Anda di halaman 1dari 5

BAB III

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG DAN KACANG TANAH

A. Tujuan Praktikum
Mempelajari budidaya tanaman kacang tanah dengan jagung secara tumpang
sari

B. Tinjauan Pustaka
Tumpang sari merupakan suatu usaha menanam beberapa jenis tanaman
pada lahan dan waktu yang sama, yang diatur sedemikian rupa dalam barisan-
barisan tanaman. Penanaman dengan cara ini dapat dilakukan pada lahan dan
waktu yang sama , dua atau lebih jenis tanaman yang relatif seumur, misalnya
jagung dan kacang tanah atau bisa juga pada beberapa jenis tanaman yang
umurnya berbeda-beda (Warsana, 2009). Dalam pola tanam tumpangsari
terdapat interaksi antara tanaman yangditanam bersama. Interaksi tersebut
dapat menguntungkan karena saling menunjang, atau dapat juga merugikan
karena adanya sifat saling berkompetisi(Koten et. al., 2013). Penanaman
tumpangsari perlu memperhatikan beberapa faktor, diantaranya ketersediaan
air,kesuburan tanah, sinar matahari dan hama/penyakit (Catharina, 2009). Pola
tanam tumpangsari digunakan untuk meningkatkan produksi hijauan
berkualitas dengan memanfaatkan lahan secara efisien, penanaman
tumpangsari antara leguminosa dengan jagung mampu meningkatkan produksi
hijauan pakan (Ella dan Nurhayu,2010). Pola Tanam Tumpang sari
(Intercropping) Tanaman Legum Pakan danTanaman Pangan Tumpang sari
adalah penanaman lebih dari satu tanaman pada waktu yangbersamaan atau
selama periode tanam pada satu tempat yang sama (Indriati,2009). Sistem
pertanian ganda ini sangat cocok bagi petani kita dengan lahan sempit di daerah
tropis, sehingga dapat memaksimalkan produksi dengan inputluar yang rendah
sekaligus meminimalkan resiko dan melestarikan sumber daya alam.
Selain itu keuntungan lain dari sistem ini :
1. Mengurangi erosi tanah ataukehilangan tanah-olah,
2. Memperbaiki tata air pada tanah-tanah pertanian,termasuk meningkatkan
pasokan (infiltrasi) air ke dalam tanah sehingga cadangan air untuk
pertumbuhan tanaman akan lebih tersedia,
3. Menyuburkan danmemperbaiki struktur tanah,
4. Mempertinggi daya guna tanah sehinggapendapatan petani akan meningkat
pula,
5. Mampu menghemat tenaga kerja,
6. Menghindari terjadinya pengangguran musiman karena tanah bisa
ditanamisecara terus menerus,
7. Pengolahan tanah tidak perlu dilakukan berulang kali,
8. Mengurangi populasi hama dan penyakit tanaman, dan
9. Memperkayakandungan unsur hara antara lain nitrogen dan bahan organik
(Indriati, 2009).
Sistem tumpangsari dapat diatur dengan berdasarkan sifat-sifat
perakaran dan waktu penanaman. Pengaturan sifat perakaran sangat perlu
dilakukan untuk menghindari persaingan unsur hara, air yang berasal dari
dalam tanaman. Sistem perakaran yang dangkal ditumpangsarikan dengan
perakaran yang dalam (Jumin, 2010). Jagung dan kacang tanah memungkinkan
untuk ditanam secara tumpangsari karena kacang tanah termasuk tanaman C3,
jagung tergolong tanaman C4. Jagung mampu beradaptasi dengan baik pada
faktor pembatas pertumbuhan dan produksi. Salah satu sifat tanaman jagung
sebagai tanaman C4, antara lain daun jagung mempunyai laju fotosintesis lebih
tinggi dibandingkan tanaman C3, fotorespirasi dan transpirasi rendah, serta
efisien dalam penggunaan air. Produksi dalam pola tumpangsari akan
meningkat apabila terdapat kecocokan dalam hal memilih jenis tanaman pokok
dan tanaman selanya. Tanaman jagung dan kacang-kacangan (leguminase)
