Abstrak
Kajian pemberian Flight Information Service dan Alerting Service di Unit Flight Service Sector
(FSS) Ambon. Traffic wilayah UNCONTROLLED AIRSPACE Biak beberapa kali melakukan
first contact kepada Ambon FSS tanpa adanya transfer estimate dari Biak FSS. Hal tersebut
mengakibatkan terjadinya breakdown of coordination Penulis menyusun Tugas Akhir ini
bertujuan agar dapat mengkaji LOCA antara Ambon FSS dengan Biak FSS sehingga pemberian
pelayanan lalu lintas penerbangan dapat berjalan secara efektif dan efisien tanpa melupakan
aspek safety. Perubahan LOCA pada bagian koordinasi antar unit dengan tidak merubah atau
melanggar aturan yang tertinggi (ICAO Annex).
Kata Kunci : LOCA, koordinasi, efektifitas¸ ATS
Abstract
This final project research examines the provision of Flight Information Service and
Alerting Service at the Ambon Flight Service Sector (FSS) Unit. The traffic in the
UNCONTROLLED AIRSPACE area of Biak made several first contacts to Ambon FSS without
any transfer estimates from Biak FSS. This resulted in a breakdown of coordination. The author
compiled this Final Project aims to be able to study the LOCA between Ambon FSS and Biak
FSS so that the provision of flight traffic services can run effectively and efficiently without
forgetting the safety aspect. LOCA changes in the coordination between units without changing
or violating the highest rules (ICAO Annex)..
Keywords: LOCA, coordination, effectiveness ¸ ATS
penerbangan. Sebelum peraturan dibuat, pasti FSS memiliki beberapa adjacent unit salah
sudah dikaji terlebih dahulu dari segala aspek satunya adalah Biak FSS. Ambon FSS
oleh Tim Safety Management System (SMS). memiliki LOCA dengan Biak FSS. Di dalam
Urutan tertinggi dari suatu aturan dalam LOCA Ambon FSS – Biak FSS dijelaskan
penerbangan adalah aturan yang dibuat oleh batas wilayah yurisdiksi Ambon FSS dan
International Civil Aviation Organization Biak FSS dan Transfer of Responsibility
(ICAO). Karena setiap negara yang tergabung Point (TRP). Di dalam LOCA Ambon FSS –
dalam ICAO memiliki perbedaan topologi Biak FSS juga disebutkan bahwa koordinasi
dan dasar negara yang berbeda, maka untuk traffic menuju Ambon FSS dilakukan
dibuatlah Undang-undang Penerbangan No.1 paling lambat 30 menit sebelum Crossing
tahun 2009. Peraturan pelaksana dari UU Boundary atau jika EET ke Transfer of
Penerbangan adalah Civil Aviation Safety Responsibility Point kurang dari 30 menit,
Regulation (CASR) yang merupakan produk maka transfer estimate dilakukan oleh Biak
hukum yang diundangkan berdasarkan FSS sesegera mungkin, tetapi pada
Keputusan Menteri Perhubungan dalam kenyataannya, Biak FSS terlambat dan
bentuk Peraturan Menteri (PM). Dengan latar bahkan tidak melakukan transfer estimate
belakang Negara Indonesia adalah negara untuk pesawat dari wilayah Biak FSS ke
kepulauan, setiap bandar udara memiliki Ambon FSS. Beberapa informasi tentang
wilayah yang berbeda, diapit bukit, estimate traffic yang departure dari wilayah
pegunungan, menjorok ke lautan dan lain- Biak FSS diperoleh dari pilot pesawat
lain. Karena itu munculah Standard langsung saat melakukan first contact dan
Operational Procedure (SOP). SOP adalah terkadang beberapa pesawat langsung direct
sistem yang disusun untuk memudahkan, contact ke Ambon APP tanpa melalui Ambon
merapikan dan menertibkan pekerjaan, berisi FSS, lalu atas inisiatif personel ACO yang
tahap-tahapan pekerjaan dari awal sampai sedang bertugas langsung mengkonfirmasi
akhir dalam suatu perusahaan. Selain SOP, atau menanyakan estimate time arrival ke
suatu perusahaan pasti mempunyai Letter of Ambon APP.
Operational Coordination Agreement
(LOCA) yang merupakan kesepakatan antara METODOLOGI
dua belah pihak (unit) yang menjelaskan
secara rinci bagian koordinasi di dalam SOP. Lokasi penelitian ini adalah tempat yang
Airnav Indonesia Cabang Ambon digunakan penulis untuk memperoleh data
memberikan pelayanan Flight Service Sector
Tugas Akhir, yaitu Perum LPPNPI Airnav
(FSS) dengan callsign Ambon Information.
Ambon FSS mempunyai tugas memberikan Indonesia Cabang Ambon. Waktu penelitian
Flight Information Service, Alerting Service dilakukan dari Bulan Oktober 2019 sampai
dan Air Traffic Advisory Service. Sesuai
dengan Bulan Juli 2020 bersamaan dengan
dengan SOP, pelayanan informasi
penerbangan yang diberikan oleh Ambon penulis melaksanakan OJT
FSS mencakup informasi SIGMET,
NOTAM, informasi cuaca, traffic
information dan informasi lain yang berguna
untuk suatu operasi penerbangan. Ambon
Observasi
Pembahasan
Kendala yang dihadapi personel ACO
atau adanya pesawat tersebut dan tidak dapat Dikutip dari Annex 11 Chapter 6 - Air
memberikan pelayanan berupa informasi Traffic Services Requirements for
atau saran terhadap pesawat tersebut yang Communication Sub bab 6.2 – Aeronautical
nantinya juga berdampak bagi pelayanan di Fixed Services (ground-ground
Ambon APP dikarenanakan Ambon FSS communication) yang menyebutkan bahwa :
tidak dapat meneruskan atau mentransfer 6.2.1.1 Direct-speech and/or data link
estimate pesawat tersebut. Jika kejadian communications shall be used in ground-
BOC Break Of Coordination ini masih saja ground communications for air traffic
sering terjadi kedepannya maka dapat services purposes.
berpotensi menyebabkan terjadinya BOS 6.2.1.2 6.2.2.3 Description of
(Breakdown Of Separation). communication facilities
Dilihat dari data pertumbuhan jumlah traffic 6.2.1.3 6.2.2.3.1 The communication
Ambon FSS, peninjauan kembali LOCA facilities required under 6.2.2.1, 6.2.2.2.1 a)
antara Ambon FSS dan Biak FSS sangat and 6.2.2.2.2 a), b) and c) shall include
diperlukan. Dilakukan penambahan note provisions for :
pada LOCA Ambon FSS – Biak FSS di a) communications by direct speech alone, or
bagian Transfer of Responsibility dan di in combination with data link
bagian Coordination Procedures- communications, whereby for the purpose of
Coordination, terkait penambahan transfer of control using radar or ADS-B, the
keterangan atau note tentang pendelegasian communications can be established
komunikasi atau pelimpahan wewenang pada instantaneously and for other purposes the
area tanggung jawab. communications can normally be established
Pemberian pelayanan informasi within fifteen seconds; and
penerbangan dapat berjalan dengan 6.2.4 Procedures for direct-speech
maksimal, setelah adanya perubahan LOCA communications
yang mengatakan delegation of Recommendation.—Appropriate procedures
communication traffic, pengajuan untuk for direct speech communications should be
pengadaan alat komunikasi langsung (Direct developed to permit immediate connections
Speech) antara Ambon FSS dan Biak fss agar to be made for very urgent calls concerning
lebih mudah dan efektif untuk melakukan the safety of aircraft, and the interruption, if
suatu koordinasi antar unit sehingga BOS necessary, of less urgent calls in progress at
dan BOC dapat dikurangi bahkan tidak the time.
terjadi.
