'Tidak ada alasan untuk kesalahan seperti ini. Orang bisa mati karena resep yang
salah. Kami akan pastikan mereka mendapat kompensasi," kata pengguna internet
berinisial aries_kid.
Warga lain menyatakan kesalahan-kesalahan tersebut seharusnya tidak terjadi.
Untungnya, itu bukan obat oral atau konsekuensi akan lebih serius. 'Apoteker
perlu diberi peringatan keras dan kembali dilatih jika diperlukan," tambahnya.
Kejadian bermuka saat seorang ibu rumah tangga, Pang Har Tin,mengeluhkan
iritasi mata yang dialaminya. Ia mendatangi National University Hospital (NUH)
untuk mengobati sakitnya.
Dokter memberinya resep obat luar yang harus dioleskan. Resep ditebus, dan dia
menggunakannya di rumah. Setelah salep dioleskan, yang terjadi sungguh di luar
dugaan. Kedua kelopak matanya bersatu dan susah untuk dibuka. Belakangan
diketahui, salep yang diberikan padanya ternyata lem gigi.
Kini wanita 63 tahun ini tengah menjalani pemulihan. NUH meminta maaf dalam
sebuah pernyataan hari Selasa, mengatakan,"Kami sangat menyesal untuk
pengalaman Madam Pang Har Tin yang timbul dari kesalahan kami."
Kasus di atas akan dianalisis berdasarkan kaidah bioetik dasar serta peraturan dan
perundang-undangan di Indonesia mengenai kesehatan dan profesi apoteker
sebagai berikut.
Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau
tidak mematuhi kode etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan
menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang
menanganinya (IAI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Pasal (4) a: Hak konsumen adalah hak atas kenyamanan, keamanan, dan
keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa.
a. Peringatan secara tertulis kepada APA secara tiga kali berturut-turut dengan
tenggang waktu masing – masing dua bulan.
b. Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama – lamanya enam bulan
sejak dikeluarkannya penetapan pembekuan izin apotek. Keputusan
pencabutan SIA disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota dengan tembusan kepada Kepala Dinas Kesehatan
Propinsi dan Menteri Kesehatan RI di Jakarta.
c. Pembekuan izin apotek tersebut dapat dicairkan kembali apabila apotek tersebut
dapat membuktikan bahwa seluruh persyaratan yang ditentukan dalam
keputusan Menteri Kesehatan RI dan Permenkes tersebut telah dipenuhi.
Sanksi pidana berupa denda maupun hukuman penjara diberikan bila terdapat
pelanggaran terhadap :