adalah tanaman yang sesuai untuk diterapkan pada pola pertanaman
tumpangsari. Sebab dari kedua jenis tanaman tersebut memiliki morfologi
yang berbeda sehingga dapat memperkecil persaingan antara kedua jenis
tanaman tersebut. Tanaman leguminase memiliki bintil akar yang bersimbiosis
dengan bakteri Rhizobium yang dapat memfiksasi N bebas dari udara, sehingga
N dapat diserap dan digunakan oleh akar tanaman kacangan dan rembesan N
oleh tanaman kacangan seperti kacang tanah dapat digunakan tanaman pokok
seperti jagung (Herlina, 2011).
Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan
dengan spesies Zea mays saccharata Sturt, secara sistematik tanaman jagung
diuraikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub division : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Graminae
Famili : Graminae
Genus : Zea
Spesies : Zea mays saccharata L. (Rukmana,2010)
Secara morfologi, tanaman jagung manis termasuk jenis tumbuhan semusim.
Akar tanaman jagung manis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik pada
kodisi tanah yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pada
kondisi tanah yang subur dan gembur, jumlah akar tanaman jagung manis
cukup banyak, sedangkan pada tanah yang kurang baik, akar yang tumbuh
jumlahnya terbatas (Rukmana,2010).
Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea, L) diperkirakan masuk ke
Indonesia antara tahun 1521-1529. Penanaman kacang tanah di Indonesia baru
dimulai pada awal abad ke-18. Kacang tanah yang ditanam adalah varietas tipe
menjalar. Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Leguminales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea L. (Wijaya, 2011)
Kacang tanah merupakan tanaman polong-polongan atau leguminase.
Tanaman ini merupakan herba monocious, menjalar sampai tegak dengan
tinggi berkisar antara 15 - 70 cm. Batang utama berasal dari epikotil yang berisi
keping biji di kedua sisi pada dua buku pertama. Percabangan dimorfik dengan
cabang-cabang vegetatif dan cabang-cabang reproduktif yang memendek.
Semua cabang vegetatif mempunyai daun sisik yang disebut katafil dan
letaknya berhadapan dengan buku kedua dari cabang itu. Cabang-cabang
vegetatif sekunder atau tersier akan muncul dari cabang-cabang vegetatif
primer.Daun-daun yang berada pada batang utama tersusun spiral dengan
filotaksis 2/5, daun-daun tersebut akan beranak daun empat helai (tetrafoliet)
terdiri atas dua pasang yang saling berhadapan, berbentuk bulat telur terbalik
(Irfanda dkk, 2010).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Cangkul
b. Tugal
c. Mal alat ukur
d. Garu
e. Cethok
f. Ember
g. Gembor

2. Bahan
a. Benih jagung
b. Benih kacang tanah
c. Pupuk urea,
d. Pupuk SP-36,
e. Pupuk KCl

D. Cara Kerja
1. Mengelola tanah dengan cangkul sedalam 10-15 cm, mencacah, dan
membuang gulmanya;
2. Membuat bedengan dengan ukuran 2×3 m;
3. Mencampur pupuk kompos pada bedengan lalu meratakan dengan garu;
4. Membuat saluran pembuangan air diantara bedengan selebar 20-30 cm;
5. Membuat lubang tanam dengan tugal sedalam 2-3 cm dengan jarak tanam
25cm×75 cm dan jarak tanam 25 cm × 25 cm;
6. Memberi furadan pada lubang tanam;
7. Memasukkan benih jagung 2 biji per lubang, dan memasukkan benih
kacang tanah 2 biji per lubang;
8. Memasukkan pupuk NPK pada lubang jagung;
9. Menutup lubang tanaman;
10. Menyiram bedengan.

Anda mungkin juga menyukai