Anda di halaman 1dari 18

Jurnal Lex Suprema

ISSN: 2656-6141 (online)


Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP PEMILIK BANGUNAN


YANG TIDAK SESUAI DENGAN PENGATURAN MENGENAI
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN DI
KOTA BALIKPAPAN

LAW ENFORCEMENT ON BUILDING OWNERS THAT ARE NOT


ACCORDING TO SETTINGS ON SAFETY AREAS OF FLIGHT
OPERATIONS IN BALIKPAPAN CITY

Arisah1,Roziqin2, Sri Endang Rayung Wulan3


Fakultas Hukum Universitas Balikpapan
Jl. Pupuk Kelurahan Gunung Bahagia
Email: rhiesajiecezt@yahoo.co.id, roziqin@uniba-bpn.ac.id , rayung.wulan@uniba-
bpn.ac.id

ABSTRAK
Dalam tercapainya tujuan pengaturan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) di
atur dalam Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (42) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 2009 tentang Penerbangan, yang berbunyi : Yang dimaksud dengan Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan adalah wilayah daratan dan/atau perairan serta ruang udara
di sekitar bandar udara yang digunakan untuk kegiatan operasi penerbangan dalam rangka
menjamin keselamatan penerbangan. Rumusan masalah adalah bagaimanakah penegakan
hukum terhadap pemilik bangunan yang tidak sesuai dengan pengaturan mengenai Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan dan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penegakan
hukum terhadap pemilik bangunan yang tidak sesuai dengan pengaturan mengenai Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) di Kota Balikpapan. Metode yang digunakan
yaitu pendekatan yuridis empiris yang ditunjang dengan data primer dan data sekunder, terdiri
dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier. Hasil penelitian
bahwa penegakan hukum administrasi negara terhadap pemilik bangunan yang mendirikan
bangunaan tidak sesuai dengan pengaturan mengenai Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan di Kota Balikpapan dilakukan dengan cara preventif dan represif. Preventif
dengan cara sosialisasi terencana yang dilakukan oleh Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah
VII serta Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu dan represif dengan cara surat
peringatan untuk melakukan perubahan atau menyesuaikan dengan bangunan sekarang atau
menyesuaikan dengan rekomendasi yang diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi
penegakan hukum terhadap pemilik bangunan yang tidak sesuai dengan pengaturan mengenai
Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Kota Balikpapan adalah faktor penegak
hukum, kurangnya personil yang melakukan pengawasan dan pengendalian bangunan yang
berdiri sesuai dengan pengaturan mengenai Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan.

Kata Kunci : Penegakan Hukum, Bangunan, Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan

ABSTRACT
The achievement of the objectives of the Aviation Safety Operations Area (KKOP) set in the
general provisions article 1 paragraph (42) of the Law of the Republic of Indonesia No. 1 of

1
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Balikpapan
2
Dosen Fakultas Hukum Universitas Balikpapan
3
Dosen Fakultas Hukum Universitas Balikpapan

853
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

2009 on flights, which reads: What is the safety area Aviation operations are the land area of
the air and the airspace around the airport used for flight operation in order to ensure the
safety of the flight. The problem formulation is how law enforcement against building owners
does not conform to the arrangements of the aviation operations safety area and what factors
affect law enforcement against the building owners In accordance with the arrangement of
the Aviation safety operations area in Balikpapan City. The methods used are empirical
approaches that are supported with primary data and secondary data, consisting of primary
legal materials, secondary legal materials, and tertiary legal materials. The results of the
study that the State Administration law enforcement against the building owners who
established buildings are not in accordance with the arrangement of the Aviation safety
operations area in the city of Balikpapan is done by preventive and repressive. Preventive
with planned socialization conducted by the Office of Regional Airport Authority VII and the
Department of Investment and integrated licensing and repressive by means of warning letter
to make changes or adjust to the building Present or adapt to a given recommendation.
Factors affecting law enforcement against building owners who do not conform to the
arrangement of the Aviation safety operations area in Balikpapan is a law enforcement
factor, a lack of supervisory personnel and Control of the building that stood according to the
arrangement of the aviation safety operations.
Keywords: law enforcement, building, aviation safety operation area.
mensyaratkan bahwa Kawasan Udara di
I. PENDAHULUAN sekitar bandar udara harus bebas dari
A. Latar Belakang segala bentuk hambatan yang akan
Transportasi udara merupakan sarana mengganggu pergerakan pesawat udara
bagi manusia, yang sangat berperan dengan menetapkan batasan ketinggian
penting untuk menghubungkan antar tertentu terhadap obyek-obyek di sekitar
wilayah di seluruh Negara, dan merupakan bandar udara.5 Dalam tercapainya tujuan
salah satu transportasi paling dinamis yang pengaturan Kawasan Keselamatan Operasi
mampu mencapai jarak jauh, dengan waktu Penerbangan (KKOP) di atur dalam
yang singkat untuk mencapai tujuan dan Ketentuan Umum Pasal 1 ayat (42)
menggunakan alat teknologi yang sesuai Undang-Undang Republik Indonesia
dengan kemajuan jaman. Keamanan dan Nomor 1 Tahun 2009 tentang
keselamatan dalam sebuah penerbangan sipil Penerbangan, yang berbunyi : Yang
sangatlah tergantung pula pada keamanan dimaksud dengan Kawasan Keselamatan
dari bandar udara yang memberangkatkan Operasi Penerbangan adalah wilayah
pesawat tersebut. Mengingat banyaknya daratan dan/atau perairan serta ruang udara
ancaman dari tindakan gangguan melawan di sekitar bandar udara yang digunakan
hukum baik saat pesawat di darat maupun di untuk kegiatan operasi penerbangan dalam
udara.4 Undang-Undang Nomor 1 Tahun rangka menjamin keselamatan
2009 tentang Penerbangan menetapkan penerbangan.
untuk menjamin keselamatan dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
keamanan penerbangan, Bandar Udara 44 Tahun 2005 tentang Pemberlakuan
dilengkapi dengan Kawasan Keselamatan Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-
Operasi Penerbangan (KKOP) yang 71123-2005 Mengenai Kawasan
4
Keselamatan Operasi Penerbangan Sebagai
Suhadi Suhadi, Elsa Aprina, and Abdul Wahab,
Standar Wajib menjelaskan bahwa pada
“PENEGAKAN HUKUM TERHADAP
PENUMPANG YANG MEROKOK DI Kawasan Keselamatan Operasi
PESAWAT UDARA DI BANDAR UDARA
SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN
SEPINGGAN,” Jurnal De Jure 11, no. 2 (2019): 5
https://www.researchgate.net/publication diakses
hlm 18. pada tanggal 30 Januari 2019

854
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

Penerbangan (KKOP) tidak dibenarkan Indonesia memilih cara desentralisasi


adanya bangunan, baik yang tetap (fixed) dalam penyelenggaraan pemerintahannya
maupun dapat berpindah (mobile), yang bukan sentralisasi karena wilayah Negara
lebih tinggi dari persyaratan batas Indonesia merupakan wilayah yang sangat
ketinggian yang diperkenankan sesuai luas serta memiliki daerah-daerah
dengan aerodrome reference code dan geografis dan budaya yang berbeda pula.
runway classification dari suatu bandar Sehingga pemerintah menyerahkan
udara. Kawasan ini perlu diperhatikan sebagaian kewenangannya kepada wilayah
untuk menjaga keselamatan operasional atau daerah-daerah agar mengatur sendiri
pesawat udara di sekitar bandar udara serta daerah tersebut. Selanjutnya terkait dengan
menjadi faktor pendukung utama dalam kewajiban Pemerintah Daerah, Pasal 211
pembuatan suatu wilayah pendaratan dan Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009
lepas landas pesawat udara. tentang Penerbangan , menetapkan :
Pasal 210 Undang-Undang Republik 1) Untuk menjamin keselamatan dan
Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang keamanan penerbangan serta
Penerbangan juga mengatur : “setiap orang pengembangan bandar udara,
dilarang berada di bandar udara, membuat pemerintah serta pengembangan
halangan (obstacle), dan/atau melakukan bandar duara, pemerintah daerah wajib
kegiatan lain di kawasan keselamatan mengendalikan daerah lingkungan
operasi penerbangan yang dapat kepentingan bandar udara.
membahayakan keselamatan dan 2) Untuk mengendalikan derah
keamanan penerbangan, kecuali lingkungan kepentingan bandar udara
memperoleh izin dari otoritas bandar sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
udara”. pemerintah daerah wajib menetapkan
Kota Balikpapan terletak 113 km di rencana rinci tata ruang kawasan di
Barat Daya Ibukota Provinsi Kalimantan sekitar bandar udara dengan
Timur, Samarinda. Letaknya yang strategis memperhatian rencana induk bandar
pada posisi silang jalur perhubungan udara dan rencana induk nasional
nasional dan internasional, berpengaruh bandar udara.
pada perkembangan kota sebagai pusat Menurut Ida Bagus Gde Winaya, Lita
jasa, perdagangan dan industri yang tidak Tyesta, A.L.W. menjelaskan bahwa
hanya berskala regional saja, namun juga Pemerintah daerah mempunyai
berkembang sebagai salah satu sentra di kewenangan mengatur dan mengendalikan
Indonesia Tengah. Dengan potensi sumber bangunan di daerahnya, dengan tujuan
daya yang di sekitaran kota makan Kota peningkatan ketahanan sosial serta
Balikpapan menjadi daya tarik bagi kemandirian untuk terpenuhinya
kegiatan perekonomian. Apalagi dengan kebutuhan material dengan contoh yaitu
keberadaan sarana penunjang Pelabuhan bangunan fisik penunjang kebutuhan
Laut Semayang dan Bandar Udara Sultan masyarakat, misalnya hunian rumah,
Aji Muhammad Sepinggan. 6 Oleh karena gedung, layanan pendidikan, layanan
itu Pemerintah Kota Balikpapan beserta kesehatan maupun rumah ibadah.
Pengelola Bandar Udara wajib Pembangunan fisik tersebut harus sesuai
melaksanakan penentuan batas-batas dengan perijinan yang telah ditetapkan
Kawasan Keselamatan Operasi berdasarkan baik peraturan pemerintah
Penerbangan. maupun Undang-Undang dengan
mengeluarkan Izin Mendirikan Bangunan
6
(IMB). Kewenangan pemerintah daerah
http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/timur/kaltim
/balikpapan.pdf diakses pada tanggal 17 Mei
disebut sebagai otonomi daerah yaitu hak,
2019 04.02 wewenang dan kewajiban daerah otonom
855
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

untuk mengatur dan mengurus sendiri mencakup Kelurahan Manggar dan


urusan pemerintah dan kepentingan Kelurahan Lamaru;
masyarakat setempat dalam sistem Negara b. Kawasan Ancangan Pendaratan dan
Kesatuan Republik Indonesia. Untuk Lepas Landas pada Landas Pacu 27
menyelenggarakan Otonomi Daerah, meliputi Keluran Sepinggan Raya
Daerah membentuk Peraturan Daerah. dan Kelurahan Klandasan Ilir;
Peraturan Daerah dibentuk oleh DPRD c. Kawasan Kemungkinan Bahaya
dengan persetujuan bersama Kepala Kecelakaan meliputi Kelurahan
Daerah, yang berisikan materi muatan : Manggar, Kelurahan Lamaru,
a) Penyelenggaraan Otonomi Daerah dan Kelurahan Sepinggan Raya,
Tugas Pembantuan; Kelurahan Damai Bahagia dan
b) Penjabaran lebih lanjut ketentuan Kelurahan Sepinggan Ilir;
peraturan perundang-undangan yang d. Kawasan di bawah permukaan
lebih tinggi. 7 transisi;
Pelaksanaan peraturan atas e. Kawasan di bawah permukaan
kewenangan Pemerintah Daerah dalam hal horizontal dalam;
pengaturan dan pengendalian di Kawasan f. Kawasan di bawah permukaan
Keselamatan Operasi Penerbangan kerucut;
(KKOP) diwujudkan dalam bentuk g. Kawasan di bawah permuukaan
Peraturan Daerah, yaitu : horizontal luar; dan
1) Peraturan Daerah Kota Balikpapan h. Kawasan sekitar alat bantu navigasi
Nomor 12 Tahun 2012 tentang penerbangan.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota i. Ketentuan terkait KKOP diatur
Balikpapan Tahun 2012 – 2023 pada sesuai ketentuan perundang-
Pasal 23 yang berbunyi : undangan.
Sistem jaringan transportasi udara,
meliputi : 4) Peraturan Daerah Kota Balikpapan
a. Bandar udara; dan Nomor 3 Tahun 2016 tentang
b. KKOP. Bangunan Gedung pada :
2) Bandar udara sebagaimana dimaksud a) Pasal 18 ayat (5), yang berbunyi :
pada ayat (1) huruf a berupa Bandar Surat Keterangan Rencana Kota
Udara Internasional Sepinggan di sebagaimana dimaksud pada ayat
Kelurahan Sepinggan Raya dengan (4) merupakan ketentuan yang
fungsi Bandar Udara Pengumpul Skala berlaku untuk lokasi yang
Primer. bersangkutan dan berisi:fungsi
3) KKOP sebagaimana dimaksud pada Bangunan Gedung yang dapat
ayat (1) huruf b, meliputi : dibangun pada lokasi bersangkutan;
a. Kawasan Ancangan Pendaratan dan a. ketinggian maksimum
Lepas Landas pada Landas Pacu 07 Bangunan Gedung yang
diizinkan;
7
Ida Bagus Gde Winaya and Lita Tyesta ALW, b. jumlah lantai/lapis Bangunan
“PENGATURAN KAWASAN Gedung di bawah permukaan
KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN:
STUDI TENTANG PELAKSANAAN
tanah dan KTB yang diizinkan;
KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH c. garis sempadang dan jarak
DALAM MENGENDALIKAN bebas minimum Bangunan
PEMBANGUNAN DAN BENDA TUMBUH DI Gedung yang diizinkan;
KAWASAN KESELAMATAN OPERASI d. KDB maksimum yang
PENERBANGAN BANDAR UDARA AHMAD
YANI SEMARANG,” LAW REFORM 12, no. 1
diizinkan;
(2016): hlm. 20.
856
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

e. KLB maksimum yang f. spesifikasi umum bangunan


diizinkan; gedung;
f. KDH maksimum yang g. perhitungan struktur bangunan
diizinkan gedung 2 (dua) lantai atau lebih
g. KTB maksimum yang dan/atau bentang struktur lebih dari
diizinkan; dan 5 meter kecuali untuk fungsi
h. Jaringan utilitas kota. hunian;
h. perhitungan kebutuhan utilitas
b) Paragraf 5 Tata Cara Penerbitan (mekanikal dan elektrikal);
IMB Pasal 19 ayat (9), yang i. rekomendasi instansi terkait.
berbunyi : Di sekitaran Bandar Udara Sultan Aji
1. Dokumen dan surat terkait Muhammad Sulaiman Sepinggan
persyaratan administratif terdiri Balikpapan terdapat banyak gedung tinggi,
dari : antena radio dan Base Transceiver Station
2. fotocopi Keterangan Rencana (BTS) yang ketinggiannya berpotensi
Kota; mengganggu ruang gerak pesawat udara
3. bukti lunas PBB tahun terakhir; yang menuju maupun yang akan
4. gambar teknis; meninggalkan bandara. Dengan kondisi
5. surat pernyataan menggunakan yang demikian perlu mendapat perhatian
desain prototipe untuk terutama terkait pengendalian dan
bangunan gedung sederhana 1 pengawasan bangunan-bangunan yang
(satu) lantai untuk fungsi mulai tumbuh dan berkembang di sekitar
hunian; dan bandar udara, sehingga menjadikannya
6. dokumen pendukung perizinan rawan terhadap keselamatan penerbangan
seperti Izin Prinsip, Site Plan, yang mendarat maupun lepas landas.
Rekomendasi Lingkungan, Bangunan-bangunan yang berada di
Andalalin, Arahan teknis dan dalam Kawasan Keselamatan Operasi
Srat-surat yang terkait dengan Penerbangan yang tidak sesuai dengan
jenis kegiatan disesuaikan ketentuan sebagaimana diatur sangat
dengan jenis dan klasifikasi berbahaya terhadap keselamatan
bangunan gedung. penerbangan, dalam arti baik bagi
masyarakat pengguna jasa penerbangan
c) Paragraf 5 Tata Cara Penerbitan sendiri, maupun masyarakat yang
IMB Pasal 19 ayat (9), yang berdomisili di wilayah Kawasan
berbunyi : Keselamatan Operasi Penerbangan serta
Dokumen rencana teknis bangunan dapat menghambat lajunya pembangunan
gedung paling sedikit memuat : perekonomian daerah yang bersangkutan.
a. gambar pra rencana bangunan Selanjutnya setiap pendirian bangunan di
gedung yang terdiri dari gambar Kawasan Keselamatan Operasi
rencana tapak atau situasi, denah, Penerbangan diperlukan rekomendasi dari
tampak dan gambar potongan; Menteri Perhubungan dalam hal ini
b. spesifikasi teknis bangunan Direktur Jenderal Perhubungan Udara atau
gedung; Pejabat yang ditunjuk. Pembinaan kegiatan
c. rancangan arsitektur bangunan penerbangan di bandar udara, dilaksanakan
gedung; oleh Kantor Otoritas Bandar Udara. Kantor
d. rancangan struktur secara Otoritas Bandar Udara dalam
sederhana/prinsip; melaksanakan tugasnya berkoordinasi
e. rancangan utulitas bangunan dengan pemerintah daerah setempat. Hal
gedung secara prinsip; ini diuraikan dalam Undang-Undang
857
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

Nomor 1 Tahun 2009 tentang


Penerbangan. Kantor Otoritas Bandar C. Metode Penelitian
Udara merupakan unit pelaksana teknis di Pada pelaksanaan penelitian
lingkungan Kementerian Perhubungan mengunakan pendekatan hukum yuridis
yang berada di bawah dan bertanggung empiris. Pendekatan yuridis dilihat sebagai
jawab kepada Menteri Perhubungan norma atau das sollen karena dalam
melalui Direktorat Jenderal Perhubungan membahas permasalahan penelitian ini
Udara. Dalam kaitannya dengan Kawasan menggunakan bahan-bahan hukum baik
Keselamatan Operasi Penerbangan, Kantor hukum yang tertulis maupun hukum yang
Otoritas Bandar Udara mempunyai tidak tertulis atau baik bahan hukum
wewenang mengatur, mengendalikan dan primer maupun sekunder. Pendekatan
mengawasi penggunaan kawasan empiris di lihat dari kenyataan yang ada
keselamatan operasi penerbangan dan dan data primer yang diperoleh dari fakta-
daerah lingkungan kerja bandar udara serta fakta yang terdapat dilapangan terkait
derah lingkungan kepentingan bandar permasalahan penegakan hukum terhadap
udara. Untuk Bandar Udara Sultan Aji izin mendirikan bangunan yang berada
Muhammad Sulaiman Sepinggan adalah dalam kawasan keselamatan operasi
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII penerbangan yang tidak sesuai dengan
yang saat ini berkedudukan di Kota peraturan yang berlaku sesuai dengan
Balikpapan. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 44
Berdasarkan uraian diatas, maka Tahun 2005 Tentang Pemberlakuan
penulis tertarik untuk mengkaji mengenai Standar Nasional Indonesia (SNI) 03-
tentang bagaimana peran pemerintah 7112-2005 Mengenai Kawasan
dalam menangani persoalan yang ada Keselamatan Operasi Penerbangan Sebagai
sekarang ini. Oleh karena itu dalam Standar Wajib.
penulisan hukum ini penulis mengambil
judul penulisan: D. Tinjauan Pustaka
”PENEGAKAN HUKUM TERHADAP 1. Pengertian Penegakan Hukum
PEMILIK BANGUNAN YANG TIDAK Penegakan hukum merupakan hal yang
SESUAI DENGAN PENGATURAN sangat esensial dan substansial dalam
MENGENAI KAWASAN negara hukum. Menurut Satjipto Raharjo,
KESELAMATAN OPERASI penegakan hukum adalah suatu proses
PENERBANGAN DI KOTA untuk mewujudkan keinginan-keinginan
BALIKPAPAN” hukum menjadi kenyataan. Yang disebut
dengan keinginan-keinginan hukum dalam
B. Rumusan Masalah hal ini adalah pikiran-pikiran badan
Berdasarkan pada latar belakang pembuat undang-undang yang dirumuskan
permasalahan di atas, penulis mengkaji dalam peraturan-peraturan hukum itu.
beberapa permasalahan pokok yang Penegakan hukum ditujukan guna
menjadi dasar pertanyaan dalam penelitian meningkatkan ketertiban dan kepastian
untuk mengungkap kebenaraan terhadap hukum dalam masyarakat, hal ini
pelaksanaan ahli ilmu pengetahuan dilakukan antara lain dengan menertibkan
tersebut didasarkan pada pernyataan fungsi, tugas dan wewenang lembaga-
penelitian yang diantaranya: lembaga yang bertugas menegakkan
Bagaimanakah penegakan hukum terhadap hukum menurut proporsi ruang lingkup
pemilik bangunan yang tidak sesuai masing-masing, serta didasarkan atas
dengan pengaturan mengenai Kawasan sistem kerja sama yang baik dan
Keselamatan Operasi Penerbangan di Kota
Balikpapan?
858
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

mendukung tujuan yang hendak penyimpangan ketentuan yang ada. Dalam


dicapainya. 8 hal ini, didasarkan pengandaian bahwa
Penegakan hukum biasa disebut oleh hukum yang dibuat dalam bentuk
berbagai kalangan dalam bahasa inggris, peraturan itu sekaligus mencerminkan
yaitu law enforcement, dan dalam bahasa kehendak pembuatnya. Kehendak pembuat
Belanda disebut rechtshandaving, istilah hukum merupakan hal yang selaras dengan
penegakan banyak dipahami masyarakat cita hukum yang akan diwujudkan.11
umum selalu melakukan dengan force, Penegakan hukum preventif dapat
pendapat itu bermuara pada anggapan dilakukan dengan memberi bekal
bahwa penegakan hukum itu hanya dalam pemahaman dan kesadaran bagi
konteks hukum pidana saja. Persepsi ini masyarakat maupun pihak-pihak yang
tidak dapat dipersalahkan, tetapi juga tidak berkaitan dengan masalah perizinan agar
dapat dibenarkan sepenuhnya, karena memahami apa yang diinginkan oleh
tataran realitas, penegakan hukum hanya perbuatan peraturan perundang-undangan.
bersandar pada teks formal hukum dalam Hal itu dapat dilakukan dengan
bentuk peraturan perundang-undangan, penyuluhan, sosialisasi, dan motivasi
dimana ketika teks diformalkan maka teks tentang pelaksanaan ketentuan perizinan
akan terikat oleh pakem-pakem dalam yang ada dan diinginkan oleh pembuat
bahasa sebagai suatu sistem.9 peraturan perundang-undangan. Disamping
Dapat dikatakan bahwa penegakan itu, penegakan hukum secara preventif
hukum merupakan serangkaian aktivitas, juga dapat dilakukan dengan melibatkan
upaya, atau tindakan dengan masyarakat dalam pengambilan keputusan,
mengorganisasi berbagai instrumen untuk baik secara sistematis maupun tidak.12
mewujudkan apa yang dicita-citakan oleh Dalam konteks penegakan hukum dapat
pembentuk hukum. Sekaligus dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu hukum
dikatakan bahwa penegakan hukum bukan yang bersifat preventif, korektif , dan
upaya yang terpisah dari proses hukum itu represif, sejalan dengan uraian diatas,
sendiri. Khususnya di bidang perizinan, dilihat dari sudut pandang instrument
penegakan hukum mesti berkaitan dengan penegakan hukum, maka penegakan
cita dasar pembentukan serangkaian hukum terbagi tiga macam yaitu :
ketentuan dibidang perizinan, perumusan pertama, penegakan hukum
cita hukum tersebut dalam norma hukum adminstrasi dilakukan oleh iinstrument
yang tentunya luas dan banyak sekali. administratif yaitu pejabat adminstratif
Penegakan hukum tidak hanya memaknai atau pemerintahan, kedua penegakan
sebagai tindakan memaksa orang atau hukum perdata, dilakukan oleh pihak yang
pihak yang tidak menaati ketentuan yang dirugikan, baik secara individual,
berlaku supaya menjadi patuh, yaitu kelompok, masyarakat atau negara, ketiga
tindakan yang lebih represif. 10 penegakan hukum pidana dilakukan oleh
Penegakan hukum preventif negara melalui jaksa.13 Selanjutnya dalam
merupakan serangkaian upaya tindakan lingkup bekerjanya hukum dalam
yang dimaksudkan sebagai pencegahan masyarakat, Robert B. Seidmen
agar tidak terjadi pelanggaran atau mengajukan 3 (tiga) komponen inti yang
mendukung bekerjannya hukum dalam
8
Sanyoto Sanyoto, “Penegakan Hukum Di masyarakat (termasuk penegakannya),
Indonesia,” Jurnal Dinamika Hukum 8, no. 3 ketiga unsur tersebut adalah:
(2008): hlm. 1.
9
Nandang Sudrajat, Teori Dan Praktik
11
Pertambangan Indonesia (Yogyakarta: Media Santoyo Santoyo, Op. Cit., hlm 112
12
Pressindo, 2018), hlm. 199. Ibid., hlm 113
10 13
Santoyo Santoyo, Op. Cit., hlm 112 Nandang Sudrajat, Op. Cit., hlm 200-201
859
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

1) lembaga pembuat peraturan; persyaratan administrasi dan persyaratan


2) lembaga penerap peraturan, dan teknis bangunan.
3) pemegang peran itu sendiri. 14 Setiap orang atau badan hukum berhak
Masalah berfungsinya hukum pada memiliki bangunan gedung atau bagian
prinsipnya berpegang pada paling sedikit bangunan gedung, serta memperoleh bukti
(4) faktor yaitu: sah kepemilikannya. Bukti surat
a. Faktor hukumnya sendiri; kepemilikan bangunan gedung, baik itu
b. Petugas yang menegakkan atau yang untuk rumah atau tempat usaha, diperoleh
menerapkan; dari proses pendataan bangunan gedung
c. Fasilitas yang diharapkan akan dapat untuk keperluan tertib pembangunan dan
mendukung pelaksanaan kaidah pemanfaatannya yang dilakukan oleh
hukum; pemerintah daerah terkait/setempat.16
d. Warga masyarakat yang terkena ruang
lingkup peraturan tersebut.15 3. Pengertian Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan
2. Pengertian Bangunan Kawasan Keselamatan Operasi
Pengertian bangunan diatur dalam Penerbangan (KKOP) sebagaimana
Pasal ayat (1) Peraturan Pemerintah dimaksud dalam Peraturan Menteri
Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Perhubungan Nomor 44 Tahun 2005
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 tentang Pemberlakuan Standar Nasional
Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, Indonesia (SNI) 03-71123-2005 Mengenai
yaitu : Kawasan Keselamatan Operasi
Bangunan adalah wujud fisik hasil Penerbangan Sebagai Standar Wajib,
pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan terdiri atas :
tempat kedudukannya, sebagian atau a. Kawasan ancangan pendaratan dan
seluruhnya berada di atas dan/atau di lepas landas, merupakan kawasan
dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi perpanjangan kedua ujung landasan di
sebagai tempat manusia melakukan bawah lintasan pesawat udara setelah
kegiatan, baik untuk hunian atau tempat lepas landas atau akan mendarat, yang
tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan dibatasi oleh ukuran panjang dan lebar
usaha, kegiatan sosial, budaya maupun tertentu;
bagian khusus. b. Kawasan kemungkinan bahaya
Pada penjelasan atas Peraturan Daerah kecelakaan, merupakan sebagian dari
Kota Balikpapan Nomor 3 Tahun 2016 kawasan pendekatan yang berbatasan
tentang Bangunan Gedung, diuraikan langsung dengan ujung-ujung landasan
bahwa bangunan gedung sebagai tempat dan mempunyai ukuran tertentu, yang
manusia melakukan kegiatannya, dapat menimbulkan kemungkinan
mempunyai peranan yang sangat strategis terjadi kecelakan;
dalam pembentukan watak, perwujudan c. Kawasan di bawah permukaan transisi,
produktivitas, dan jati diri manusia. Oleh merupakan bidang dengan kemiringan
karena itu, penyelenggaraan bangunan tertentu sejajar dengan dan berjarak
gedung perlu diatur dan dibina. Untuk tertentu dari poros landasan, pada
menjamin kepastian dan ketertiban hukum bagian bawah dibatasi oleh titik
dalam penyelenggaraan bangunan gedung, perpotongan dengan garis-garis datar
setiap bangunan gedung harus memenuhi yang ditarik tegak lurus pada poros

16
Eko Yulian Isnur, “Tata Cara Mengurus Surat-
14
Nandang Sudrajat, Ibid, hal.27 Surat Rumah Dan Tanah,” Jakarta: Pustaka
15
Santoyo Santoyo, Op-Cit, hal.28 Yustisia, 2008, hlm. 53.
860
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

landasan dan pada bagian atas dibatasi permukaan pendekatan dan lepas
oleh garis perpotongan dengan landas, permukaan horizontal dalam,
sspermukaan horizontal dalam; permukaan kerucut dan permukaan
d. Kawasan di bawah permukaan horizontal luar pada kawasan
horizontal dalam, merupakan bidang keselamatan operasi penerbangan.
datar di atas dan sekitar Bandar udara 2. Pada kawasan kemuungkinan bahaya
yang dibatasi oleh radius dan kecelakaan, batas-batas ini ditentukan
ketinggian dengan ukuran tertentu oleh kemiringan 2% atau 2,5% atau
untuk kepentingan pesawat udara 3,3% atau 4% atau 5% (sesuai
melakukan terbang rendah pada waktu klasifikasi landas pacu) arah keataas
akan mendarat atau setelah lepas dan keluar dimulai dari ujung
landas; permukaan utama pada ketinggian
e. Kawasan di bawah permukaan kerucut, masing-masing ambang landas pacu
merupakan bidang dari suatu kerucut sampai denggan ketinggian (45+H)
yang bagian bawahnya dibatasi oleh meter diatas elevasi ambang landas
garis perpotongan dengan permukaan pacu terendah sepanjang jarak
horizontal luar, masing-masing dengan mendatar 3.000 meter dari permukaan
radius dan ketinggian tertentu dihitung utama melalui perpanjangan garis
dari titik referensi yang ditentukan; tengah landas pacu.
f. Kawasan di bawah permukaan kerucut, 3. Pada kawasan di bawah permukaan
merupakan bidang dari suatu kerucut horizontal dalam : batas-batas ini
yang bagian bawahnya dibatasi oleh ditentukan (45+H) meter diatas elevasi
garis perpotongan dengan permukaan ambang landas terendah.
horizontal luar, masing-masing dengan 4. Pada kawasan di bawah permukaan
radius dan ketinggian tertentu dihitung horizontal luar : batas-batas ini
dari titik referensi yang ditentukan. ditentukan (150+H) meter diatas
Kawasan di sekitar penempatan alat elevasi ambang landas pacu terendah.
bantu navigasi penerbangan, merupakan 5. Pada kawasan di bawah permukaan
kawasan di sekitar penempatan alat bantu kerucut : batas-batas ini ditentukan
navigasi penerbangan di dalam dan/atau di oleh kemiringgan 5% arah keatas dan
luar derah lingkungan kerja bandar udara, keluar, dimulai dari tepi luar kawasan
yang penggunaannya harus memenuuhi di bawah permukaan horizontal dalam
persyaratan tertentu guna menjamin pada ketinggian (45+H) meter diatas
kinerja/efesiensi alat bantu navigasi elevasi ambang landas pacu terendah
penerbangan dan keselamatan sampai ketinggian (80+H) atau
penerbangan. (105+H) atau (120+H) atau (145+H)
Adapun batas-batas ketinggian yang sesuai klasifikasi landas pacu).
diizinkan di dalam Kawasan Keselamatan 6. Pada kawasan di bawah permukaan
Operasi Penerbangan (KKOP) di uraikan transisi : batas-batas ini dittenttukan
dalam Peraturan Menteri Perhubungan oleh kemiringann 14,3% atau 20%
Nomor 44 Tahun 2005 tentang (sesuai klasifikasi landas pacu) arah
Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia keatas dan keluar, dimulai dari sisi
(SNI) 03-711323-2005 Mengenai Kawasan panjang dan pada ketinggian yang
Keselamatan Operasi Penerbangan Sebagai sama seperti permukaan utama dan
Standar Wajib yaitu sebagai berikut : permukaan pendekatan menerus
1. Pada kawasan ancangan pendaratan sampai memotong permukaan
dan tinggal landas : batas-batas ini horizintal dalam pada ketinggian
ditentukan oleh ketinggian terendah (45+H) meter diatas elevasi ambang
dari pertampalan (superimpose) landas pacu terendah.
861
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

