ISI
2.1. Transpirasi
Transpirasi merupakan proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel.
Pelepasan air merupakan mekanisme regulasi keseimbangan cairan dan suhu jaringan tumbuhan.
Laju transpirasi di pengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor dari tanaman itu sendiri. Faktor
lingkungan seperti kelembaban udara , suhu, kecepatan angina, cahaya, tekanan udara,
ketersediaan air tanah dan debu.
Sedangkan faktor yang berasal dari tanaman antara lain stomata dan bentuk daun.
Stomata merupakan celah atau jalan pertukaran gas oleh daun, termasuk di antaranya menjadi
saluran utama pelepasan uap air dari jaringan daun. Distribusi stomata pada daun berbeda
terutama menurut habitatnya . Pada tumbuhan air, stomata banyak di bentuk di atas permukaan
atas daun, dan sebaliknya pada tumbuhan darat. Selain jumlah stomata , letak stomata, (
permukaan bawah atau atas daun, timbul / tenggelam ), waktu bukaan stomata serta intensitas
membukanya stomata termasuk faktor yang menentukan laju transpirasi. Di samping itu bentuk
daun seperti berbulu/tidak , warna daun(kandungan klorofil daun), posisinya menghadap
matahari juga dapat mempengaruhi kecepatan transpirasi.
2.1.2 Tujuan
Tabel 1. Kecepatan transpirasi pada permukaan atas dan bawah daun jumlah stomata
2.2 Fototropisme
Proses tumbuh suatu tumbuhan di pengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya adalah
faktor nutrisi,hormone, umur jaringan dan berbagai kondisi lingkungan eksternalnya seperti
suhu, kelembapan, konsentrasi gas-gas, pencahayaan, kecepatan angin, dan sebagainya.
Faktor-faktor yang terkait langsung dengan produktivitas tumbuhan akan berpengaruh pada
lagi pertumbuhannya.
2.2.2 Tujuan
1. Polybag ukuran 9 cm x 25 cm
2. Mistar
3. Busur
4. Tanah
5. Pasir
6. Lidi ukuran 10 cm
7. Benih kacang hijau
8. Kertas label
9. Kotak karton ukuran tinggi 50 cm
10. Air
2 TD
D
DB
4 TD
D
DB
6 TD
D
DB
8 TD
D
DB
10 TD
D
DB
12 TD
D
DB
2 TD
D
DB
4 TD
D
DB
6 TD
D
DB
8 TD
D
DB
10 TD
D
DB
12 TD
D
DB
2 TD
D
DB
4 TD
D
DB
6 TD
D
DB
8 TD
D
DB
10 TD
D
DB
12 TD
D
DB
Tabel.7 Rata-rata Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, Panjang Daun, Lebar Daun
dan Berat Basah Selama Pengamatan
Keterangan : T=Tanaman
10
Unsur hara sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan tanaman karena merupakan bagian
dari sel-sel dalam tubuh tanaman ataupun berfungsi melancarkan berlangsungnya proses
metabolisme, sel-sel baru selalu di bentuk selama tanaman itu hidup baik untuk perkembangan
organ maupun sel. Unsur hara di sebut juga nutrisi tanaman. Nutrisi tanaman di definisikan
sebagai mineral atau elemen organik maupun anorganik yang di butuhkan dalam metabolisme
tanaman dan fisiologinya. Unsur-unsur ini dapat di peroleh tanaman dalam metabolisme tanaman
dan fisiologinya. Unsur-unsur ini dapat di peroleh tanaman dari lingkungan atau media hidupnya.
Unsur-unsur tersebut diserap tumbuhan dalam bentuk kation,anion,molekul sederhana (misal:
air, CO2, dan gas-gas lainnya) serta molekul organik sederhana.
Sebagian unsur nutrusi dibutuhkan dalam kadar”cukup banyak”, dan sebagian yang lain
dalam kadar yang baik “sedikit”. Menurut taraf kebutuhan tersebut nutrisi di bedakan menjadi
tiga kelompok elemen, yakni makronutrien,mikronutrien dan unsur ikatan (“trace element”)
Berdasarkan sifat kemudahan ditranslokasikan dari satu organ ke bagian orang yang lain,
unsur nutrisi dibedakan menjadi unsur “mobile” (dapat di pindahkan) dan “inmobile”
(sukar/tidak dapat dipindahkan). Unsur-unsur mobile anatar lain N,P,K,Mg dan Zn (Salisburry,
1984: 100-109). Bila tumbuhan kekurangan suplai unsur-unsur mobile yang di butuhkan,
terutama bagi jaringan yang sedang tumbuh dan berkembang, maka tumbuhan akan mengambil
unsur tersebut dari jaringan yang sudah mengalami kemunduran, seperti daun-daun tua. Dengan
demikian definisi unsur mobile akan langsung tampak pada jaringan-jaringan muda. Untuk
mengamati secara lebih cermat mengenai kebutuhan mineral bagi tumbuhan, umumnya di
lakukan dengan suatu teknik kultur pasir atau kultur air
2.3.2 Tujuan
2.4. Perkecambahan
Perkecambahan biji dimulai dari proses penyerapan air oleh biji diikuti dengan
melunaknya kulit biji serta terjadinya hidrasi sitoplasma dan peningkatan suplai oksigen
sehingga menyebabkan peningkatan respirasi dalam biji. Proses perkecambahan dapat terjadi
jika kulit biji permeabel terhadap air dan tersedia cukup air dengan tekanan osmosis tertentu.
Dinding sel yang kering hampir tidak permeabel terhadap gas. Imbibisi menyebabkan
kadar air di dalam biji mencapai 50-60%, dan menyebabkan pecah atau robeknya kulit biji. Air
juga merupakan sarana maksudnya oksigen ke dalam biji. Suhu optimum untuk berlangsungnya
proses perkecambahan adalah 10-40°C.
Pertumbuhan aksis embrionik kecambah terjadi karena dua peristiwa yaitu pembesaran
sel yang telah ada sebelumnya dan pembentukan sel-sel baru. Sel-sel baru terbentuk karena
proses pembelahan sel yang terjadi pada titik tumbuh radikula dan plumula. Saat pembesaran sel
terjadi proses-proses biokimia, transportasi air, gula, asam amino, dan perubahan ion-ion organik
menjadi protein, asam nuleat, polisakarida, serta molekul-molekul kompleks lainnya. Senyawa
yang di hasilkan akan di ubah menjadi organela, dinding sel, membran sel dan lain-lain sampai
terbentuk jarungan dan organ.
2.4.2 Tujuan
Untuk mengetahui proses perkecambahan dan pengaruh ketersediaan air pada proses
perkecambahan tanaman.
Alat
Bahan
Kondisi stress di tandai oleh menurunnya tingkat aktivitas fisiologinya. Kondisi yang
buruk atau perubahan yang memburuk akan menyebabkan tumbuhan mengalami stress, tekanan
atau cekaman. Banyak faktor lingkungan yang dapat menyebabkan tumbuhan menjadi stress,
baik yang bersumber dari tekanan keadaan fisik, kimia maupun biologis. Stress akibat faktor
tekanan lingkungan antara lain seperti suhu yang ekstrim(sangat panas atau sangat dingin), udara
kering, intensitas matahari yang sangat terik, kekeringan , atau tergenang air bagi tumbuhan
darat, salinitas, kadar Al tanah yang tinggi.
Cekaman salinitas adalah kondisi tidak menguntungkan yang di alami tanaman akibat
tingginya kadar salinitas atau garam.cekaman garam menyebabkan menurunnya tekanan osmotic
larutan tanah sehingga menurunkan ketersedian air, serta meracuni tanaman dengan ion-ion
tertentu. Salinitas merupakan salah satu cekaman abiotik yang berpengaruh buruk terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman. Biasanya terjadi di daerah tepi pantai, daerah yang
pengairannya di pengaruhi sungai yang berair payau dan daerah pertanian yang beririgasi teknis.
2.5.2 Tujuan
1. Tanah
2. Pasir
3. Polybag ukuran 9 x 25 cm
4. Air
5. Benih kacang hijau
6. Gabus
7. NaCl
8. Oven
9. Gelas plastik
10. Aquades
11. Timbangan analitik
12. Kuteks
13. Mikroskop
14. Pena
15. Pisau cutter
Konsentrasi BS BT BK
NaCl
0% 0,04 0,02 0,002
0,1% 0,02 0,01 0,001
0,2% 0,02 0,04 0,004
0,3% 0,03 0,02 0,002
0,4% 0,03 0,01 0,001
0,5% 0,02 0,04 0,004
0,6% 0,03 0,04 0,004
Tabel.16 Penghitungan TR dan TC