OLEH:
KELOMPOK 4 3B
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesehatan, kesempatan serta pengetahuan sehingga
makalah keperawataan gawat darurat tentang asuhan keperawatan gawat darurat ini bisa
selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya. Mudah-mudahan
makalah ini yang telah berhasil kami susun ini bisa dengan mudah dipahami oleh siapapun
yang membacanya. Sebelumnya kami meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau
kalimat yang kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta
kritikan yang membangun demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Manifestasi Klinis
D. Patofisiologi
E. Pemeriksaan Diagnostik
F. Penatalaksanaan
G. Asuhan Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Perumusan
1. Untuk mengetahui pengertian sindrom koroner akut
2. Untuk mengetahui etiologi sindrom koroner akut
3. Untuk mengetahui klasifikasi sindrom koroner akut
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis sindrom koroner akut
5. Untuk mengetahui patofisiologi sindrom koroner akut
6. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik sindrom koroner akut
7. Untuk mengetahui penatalaksaan sindrom koroner akut
8. Untuk mengetahui asuhan keperawatan sindrom koroner akut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sindrom koroner akut adalah kejadian kegawatan pada pembuluh darah koroner
(andra, 2006). Sindrom ini juga merupakan suatu fase akut dari angina pektoris tidak stabil
(APTS) yang disertai infark myokardium akut (IMA) gelombang Q dengan peningkatan non
ST atau tanpa gelombang Q dengan peningkatan ST yang terjadi karena adanya trombosis
akibat ruptur flak ateroksklerosis yang tidak stabil (wasid, 2007).
Istilah SKA banyak digunakan saat ini untuk menggambarkan kejadian kegawatan
pada pembuluh darah koroner. SKA merupakan satu sindrom yang terdiri atas beberapa
penyakkoroner yaitu angina tak stabil (unstable angina), infark myokard non elevasi ST,
infark myokard dengan elevasi ST, maupun angina pektoris pasca infark atau pasca tindakan
intervensi koroner perkutan. SKA merupakan keadaan darurat jantung dengan manifestasi
klinis rasa tidak enak di dada atau gejala lain sebagai akibat iskemia myokardium
(Harum,2007).
B. Etiologi
1. Adanya timbunan lemak (ateroklerosis) dalam pembuluh darah akibat konsumsi kolesterol
tinggi
2. Sumbatan (trombosis) oleh sel beku darah (trombus)
3. Vasokontriksi atau penyempitan pembuluh darah akibat kejang yang terus menerus
4. Infeksi pada pembuluh darah
Faktor Resiko
Faktor penting yang mempercepat terjadinya penyakit jantung koroner dan dikenal
sebagai faktor resiko adalah sebagai berikut:
1. Hipertensi, hiperlipedimia
2. Perokok berat
3. Diabetes militus, obesitas
4. Tipe kepribadian A, stress emosi
5. Kurang aktivitas fisik
6. Keturunan
7. Usia
8. Jenis Kelamin
C. Klasifikasi
Wasid, 2007 mengatakan berat atau ringannya SKA menurut Brownwalt (1993) adalah
1. Kelas 1 : Serangan baru, yaitu kurang dari 2 bulan progresif, berat, dengan nyeri pada
waktu istirahat, atau aktivitas sangat ringan, terjadi 2 kali per hari
2. Kelas 2: Sub- akut, yaitu sakit dada antara 48 jam hingga dengan 1 bulan pada waktu
istirahat.
3. Kelas 3: Akut, yakni kurang dari 48 jam.
Secara klinis
1. Kelas A sekunder, dicetuskan oleh hal hal diluar koroner, seperti anemia, infeksi,
demam, hipotensi, tirotoksis, dan hipoksia akibat gagal napas.
2. Kelas B: Primer
3. Kelas C setelah infark (dalam 2 minggu IMA). Belum pernah diobati. Dengan anti
angina (Penghambat beta adrelerjik, nitrat, dan antagonis kalsium). Anti angina dan
litrogliserin intravena.
D. Manifestasi klinis
Gejala sindrom koroner akut berupa keluhan nyeri di tengah dada, seperti rasa
ditekan, rasa di remas- remas, menjalar ke leher, lengan kiri dan kanan, serta ulu hati, rasa
terbakar dengan sesak napas dan keringat dingin dan keluhan nyeri ini terdapat merambat ke
kedua rahang gigi kanan atau kiri,bahu serta punggung. Lebih spesifik, ada 2 yang disertai
kembung pada ulu hati seperti masuk angin atu maaag (Rilantoro, 1996)
1. Terbentuknya trombus yang menyebabkan darah sukar mengalir ke otot jantung daan
daerah yaang di perdarahi menjadi terancam mati
2. Ras nyeri, terjepit, kram,rasa berat atau rasa terbakar di dada( angina)
3. Sesak, muntah atau keringat dingin.
E. Patofisiologi
SKA dimulai dengan adanya fluktur flak arteri koroner, aktivasi kaska de, pembekuan
dan platelet, pembentukan trombus, seta aliran darah koroner yang mendadak berkurang. Hal
ini terjadi pada plak koroner yang kaya lipid dengan fibrous cap yang tipis (vulmerable
plague). Hal ini disebut fase disruksi flak.