Bandar awalnya untuk mendukung


kegiatan perusahaan Minyak Belanda di
Balikpapan. Setelah itu, bandara ini
berubah menjadi publik dan komersial
menyusul pengelolaannya diserahkan ke
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
Kemeterian Perhubungan pada tahun 1960.
Bandara ini akhirnya dikelola oleh
Perum Angkasa Pura I (PT Angkasa Pura
I) berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 1 pada 9 Januari 1987. Pada tahun
1995, Pemerintah Indonesia
Gambar 1. Batas-batas Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan mengumumkan bandara keberangkatan
(Sumber : Jakarta School of Photography) haji Indonesia ke-lima untuk wilayah
Kalimantan (Kalimantan Timur,
Selanjutnya dalam Undang-Undang Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Kalimantan Selatan).
menjelaskan bahwa Mendirikan, Tercatat jumlah penumpang di Bandara
mengubah, atau melestarikan bangunan, Sultan Aji Muhammad Sulaiman
serta menanam atau memelihara Sepinggan selama Januari hingga Februari
pepohonan di dalam kawasan keselamatan 2019 sebanyak 897.829 penumpang.
operasi penerbangan tidak boleh melebihi Adapun data pergerakan pesawat pada
batas ketinggian kawasan keselamatan Januari hingga Februari 2019 sebanyak
operasi penerbangan. Pengecualian 9.231 pergerakan. Sementara sektor kargo
terhadap ketentuan mendirikan, mengubah selama Januari hingga Februari 2019
atau melestarikan bangunan sebagaimana mencapai 8.383.900 kilogram.
dimaksud harus mendapatkan persetujuan Data Umum Bandar Udara Sultan Aji
Menteri yang membidangi Penerbangan, Muhammad Sulaiman Sepinggan
dan memenuhi ketentuan sebagai berikut : Nama Bandara : Bandar Udara Sultan Aji
a. Merupakan fasilitas yang mutlak Muhammad Sulaiman Sepinggan
diperlukan untuk operasi penerbangan; Alamat : Jl. Marsma R Iswahyudi,
b. Memenuhi kajian khusus aeronautika; Sepinggan, Balikpapan 76115,
c. Sesuai dengan ketentuan teknis Kalimantan Timur
keselamatan operasi penerbangan Telepon : (0542) 7577000
Fax : (0542) 766832
II. PEMBAHASAN Email : humas.bpn@ap1.co.id
A. PENEGAKAN HUKUM Website :https://sepinggan
TERHADAP PEMILIK airport.com
BANGUNAN YANG TIDAK KODE IATA : BPN
SESUAI DENGAN PENGATURAN ICAO : WALL
MENGENAI KAWASAN Jenis : Publik
KESELAMATAN OPERASI Pengelola : PT.
PENERBANGAN PENERBANGAN Angkasa Pura I (Persero)
DI KOTA BALIKPAPAN Ketinggan dpl : 12 kaki/4
meter
Pembangunan Bandar Udara Sultan Aji Koordinat : 010 16’
Muhammad Sulaiman Sepinggan dimulai 03”S 116 53’ 38”E
0

pada era kolonial Belandaa sebelum


kemerdekaan Indonesia. Keberadaan
862
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

Landasan Pacu : Arah menjelaskan bahwa obstacle di


Panjang Permukaan Kaki : 07/25 8.202 defenisikan sebagai obyek apapun
2.500 yang berada di atas permukaan area
Terminal : Domestik pembatasan obstacle yang telah
Luas Terminal : 9.221 m2 ditentukan serta obyek apapun yang
Teriminal : memasuki permukaan batas
Internasional obstacle. Obstacle Limitation
Luas : 2.302 m2 Surface (OLS) yaitu serangkaian
Kapasitas Penumpang : perrmukaan yang berhubungan
200.000/tahun dengan runway dan
mengidentifikasi batas bawah dari
Bandar Udara Internasional Sultan Aji ruang udara suatu bandar udara di
Muhammad Sulaiman Sepinggan atas obyek yang menjadi obstcle
merupakan bandar udara yang melayani untuk operasi pesawat udara.
penerbangan komersial yang sampai Sehingga penyelenggara bandar
dengan saat ini telah menunjukkan udara harus menentukan OLS yang
perkembangan yang sangat pesat di Kota dapat diterapkan pada bandar udara
Balikpapan. Keberadaannya yang itu sendiri. Setiap bandar udara
demikian itu perlu mendapat perhatian memiliki ketentuan Kawasan
khusus terutama terkait di bidang Keselamatan Operasi Penerbangan
pengendalian bangunan-bangunan yang yang ukurannya di tentukan oleh
mulai berdiri dan berkembang di sekitar klasifikasi bandar udara, dimensi
Bandar Udara. dan konfigurasi dari pada landas
pacu suatu bandara. Kawasan
1. Pengaturan Kawasan Keselamatan Keselamatan Operasi Penerbangan
Operasi Penerbangan di Bandar di tetapkan mulai dari pinggir
Udara landas pacu membentang sampai
Dari hasil wawancara dengan Bapak radius 15.000 meter dengan
Mohammad Arifin selaku Inspektur ketinggian yang berbeda-beda
Bandar Udara Kantor Otoritas Bandar sampai dengan 150 meter relatif
Udara Wilayah VII menjelaskan bahwa terhadap Aerodrome Reference
Pengaturan Kawasan Keselamatan Operasi Point (ARP) yang dibatasi
Penerbangan (KKOP) suatu bandar udara ketinggian, jarak (panjang) atau
telah diatur baik secara internasional radius dan sudut kemiringan
maupun melalui peraturan perundang- terhadap letak, dimensi dan
undangan nasional. ketinggian landas pacu bandar
1) Pengaturan Internasional udara.
Pengaturan secara internasional 2) Pengaturan Nasional
ditetapkan oleh Badan Penerbangan Pengaturan Kawasan Keselamatan
Sipil Internasional yaitu Operasi Penerbangan dituangkan
International Civil Aviation dalam peraturan perundang-
Organization (ICAO), diatur undangan Republik Indonesia yaitu
melalui ketentuan-ketentuan berupa Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Annexis, yang diatur dalam Annex 2009 tentang Penerbangan yang
XIV, tentang Aerodrome, pada Vol. selanjutnya dijabarkan ke dalam
1 Chapter 4 mengatur tentang berbagai peraturan pelaksanaannya.
“OBSTACLE RESTRICTION AND Ketentuan dalam Annex XIV, Vol. I
REMOVAL” atau Pembatasan dan Chapter 4 mengenai Obstacle
Pemindahan Obstacle, yang Limitation Surfacs (OLS) telah di
863
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

