Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Setelah dilaksanakan penelitian terkait dengan judul dan permasalahan yang
telah penulis uraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil
beberapa kesimpulan, yaitu:
Belum maksimalnya operasional peralatan navigasi berupa Instrument
Landing System ternyata sangat berpengaruh terhadap kelancaran lalu lintas
penerbangan di Bandar Udara Depati Amir Bangka, dengan belum beroperasinya
Instrument Landing System terutama pada saat cuaca buruk berdampak pada
pergerakan pesawat yang akan landing maupun takeoff yang tidak jarang pula
dapat menyebabkan go around, missed approach, bahkan holding. Diharapkan
ketika Instrument Landing System sudah beroperasi dengan maksimal minimum
visibility yang digunakan untuk persyaratan approach runway 16 dapat di
maksimalkan menjadi 800m dan diharapkan mengurangi terjadinya go around,
missed approach, holding dan delay sehingga meningkatkan pelayanan
penerbangan di Bandar Udara Depati Amir Bangka, belum maksimalnya
operasional peralatan navigasi berupa Instrument Landing System memiliki
korelasi yang kuat terhadap peningkatan pelayanan penerbangan di Bandar Udara
Depati Amir Bangka dengan nilai korelasi 0,70 (korelasi tinggi). Hasil yang
diperoleh tidak menghasilkan skor minus maka artinya hubungan tersebut positif,
yaitu apabila variabel X meningkat atau fasilitas Instrument Landing System
operasionalnya semakin maksimal, maka variabel Y pelayanan penerbangan juga
akan meningkat, sehingga dapat dicapai kesimpulan bahwa memang benar
pentingnya fasilitas Instrument Landing System berpengaruh terhadap
peningkatan pelayanan penerbangan di Bandar Udara Depati Amir Bangka.

69
70

5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang penulis simpulkan diatas
serta tujuan dimana kelancaran pelayanan lalu lintas udara sangat dibutuhkan
untuk meningkatan pelayanan penerbangan, maka Penulis mengajukan saran
sebagai berikut:
Pemberian pelayanan pemanduan lalu lintas oleh pemandu lalu lintas udara
sebenarnya sudah maksimal dan harusnya dapat memaksimalkan juga fasilitas
yang ada sehingga meningkatkan pelayanan penerbangan yang diberikan.
Melakukan obstacle clearing di zona kritis dan zona sensitif serta area yang
berpotensi menjadi hambatan operasi ILS sehingga diperlukan adanya pengecekan
rutin secara berkala agar tumbuhan tidak menjadi gangguan dalam operasi ILS.
Melakukan kalibrasi secara berkala untuk mengetahui kondisi fasilitas sesuai
ketentuan yang sudah ditetapkan dengan pihak terkait dan nantinya bisa menjadi
bahan evaluasi terhadap performa fasilitas yang diperiksa. Mengikutkan SDM
dalam diklat ilmu terapan ILS sehingga dapat menerapkan ilmunya. Mengatur
ulang posisi peralatan dan lahan yang digunakan untuk memasang peralatan
tersebut sesuai dengan kriteria yang mengacu pada Annex 10 Aeronautical
Telecomunication volume 1 Sixth Edition July 2006 Attachment C-2 Material
concerning ILS installations Poin 2.1.9.1 Part A and B dan PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA, Nomor:
SKEP/113/VI/2002 “Tentang kriteria penempatan fasilitas elektronika dan listrik
penerbangan BAB VII standar penempatan ILS dan selanjutnya melakukan
pembuatan Instrument Approach Procedure (IAP) dengan menggunakan ILS
sebagai fasilitas alat bantu pendaratan instrumen di bandar udara tersebut dan
melakukan pengadaan alat baru untuk jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai