Anda di halaman 1dari 19

MENGATASI KESULITAN DALAM BELAJAR FISIKA PADA

PESERTA DIDIK KELAS IPA SMA NEGRI 1 SIDOMULYO

Penulis

Nama : Khoirunisa Widyaningrum

NPM : 1813022021

P.S. : Pendidikan Fisika

Mata Kuliah : Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Yohana Oktaria, S.pd., M.Pd.

Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Bandar Lampung

2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
dan nikmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan pembuatan makalah
yang berjudul Mengatasi Kesulitan dalam Belajar Fisika pada Peserta Didik Kelas
IPA SMA Negri 1 Sidomulyo tepat pada waktunya. Tidak lupa penyusun juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Semoga makalah ini berguna bagi pembaca dan penyusun dalam pemahaman
materi yang penyusun sajikan. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman penyusun, penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan dan penyusunan makalah ini. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
makalah ini. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan baik dari segi penulisan
dan penyusunan isi makalah ini.

Bandar Lampung, 18 Juni 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................................i

Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan ...................................................................................................3
1.4 Manfaat..................................................................................................3
BAB II TEORI
2.1 Pengertian Belajar..................................................................................4
2.2 Pengertian Kesulitan Belajar..................................................................5
2.3 Faktor Penyebab Kesulitan Belajar........................................................6
2.4 Profil SMA Negri 1 Sidomulyo ............................................................7

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Masalah Belajar Fisika..............................................................................8
3.2 Faktor-Faktor kesulitan dalam pembelajaran Fisika..............................9
BAB IV PENUTUP
4.1 Implikasi...............................................................................................12
4.2 Saran.....................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, proses belajar-mengajar adalah salah satu


gerbang ilmu pengetahuan dimana informasi diberikan oleh pendidik dan murid
menerimanya. Dengan konteks pembelajaran ini, guru dengan sadar
merencanakan kegiatan pengajaran secara sistematis dan berpedoman pada
seperangkat atauran dan rancana tentang pendidikan yang dikemas dalam
kurikulum. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuatan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan
kebahagiaan.
Dalam penerimaan informasi itu, tidak semua siswa dapat menerima
secara utuh, ada siswa yang mampu menerima secara gampang dan mudah.
Sedang disisi lain, ada pula siswa yang mengalami kesulitan dalam menerima
maupun memahami materi yang disajikan. Kondisi ini adalah gambaran dinamika
proses belajar-mengajar yang umumnya terjadi. Agar pelaksanaan pendidikan
diindonesia dapat berjalan dengan baik, maka dibutuhkan pendidikan yang
bermutu.
Pendidikan bermutu adalah cita-cita ideal bagi setiap orang yang
menggeluti dunia pendidikan.cita-cita ideal yang sedemikian adalah logis dan
mendasar sebab dengan melahirkan out put bermutu diharapkan lulusan akan
dapat mengemban tugasnya sesuai dengan cita-cita pendidikan dimana ia

4
mendidik. Akan tetapi, setelah melihat kenyataan yang ada secara realitas
membentuk manusia bermutu tidak semudah yang dibayangkan. Karena untuk
membuat sesuatu bermutu tidak hanya terkait satu aspek saja, ianya mencakup
aspek yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Dalam dunia
pendidikan mutu tidak hanya terkait dengan pendidik, tetapi juga aspek lainnya,
misalnya istrumen, lingkungan, bahkan peserta didik itu sendiri dan tidak kalah
pentingnya adalah proses dalam pendidikan.

Agar tercapai tujuan dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai faktor
utama yang wajib dipahami sebelumnya dengan jelas, baik rohani maupun
jasmaninya. Dalam proses belajar mengajar siswa dapat berperan sebagai objek
atau subjek. Dikatakan sebagai objek, karena menjadi sasaran dalam proses
mengajar guru. Dikatakan subyek karena siswa merupakan pelaku dalam proses
pembelajaran yang didalamnya akan membiasakan diri belajar agar terjadi
perubahan pada dirinya baik dalam ranah kognitif, avektif, dan psikomotorik.

Selama ini hambatan yang dialami siswa selama melaksanakan kegiatan


belajarnya. Yang dikejar hanyalah terpenuhinya target KKM dan hasil belajar
maksimal yang paksaan, misalnya sistem belajar drill, tanpa mau tahu bahwa ada
sebagian siswa yang merasa kesulitan dalam belajarnya. Terutama di SMA N 1
Sidomulyo, sekolah yang terletak di kabupaten Lampung Selatan ini pada saat
belajar dalam kelas yang sebagian peserta didik masih ada yang selalu tertinggal
dalam mengerjakan tugas dengan waktu yang ditentukan dan hasil akhir rata-rata
masih dibawah nilai KKM yang ingin dicapai. Beberapa peserta didik memiliki
kemampuan yang masih agar rendah, sehingga dalam belajar fisika masih sangat
kesulitan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan belajar ?

2. Apakah yang dimaksud dengan kesulitan belajar ?

5
3. Bagaimana Profil dari SMA Negri 1 Sidomulyo ?

4. Faktor apa yang mempengaruhi siswa SMA Negri 1 Sidomulyo dalam


pembelajaran Fisika di kelas?

5. Bagaimana upaya untuk mengatasi kesulitan belajar Fisika di SMA Negri


1 Sidomulyo?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui bagaimana kesulitan siswa dalam pembelajaran Fisika


yang terdapat di SMA Negri 1 Sidomulyo
2. Mengetahui Upaya yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kesulitan
pembelajaran fisika di SMA Negri 1 Sidomulyo

1.4 Manfaat

1. Mengetahui kesulitan pembelajaran Fisika oleh siswa pada umumnya


2. Mengetahui Faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kesulitan siswa
dalam mempelajari Fisika di sekolah
3. Mengetahui Upaya untuk memperbaiki kesulitan belajar Fisika yang dialami
siswa pada umumnya

6
BAB II
TEORI

2.1 Pengertian Belajar

Belajar mempunyai banyak definisi, biasanya orang menjawab bahwa belajar adalah:

1. mengetahui sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui,

2. suatu proses dari tidak bisa menjadi bisa,

3. peningkatan pengetahuan dan keterampilan,

4. memperoleh informasi untuk digunakan dalam situasi yang baru, dan

5. mengembangkan intelegensi.

Berdasarkan beberapa ahli mendefinisikan pembelajaran dengan sudut pandang yang


berbeda di antaranya. Penyelenggaraan pembelajaran dan penilaian hasil belajar peserta
didik harus berubah dari pola sebelumnya yang berpusat pada kegiatan guru dan
berorientasi pada materi pelajaran kepola yang lebih berpusat pada kegiatan belajar
peserta didik dan berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup peserta didik.

(Wahab Jufri, 2013: 41).

Sebenarnya hakekat pembelajaran menurut Bruce Weil (1980) dalam Hamruni


(2012: 44-47) terdapat tiga prinsip penting dalam pembelajaran yaitu proses pembelajaran
adalah usaha kreasi lingkungan yang dapat membentuk atau mengubah struktur kognitif
siswa, berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari yang meliputi
pengetahuan fisis, sosial dan logika, serta proses pembelajaran harus melibatkan peran
lingkungan sosial. Dari definisi-definisi di atas dapat kita kategorikan bahwa
pembelajaran mempunyai beberapa dimensi. Belajar diperoleh memalui pengalaman
berupa dimensi pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill/psikomotor), dan nilai

7
(attitudes/value/affektif) dan ditandai dengan proses berpikir, memanfaatkan potensi otak
dan belajar sepanjang hayat.

2.2 Pengertian Kesulitan Belajar

Pada umunya kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai


dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegatan mencapai tujuan, sehingga
memerlukan kegiatan yang lebih giat lagi untuk dapat mengatasi. Kesulitan
belajar dapat diartikan sebagai kondisi dalam proses belajar yang ditandai adanya
hambatanhambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan ini mungkin
disadari dan mungkin dapat tidak disadari dan dapat bersifat sosiologis, psikologis
atau pun psiologis dalam keseluruhan proses belajarnya. Orang yang mengalami
hambatan dalam proses mencapai hasil belajarnya akan mendapat hasil dibawah
yang semestinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Allan O.Rpss: “A learning
difficulty represent a dicrepency beetwen a child’s estimated and his actual level
of academeic performance.

Kesulitan belajar memiliki pengertian yang luas dan kedalamannya termasuk


pengertianpengertian seperti:
1. Learning disorder (ketergangguan belajar) adalah keadaan dimana proses
belajar mereka terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan. Pada
dasarnya orang yang mengalami gangguan belajar proses belajarnya yang
terganggu atau terhambat dengan adanya respon-respon yang bertentangan.
Dengan demikian hasil belajar yang akan dicapai lebih rendah dari potensi yang
dimiliki.
2. Learning disabilities (ketidakmampuan belajar) adalah ketidakmampuan
seseorang siswa yang mengacu kepada gejala dimana siswa tidak mampu
memehami materi yang disampaikan guru, sehingga hasil belajarnya dibawah
potensi intelektual.
3. Learning disfintion (ketidakfungsian belajar) menunjukkan gejala dimana
proses belajar tidak berfungsi dengan baik meskipun ada dasarnya tidak ada
tandatanda subnormalitas mental, gangguan alat indra dan gangguan-gangguan
psikologis lainnya.

8
4. Slow learner (lambat belajar) adalah siswa yang lambat dalam proses belajar
sehingga membutuhkan waktu yang lebih banyak dibanding dengan siswasiswa
yang lain yang memiliki taraf potensi intelektual yang sama.

2.3 Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya kesulitan


belajar yang dialami oleh siswa, Muhibbin Syah menyatakan bahwa secara garis
besar faktor kesulitan belajar terdiri atas dua macam, yakni faktor intern siswa
adalah hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul dari dalam diri siswa sendiri
dan faktor ekstern siswa adalah hal-hal atau keadaan yang datang dari luar diri
siswa, dari kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan yaitu sebagai
berikut:
1.Faktor intern siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik
siswa, yaitu terdiri dari tiga hal pertama yang bersifat kognitif (ranah cipta) antara
lain rendahnya kapasitas intelektual/inteligensi siswa. Kedua, yang bersifat afektif
(ranah rasa) antara lain seperti labilnya emosi dan sikap. Ketiga, yang bersifat
psikomotorik (ranah karsa) antara lain seperti terganggunya alat-alat indera
penglihatan dan pendengar (mata dan telinga)
2.Faktorn ekstern siswa
Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar
yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini meliputi
lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Selain
kedua faktor itu adapula faktor-faktor yang menimbulkan kesulitan belajar siswa,
salah satu faktor khusus ini adalah sindrom psikologis berupa learning disability
(ketidakmampuan belajar). Sindrom yang berarti kesatuan gejala yang muncul
sebagai indikator keabnormalan psikis yang menimbulkan kesulitan belajar itu
terdiri atas disleksia yakni ketidakmampuan belajar membaca, disgrafia yakni
ketidakmampuan belajar menulis, dan diskalkulia yakni ketidakmampuan belajar
matematika.

9
Kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa dapat terjadi
karena berbagai faktor yang terdapat dalam diri siswa atau diluar diri siswa, faktor
tersebut akan terlihat secara langsung berdasarkan karakteristik yang muncul
dalam diri siswa. Namun, ada beberapa faktor penyebab kesulitan belajar siswa
yang tidak dapat terlihat secara langsung apabila kita tidak melakukan analisis
terhadap siswa yang bersangkutan. Kirk dan Gallagher mengemukakan empat
faktor penyebab kesulitan belajar yaitu sebagai berikut:

1. Faktor kondisi fisik, kondisi fisik yang tidak menunjang anak belajar seperti
kurang penglihatan dan pendengaran, kurang dalam orientasi dan terlalu aktif
2. Faktor lingkungan, faktor lingkungan yang tidak menunjang anak dalam belajar
adalah keadaan keluarga, masyarakat, dan pengajaran di sekolah yang tidak
memadai
3. Faktor motivasi dan sikap, kurang motivasi belajar dapat menyebabkan anak
kurang percaya diri dan menimbulkan perasaan negative
terhadap sekolah
4. Faktor psikologis, kurang persepsi, ketidakmampuan kognitif dan lamban
dalam bahasa semuanya dapat menyebabkan terjadinya kesulitan dalam bidang
akademik

2.4 Profil SMA Negri 1 Sidomulyo, Lampung Selatan

SMA Negri 1 Sidomulyo Merupakan salah satu sekolah menengah yang


berada di Lampung Selatan, provinsi Lampung. Sekolah berlokasikan di Jl. Muria
No. 101, Sidomulyo, Seloretno, Lampung Selatan, Kabupaten Lampung Selatan,
Lampung 35353, Indonesia. Sekolah ini menyediakan berbagai fasilitas penunjang
pendidikan bagi anak didiknya. Terdapat guru-guru dengan kualitas terbaik yang
kompeten dibidangnya, kegiatan penunjang pembelajaran seperti ekstrakurikuler
(ekskul), organisasi siswa, komunitas belajar, tim olahraga, dan perpustakaan
sehingga siswa dapat belajar secara maksimal. Proses belajar dibuat senyaman
mungkin bagi murid dan siswa.

10
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Masalah Belajar Fisika

Dalam proses belajar pasti terdapat banyak masalah. Masalah biasanya sulit
untuk diselesaikan. Masalah timbul karena adanya gap antara kenyataan dengan
harapan. Dapat saja guru berharap siswa memperoleh hasil yang memuaskan
dalam tes hasil belajar fisika. Namun kenyataannya nilai fisika siswa masih
rendah. Rendahnya nilai fisika pada suatu ujian itu merupakan masalah yang
harus dipecahkan guru. Masalah tidak akan terselesaikan hanya dengan saling
menuduh. Masalah dapat saja terjadi pada guru atau terjadi pada siswa atau
bahkan guru dan siswa yang bermasalah atau lingkungan di antaranya seperti
media, situasi kelas, manajemen kelas, atau pihak luar seperti orang tua,
lingkungan masyarakat.

Pada kenyataan banyak masyarakat cenderung menyalahkan guru. Dengan


alih-alih bagaimanapun tugas seorang guru adalah mendidik sehingga jika ada
peserta didik yang belum memenuhi standar, maka dianggap guru tersebut tidak
berkompeten dalam mendidik anak. Dengan alasan tersebut akhirnya pemerintah
mengadakan banyak pelatihan untuk guru. Lebih parah lagi pelatihan yang sering
digelar bukan bagaimana guru diajarkan bagaimana guru meneliti tentang
psikologi pendidikan siswa, melainkan lebih banyak latihan membuat perangkat
pembelajaran atau cara mengajar yang baik. Hal inilah yang menyebabkan
pentingnya mengetahui masalah lebih detail, bukan hanya dari luarnya saja.
Sebenarnya anggapan kesalahan terletak pada guru tidak sepenuhnya betul, karena

11
ada faktor intern dari siswa yang sebenarnya harus digali secara mendalam dan
memerlukan cara-cara khusus sehingga dapat memecahkan permasalahan.

3.2 Faktor-Faktor Kesulitan dalam Pembelajaran Fisika

Faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik sangat berperan penting,


maka dapat lebih lanjut diketahui terkait faktor kesulitan belajar pada peserta
didik baik dari faktor internal dan ekternal. Terkait kesulitan belajar salah satunya
adalah perhatian peserta didik dalam proses pembelajaran.
 Faktor-Faktor Kesulitan dalam Pembelajaran Fisika di SMA Negri 1
Sidomulyo

Dari hasil pengamatan dalam mengikuti proses pembelajarn peserta didik


dikelas IPA SMA Negri 1 Sidomulyo, penulis menemukan ada beberapa yang
perhatiannya terhadap mata pelajaran fisika masih kurang. Hal ini terjadi terutama
pada peserta didik yang posisi duduknya paling belakang termasuk salah satu
peserta didik yang menjadi subjek penulisan. Berikut merupakan paparan masalah
pembelajaran fisika salah satu siswa di SMA Negri 1 Sidomulyo dan upaya-upaya
guru dalam mengatasi kesulitan belajar peserta didik :