akomodir ke dalam Undang- Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor


Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
1 Tahun 2009 tentang Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2012
Penerbangan. Obstacle Limiitation tentang Izin Mendirikan Bangunan, yang
Surfaces (OLS) di Indonesia mengatur terkait pengaturan pendirian
disebut sebagai Kawasan bangunan yang mewajibkan adanya
Keselamatan Operasi Penerbangan rekomendasi ketinggian bangunan dari
yaitu wilayah daratan dan/atau hasil kajian Direktorat Jenderal
perairan dan ruang udara di sekitar Perhubungan Udara dalam ini Kantor
bandar udara yang dipergunakan Otoritas Bandar Udara Wilayah VII
untuk kegiatan operasi sebagai salah satu syarat kelengkapan
penerbangan dalam rangka administrasi dalam mengajukan
menjamin keselamatan permohonan Izin Mendirikan Bangunan
penerbangan. Pengaturan ini (IMB).
bertujuan untuk menjamin Namun fakta dilapangan di Kota
keselamatan operasi penerbangan Balikpapan masih banyak pelanggaran
di bandar udara dan sekitarnya yang dilakukan masyarakat dalam hal
dengan mengendalikan ketinggian mendirikan bangunan yang tidak sesuai
pendirian bangunan. dengan ijin rekomendasi yang diberikan
2. Penegakan Hukum Terhadap sebagai salah satu syarat untuk
Pemilik Bangunan Yang Tidak memperoleh IMB dari Pemerintah Daerah.
Sesuai Dengan Pengaturan Berdasarkan data dari hasil wawancara
Mengenai Kawasan Keselamatan dengan Bapak Dede Gunaefi, ST, bahwa
Operasi Penerbangan Di Kota laporan tahunan tahun 2017-2018 hasil
Balikpapan pengawasan dari Direktorat Jenderal
Undang-Undang Republik Indonesia Perhubungan Udara Kementerian
Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan Perhubungan ditemukenali bahwa terdapat
pada Pasal 211 ayat (1) menetapkan “ beberapa bangunan yang didirikan tidak
Untuk menjamin keselamatan dan sesuai dengan hasil yang telah
keamanan penerbangan serta direkomendasikan. Pada data laporan
pengembangan bandar udara, pemerintah ditemukan terdapat 24 (dua puluh empat)
daerah wajib mengendalikan daerah buah tower telekomunikasi, 12 (dua belas)
lingkungan kepentingan bandar udara”. bangunan serta 3 (tiga) pohon yang
Dalam hal ini pemerintah daerah dibangun tidak sesuai dengan hasil
mempunyai kewenangan dalam mengatur rekomendasi ketinggian bangunan dari
dan mengendalikan pembangunan di Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII
daerah lingkungan kepentingan bandar Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
udara, antara lain di dalamnya adalah Kementerian Perhubungan di sekita
Kawasan Keselamatan Operasi wilayah Bandar Udara Sultan Aji
Penerbangan di Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan
Muhammad Sulaiman Sepinggan di Kota Balikpapan.
Balikpapan. Kantor Otoritas Bandar Udara mendata
Peraturan pelaksanaan atas bahwa bangunan yang telah dibangun di
kewenangan Pemerintah Daerah dalam hal luar batas rekomendasi Kawasan
pengaturan mengenai Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan akan
Keselamatan Operasi Penerbangan dilakukan monitoring lebih lanjut ke
diwujudkan dalam bentuk Peraturan seluruh bangunan tinggi yang ada di Kota
Daerah Kota Balikpapan Nomor 3 Tahun Balikpapan. Kegiatan Monitoring ini
2016 tentang Bangunan Gedung serta dilakukan oleh Inspektur Bandar Udara
864
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII menjamin keselamatan penerbangan serta
untuk memantau dan mengkaji kembali keselamatan masyarakat yang tinggal di
dasar yang di pakai dalam proses sekitar daerah bandar udara.19
pembangunan bangunan tersebut. Demikian pula dengan Pemerintah
daerah telah melakukan sosialisasi dan
3. Penegakan Hukum Secara Preventif penyuluhan untuk memberikan
Penegakan hukum preventif pemahaman dan pemaparan mengenai
merupakan serangkaian upaya tindakan Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor
yang dimaksudkan sebagai pencegahan 3 Tahun 2016 tentang Bangunan Gedung
agar tidak terjadi pelanggaran atau kepada masyarakat dan ketua rukun
penyimpangan ketentuan yang ada. Dalam tetangga (RT) yang didalamnya mengatur
hal ini, didasarkan pengandaian bahwa tentang penyelenggaraan bangunan gedung
hukum yang dibuat dalam bentuk terkait seluruh proses mulai dari
peraturan itu sekaligus mencerminkan perencanaan teknis, pembangunan,
kehendak pembuatnya. Kehendak pembuat pemanfaatan, pemeliharaan, pengawasan
hukum merupakan hal yang selaras dengan sampai dengan pembongkaran.
cita-cita hukum yang akan diwujudkan. 17
Penegakan hukum preventif dapat
dilakukan dengan memberi bekal
pemahaman dan kesadaran bagi 4. Penegakan Hukum Secara Represif
masyarakat maupun pihak-pihak yang Penegakan hukum secara represif
berkaitan dengan masalah perizinan agar dilakukan apabila telah terjadi pelanggaran
memahami apa yang diinginkan oleh hukum, khususnya menyangkut soal
peraturan perundang-undangan. Hal itu perizinan, maksud dari penegakan hukum
dapat dilakukan dengan penyuluhan, represif bukan sebagai upaya untuk
sosialisasi dan motivasi dengan mencegah pelanggaran dibidang perizinan,
pelaksanaan ketentuan yang ada dan tetapi lebih dimaksudkan untuk
diinginkan oleh pembuat peraturan menanggulangi kalau ada persoalan hukum
perundang-undangan. 18 pidana, atau penegakan hukum perdata,
Saat ini di Kota Balikpapan masih penegakan hukum ada yang dilakukan oleh
banyak masyarakat yang belum memahami aparatur peradilan dan ada pula yang
tentang bahaya ketinggian bangunan yang dilakukan aparatur pemerintah.20
melebihi batas rekomendasi yang Penegakan hukum represif yaitu suatu
dikeluarkan, untuk itu Kantor Otoritas tindakan langsung ke sanksi, sanksi dapat
Bandar Udara Wilayah VII Direktorat menyebabkan perubahan dan/atau
Jenderal Perhubungan Udara Kementerian pencabutan izin ialah adanya kesalahan
Perhubungan selaku pembina dari pihak pemegang izin sehingga dikenal
terlaksananya amanat Undang-Undang sanksi pencabutan. Dapatlah dipahami
Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan bahwa dalam perizinan, pencabutan bisa
mempunyai kewajiban untuk melakukan merupakan salah satu wujud penegakan
sosialisai mengenai bahaya-bahaya terkait hukum. Apabila terjadi pelanggaran dalam
penerbangan terutama tentang Kawasan penggunaan izin dan kepada pemegang
Keselamatan Operasi Penerbangan agar izin telah diberikan teguran dan peringatan,
kesadaran masyarakat untuk turut berupaya namun tidak diindahkan maka ada
17 19
Sri Pudyatmoko, Perizinan Problem Dan Upaya Hasil wawancara dengan bapak Dede Gunaefi,
Pembeda (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana ST selaku Inspektur Bandar Udara Kantor
Indonesia Kompas Gramedia Building, n.d.), Otoritas Bandar Udara Wilayah VII pada tanggal
hlm.7. 20 Mei 2019
18 20
Sri Pudyatmoko , Op. Cit., hlm 112 Sri Pudyatmoko , Op. Cit., hlm 113
865
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

