menyebabkan orang lain mati, diancam
peredaran; atau dengan pidana penjara paling lama lima
f. pencabutan izin usaha. tahun atau pidana kurungan paling lama
Pasal 20: Pelaku usaha periklanan satu tahun.
bertanggung jawab atas iklan yang 4. Pasal 360 ayat:
diproduksi dan segala akibat yang (1) Barang siapa karena kesalahannya
ditimbulkan oleh iklan tersebut. (kealpaannya) menyebabkan orang
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, lain mendapat luka-luka berat,
mengatur mengenai ancaman pidana bagi diancam dengan pidana penjara
pelaku tindak pidana terhadap konsumen, paling lama lima tahun atau pidana
sebagaimana dinyatakan dalam: kurungan paling lama satu tahun.
1. Pasal 204 ayat: (2) Barang siapa karena kesalahannya
(1) Barangsiapa menjual, menawarkan, (kealpaannya) menyebabkan orang
menyerahkan atau membagi-bagikan lain luka-luka sedemikian rupa
barang yang diketahuinya sehingga timbul penyakit atau
membahayakan nyawa atau halangan menjalankan pekerjaan
kesehatan orang, padahal sifat; jabatan atau pencarian selama waktu
berhahaya itu tidak diberi tahu, tertentu, diancam dengan pidana
diancam dengan pidana penjara penjara paling lama sembilan bulan
paling lama lima belas tahun. atau pidana kurungan paling lama
(2) Jika perbuatan itu mengakibatkan enam bulan atau pidana denda
orang mati, yang bersalah diancam paling tinggi empat ribu lima ratus
dengan pidana penjara seumur hidup rupiah.
atau pidana penjara selama waktu 5. Pasal 382 bis: Barangsiapa untuk
tertentu paling lama dua puluh mendapatkan, melangsungkan atau
tahun. memperluas hasil perdagangan atau
2. Pasal 205 ayat: perusahaan milik sendiri atau orang lain,
(1) Barang siapa karena kesalahannya melakukan perbuatan curang untuk
(kealpaannya) menyebabkan barang- menyesatkan khalayak umum atau
barang yang berbahaya bagi nyawa seorang tertentu, diancam, jika
atau kesehatan orang, dijual, perbuatan itu dapat menimbulkan
diserahkan atau di bagi-bagikan kerugian bagi konkuren-konkurennya
tanpa diketahui sifat berbahayanya atau konkuren-konkuren orang lain,
oleh yang membeli atau yang karena persaingan curang, dengan
memperoleh, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun
pidana penjara paling lama sembilan empat bulan atau pidana denda paling
bulan atau pidana kurungan paling banyak tiga belas ribu lima ratus rupiah.
lama enam bulan atau pidana denda 6. Pasal 386 ayat:
119
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

(1) Barang siapa menjual, menawarkan dikompensasi dengan berbagai upaya, baik
atau menyerahkan barang makanan, melalui gerakan perlindungan konsumen,
minuman atau obat-obatan yang perangkat kelembagaan dan hukum
diketahuinya bahwa itu dipalsu, dan maupun berbagai upaya lain agar
menyembunyikan hal itu, diancan konsumen bisa mengonsumsi produk
dengan pidana penjara paling lama barang atau jasa, khususnya pangan yang
empat tahun. diinginkan secara lebih aman. Perlindungan
(2) Bahan makanan, minuman atau untuk sejumlah besar konsumen di dalam
obat-obatan itu dipalsu jika nilainya usaha produksi pangan seperti ini
atau faedahnya menjadi kurang merupakan keharusan, karena
karena sudab dicampur dengan perkembangan ekonomi dan insdustri yang
sesuatu bahan lain. maju membawa implikasi lain yang bersifat
7. Pasal 383: Diancam dengan pidana negatif.18
penjara paling lama satu tahun empat Beberapa jenis produk seperti pangan
bulan, seorang penjual yang berbuat atau obat-obatan pada dasarnya bukanlah
curang terhadap pembeli: produk yang membahayakan, tetapi
1. Karena sengaja menyerahkan barang mudah tercemar atau mengandung racun
lain daripada yang ditunjuk untuk yang apabila lalai atau tidak berhati-hati
dibeli; dalam pembuatannya atau bahkan
2. Mengenai jenis, keadaan atau jumlah memang lalai untuk tetap mengedarkan
barang yang diserahkan, dengan atau sengaja tidak menarik produk pangan
menggunakan tipu muslihat. yang sudah kadaluarsa. Kelalaian tersebut
Agar pangan yang aman tersedia secara erat kaitannya dengan kemajuan di bidang
memadai, perlu diupayakan terwujudnya industri yang menggunakan produksi dan
suatu sistem pangan yang mampu distribusi barang dan jasa yang semakin
19
memberikan perlindungan kepada kompleks. Dengan demikian,
masyarakat yang mengonsumsi pangan perlindungan hukum terhadap konsumen
sehingga pangan yang diedarkan dan/atau yang diberikan negara memang haruslah
diperdagangkan tidak merugikan serta segera dapat diimplementasikan dalam
aman bagi kesehatan jiwa manusia. Dengan kerangka kehidupan ekonomi. Hal ini
perkataan lain harus memenuhi penting, mengingat bahwa perlindungan
persyaratan keamanan pangan. Produk konsumen haruslah menjadi salah satu
pangan yang dikonsumsi masyarakat pada perhatian yang utama karena berkaitan
dasarnya melalui suatu mata rantai proses erat dengan kesehatan dan keselamatan
yang meliputi produksi, penyimpanan, masyarakat sebagai konsumen.20
pengangkutan, peredaran hingga tiba di Pemberlakuan sanksi pidana untuk
tangan konsumen. Agar keseluruhan mata pengamanan peredaran makanan dan
rantai tersebut memenuhi persyaratan minuman merupakan upaya hukum untuk
keamanan, mutu dan gizi pangan, maka mencegah terjadinya perbuatan-perbuatan
perlu diwujudkan suatu sistem pengaturan, yang merugikan masyarakat atau
pembinaan dan pengawasan yang efektif di konsumen dalam mengkonsumsi makanan
bidang keamanan, mutu dan gizi pangan.17 dan minuman yang beredar di pasaran
Ketidakseimbangan posisi antara serta bertujuan untuk memberikan efek
produsen dan konsumen sangat perlu jera bagi pelaku tindak pidana apabila
18
Ibid, hal. 173.
17 19
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Ibid, hal. 174.
20
Konsumen, Op.Cit, Hal. 171. Ibid.

120
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

terbukti melakukan pelanggaran atas memerlukan peningkatan pengawasan


ketentuan-ketentuan hukum di bidang yang efektif dari pemerintah yang
kesehatan, pangan dan perlindungan memiliki wewenang dan bertanggung
konsumen. jawab mengatur dalam mengawasi
produksi, pengolahan, pendistribusian
PENUTUP makanan, dan minuman termasuk
A. KESIMPULAN penggunaan bahan tambahan makanan
1. Pengaturan hukum pengamanan dan minuman yang boleh digunakan
peredaran makanan dan minuman dalam produksi dan pengolahan
sesuai dengan peraturan perundang- makanan dan minuman.
undangan yang berlaku di bidang 2. Pemberlakuan sanksi pidana untuk
kesehatan, pangan dan konsumen pada pengamanan peredaran makanan dan
dasarnya mengatur mengenai minuman perlu dilaksanakan sesuai
perlindungan terhadap masyarakat agar dengan peraturan perundang-undangan,
dalam mengkonsumsi makanan dan baik pidana penjara, pidana denda dan
minuman yang beredar terjamin pidana tambahan, baik terhadap
keamanannya, sesuai dengan standar perseorangan maupun korporasi untuk
dan/atau persyaratan kesehatan, memberikan efek jera terhadap pelaku
memiliki izin edar dan setiap makanan dan agar supaya bagi pihak lain tindak
dan minuman yang dikemas wajib diberi melakukan lagi perbuatan yang sama.
tanda atau label sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang DAFTAR PUSTAKA
berlaku. Makanan dan minuman yang Anonim, Kamus Hukum, PT. Citra Umbara,
tidak memenuhi ketentuan standar, Bandung, 2008.
persyaratan kesehatan, dan/atau Hamzah Andi, Terminologi Hukum Pidana,
membahayakan kesehatan dilarang Sinar Grafika, Jakarta, 2008.
untuk diedarkan, ditarik dari peredaran, Helmi, Hukum Perizinan Lingkungan Hidup,
dicabut izin edar dan disita untuk Cetakan Pertama, Sinar Grafika. Jakarta.
dimusnahkan sesuai dengan ketentuan 2012.
peraturan perundang-undangan. Kansil C.S.T., Christine S.T. Kansil, Engelien
2. Pemberlakuan sanksi pidana untuk R. Palandeng dan Godlieb N. Mamahit,
pengamanan peredaran makanan dan Kamus Istilah Aneka Hukum, Edisi
minuman terhadap perseorangan Pertama, Cetakan Kedua, Jala Permata
maupun korporasi dapat dikenakan Aksara, Jakarta, 2010.
pidana penjara, pidana denda dan Kristiyanti Tri Siwi Celina, Hukum
pidana tambahan sesuai dengan tindak Perlindungan Konsumen, Cetakan
pidana yang dilakukan dan dapat Pertama, Sinar Grafika, Jakarta, 2008.
dibuktikan melalui pemeriksaan di Lubis Sofyan, Mengenai Hak Konsumen dan
pengadilan. Melalui pemberlakuan Pasien, Cet. 1. Pustaka Yustisia,
sanksi pidana ini diharapkan tujuan Yogyakarta, 2009.
pengamanan peredaran makanan dan Marpaung Leden, Asas-Teori-Praktik Hukum
minuman dapat tercapai guna Pidana, Sinar Grafika. Cetakan Kedua,
memberikan perlindungan hukum bagi Jakarta, 2005.
masyarakat. Masriani Tiena Yulies, Pengantar Hukum
Indonesia, Cetakan Kelima, Sinar Grafika,
B. SARAN Jakarta, 2009.
1. Pengaturan hukum pengamanan
peredaran makanan dan minuman,
121
Lex Crimen Vol. IV/No. 1/Jan-Mar/2015