1. Cara mengajar gurunya.

Dalam hal ini responden mengaku metode yang digunakan oleh gurunya
kurang efektif, dimana dalam aktivitas mengajar sang guru membuat suatu
olimpiade. Sehingga terjadi persaingan murid dalam mendapatkan nilai saat
KBM. Sang guru hanya menilai yang aktif, sehingga menurut responden, siswa
yang aktif menjadi tambah aktif, dan siswa yang pasif menjadi tambah pasif.
Anak yang kurang aktif ini akan tertinggal dari teman-temannya. Yang perlu
responden lakukan adalah mengubah pola berpikirnya. Jadikan adanya olimpiade
itu sebagai motivasi ekstrinsik bagi dirinya, sehingga dirinya terdorong untuk
bersaing dengan teman-temannya.

12
2. Materi fisika terlalu rumit dan kesulitan dalam mengitung secara matematis
terutama dalam rumus.

Menurut responden hampir semua materi fisika susah, contohnya materi


tentang lensa. Karena banyak rumus, dia hanya mencoba menghafal tahap-
tahapnya. Menurutnya, lebih mudah memahami materi dan melakukan praktek
lapangan dibanding menghafal rumus. Memang tidak ada proses belajar yang
dikatakan mudah, apalagi belajar fisika yang materinya sangat banyak.

Ubahlah gaya belajar yang selama ini dilakukan, dan cobalah untuk
membuat mind map dari setiap materi untuk lebih mudah dipahami. Beranikan
diri untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami kepada guru maupun teman
sebaya. Janganlah memandang rumus sebagai sesuatu yang menakutkan,
anggaplah rumus-rumus tersebut merupakan sebuah petualangan yang menarik
untuk ditelusuri. Janganlah terlalu mengandalkan hafalan rumus, tapi cobalah
untuk memahami konsepnya. Rajinlah berlatih dalam menjawab soal seakan-akan
kita haus akan soal-soal, dan bayangakn jika soal-soal itu berisi puzzle-puzzle
yang menunggu untuk dipecahkan. Ingatlah, bahwa bisa karena terbiasa.

3. Sulit beradaptasi

Seperti yang telah diketahui bahwa responden baru saja bertransformasi


dari siswa SMP ke siswa SMA, tentunya banyak hal yang harus ia sesuaikan
terutama dalam belajar fisika yang lebih mendalam.

Suatu adaptasi memang mutlak diperlukan terhadap lingkungan baru,


apalagi saat memasuki jenjang baru di SMA. Kita diharapkan bisa bertransformasi
dari siswa SMP ke siswa SMA yang tentunya memiliki atmosfir yang berbeda.
Untuk dapat beradaptasi dengan baik, kita perlu mengenali lingkungan yang baru,
teman baru, guru baru, materi baru, dll.

Kemudian kita mengamati bagaimana sifat-sifat dari teman dan guru, cara
penyampaian materi oleh guru, dll. Selanjutnya menyatulah dengan lingkungan
baru dengan cara membentuk relasi dan ubahlah gaya belajar kita ketika SMP

13
apabila sudah tidak cocok lagi jika kita terapkan di SMA. Kemudian buat diri kita
senyaman mungkin dengan lingkungan baru.

4. Masih ragu-ragu dalam mengungkapkan pendapat karena takut salah dan malu

Dirinya mengakui bahwa masih ada rasa ragu-ragu dalam mengungkapkan


pendapat, karena dia menganggap bahwa jika jawabannya salah maka dirinya
akan merasa malu apalagi saat menjawab pertanyaan yang diajukan guru.

Responden perlu meningkatkan rasa percaya dirinya untuk bisa berani


mengungkapkan pendapat. Percayalah bahwa orang lain akan menghargai
pendapat kita walaupun pendapat tersebut salah menurut mereka. Timbul rasa
malu memang wajar, tapi dari rasa malu itu kita akan belajar banyak hal.
Berlatihlah berbicara didepan banyak orang. Jangan ragu-ragu jika pendapat kita
mempunyai dasar yang jelas, apalagi fisika itu merupakan ilmu pasti.