kemungkinan dilakukan pencabutan izin. untuk memantau dan mengkaji kembali


Kesalahan pihak pemegang izin sampai dasar yang di pakai dalam proses
batas tertentu kadang-kadang dapat pembangunan bangunan serta melaporkan
ditolerir, tetapi bukan berarti untuk ke Dinas Pertahanan dan Penataan Ruang
seterusnya. 21 Kota Balikpapan serta Dinas Penanaman
Dalam Pasal 421 Undang-Undang Modal dan Perizinan Terpadu Kota
Republik Indonesia Tahun 2009 tentang Balikpapan.23
Penerbangan berbunyi “ setiap orang Begitu pula dalam Peraturan Daerah
membuat halangan (obstacle), dan/atau Kota Balikpapan Nomor 3 Tahun 2016
melakukan kegiatan lain di kawasan Tentang Bangunan Gedung, menjelaskan
keselamatan operasi penerbangan yang bahwa upaya hukum dalam bentuk represif
membahayakan keselamatan dan yaitu pengenaan sanksi administrasi, yaitu
keamanan penerbangan dipidana dengan peringatan tertulis apabilaa peringatan
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun tertulis tidak diindahkan selama 90 hari
dan/atau denda paling banyak Rp. maka dikenakan sanksi pembatasan
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”. kegiatan pembagunan, penghentian
kepada beberapa oknum masyarakat yang sementara, penghentian tetap sampai
melakukan permohonan IMB (Izin dilakukannya pembongkaran. Sanksi
Pendirian Bangunan) yang tidak sesuai administrasi yang dikenakan oleh
peraturan daerah kota Balikpapan dan masyarakat yang melakukan pelanggaran
melanggar dari ketentuan yang diberikan dalam bangunan yang memiliki IMB
pihak Otoritas Bandar Udara dari segi namun tidak sesuai dengan IMB yang
ketinggian yang sudah melebihi batas yang diterbitkan yang telah diatur didalam pasal
ditentukan dan berada dalam kawasan 178 ayat (1) Peraturan Daerah Kota
Keselamatan Operasi Penerbangan Balikpapan Nomor 3 Tahun 2016 tentang
(KKOP) Bandar Udara SAMSS.22 Bangunan Gedung yang berbunyi :
Terkait pelanggaran ini akan mendapat Pemilik dan/atau pengguna yang
perhatian khusus karena ini bersangkutan melanggar ketentuan Peraturan Daerah
dengan pengendalian dan pengawasan dikenakan sanksi administratif, berupa :
bangunan-bangunan yang mulai tumbuh a. Peringatan tertulis;
dan berkembang di sekitar bandar udara, b. Pembatasan kegiatan pembangunan;
sehingga jika di biarkan terus menerus c. Penghentian seementara atau tetap
akan menjadi tidak rawan terhadap pada pekerjaan pelaksanaan
keselamatan penerbangan. pembangunan;
Data yang dimiliki oleh Kantor d. Penghentian sementara atau tetap pada
Otoritas Bandar Udara tentang bangunan pemanfaatan bangunan gedung;
yang telah dibangun di luar batas e. Pembekuan IMB;
rekomendasi Kawasan Keselamatan f. Pencabutan IMB;
Operasi Penerbangan akan dilakukan g. Pembekuan SLF bangunan gedung;
monitoring lebih lanjut ke seluruh h. Pencabutan SLF bangunan gedung;
bangunan tinggi yang ada di Kota atau
Balikpapan. Kegiatan Monitoring ini i. Perintah pembongkaran bangunan
dilakukan oleh Inspektur Bandar Udara gedung.
Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah VII
21
Ibid., hlm. 105
22 23
Hasil wawancara dengan Bapak Moh. Arifin Hasil wawancara dengan Bapak Dede Gunaefi
selaku Inspektur Bandar Udara Kantor Otoritas selaku Inspektur Bandar Udara Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VII pada tanggal 17 April Bandar Udara Wilayah VII pada tanggal 17 Mei
2019 2019
866
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

Menurut Penjelasan Ibu Neny Dwi Penulis dapat menyimpulkan


Winahyuni selaku Kepala Bidang bahwa penegakan hukum secara preventif
Pengawasan dan Pengendalian Dinas sudah dilakukan dengan baik, hanya saja
Pertanahan dan Penataan Ruang Kota untuk penegakan hukum secara represif
Balikpapan apabila ditemukan pelanggaran belum optimal.
terkait pendirian bangunan, maka akan B. FAKTOR-FAKTOR YANG
diberikan sanksi berupa peringatan tertulis, MEMPENGARUHI PENEGAKAN
dalam peringat an tersebut akan diberikan HUKUM TERHADAP PEMILIK
peringatan tertulis pertama, peringatan BANGUNAN YANG TIDAK
tertulis kedua dan peringatan tertulis SESUAI DENGAN PENGATURAN
ketiga, yang didalamnya akan disebutkan MENGENAI KAWASAN
pelanggaran apa saja yang dilakukan dan KESELAMATAN OERASI
disarankan kepada yang bersangkutan PENERBANGAN DI KOTA
untuk melakukan perubahan IMB di Dinas BALIKPAPAN
Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu. 1. Faktor Hukum
Didalam peringatan tertulis tersebut bukan Faktor hukumnya sendiri, yang di
hanya bersifat memberikan peringatan dalamnya akan dibatasi pada undang-
tetapi terdapat unsur memaksa untuk undang saja. Mengenai berlakunya
melakukan perubahan IMB. Jangka waktu undang-undang tersebut, terdapat
permasing-masing peringatan yaitu 30 hari beberapa asas yang tujuannya adalah
sehingga terdapat waktu 90 untuk 3 (tiga) agar undang-undang tersebut
kali peringatan tertulis yang terdapat di mempunyai dampak yang positif.
Pasal 179 ayat (2) Peraturan Daerah Artinya supaya undang-undang
Nomor 3 Tahun 2016 tentang Bangunan tersebut mencapai tujuannya, sehingga
Gedung yang berbunyi : efektif.
Pemilik bangunan yang tidak mematuhi Menurut Ibu Nur Saenab sebagai
peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali kepala Seksi Pemanfaatn Ruang Dinas
berturut-turut dalam tenggang waktu Penanaman Modal dan Perizinan
masing-masing 30 (tiga puluh) hari Terpadu Kota Balikpapan faktor
kalender dan tetap tidak melakukan hukum bukanlah menjadi kendala
perbaikan atas pelanggaran sebagaimana dalam penegakan hukum karna semua
yang dimaksud pada ayat (1) dikenakan tingkah laku atau kegiatan pemerintah
sanksi pembatasan kegiatan pembangunan. mempunyai dasar hukum. Dinas
Menurut Penjelasan Ibu Neny Dwi Penanaman Modal dan Perizinan
Winahyuni menyatakan pula bahwa Terpadu tidak boleh melakukan sesuatu
sampai dengan saat ini alasan tidak tanpa adanya dasar hukum, sehingga
dilakukannya pencabutan IMB dan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan
pembongkaran bangunan karena Terpadu Kota Balikpapan tidak akan
masyarakat yang melakukan pelanggaran mengeluarkan Izin Mendirikan
dalam bangunan yang tidak sesuai dengan Bangunan (IMB) tanpa adanya
IMB yang telah diterbitkan sudah rekomendasi ketinggan bangunan dari
melakukan perubahan atau menyesuaikan Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah
dengan bangunannya sekarang.24 VII Balikpapan.
2. Faktor Penegak Hukum
Ruang lingkup dari istilah
24
Hasil wawancara dengan Ibu Neny Dwi “Penegak Hukum” adalah luas sekali,
Winahyuni selaku Kepala Bidang Pengawasan oleh karena mencakup mereka yang
dan Pengendalian Dinas Pertanahan dan Penataan
Ruang Kota Balikpapan pada tanggal 21 Mei
secara langsung dan secara tidak
2019 langsung berkecimpung di bidang
867
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

penegakan hukum. Di dalam tulisan Tower Islamic Center, Tower Kantor


ini, yang dimaksudkan dengan penegak Indosat, Tower POLDA Kaltim dan
hukum akan dibatasi pada kalangan masih ada beberapa temuan lagi yang
yang secara langsung berkecimpung masih dalam proses kajian dan
dalam bidang penegakan hukum investigasi oleh dari pihak Otoritas
administrasi terkait peraturan yang di Bandar Udara terkait pelanggaran ini
langgar tentangan pendirian bangunan. akan mendapat perhatian khusus
Secara sosiologis, maka setiap karena ini bersangkutan dengan
penegak hukum tersebut mempunyai pengendalian dan pengawasan
kedudukan (status) dan perranan (role), bangunan-bangunan yang mulai
kedudukan (sosial) merupakan posisi tumbuh dan berkembang di sekitar
tertentu di dalam struktur Bandar Udara Sultan Aji Muhammad
kemasyarakatan, yang mungkin tinggi, Sulaiman Sepinggan Balikpapan.26
sedang-sedang saja atau rendah. Setelah penulis melakukan
Kedudukan tersebut sebenarnya penelitian lebih lanjut di lapangan
merupakan suatu wadah, yang isinya ditemukan beberapa faktor-faktor yang
adalah hak-hak dan kewajiban- menyebabkan pelanggaran tersebut
kewajiban tertentu. Hak-hak dan ialah kurangnya pengawasan dan
kewajiban-kewajiban tadi merupakan monitoring lebih lanjut yang dilakukan
peranan atau role. Oleh karena itu, oleh Kantor Otoritas Bandar Udara
seseorang yang mempunyai kedudukan Wilayah VII dikarenakan kurangnya
tertentu, lazimnya dinamakan personil atau inspektur bandar udara.
pemegang peranan (role occupannt). Menurut Bapak Dede Gunaefi, jumlah
Suatu hak sebenarnya merupakan personil inspektut bandar udara hanya
wewenang untuk berbuat atau tidak berjumlah 4 (empat) orang yang
berbuat, Sedangkan kewajiban adalah menjadikan pengawasan terkait
beban atau tugas.25 monitoring hasil bangunan yang telah
Pemerintah Daerah Kota berdiri kurang maksimal. 27
Balikpapan telah mengeluarkan 3. Faktor sarana dan Fasilitas
Peraturan Kota Daerah Balikpapan Tanpa adanya sarana atau fasilitas
terkait aturan yang mewajibkan kajian tertentu, maka tidak mungkin
rekomendasi ketinggian bangunan penegakan hukum akan berlangsung
apabila ingin mengajukan permohonan dengan lancar. Sarana atau fasilitas
IMB (Izin Mendirikan Bangunan) tersebut, antara lain mencakup tenaga
yaitu dalam Peraturan Daerah Kota manusia yang berpendidikan dan
Balikpapan Nomor 3 Tahun 2016 terampil, organisasi yang baik,
tentang Bangunan Gedung akan tetapi peralatan yang memadai, keuangan
sesuai data yang di temukan di yang cukup, dan seterusnya. Kalau hal-
lapangan ketika penelitian bahwa hal itu tidak terpenuhi, maka mustahil
masih banyak bangunan yang berdiri penegakan hukum akan mencapai
tidak sesuai dengan izin rekomendasi tujuannya.
ketinggian bangunan yang di berikan. Dengan demikian dapat
Oknum-oknum yang melanggar disimpulkan, bahwa sarana atau
peraturan tersebut antara lain adalah fasilitas mempunyai peranan yang
pihak Apartemen Agung Podomoro,
26
Hasil Wawancara dengan Bapak Dede Gunaefi
Selaku Inspektur Bandar Udara Kantor Otoritas
25
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor Yang Bandar Udara Wilayah VII pada tanggal 25 Mei
Mempengaruhi Penegakan Hukum (Jakarta: 2019
27
RajaGrafindo Persada, 2008), hlm.19-20. Ibid.
868
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