Miru Ahmadi dan Sutarman Yodo, Hukum


Perlindungan Konsumen, PT SUMBER-SUMBER LAIN
RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008. http://www.adobe.com/go/reader9_create
Mulyadi Mahmud dan Feri Antoni Surbakti, _pdf. Report To The Nation: Laporan
Politik Hukum Pidana Terhadap Kinerja Badan Pengawas Obat Dan
Kejahatan Korporasi, Cetakan Pertama, Makanan RI Sampai Dengan Triwulan Il
PT. Sofmedia, Jakarta. 2010. (Semester I) Tahun 2012.
Nitisusastro Mulyadi H., Perilaku Konsumen http://www.adobe.com/go/reader9_create
Dalam Perspektif Kewirausahaan, _pdf. Report To The Nation: Laporan
Cetakan Kesatu. Alfabeta, Bandung, Kinerja Badan Pengawas Obat Dan
2012. Makanan RI Sampai Dengan Triwulan Il
Notoatmodjo Soekidjo, Etika & Hukum (Semester I) Tahun 2012.
Kesehatan, Rineka Cipta, PT. Rineka
Cipta, Jakarta, 2010.
Nurmadjito, Kesiapan Perangkat Peraturan
Perundang-Undangan tentang
Perlindungan Konsumen Dalam
Mengahadapi Era Perdagangan Bebas,
Dalam Erman Rajagukguk dkk, Hukum
Perlindungan Konsumen, (Penyunting)
Husni Syawali dan Neni Sri Imaniyati,
Cetakan l. CV. Mandar Maju. Bandung,
2000.
Ridwan Juniarso H. dan Achmad Sodik
Sudrajat, Hukum Adminsitrasi Negara
dan Kebijakan Pelayanan Publik, Cetakan
l. Nuansa. Bandung. 2010.
Sastrawijaya Tresna, Pencemaran
Lingkungan, Cet. 2. Rineka Cipta, Jakarta,
2009.
Simatupang H. Taufik, Aspek Hukum
Periklanan Perspektif Perlindungan
Konsumen, Cetakan ke-1. PT. Citra Bakti,
Bandung, 2004.
Sudarsono, Pengantar Ilmu Hukum,
Cetakan Kelima, PT. Rineka Cipta,
Jakarta, 2007.
-------------, Kamus Hukum, Cetakan Keenam,
PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2009.
Sunarso Siswantoro, Penegakan Hukum
Psikotropika, Dalam Kajian Sosiologi
Hukum, PT. RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2004.
Widjaja Gunawan dan Ahmad Yani, Hukum
Tentang Perlindungan Konsumen,
Cetakan Keempat, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta, 2008.

122

Anda mungkin juga menyukai