14
BAB IV
PENUTUP

4.1 Implikasi

SMA Negri 1 Sidomulyo merupakan sekolah yang menyediakan fasilitas


belajar yang baik dan menunjang pembelajaran. Namun, pada prakteknya masih
banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran. Hal ini
terjadi dikarnakan pada hakikatnya proses belajar-mengajar adalah salah satu
interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam menyalurkan ilmu pengetahuan
dimana informasi diberikan oleh pendidik dan murid menerimanya. Sehingga
dalam kasus ini faktor internal lebih mendominasi terjadinya kesulitan belajar
oleh siswa. Masalah pembelajaran fisika di SMA Negri 1 Sidomulyo adalah
sebagai berikut :
1. Cara mengajar gurunya.

2. Materi fisika terlalu rumit dan kesulitan dalam mengitung secara matematis
terutama dalam rumus.

3. Sulit beradaptasi

4. Masih ragu-ragu dalam mengungkapkan pendapat karena takut salah dan malu

4.2 Saran

Siswa yang mengalami masalah belajar di SMA Negri 1 Sidomulyo,


Lampung Selatan perlu mendapatkan bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut
yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Guru seharusnya

15
dapat melakukan beberapa upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa, yaitu
sebagai berikut: (a) pengajaran perbaikan, (b) kegiatan pengayaan, (c)
peningkatan motivasi belajar, dan (d) pengembangan sikap dan kebiasaan belajar
yang efektif. Sehingga nantinya dapat memajukan kualitas pembelajaran terutama
di SMA N 1 Sidomulyo Lampung Selatan.

16
BIODATA PENULIS

Nama Lengkap : Khoirunisa Widyaningrum

NPM / Kelas : 1813022021 / A

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Tempat, Tanggal Lahir : Kalianda, 10 Januari 2001

Alamat Rumah : Sidomulyo, Lampung Selatan

17
DAFTAR PUSTAKA

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Azwar, Saifuddin. 1996. Pengantar psikologi intelejensi. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Drs. Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta:PT


Rineka Cipta.

Fauzi, Danang try. 2012. Faktor-faktor kesulitan belajar matematika kelas VI MI


YAPPI MULUSAN PALIAN GUNUNG KIDUL. Skripsi, Jurusan
Pendidikan guru Madrasah Ibtidayah Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan.
UniversitasIslam Negri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Freedman, hugh D. Young and Roger A. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh.


Bandung: Erlangga 2001

Hamalik, Oemar. 2005. Metode belajar dan kesulitan-kesulitan belajar. Bandung:


Tarsito.

18
LAMPIRAN

 Mengapa Anda memilih topik KTI tersebut?

Jawab :

Alasan memilih topik ini dikarnakan saya terinspirasi dari pengalaman saya
belajar dan menempuh pendidikan di SMAN 1 Sidomulyo. Dari hal tersebut saya
berniat untuk mencari cara agar kesulitan belajar yang dialami peserta didik pada
pelajaran Fisika ini dapat teratasi.

 Jelaskan Manfaat pentingnya topik KTI tersebut bagi Anda calon Guru!

Jawab :

KTI ini penting terutama untuk para calon Guru Fisika yang kelak akan
mengajari anak didiknya, karna pada umumnya anak didik tidak semua memiliki
kemampuan yang sama. Misalnya seperti tidak semua anak didik memiliki
kecerdasan dalam hal menghitung.

 Jelaskan Kelebihan atau Keunggulan topik yang Anda analisis!

Jawab :

Kelebihan nya adalah topik ini dapat membangun semangat para Guru dan
juga orangtua agar mau untuk memperbaiki hal-hal yang kurang dalam proses
pembelajaran baik di lingkungan sekolah oleh guru ataupun di lingkungan rumah
oleh orangtua, sehingga kedua aspek ini dapat saling membantu meningkatkan
hasil pembelajaran yang diberikan Guru dan yang diterima Peserta Didik secara
maksimal, serta dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di Indonesia.

19

Anda mungkin juga menyukai