Kutipan dokumen Annex di atas dikatakan last route sebelum memasuki Ambon FSS
bahwa alat komunikasi langsung (Direct adalah point POSAT – FALAM – TMA,
Speech) diperlukan bagi suatu ATS Unit dikarenakan range atau jarak yang sangat
(ground to ground) untuk berkoordinasi mepet dengan TMA yang hanya berjarak
secara langsung, cepat dan tepat. Komunikasi sekitar 100 Nm maka Biak FSS langsung saja
dengan ucapan langsung saja atau dalam memberikan kepada pilot direct establish
kombinasi dengan komunikasi data link, dengan Ambon APP tanpa melalui Ambon
dimana untuk tujuan transfer kontrol FSS yang mana jika dilihat dari LOCA
menggunakan radar atau ADS-B, tertera disitu adalah wilayah tanggung jawab
komunikasi dapat dibuat secara instan dan Ambon FSS.
untuk tujuan lain komunikasi dapat dibangun 2. Traffic dari wilayah Biak jika tidak bisa
dalam waktu lima belas detik. Hasil contact ke Ambon FSS maka Biak FSS
pengumpulan data berupa observasi, langsung memberi direct establish ke Ambon
kuisioner dan wawancara terkait APP tanpa adanya koordinasi dengan Ambon
Optimalisasi Letter Of Operational FSS, hal ini menyebabkan terjadinya miss
Coordination Agreement antara Ambon FSS communication atau Break Of Coordination
dan Biak FSS Terhadap Efektifitas yang nantinya berpotensi menyebabkan
Pelayanan Navigasi Penerbangan Di Perum Break Of Separation.
LPPNPI Airnav Indonesia Cabang Ambon 3. Kurang terjalinnya komunikasi antara
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Ambon FSS dan Biak FSS dikarenakan
LOCA (Letter Of Operational Coordination fasilitas equipment yang belum optimal
Aggrement) antara Ambon FSS dan Biak seperti tidak tersedianya direct speech atau
FSS yang disebutkan bahwa koordinasi alat komunikasi secara langsung guna
dilakukan paling lambat 30 menit sebelum mempermudah pemberian transfer estimate
Crossing Boundary atau jika EET ke pada antar unit.
Transfer of Responsibility Point kurang dari 4. Selama ini Ambon FSS dan Biak FSS
30 menit, maka transfer estimate dilakukan berkoordinasi melalui sms yang mana
oleh FSS unit Biak sesegera mungkin tetapi Ambon FSS memiliki computer operational
kondisi yang dilapangan terkadang tidak untuk mengirimkan sms
seperti apa yang telah LOCA tetapkan hal
terjadi karena beberapa faktor yaitu : PENUTUP
1. Traffic dari wilayah Biak yaitu Sorong 4.1 Kesimpulan
menuju Ambon via route W44 yang dimana
[10] ICAO Annex 11 Air Traffic Services Aeronautical Fixed Service (Ground
point 3.6.2.2 menyebutkan bahwa to Ground) point 1 (satu)
: The transferring control Unit shall [19] Document 4444, Air Traffic
communicate to the accepting control Management point 5.3.2 pada poin a.
Unit the appropriate parts of the [20] Peraturan Direktur Jenderal
current flight plan and any control Perhubungan Udara, Document
information pertinent to the transfer Advisory Circular 170-02, 13
requested. Februari 2009 mengenai Safety
[11] Document 4444 Air Traffic Assesment point 2.6
Management point 10.1.2.1.2 [21] Sugiyono. 2007. Metodologi
[12] Civil Aviation Safety Regulation Part Penelitian. Bandung : Alfabeta
172 tentang Air Traffic Service [22] Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Providers, Tahun 2011, Subpart Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
172.010 General, Definitions Bandung: Alfabeta
[13] Undang-undang Republik Indonesia [2] Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian
Nomor 1 Tahun 2009, tentang Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Penerbangan, Pasal 279 ayat 1 (satu) Bandung: Alfabeta
pelayanan lalu lintas penerbangan
[14] Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2009, tentang
Penerbangan pasal 269 navigasi
penerbangan
[15] Annex 11 Air Traffic Service
[16] Annex 11 Air Traffic Services Thirteen
Edition July, 2001, Amandements
15 November 2012 poin 6.2.2.3.1.
[17] Annex 11 Air Traffic Services
Thirteenth Edition
July,2001,Amandements 15
November 2012 chapter 6 point
6.2.1.1.
[18] Civil Aviation Safety Regulation Part
170 subpart 170.052 tentang Pelayanan