Pada fase trombosis akut terjadi proses inflamasi yang melibatkan aktivitas makrofag
dan limfosit sel T, proteinase, dan sitokin, menyokong terjadinya ruptur flak serta trombosis
tersebut. Sel inflamsi tersebut beperan terhadap desparisasi plak melalui perubahan dalaam
anti adesif dan anti koagulan menjadi propoagulan sel endotelial, yang menghasilkan faktor
jaringan monosit sehingga menyebabkan ruptur plak. Fase selanjutnya ialah terjadinya
vasokonstriksi arteri koroner akibat disfunngsi endotel ringan dekat lesi atau respon terhadap
lesi itu. Pada keadaan disfungsi endotel, faktor konstriktor lebih dominan ( yakni endo-telin
tromboksan A2 dan prostaglandin H2 dari pada faktor relaksator ( yakni nitrid oksid dan
proktasikili
F. Pemeriksaaan diagnostik
Wasid ( 2007)mengatakan cara mendiagnostik IMA ada 3 komponen yang harus
ditemukan :
1. Sakit dada.
2. Perubahan EKG berupa gambara stemi/ nstemi Dengan atau tanpa gelombang Q
patologic.
3. Peningkatan enzim jantung.
G. Penatalaksanaan
1. Oksigenasi
Dapat membatasi kekurangan oksigen pada miokard yang mengalami cedera serta
menurunkan beratnya ST Elevasi. Ini dilakukan sampai dengan pasien stabil dengan level
oksigen 2-3 liter dengan nasal kanul.
2. Nitrogliserin (NTG),
Digunakan pada klien yang tidak hipotensi mula-mula secara sublingual (SL) (0,3-0,6
mg), atau spray aerosol, jika sakit dada tetap ada masalah 3x NTG setiap 5 menit dilanjutkan
dengan drip intravena 5-10 μg/menit (jangan lebih 200 μg/menit). Dan tekanan darah sistolik
jangan kurang dari 100 mmHg. Manfaatnya ialah memperbaiki pengiriman oksigen ke
miokard; menurunkan kebutuhan oksigen di miokard; menurunkan beban awal (preload)
sehingga mengubah tegangan dinding ventrikel; dilatasi arteri koron\er besar dan
memperbaiki aliran kolateral; serta menghambat agregasi platelet (masih menjadi pertanyaan)
2. Morfin.
3. Aspirin
Aspirin harus diberikan kepada semua pasien sindrom koroner akut jika tidak ada
kontraindikasi (ulkus gaster, asma bronkial) efeknya ialah menghambat siklooksigenase-1
dalam platelet dan mencegah pembentukan tromboksan-A2. Kedua hal tersebut menyebabkan
agregasi platelet dan konstriksi arterial.
A. Pengkajian
Meliputi :
1. Data dasar tentang info status terkini pasien
2. Pengkajian sistematis berhubungan dengan gambaran gejala : nyeri dada, sulit bernafas
(dispneu), palpitasi, pingsan (sinkop), atau keringat dingin (diaphoresis) Masing-masing 1
3. Pengkajian fisik
4. Tingkat kesadaran
5. Nyeri dada
6. Frekuensi dan irama jantung
7. Bunyi jantung
8. Tekanan darah
9. Denyut nadi perifer
10. Tempat infuse intravena
11. Warna kulit dan suh
12. Paru
13. Nafas pendek
14. Fungsi gastrointestin
15. Status volume cairan
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner, iskemia jaringan jantung
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan hilangnya kontraktilitas
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen akibat iskemia jantung, imobilitas
4. Cemas berhubungan dengan sitiasi yang tidak dapat diperkirakan,takut akan kematian
C. Rencana Tindakan Keperawatan
Pemberian analgesik
a. Tentukan lokasi nyeri,
karakteristik, kualitas, dan
keparahan sebelum pengobatan
b. Berikan obat dengan prinsip 5
benar
c. Cek riwayat alergi obat
d. Libatkan klien dalam pemilihan
analgetik yang akan digunakan
e. Pilih analgetik secar
tepat/kombinasi lebih dari satu
analgetik jika telah diresepkan