sangat penting dalam penegakan mendirikan bangunan tidak sesuai


hukum, tanpa adanya sarana atau dengan ijin rekomendasi dari
fasilitas tersebut, tidak akan mungkin pengaturan mengenai Kawasan
penegak hukum menyerasikan peranan Keselamatan Operasi Penerbangan di
yang seharusnya dengan peranan yang Kota Balikpapan dilakukan dengan
aktual. cara preventif dan represif. Preventif
Menurut Bapak Dede Gunaefi dengan cara sosialisasi yang terencana
selaku Inspektur Bandar Udara Kantor yang dilakukan oleh Kantor Otoritas
Otoritas Bandar Udara Wilayah VII Bandar Udara Wilayah VII begitu pula
faktor sarana dan fasilitas sudah cukup dengan pemerintah daerah Kota
lengkap untuk melaksanakan tugas dan Balikpapan yaitu dengan memberikan
fungsi pengawasan, segala peralatan pemahaman dan pemaparan mengenai
dan fasilitas telah dimiliki oleh Kantor bahaya-bahaya terkait penerbangan
Otoritas Bandar Udara Wilayah VII. serta proses penyelenggaraan bangunan
gedung. Represif dengan cara mulai
4. Faktor Budaya Masyarakat dari peringatan tertulis, pembatasan
Kebudayaan hukum pada dasarnya ketinggian bangunan, penghenian
mencakup nilai dasar yang mendasari sementara, pembekuan IMB, pencabuta
hukum yang berlaku dalam IMB, pembongkaran bangunan sampai
masyarakat, nilai-nilai yang merupakan dengan pemberian sanksi pidana dan
konsepsi-konsepsi abstrak mengenai denda.
apa yang dianggap baik dan apa yang 2. Faktor-faktor yang menjadi kendala
dianggap tidak baaik. Nilai-nilai dalam penegakan hukum administrasi
tersebut, lazimnya mmerupakan terhadap pemilik bangunan yang
pasangan nilai-nilai yang mendirikan bangunan tidak sesuai
mencerminkan dua keadaan ekstrim dengan rekomendasi ketinggian
yang harus diserasikan. 28 Kawasan Keselamatan Operasi
Penegakan hukum berasal dari Penerbangan di Kota Balikpapan
masyarakat, untuk masyarakat dan adalah faktor penegak hukum yaitu
bertujuan untuk mencapai kedamaian kurangnya aparat untuk melakukan
di dalam masyarakat. Oleh karena itu, pengawasan dan pengendalian
dipandang dari sudut tertentu maka bangunan gedung, masih banyak
masyarakat dapat mempengaruhi aparat yang terkait yang tidak
penegakan hukum tersebut. Secara menjalankan tugas dan fungsi kerjanya
garis besar perihal pendapat-pendapat dengan baik dan tidak sinkron dengan
masyarakat mengenai hukum yang peraturan daerah yang telah ada.
sangat mempengaruhi kepaatuhan
hukumnnya. 29 B. SARAN
1. Pemerintah Pusat dalam hal ini Kantor
III. PENUTUP Otoritas Bandar Udara Wilayah VII
A. Kesimpulan serta Pemerintah Daerah Kota
Dari hasil penelitian yang telah Balikpapan harus lebih efektif
dilakukan maka di dapatlah hasil sebagai melakukan sosialisasi untuk mengubah
berikut : pola pikir masyarakat agar mereka
1. Penegakan hukum secara administratif mamatuhi peraturan yang telah diatur.
terhadap pemilik bangunan yang 2. Faktor penegakan hukum untuk
menambah anggota agar saat
28
Soejono Soekanto, Op. Cit., hlm 59-60
melakukan pengawasan dan melakukan
29
Soejono Soekanto, Op. Cit., hlm 45 penegakan terkait aturan yang ada
869
Jurnal Lex Suprema
ISSN: 2656-6141 (online)
Volume 2 Nomor I Maret 2020
Artikel

supaya hasilnya lebih maksimal. serta Sumber Lain


agar seluruh instansi baik Perintah https://www.researchgate.net/publication
Pusat maupun Pemerintah Daerah agar diakses pada tanggal 30 Januari 2019
lebih profesional dan proaktif dalam http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/timur/ka
melakukan tugasnya sebagai Aparatur ltim/balikpapan.pdf diakses pada
tanggal 17 Mei 2019 04.02
Sipil Negara.
Wawancara dengan salah satu Inspektur
Bandar Udara di Kantor Otoritas
Bandar Udara Wilayah VII
Wawancara dengan Kepala Seksi Penataan
Ruang di Dinas Penanaman Modal dan
DAFTAR PUSTAKA Perizinan Terpadu Kota Balikpapan.

Isnur, Eko Yulian. “Tata Cara Mengurus Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 3
Surat-Surat Rumah Dan Tanah.” Tahun 2016 tentang Bangunan
Jakarta: Pustaka Yustisia, 2008. Gedung kepada masyarakat dan ketua
Pudyatmoko, Sri. Perizinan Problem Dan rukun tetangga (RT)
Upaya Pembeda. Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Kompas Gramedia Building, n.d. Tahun 2009 tentang Penerbangan
Sanyoto, Sanyoto. “Penegakan Hukum Di
Indonesia.” Jurnal Dinamika Hukum Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 3
8, no. 3 (2008): 199–204. Tahun 2016 tentang Bangunan
Soekanto, Soerjono. Faktor-Faktor Yang Gedung
Mempengaruhi Penegakan Hukum.
Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2008. Peraturan Daerah Kota Balikpapan Nomor 4
Sudrajat, Nandang. Teori Dan Praktik Tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Pertambangan Indonesia. Yogyakarta: Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun
Media Pressindo, 2018. 2012 tentang Izin Mendirikan
Suhadi, Suhadi, Elsa Aprina, and Abdul Bangunan
Wahab. “PENEGAKAN HUKUM
TERHADAP PENUMPANG YANG
MEROKOK DI PESAWAT UDARA
DI BANDAR UDARA SULTAN AJI
MUHAMMAD SULAIMAN
SEPINGGAN.” Jurnal De Jure 11, no.
2 (2019).
Winaya, Ida Bagus Gde, and Lita Tyesta
ALW. “PENGATURAN KAWASAN
KESELAMATAN OPERASI
PENERBANGAN: STUDI
TENTANG PELAKSANAAN
KEWENANGAN PEMERINTAH
DAERAH DALAM
MENGENDALIKAN
PEMBANGUNAN DAN BENDA
TUMBUH DI KAWASAN
KESELAMATAN OPERASI
PENERBANGAN BANDAR
UDARA AHMAD YANI
SEMARANG.” LAW REFORM 12,
no. 1 (2016): 17–46.

870

Anda mungkin juga menyukai